BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan judul dalam latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan yang akan dicapai, sasaran, serta cara / metode yang digunakan dalam penyusunan laporan. Terdiri atas beberapa sub bab antara lain adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, dan metode penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG Anak-anak adalah generasi yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Untuk itu anakanak perlu dipersiapkan sedini mungkin. Salah satu cara untuk membentuk karakter anak adalah dengan memberikan pendidikan baik dari segi formal dan informal diluar sekolah. Pendidikan karakter anak secara informal dapat dilakukan melalui keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan karakter seseorang seharusnya dilakukan sejak usia dini. Hal ini berkaitan dengan usia golden age atau masa keemasan anak, yaitu usia 0-9 tahun. Dalam masa ini, otak anak mulai berkembang secara optimal dan menyerap hal-hal yang dipelajari disekitarnya. Perkembangan karakter anak harus seimbang yang didapat dari pendidikan formal dan non 1

2 formal. Untuk membentuk karakter anak yang baik maka harus diperhatikan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik pada anak dari usia dini. Perkembangan kognitif adalah tumbuh berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, dan pada perkembangan afektif adalah pada tumbuh berkembangnya karakter dan kepribadian, sedangkan perkembangan psikomotorik adalah perkembangan keterampilan vokasional dan perilaku anak. Menurut Kemendiknas (2010:5) Karakter anak/siswa yang juga sangat penting untuk dikembangkan adalah kemampuan dalam memperoleh informasi atau data, memahami, mengelola dan memanfaatkannya agar dapat menjawab tantangan dan memecahkan persolana yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini termasuk termasuk perkembangan kreatifitas anak. Menurut Munandar (1988:39), kreatifitas pada anak nampak dari kecenderungan ingin mengenal dirinya, menjajaki lingkunganya, menemukan sesuatu, membuat yang baru, membentuk dengan cara-carany yang unik dan kreatif. Pribadi yang kreatif tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan perkembangan secara berangsur-angsur dan tumbuh dengan menghadapi masalah-masalah dan mampu menyelesaikannya secara kreatif. Pengalaman-pengalaman yang beragam baik daam proses belajar maupun dalam proses bermain, rekreasi, kegiatan seni dan lainnya yang menunjang perkembangan karakter anak yang kreatif. Proses perkembangan kreatif pada anak dapat dilatih baik dari pendidikan formal disekolah maupun pada pendidikan nonformal diuar sekolah melalui keluarga ataupun pada lingkungan sekitarnya. Proses kreatif yang ada dilingkungan sekitar antara lain adalah dari kegiatan bermain, kegiatan rekreasi, kegiatan seni dan kegiatan lainnya. Menurut Depdiknas (2007) proses pendidikan pada anak didasarkan pada beberapa prinsip antara lain 1) kegiatan belajar untuk pembentukan karakter dilakukan dengan bermain. Dengan bermain akan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi interaksi dengan lingkungan,2) Kegiatan dapat merangsang munculnya kretivitas dan inovasi, 3) menyediakan lingkungan yang dapat mendukung proses belajar. Lingkungan harus diciptakan menjadi lingkungan yang menarik dan menyenangkan bagi anak selama mereka bermain. Proses perkembangan anak yang dilakukan dengan proses belajar dan bermain dapat dilakukan melalui permainan tradisional maupun jenis permainan modern. Setiap permainan baik permainan modern maupun permainan tradisional masing-masing memiliki nilai positif dan nilai negative. 2

3 Menurut Taro (1999) permainan tradisional merupakan suatu aktivitas budaya dalam bentuk permainan dengan unsur unsur gerak, seni, sosial, dan budaya. Sebagai aktivitas budaya, permainan tradisional memperkukuh nilai-nilai budaya yang dapat merangsang kearah pembaharuan yang kreatif. Permainan tradisional yaitu permainan yang diciptakan bersama-sama dan juga diwariskan secara bersama-sama. Saat ini, perkembangan permainan sangat pesat, terlebih dengan adanya teknologiteknologi baru sehingga bermunculan permainan yang lebih modern. Hal ini yang menjadi penyebab kurangnya minat terhadap permainan tradisional. Hal lain yang menjadi penyebab lainnya adalah kurangnya waktu dan bimbingan keluarga dan orangtua untuk menemani anak bermaian dan memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka, sehingga saat ini permainan tradisional sudah banyak yang ditinggalkan, bahkan sudah jarang generasi saat ini yang mengenal lagi jenis permainan tradisional Bali. Melihat keberadaan permainan tradisional Bali yang semakin kurang diminati, pemerintah daerah melakukan suatu tindakan pelestarian dengan memperkenalkan permainan tradisional baik di tingkat TK maupun SD. Siswa TK dan SD diajarkan beberapa permainan tradisional Bali yang masuk ke dalam pelajaran olahraga ataupun muatan lokal, sehingga menjadi olahraga tradisional atau ektrakulikuler kesenian. Usaha pelestarian permainan tradisional tersebut dirasa belum cukup untuk mencegah terjadinya kepunahan terhadap permainan tradisional di Bali. Karena hanya diperkenalkan untuk siswa TK dan SD, permainan tradisional tidak banyak diketahui oleh masyarakat maupun para remaja. Kurangnya nara sumber mengenai berbagai jenis permainan tradisional Bali semakin menambah terpuruknya keberadaan permainan tradisional Bali tersebut. Beberapa upaya untuk mengangkat kembali permainan tradisional Bali ketengah-tengah masyarakat salah satunya adalah dengan diadakannya kegiatan yang berkaitan dengan permainan tradisional seperti Festival Permainan Tradisional Anak yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan dilaksanakan setiap tahun diseluruh Indonesia, dan Festival Permainan Anak Bali bertajuk Festival Rare Bali yang diprakarsai oleh beberapa seniman Bali yang diikuti oleh siswa SD dan SMP se Kota Denpasar. Festival ini dapat dikatakan masih 3

