PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Turyani NIM: KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011

2 PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon) Oleh : TURYANI Nomor Pokok : KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011

3 ABSTRAK TURYANI : Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Terhadap Kemampuan Operasi Hitung Aljabar Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon Operasi hitung mungkin tak asing lagi dengan dunia matematika karena matematika merupakan mata pelajaran yang dikenal dengan menghitung. Setiap siswa pasti pernah merasakan dalam menyelesaikan masalah, baik masalah itu susah maupun mudah dan dalam menyelesaikan pun berbeda-beda. Matematika dianggap sulit dan membosankan oleh beberapa siswa, sementara metode pembelajaran yang diterapkan oleh sebagian guru cenderung masih didominasi oleh guru sebagai sumber informasi dan tugas siswa hanya mencatat sehingga suasana belajar menjadi membosankan dan metode ceramah masih merupakan metode utama dalam pembelajaran. Dengan kata lain, diperlukan suatu metode selain pembelajaran biasa (metode ceramah) yang dapat membuat pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan. Metode kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengakaitkan antara materi pembelajarn dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini dilatarbelakangi dari kerangka pemikiran bahwa metode pembelajaran ikut mempengaruhi kemampuan operasi hitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peningkatan kemampuan operasi hitung aljabar, seberapa besar peningkatannya, serta bagaimana respon siswa yang pembelajarannya dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kontekstual Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al- Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon tahun ajaran 2010/2011 yang sampelnya dipilih secara acak yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data melalui hasil angket dan pemberian post-tes. Instrumen penelitian berupa angket dan tes (soal pilihan ganda), sebelum digunakan untuk instrumen penelitian yaitu tes terlebih dahulu diujicobakan ke salah satu kelas yang bukan sampel tetapi sudah mendapatkan materi tersebut sebelumnya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat analisis, korelasi, regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan operasi hitung aljabar kelas eksperimen lebih baik setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan metode kontekstual mengalami kenaikan rata-rata hasil tes sebesar 72,85. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji analisis regresi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,749, serta sebesar 56,1%, berpengaruh terhadap kemampuan operasi hitung aljabar sedangkan sisanya 25,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Karena nilai R 2 hampir mendekati 1 yaitu 0,749 maka persamaan regresi: Ŷ 0,833X cenderung sangat baik dalam menerangkan model.

4 PERSETUJUAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON Oleh: TURYANI NIM Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Drs. Aris Suherman, M.Pd Hj. Indah Nursuprianah, M.Si NIP NIP

5 PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU- CIREBON oleh TURYANI, NIM , setelah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada hari Kamis tanggal 27 Januari Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Sidang Munaqosah, Jurusan Tadris Matematika Cirebon,27 Januari 2011 Ketua Sekretaris TOHERI, S. Si, M. Pd NIP Reza Oktiana Akbar, M.Pd NIP Penguji I Penguji II TOHERI, S. Si, M. Pd NIP HADI KUSMANTO, M. Si NIP...

6 NOTA DINAS KepadaYth Dekan Fakultas Tarbiyah Iain Syekh Nurjati Cirebon Di Cirebon Assalum alaikum Wr. Wb Setelah melakukan bimbingan, telaah dan korelasi terhadap penulisan skripai di atas: Nama : TURYANI NIM : Judul : PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut di atas sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqosakan. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Cirebon, Desember 2010 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Aris Suherman, M.Pd Hj. Indah Nursuprianah, M.Si NIP NIP

7 PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI Bismillaahirrahmaanirrahiim Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan kepada saya dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dan ada klaim terhadap keaslian karya saya. Cirebon, Desember 2010 Yang membuat pernyataan, TURYANI NIM

8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Alamat Rumah Nama : Turyani Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 13 Desember 1986 Pekerjaan : Mahasiswi S1 Jurusan : Pendidikan Matematika Fakultas : Tarbiyah Asal Kampus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon Telepon : tyani28@gmail.com : Ds. Penpen Blok Simacan RT 01 RW 02 Kec. Mundu Kab. Cirebon Pengalaman Pendidikan 1. SDN 1 Sinarancang lulus tahun MTs Manbaul Hikmah Pon-Pest Gedongan lulus tahun MA Manbaul Hikmah Pon-Pest Gedongan lulus tahun 2006 Pengalaman Mengajar Pengajar di Madrasah Diniyah Sinarancang Pengajar di SDN 1 Sinarancang Pengajar di TPA Al-Istiqomah Sinarancang

9 Saat matahari muncul menandai hari bersejarah ini, kulihat semuanya sangat indah Ibu Kasih sayangmu, kerja kerasmu, cucuran keringatmu, tangismu, langkahmu, dan do a dalam setiap sujudmu selama ini, kini terbukti dengan lulusnya ananda. Walau kadang aku sering mengecewakanmu. Don t sad Mam! Ayah Kerja kerasmu, cucuran keringatmu, langkahmu, dan do a dalam setiap sujudmu selama ini, kini terbukti dengan lulusnya ananda. Walau kadang aku sering mengecewakanmu. Don t sad Mam! Adik-adiku Dukungan dan hiburan kalian selama ini mampu membuatku tegar dalam menjalani kehidupan ini,. Thanks banget buat adikku INEZZ, nok Aas and dede yang selama ini selalu menghibur dalam menyelesaikan skripsi ini Para 2 boys (Z -1 & M.U and 2 girls (D-She & Mumy) Kehadiran kalian di dunia ini selalu membuatku tertawa riang dan selalu semangat!!!! Teman-teman matematika C. Canda tawa kita selama 4 tahun ini tertuang dalam memory terindahku, semoga setelah kita lulus dari gerbang IAIN ini, kita bisa menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Amiin For my big family, I love U so much!!!

10 MOTTO HIDUP Kekayaan itu... Bukan diukur dengan banyaknya harta benda, Tetapi... kekayaan yang sesungguhnya ialah terletak pada hati atau ketenangan jiwa. (Hadist Nabi Muhammad. SAW)

11 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T., karena berkat, kehendak, dan izinnyalah skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bantuan yang diberikan dan semoga Allah S.W.T. memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Pada kesempatan ini, penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Maksum Mukhtar, MA., Pgs. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2. Bapak Prof. DR. H. Abdul Latief, M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 3. Bapak Toheri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 4. Bapak Drs. Aris Suherman, M.Pd., pembimbing I, yang telah banyak mencurahkan perhatiannya pada proses penyelesaian skripsi ini mulai dari ide awal penelitian sampai proses akhir skripsi. 5. Ibu Indah Nursuprianah, M.Si., pembimbing II yang telah mencurahan perhatian dalam bentuk diskusi kritis serta dorongan untuk memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. i

12 6. Bapak Yahya, M.Ag., Kepala Sekolah Mts Al-Ikhlas Setupatok yang telah memberikan izin atas diperbolehkannya penelitian. 7. Bapak Syayuti S.Pd., guru pamong kelas VIII B yang telah banyak membantu Penulis pada pelaksanaan penelitian, memberikan dorongan, masukan berharga, serta sejumlah referensi untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Orang tuaku, my mother, my father. Terimakasih untuk semua kasih sayang yang dicurahkan untukku. 9. Teman-teman seperjuangan jurusan Matematika 3 yang selalu mendukung dan memberikan bantuan khususnya Ibu Desy, Jahwan Rosadi, Ibu Ikah, M.U dan Mumy 10. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah kalian berikan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Semoga Allah S.W.T. senantiasa melimpahkan rahmat dan pertolongan kepada kita semua, amin. Cirebon, November 2010 Penulis ii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... hal i ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... vi vii viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Masalah... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Kerangka Pemikiran... 7 F. Hipotesis Penelitian BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Pembelajaran B. Operasi Bentuk Aljabar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Metode Dan Desain Penelitian iii

14 D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskritif Data B. Analisis Data C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

15 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Sebaran Populasi Tabel 3.3 Desain Penelitian Tabel 3.4 Klasifikasi Koefesien Validitas Tabel 3.5 Klasifikasi Koefesien Reliabilitas Tabel 3.6 Klasifikasi Koefesien Daya Pembeda Tabel 3.7 Klasifikasi Koefesien Indeks Kesukaran Tabel 3.8 Skor Penilaian Angket Tabel 3.9 Perhitungan Uji Validitas Tabel 3.10 Perhitungan Uji Reliabilitas Tabel 3.11 Perhitungan Uji Daya Pembeda Tabel 3.12 Perhitungan Uji Indeks Kesukaran Tabel 4.1 Klasifikasi Hasil Post Test Kelas Eksperimen Tabel 4.2 Klasifikasi Angket Kelas Eksperimen Tabel 4.3 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r v

16 DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK BAGAN Bagan. 1.1 Kerangka Pemikiran... 8 GRAFIK Grafik Data Post Test Kelas Eksperimen Grafik Pola Pikir Siswa Grafik Hasil Uji Homogenitas Grafik Anova vi

17 DAFTAR LAMPIRAN Silabus RPP Kisi-Kisi Tes Instrumen Kisi-Kisi Angket Soal Instrumen Kunci Jawaban Instrumen Soal Post Test Kunci Jawaban Post Test Lembaran Jawaban Angket Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen Hasil Post Test kelas Eksperimen Data Respon Siswa dan Hasil Test Siswa vii

18 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan suatu negara dan bangsa bisa terwujud manakala dilihat dari kualitas suatu pendidikan yang ada, sebab, pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang bisa mengupayakan maju mundurnya nilai suatu bangsa. Di samping itu pula, pendidikan merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh negara, demi tercapainya kelangsungan hidup bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu dasar manusia sebagai suatu kebutuhan dasar, pendidikan itulah haruslah sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa system pelayanan, organisasi serta pelaksanaan pelayanan itu haruslah sedikit mungkin dengan msayarakat. Oleh karena itu, pendidikan sangat pengaruh terhadap berkembang atau tidaknya suatu individu atau masyarakat. Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Dan tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijungjung tinggi oleh seseorang. Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normative, maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normative. 1