4 sangat diminati oleh masyarakat dilihat dari banyaknya jumlah kunjungan masyarakat selama acara berlangsung. Beberapa kegiatan lain juga dilaksanakan oleh beberapa pihak baik yang rutin dilakukan setiap tahun atau hanya beberapa kali yang berkaitan dengan pelestarian permainan tradisional Bali antara lain acara meplayanan yang dilaksanakan oleh Bali Blogger Community (BBC) pada bulan November 2014, kegiatan Workshop Olimpiade Permainan & Pendidikan Tradisional Bali (OmPimPa) yang dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Rotaract Club of Denpasar (RCD) & Pemkot Denpasar yang melibatkan perwakilan guru dan murid SD seluruh kota Denpasar. Upaya pelestarian permainan tradisional Bali ini juga dilakukan dengan adanya kelompok kelompok bermain yang mengajarkan tentang Permainan tradisional (meplalian).salah satu sanggar bermain anak yang memiliki eksistensi cukup lama adalah Sanggar Kukuruyuk Denpasar. Sanggar ini dibina oleh bapak Made Taro yang berdiri dari tahun 1979, dan hingga saat ini sudah menamatkan ±1.800 anak. Sanggar ini bekerjasama dengan beberapa sekolah dasar di Kota Denpasar untuk memperkenalkan permainan tradisonal kepada anak-anak. Kegiatan sanggar kukuruyuk ini dimasukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian. Upaya pelestarian yang telah dilakukan saat ini lebih terfokus pada pengenalan dan mengangkat kembali permainan tradisional yang ada di daerah. Permainan tradisional yang ada di daerah Bali sendiri memiliki sekitar ±250 jenis permainan tradisional yang tersebar di berbagai kabupaten di Bali. Jenis permainan tradisional ini hanya sebagian kecil yang masih diingat oleh masyarakat. Oleh karena itu upaya untuk menggali kembali dan memperkenalkan kepada masyarakat mulai digalakkan kembali. Hal ini diprakarsai oleh bapak Made Taro yang sudah mulai mengumpulkan, mendokumentasikan jenis permainan tradisional Bali mulai tahun 1979 hingga saat ini. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pelestarian permainan tradisional Bali saat ini belum diimbangi dengan adanya fasilitas yang mampu mewadahi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Belum tersedianya fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan tersebut dilihat dari pemilihan tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut masih berpindah-pindah, masih menggunakan fasilitas taman terbuka atau gedung yang dapat digunakan. 4

5 Belum adanya wadah atau tempat yang mempu mewadahi kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut menjadi peluang untuk merancang atau merencanakan suatu fasilitas yang dapat menjadi tempat bermain sekaligus sebagai tempat pelestarian khusus permainan tradisional Bali. Fasilitas ini merupakan tempat bermain anak-anak khususnya untuk permainan tradisonal Bali di kota Denpasar. Diharapkan tempat ini dapat menjadi tempat yang memperkenalkan, serta mengajarkan kembali permainan tradisional Bali kepada anak-anak di kota Denpasar dan daerah Bali pada umumnya. Selain itu Fasilitas Tempat Bermain anak-anak khusus permainan tradisional Bali ini diharapkan dapat mewadahi kegiatan atau event-event yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta dan masyarakat yang berkaitan dengan permainan tradisional Bali. Fungsi lain yang direncanakan pada fasilitas ini adalah selain tempat bermain, fasilitas ini dapat menjadi sumber informasi, dan pusat pelestarian permainan tradisional Bali di kota Denpasar. Kegiatan pelestarian ini diwadahi dalam fasilitas museum dan workshop yang disediakan. Museum ini disediakan untuk mengenal permainan-permainan yang sudah mulai hilang, sedangkan workshop disediakan sebagai fasilitas tambahan untuk memberikan informasi serta untuk merekonstruksi kembali alat-alat permainan tradisional Bali. Perencanaan fasilitas tempat bermain anak-anak khusus permainan tradisional ini diharapkan dapat menjadi salah satu tujuan wisata hiburan dan pendidikan bagi masyarakat kota Denpasar khususnya dan daerah Bali pada umumnya. Untuk anak-anak dapat menjadi tempat bermain dan belajar, sedangkan untuk orang dewasa dapat menjadi tempat wisata dan tempat bernostalgia mengenang masa lalu bermain permainan tradisional Bali. 5