19 2 Matematika merupakan salah satu pendidikan yang ikut berperan dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah. Matematika merupakan cabang ilmu eksak yang dikenal oleh siswa merupakan pendidikan yang membosankan, yang sulit bahkan dianggap sebagai musuh bagi mereka. Pendidikan matematika itu mencangkup beberapa ilmu-ilmu, diantara lain yaitu tentang aljabar. Pada aljabar ini matematika membahas tentang beberapa pokok masalah-masalah diantara lain tentang operasi aljabar. Siswa sebagai peserta didik di dalam proses pendidikan adalah individu. Aktivitas, proses dan hasil perkembangan pendidikan peserta didik dipengaruhi oleh karakteristrik siswa sebagai individu. Sebagai individu siswa memiliki keunikkan sendiri-sendiri, kedua dia selalu berada dalam proses perkembangan yang bersifat dinamis. Dalam setiap tahap perkembangan, ada keragaman kecepatan aspek perkembangan. Pada masa tertentu perkembangan aspek fisik-motorik lebih menonjol, pada masa lainnya aspek intelektual, sosial, moral dan lain-lainnya yang lebih nampak. Tiap individu memiliki pola, kecenderungan dan dinamika perkembangan sendiri-sendiri. Ada pola-pola umum atau kecenderungan-kencederungan perkembangan yang hampir sama dari perkembangan individu, tetapi secara lebih spesifik rinci, tiap perkembangan individu memperlihatkan pola, kecepatan dan dinamika perkembangan sendir-sendiri.(nana Syaodih Sukmadinata ) 2

20 3 Pada dasarnya operasi hitung mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena operasi hitung sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tetapi kenyataanya di lapangan masih banyak siswa yang belum bisa memahami operasi hitung sehingga pola pikir mereka belum berkembang pada operasi aljabar di MTs Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu pada kelas VIII B masih terbilang rendah. Kurangnya pemahaman pola pikir siswa dipicu oleh perilaku negatif seperti mengganggu teman, tertidur pada proses pembelajaran dan kurangnya latihan soal. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman pola pikir khususnya materi operasi aljabar. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pola pikir siswa pada materi operasi hitung aljabar pada siswa MTs. Pemahaman dan peningkatan pola pikir ini berupa kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip dan skiil. Peneliti melakukan penelitian di MTs Al-Ikhlas Setupatok. Penelitian ini akan diuji pengaruh operasi hitung aljabar terhadap pola pikir siswa. Pada penelitian ini diharapkan adanya suatu peningkatan pola pikir siswa setelah siswa memahami operasi hitung khususnya pada operasi hitung aljabar dalam proses pembelajaran di kelas tersebut. 3

21 4 B. Perumusan Masalah Dalam rumusan masalah ini penulis membagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Identifikasi Masalah a. Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah materi matematika b. Jenis masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. c. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. 2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari keragua-raguan dalam kesalahpahaman dalam masalah yang akan dibahas, penulis memberi pembatasan masalah, yaitu a. Operasi hitung aljabar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam bentuk aljabar. b. Metode kontekstual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajarn dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. c. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon tahun ajaran 2010/2011 4

22 5 3. Pertanyaan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah maka masalah penelitian dipertajam dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika? 2. Seberapa besar kemampuan operasi hitung aljabar siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakankan metode pembelajaran kontekstual? 3. Seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar? C. Tujuan Penelitian Usaha yang dilakukan oleh manusia tak lepas dari tujuan yang hendak dicapai, karena tujuan merupakan pedoman untuk berbuat dan sebagai jalan dalam rangka menentukan arah yang tepat dalam mencapai citi-cita. Demikian halnya dengan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika. 2. Untuk mengkaji seberapa besar kemampuan operasi hitung aljabar siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakankan metode pembelajaran kontekstual. 3. Untuk mengkaji seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar 5

23 6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti Menerapkan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang jarang diterapkan oleh guru matematika pada umumnya sehingga dapat mengetahui bentuk kesulitan selama proses pembelajaran serta dapat mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik dari sebelumnya. 2) Siswa Meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. 3) Guru Proses pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi tidak membosankan serta meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pembelajaran matematika. 4) Sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan pada kualitas pendidikan sekolah. 6

24 7 E. Kerangka Pemikiran Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang diperolehnya kebiasan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru sebagai pola-pola respon yang baru yang membentuk keterampilan dan kecakapan. Dimana tempat dan ruangan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan pun dan kepada siapa saja. Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar. Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh individu karena refleks. Untuk menghindari diri dari bahaya atau gangguan-gangguan tertentu, individu melakukan gerakan-gerakan refleks, seperti mengedipkan mata, menarik tangan dari sengatan api, meloncat bila akan jatuh dan lain-lainnya. Bentuk perbuatan belajar yang cukup kompleks dan menurut penggunaan kemampuan berpikir yang cukup tinggi adalah pemecahan masalah. Dalam kehidupannya individu manusia selalu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkannya. Sebenarnya melalui usaha pemecahan masalah inilah manusia mampu berkembang lebih cepat dan lebih tinggi dari makhluk lainnya. Manusia mampu memecahkan masalahmasalahyang dihadapinya karena ia memilki kemampuan berpikir, yaitu kemampuan untuk menggunakan rasio atau intelek. Bahwasannya keberhasilan pendidikan merupakan tujuan bagi semua pihak. Begitu pula dengan pendidikan dari pembelajaran matematika. Namun sebagian orang masih menganggap bahwa matematika sebagai pelajaran yang 7

25 8 sulit dan membosankan. Bahkan tak jarang siswa lebih memilih bolos pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika tak lepas dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Aljabar juga merupakan ilmu matematika yang membahas tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kerangka pemikiran penelitian tersebut dapat digambarkan dengan bagan berikut ini : Proses Pembelajaran Guru INTERAKSI Siswa Menyampaikan materi Menerima materi Metode kontekstual Pola Pikir Siswa Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran 8

26 9 Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya kemampuan operasi aljabar dalam mata pelajaran matematika. Namun pada kenyataan pembelajaran matematika sering kali terhambat karena siswa kurang memiliki penguasaan operasi aljabar. Pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Keterangan: X : Y Penggunaan Metode Kontekstual : Kemampuan Operasi Hitung Aljabar : Garis yang menunjukan pengaruh antara variabel X dengan Y 9

27 10 F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat dikatakan sebagai dugaan sementara yang kemungkinan benar atau kemungkinan juga salah. Arikunto (2006: 71) menyatakan, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan belum relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008 : 96). Hipotesis juga menjadi kendali bagi seorang peneliti agar arah penelitian sesuai dengan tujuan penelitiannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. Ha = Terdapat pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. 10

28 11 BAB II LANDASAN TEORITIS A. METODE PEMBELAJARAN 1. Pengertian Metode Pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi siswa. Saloah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008: 147) meng emukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menerapakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penerapan metode pembelajaran. Penerapan metode yang tepat

29 12 dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sudjana (2002: 76) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan perkataan lain, proses pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif antara guru yang mencipatakan suasana belajar dan siswa yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut. Oleh sebab itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengimplementasikan rencana yang sudah tersusun dalam kegiatan nyata pada saat berlangsungnya pengajaran.

30 13 2. Metode Kontekstual Siswa sebagai yang potensial tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan guru dan masyarakat sekiranya ada kemungkinan perkembangannya terhambat oleh sikap guru dan kondisi masyarakat. Dengan demikian keberhasilan murid itu ditentukan oleh guru, masyarakat dan siswa itu sendiri. Namun sumbangsih guru dalam proses belajar mengajar jugasangat besar dimana guru memiliki tanggung jawab untuk dapat menyampaikan tugasnya menjadi seorang guru salah satunya dalam penyampain materi. Bagaimana guru dapat menyampaikan materi sehingga dapat difahami oleh siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan suatu strategi, metode atau pendekatan dalam mengajar. Ruseffendi (2005:240) mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pangajaran atau materi pengajaran. Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran yang dilakukan seperti pendekatan CBSA ( cara belajar siswa aktif), pemecahan masalah, induktif, deduktif, laboratorium dan terpadu. Pendekatan ini bukan merupakan strategi belajar-mengajar, juga bukan metode mengajar. Tetapi dipilihnya suatu pedekatan seperti CBSA menyebabkan kita harusmemilih strategi/metode belajar mengajar tertentu sehingga CBSA itu berjalan sebagai mana mestinya.

31 14 Metode kontekstual salah satu pengembangan pembelajaran yang ada didalam CBSA karena didalam pendekatan kontekstual menekankan cara belajar siswa aktif. 1. Pendekatan kontekstual Masnur Muslich (2008:41) mengatakan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini merupakan pendekatan dari pembelajaran CBSA karena didalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pendekatan kontekstual landasan filosofinya adalah kontruktivisme (Masnur Muslich, 2008:41) yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya.

32 15 Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok. Nurhadi dalam Masnur Muslich (2008:41) menyata kan bahwa pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Proses pembelajaran dalam pendekatan kontekstual ini berlangsung alamiah dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami, tidak hanya mentransfer dan mengkopi dari guru. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada dalam dunia nyata. Siswa tidak belajar dalam proses seketika, tetapi diperoleh sedikit demi sedikit. Kemajuan diukur dari proses, kinerja dan produk, berbasis pada prinsip authentic assesment. Peran guru dalam pembelajaran kontekstual adalah sebagai pengarah dan pembimbing (M achrus, 2008:72) artinya guru bukanlah salah satunya sumber belajar yang harus selalu ditiru dan segala ucapan dan tindakannya tidak selalu benar maka siswa dalam pembelajaran kontruktifisme diharapkan selalu aktif, kreatif dan kritis. 2. Karakteristik pembelajaran kontekstual Menurut Masnur Muslich (2008:42) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karekteristik sebagai berikut:

33 16 a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang alamiah (learning in real life setting). b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas bermakna (meaningful learning). c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing). d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi saling mengoreksi antar teman (learning by group). e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antar satu dengan yang lain secara mendalam ( learning toknow each other deeply). f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama ( learning to ask, to inquiry, to work together). g. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity). Beberapa strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual (Masnur Muslich, 2008:50) antara lain:

34 17 1) Pembelajaran berbaris masalah Sebelum proses belajar mengajar dimulai, siswa terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena, kemudian siswa disuruh mencatat permasalahan-permasalahan yang mucul. Setelah itu, guru merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka. 2) Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan diberbagai konteks lingkungan siswa antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Tujuan penugasan ini adalah untuk memberikan bagi siswa untuk belajar diluar kelas. Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 3) Memberikan aktifitas kelompok Aktifitas belajar dalam kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain.guru dapat menyusun