6 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka untuk mewujudkan Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar dapat dirumuskan permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut. Permasalahan tersebut, adalah : 1. Apa yang menjadi spesifikasi dari proyek Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar ini? 2. Bagaimana program perancangan untuk Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar ini? 3. Apa yang menjadi Konsep dan tema perancangan Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar ini? 1.3 TUJUAN DA N SASARAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan sasaran dari pembuatan laporan seminar Tugas Akhir yang berjudul Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar ini adalah : A. Tujuan 1. Untuk menentukan spesifikasi dari proyek Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar. 2. Untuk menentukan program perancangan untuk Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar. 3. Untuk menentukan Konsep dan tema perancangan Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar yang akan digunakan. B. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah untuk dapat menyusun suatu landasan konseptual perancangan dan perencanaan Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar, yang nantinya dapat ditransformasikan ke dalam perancangan fisik bangunan pada tahap selanjutnya yaitu pada studio tugas akhir. 6

7 1.4 METODE PERANCANGAN Metode penelitian yang digunakan pada penyusunan laporan seminar tugas Akhir ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpulan. (Marzuki, 2000) Teknik Pengumpulan Data Dalam Pengumpulan data, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain : 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya. Data primer ini diperoleh melalui : a. Teknik Wawancara Teknik wawancara atau Tanya jawab dilakukan dengan wawancara langsung kepada nara sumber yang erat hubungannya dengan Permainan Tradisional Bali yaitu bapak Made Taro. b. Teknik Observasi Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang berkaitan dengan Taman Permainan Tradisional Bali. Pada tahap observasi ini pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan kelapangan pada sanggar kukuruyuk Denpasar yang berlokasi di SDN 8 Dauh Puri Denpasar. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mendapatkan lokasi tapak yang sesuai dan data fisik yang sesuai untuk dibangunnya Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar. 2. Data Sekunder adalah merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya. Dalam hal ini penulis sebagai pemakai dari data yang telah ada. Data sekunder ini diperoleh dari : a. Studi literatur yaitu pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan judul Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar. b. Internet yaitu melakukan pengamatan pada objek atau fasilitas yang memiliki kemiripan atau pada objek yang berkaitan dengan Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan 7

8 Tradisional Bali di Denpasar. Pengumpulan data dilakukan melalui media internet dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada, penataan ruang dalamnya, pengaturan fungsi-fungsi ruangnya dan lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan nantinya. Data yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki oleh Komunitas Hong yang ada di Bandung, dan Kampoeng Jurank Doank yang berada di Jakarta Selatan Teknik Analisis Data Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu konsep yang nantinya akan digunakan dalam perancangan. Dalam analisis data ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1. Teknik Analisis Kualitatif Menganalisis data mengenai pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan serta fasilitas Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar dan lingkup pelayanan maupun sistem pengelolaanya dengan cara mendeskripsikan data dan membuat diagramatik seperti menyimpulkan beberapa tinjauan proyek sejenis. 2. Teknik Analisis Kuantitatif Menganalisis data dengan cara menentukan luasan ruang baik dari setiap fungsi yang dibutuhkan pada Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar dan memprediksi jumlah civitas sesuai proyeksi proyek yang di studi. 8

9 1.4.3 Teknik Penarikan Kesimpulan Dalam melakukan penarikan kesimpulan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu antara lain : 1. Induktif Dilakukan dengan melihat masalah dari makro ke mikro (dari yang bersifat umum ke khusus), hal ini diaplikasikan, misalnya di dalam langkah awal yakni ketika akan melakukan tahapan pencarian data-data tahapan perkembangan usia anak, jenis permainan tradisional diawali melalui studi pemahaman tentang Jenis Permainan Tradisional dan karakteristik permainan tradisional Bali lebih lanjut yang akan disimpulkan menjadi spesifikasi umum