35 18 kelompok terdiri dari tiga,lima maupun delapan siswa sesuai dengan tingkat kesulitan pengajaran. 4) Membuat aktivitas mandiri Siswa mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan sedikit bantuan dari guru, supaya dapat melakukanya, siswa harus lebih memperhatikan bagaimana mereke memproses infromasi, menerapkan strategi pemecahan masalah dan menggunakan pengetahuanyang telah mereka peroleh. 5) Membuat aktivita belajar bekerja sama dengan masyarakat Sekolah dapat melakukan kerjasama dengan orang tua siswa yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi guru tamu. Hal ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman belajar secara langsung dimana siswa dapat termotivasi untuk mengajukan pertanyaan. 6) Menerapkan penilaian autentik Penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Menurut Johnson dalam Masnur Muslich ( 2008: 52 ) penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar. Adapun

36 19 penilaian yang dilakukan guru adalah bisa dengan portopolio, tugas kelompok, demostrasi ataupun laporan tertulis. Pendekatan kontestual memiliki tujuh komponen utama, sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontestual jika menerapkan ketujuh komponen tersbut ada dalam pembelajarannya. Adapun tujuh komponen CTL tersebut, sebagaimana yang ditulis oleh Nurhadi ( 2002: 10 ) adalah sebagai berikut: a. Kontruktivisme ( Contrukctivisme ) Kontruktivisme merupakan landasan berpikir ( filosofi ) pendekatan Conteectuak Teaching Learning ( CTL ),yaitu pengetahuan dibangun oleh meuasia sedikit demi sedikit,pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siaa diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengaetahuan itu dan memaknainya melalui pengalaman nyata. Dalam pandangan kontruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan sebrapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi bukan membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.

37 20 b. Menemukan ( Inquiry ) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi dasil dari menemukan sendiri, guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan. c. Bertanya ( Question ) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk menduga, mengira dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya merupakan bagian pentingdalam melaksanakan pembelajaran berbasis inquiri yaitu meggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarakan pola aspek yang belum diketahuinya. Bertanya dapat dilakukan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. d. Masyarakat belajar ( Learning Community ) Konsep inimenyarakan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain dengan cara sharing antar teman, berkelompok dan antara yang sudah kepada yang belum tahu, kelompok-kelompok belajar dibentuk dengan anggota yang heterogen, masyarakat belajar dapat terjadi jika ada proses komunikasi dua arah

38 21 e. Pemodelan ( Modeling ) Pemodelan adalah sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga dan sebagainya atau guru memberikan contoh cara mengerjkan sesuatu. Dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana belajar. Dapat disimpulkan yaitu segala sesuatu yang dapat ditiru dan didemostrasikan di dalam kelas. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual guru bukan satusatunya model, model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. f. Refleksi ( Reflecting ) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang harus dipelajari atau berfikir ke belakang tetang apa yang sudah kita lakukan dimasa lampau. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru. Guru hanya membantu siswa menghubungkan pengethuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. g. Penilaian Autentik ( Authentic Assessment ) Assessment adalah proses pemgumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

39 22 Assessment dilakukan bersama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajarn. Assessment menekankan pada proses pembelajaran karena itu data yang dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan pada saat melakukan proses pembelajaran. Data yang diambil dari kegiatan siswa baik di adalam kelas maupun di luar kelas, itulah yang disebut data autentuk. Penenilaian autentik menilai penegtahuan dan keterampilan (performansi yang diperoleh siswa. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran di kelas dengan situasi kehidupan nyata yang dialami oleh siswa. Komponen CTL meliputi kontruktivisme (Contructinisme), penemuan (inquiry), bertanya (Question), masyarakat belajar ( Learning Community), pemodelan (Modeling) refleksi (Reflecting) dan penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment) 3. Langkah-langkah pembelajaran kontestual. Pembelajaran dengan pendekatan kontestual ini terdapat lima langkah dalam pembelajaran, Zahorik (Masnur Muslich, 2008:52) yaitu: a. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada b. Memperoleh pengetahuan yang baru c. Pemahaman pengetahuan

40 23 d. Mempraktikan pengetahuan dari pengalaman tersebut e. Melakukan refleksi. Langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran dengan menggunakan kontekstual meliputi empat tahapan, ( yaitu : 1. Tahap Invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik tentang kehidupan sehari-hari, melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi, dengan pendapat yang mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tadi. 2. Tahap Eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki, dan menemukan konsep, melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan berdiskusi tentang masalah yang ia bahas. Tahap ini akan memenuhi rasa ingin tahu siswa tentang fenomena kehidupan nyata dari lingkungan sekitarnya.

41 24 3. Tahap Penjelasan dan Solusi, pada saat siswa memberikan penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, dan membuat rangkuman serta ringkasan hasil pekerjaannya. 4. Tahap Pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun secara berkelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah. 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kontekstual a. Kelebihan metode kontekstual 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

42 25 dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. b. Kekurangan metode kontekstual 1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang

43 26 ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. B. OPERASI BENTUK ALJABAR 1. Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya Perhatikan ilustrasi berikut: Banyak boneka Rika 5 lebihnya dari boneka suci dinyataka dengan x maka banyak boneka Suci dinyatakan dengan x + 5. Jika boneka Suci sebanyak 4 buah boneka Suci sebanyak 9 buah. Bentuk seperti (x + 5) disebut bentuk aljabar. Bentuk alajabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Selanjutnya pada suatu aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis dan suku tak sejenis. Adapun agar lebih jelas mengenai unsur-unsur pada bentuk aljabar, ( Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008: 80) sebagai berikut: a. Variabel, Konstanta dan Faktor Perhatikan bentuk alajabar 5x + 3y + 8x 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambanga pengganti suatu bilangan yang belum

44 27 diketahui nilainya dengan jelas. Variabel biasanya dilambangnkan dengan huruf kecil a, b, c,...,z. Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar diatas disbut konstanta. Konstanta adalah suku bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p x q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a. Pada bentuk aljabar diatas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 x atau 5x = 1 5x. Jadi faktor-faktor dari 5x adalah 1. Adapun yang dimaksud dengan koefesien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Suku sejenis dan Suku Tak Sejenis a) Suku adalah variabel beserta koefesiennya atau konstanta ada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a 2, -4xy,... c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a 2 4, 3x 2 + 4x,... d) Suku tiga adalah bentuk alajabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.

45 28 Contoh: 2x 2 + x 1, 3x + y xy,... Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.contoh:5x dan - 2x,3a 2 dan a 2,y dan 4y,... Suku-suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-maisng variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan -3x 2,-x 2 dan y,... ( Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, Hal 81) 2. Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar 1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefesien pada suku-suku yang sejenis. Contoh: -4ax + 7ax = ( )ax = 3ax 2. Perkalian (Agus Aris Subagyo, 2003: 139) Perlu diingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a (b + c) = (a x b ) + (a x c) dan sifat distributif terhadap pengurangan, yaitu a x (b c) = (a x b) (a x c), untuk setipa bilangan bulat a, b dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.

46 29 a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut: k(ax) = kax k(ax + b) = kax + kb Contoh: 4(p + q) = 4p + 4q 5(ax + by) = 5ax + 5by b. Perkalian antara dua bentuk aljabar Perhatikan perkalian antara bentuk aljabar suku dua dengan suku dua berikut: (ax + b ) (cx + d) = xa cx + ax d + b cx + b d = acx 2 + (ad + bc)x +bd Selain dengan skema seperti diatas, untuk mengalikan bentuk aljabar suku dua dengan suku dua dapat menggunakan sifat distributif seperti berikut: (ax + b) (cx + d) = ax (cx + d) + b (cx +d) = ax cx + ax d + b cx + b d = acx 2 + adx + bcx + bd = acx 2 + (ad + bc)x + bd Adapun pada perkalian bentk aljabar suku dua dengan suku tiga berlaku sebagai berikut: (ax + b) (cx 2 + dx + e) = ax cx 2 + ax dx + ax e + b cx 2 + b dx + b e

47 30 = acx 3 + adx 2 + aex + bcx 2 + bdx + be = acx 3 + (ad + bc)x 2 + (ae + bd)x +be 3. Perpangkatan Operasi perpengkatan diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Jadi untuk sebarang bilangan bulat a, berlaku = Hal ini juga berlaku pada perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefesien suku ditentukan menurut segitiga Pascal. 1. Suku Sejenis (ab) 2 = ab ab = a 2 b 2 2. Suku Tidak Sejenis (a + b) = (a + b) (a + b) = a 2 + ab + ab + b 2 = a 2 + 2ab + b 2 (a b) = (a b) (a b) = a 2 ab ab + b 2 = a 2-2ab + b 2 4. Pembagian Hasil bagi bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bnetuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya. (Endang Retno Wulan, 2005.)

48 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ikhlas Setupatok. MTs Al-Ikhlas Setupatok didirikan pada tahun Pertama kali didirikan proses kegiatan belajar mnegajarnya masih menggunakan gedung milik desa. Kemudian pada tahun 2005 sudah menggunakan gedung sendiri hingga saat sekarang. Peneliti memilih sekolah tersebut karena letak sekolah yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga proses penelitian dapat lebih efektif dan efisien, selain itu juga karena sekolah ini sebagai tempat wa peneliti mengajar setiap harinya, sehingga peneliti tidak memerlukan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak tanggal 17 Oktober 2010 sampai 17 Desember Tahapan kegiatan penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Kegiatan Oktober November Desember Perizinan dan pembuatan SK 2 Uji Coba Instrumen

49 32 3 Eksperimen Mengajar 4 Post tes 5 Pengumpulan Data 6 Penglolahan Data B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002:6) mengatakan populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin hasil, penghitugan maupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Setupatok Mundu tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 130 yang tersebar dalam 3 kelas, secara rinci jumlah siswa tiap kelas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Sebaran Populasi Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon Tahun Ajaran 2010/2011 No Nama Jumlah Kelas Lelaki Perempuan Seluruhnya 1 VIII A VIII B VIII C Sumber : Dok. MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon Ajaran 2010/2011

50 33 2. Sampel Menurut Arikunto (2006:13) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.pengambilan sampel ini dilakukan secara acak (random sampling) dengan menerapkan teknik random sampling, yaitu mengambil sample secara acak sebanyak 1 kelas dari 3 kelas yang dianggap homogen. Sampel yang terpilih kelas VIII B yang berjumlah 46 siswa sebagai kelas eksperimen dengan komposisi kelas terdiri dari 19 orang lelaki dan 25 orang perempuan. C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006: 149), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh operasi hitung terhadap pola pikir dalam penyelesaian masalah operasi aljabar. Maka metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode kontekstual pada kelas eksperimen. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data yang akan diolah berhubungan dengan nilai atau angkaangka yang dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan perhitungan statistika.

51 34 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah One-Shot Case Study. Adapun desain penelitiannya digambarkan dengan hubungan sebagai berikut: Tabel 3.3 Desain penelitian Perlakuan Post-test Kelompok eksperimen X 1 O 1 Keterangan: O 1 : Pemberian post-test X 1 : Perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan metode kontekstual Desain ini menunjukkan bahwa terdapat kelas eksperimen yaitu: kelas VIII B sebagai kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan metode kontekstual). Dalam penelitian ini, tes akhir (post-test) yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran atau setelah diterapkan treatmen D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, maka diperlukan teknik dalam mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah:

52 35 a) Sebelum mengadakan proses pembelajaran penulis mengadakan uji instrumen. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengukur kevalidan instrumen. b) Setelah pembelajaran dilaksanakan, penulis melakukan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen. Tes akhir ini diberikan untuk mengetahui kemajuan atau peningkatan pola pikir siswa pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan. E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, maka diperlukan instrumen penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah tes (multiple choice) dan angket (kuesioner). 1. Tes Arikunto (2006 : 150) menjelaskan bahwa: tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelas.

53 36 Jenis tes yang digunakan untuk mengukur pola pikir pada penelitian ini adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice test) sebanyak 25 item soal dengan 4 pilihan jawaban Teknik tes dalam penelitian ini terdiri dari post-test. Post-test (tes akhir) adalah serangkaian soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran dengan perlakuan atau treatment berlangsung. Dengan demikian, pola pikir siswa dapat dilihat rata-rata nilai tes pada akhir pembelajaran ( post-test) sehingga dapat diketahui pengaruh operasi hitung terhadap pola pikir dalam penyelesaian masalah operasi aljbar dengan menggunakan metode kontekstual di kelas VIII Berikut ini adalah perhitungan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006;168). Menurut Russefendi, (1993 : 132) suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelas tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur, derajat ketetapannya besar, validitasnya tinggi. Validitas suatu instrumen berkaitan dengan untuk apa instrumen itu dibuat. Hal ini sejalan dengan Arikunto (2006:168) menyatakan bahwa suatu instrumen yang valid atau sahih

54 37 mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto (2009:72), bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk kevalidan instrumen ialah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu : r xy = ( )( ) ( ( ) )( ( ) ) Keterangan : r xy : Koefisien korelasi (koefisien validitas). N : Jumlah Subjek. ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). ΣX 2 : Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY : Jumlah skor total. ΣY 2 : Jumlah kuadrat skor total. Selanjutnya digunakan kriteria pengklasifikasian validitas (Arikunto,2009:75) untuk mengetahui derajat validitasnya. Kriteria tersebut ialah sebagai berikut: Tabel 3.4 Klafisikasi koefesein validitas Koefesien Validitas Kriteria 0,80 < rxy 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy 0,40 Validitas Rendah 0,00 < rxy 0,20 Validitas sangat rendah

55 38 Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan terhadap 46 siswa kelas IX MTs Al-Ikhlas Setupatok diperoleh validitas instrumen tes nomor 1 r xy = 0,477 kemudian dibandingkan dengan r xy tabel pada interval kepercayaan 95% dengan n = 46 yaitu sebesar 0,291. Tiap item soal yang nilai r xy r xy tabel, dinyatakan valid, sedangkan r xy < r xy tabel dinyatakan tidak valid. Pada soal nomor 1, r xy r xy tabel maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Perhitungan untuk mengetahui validitas tes dapat dilihat pada lampiran halaman 94. b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai pengambil data. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama berulang-ulang hasilnya relatif sama. Menurut Suharsimi (2006 :178) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipecaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas pada tes evaluasi adalah metode belah dua atau split-half method dengan pembelahan ganjilgenap. Rumus tersebut adalah :

56 39 = Keterangan : = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan (Suharsimi, 2009 : 93) Sanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.5 Klafisikasi koefesein Reliabilitas Koefesien Reliabilitas Kriteria 0,80 < rxy 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < rxy 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < rxy 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < rxy 0,40 Reliabilitas Rendah 0,00 < rxy 0,20 Reliabilitas sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh harga reliabilitas tes uji coba instrumen sebesar r = 0,79. Dengan demikian interpretasi tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas tinggi. Adapun untuk mengetahui perhitungan-perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 96.

57 40 c. Daya Pembeda Menurut Arikunto (2009:211), Day a pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah), Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda (Arikunto, 2009:213) adalah sebagai berikut: = = Keterangan: D : Daya pembeda. AJ : Banyaknya peserta kelas atas. BJ : Banyaknya peserta kelas bawah. AB : Banyaknya kelas atas yang menjawab soal dengan benar. Klasifikasi untuk interpretasi daya pembeda adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:218): Tabel 3.7 Klafisikasi Daya Pembeda Daya Pembeda (D) Kriteria 0,00 < D 0,20 Jelek 0,20 < D 0,40 Cukup 0,40 < D 0,70 Baik 0,70 < D I,00 Baik Sekali Berdasarkan hasil perhitungan item soal pada perhitungan daya beda soal nomer 1 diperoleh D = 0, , apabila dikonsultaskan dengan ketentuan daya beda, maka soal no.1

58 41 berada diklasifikasi soal dengan D 0,00 sampai 0,20 sehingga soal nomer 1 dinyatakan baik.data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 99. d. Indeks Kesukaran Untuk mengetahui soal baik atau tidak, perlu diketahui pula mudah atau sukarnya. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal (Arikunto, 2009:208) adalah sebagai berikut: P = Keterangan : P : Indeks Kesukaran. B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Selanjutnya Indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan menurut Arikunto (2009 :210), yaitu sebagai berikut: Tabel 3.6 Klafisikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (P) Kriteria 0,00 < P 0,30 Soal Sukar 0,30 < P 0,70 Soal Sedang 0,70 < P 1,00 Soal Mudah

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN KELOMPOK KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS A. Pembelajaran Matematika Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs. NU 08 Gemuh Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiono (2007:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO 1 Barokah Widuroyekti 2 Pramonoadi Penanggung Jawab Wilayah PW Bojonegoro

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan diajukan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang 0 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang diinginkan. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (008 :

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DAN KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL (STUDI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HADI GIRIKUSUMA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI POKOK DAUR HIDUP BEBERAPA HEWAN PESERTA DIDIK KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH BAHRUL ULUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Pengertian Pembelajaran Kontekstual 1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini di laksanakan pada tangan 3 maret sampai 10 maret 2014 dengan jumlah pertemuan sebanyak empat kali, dalam melakukan penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian "Efektivitas Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam PAI yang Berorientasi pada Pendidikan Nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kontekstual a. Pengertian Kontekstual CTL bukanlah singkatan dari Catat Tinggal Lungo (bahasa Jawa) atau mencatat ditinggal pergi. Artinya seorang guru memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENGARUH METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MI I ANATUSSHIBYAN MANGKANG KULON KELAS V SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes 30 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian eksperimen yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol.

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol. 109 BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Setelah dilakukakan analisis penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan pengaruh penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS E-KOMIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LIMIT FUNGSI PADA SISWA KELAS XI JURUSAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MA MANBAUL ULUM PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Metro pada tahun 04. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

Lebih terperinci

Oleh: KHOLIDAH NIM:

Oleh: KHOLIDAH NIM: EFEKTIVITAS PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK GERAK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GENAP MTs

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM: STUDI KOMPARASI ANTARA METODE PEER LESSONS DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU MATERI POKOK STRUKTUR PERMUKAAN BUMI SISWA KELAS IX MTs DARUL ULUM DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Oleh : STUDI EKSPERIMEN ANTARA PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ DENGAN GALLERY WALK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi EFEKTIVITAS STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE AND REVIEW) BERKOMBINASI MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI MTs NU

Lebih terperinci

DIAH NURUL FEBRIYANTI NIM:

DIAH NURUL FEBRIYANTI NIM: EFEKTIVITAS METODE SMALL GROUP DISCUSSION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DAN BENDA LANGIT PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 DI MI MIFTAHUL

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN CONTEXTUAL LEARNING DENGAN QUANTUM LEARNING BERBASIS MEDIA LINGKUNGAN DALAM MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 SEMARANG

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT) PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI KAMPUS II SURADE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISUSUN : UJANG ARISMAN (063101211061) DIANA SUCI R (063101211056) MUHAMAD PUAD S (063101211063) Pengertian Contextual

Lebih terperinci

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs KAPETAKAN CIREBON SKRIPSI

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs KAPETAKAN CIREBON SKRIPSI PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs KAPETAKAN CIREBON SKRIPSI SAYYIMATUL HOTIMAH NIM 58450992 JURUSAN TADRIS MATEMATIKA - FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU BATEALIT JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK GERAK LURUS KELAS VII

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi, pengumpulan, penyusunan dan penganalisisan serta penginterpretasian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TEKNIK PRAKTEK JUAL BELI TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA MEMAHAMI AKUNTANSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UM METRO Heri Supranoto Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaaan metode eksperimen ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII MTs NU 01 CEPIRING KENDAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG Linda Purwanti SMP Negeri 6 Lubuk Basung Abstrak. Tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (STUDI KOMPARASI ATAS HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI MAN KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh :

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM DIDUKUNG MEDIA KARTU ANGKA TERHADAP KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL PECAHAN KELAS III SDN NGADIREJO 3 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Pada arena balap mobil, sebuah mobil balap mampu melaju dengan kecepatan (x + 10) km/jam selama 0,5 jam. Berapakah kecepatannya jika jarak yang ditempuh mobil tersebut 00

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi kesimpulan penelitian.

Lebih terperinci

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa 36 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK karangan argumentasi berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 1 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses penelitian, karena metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan media pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian SMA NU 01 Hasyim Asy ari Tarub merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di kecamatan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen. Fungsi metode ini sama seperti metode True Eksperimen, yaitu digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PRETEST Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/I Alokasi Waktu : 60 Menit

KISI-KISI SOAL PRETEST Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/I Alokasi Waktu : 60 Menit LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-Kisi Soal KISI-KISI SOAL PRETEST Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/I Alokasi Waktu : 60 Menit Standar Kompetensi : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Sugiyono (2008:5) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER I MATERI POKOK TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NUMERASI KIMIA DI MA AL HADI MRANGGEN KABUPATEN

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL CORE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK SEGIEMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NUDIA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA KOMPUTER BENTUK POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS VIII MTs NU 09 GEMUH KENDAL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WEBLOG TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WEBLOG TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WEBLOG TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII MTs NEGERI PECANGAAN DI BAWU JEPARA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci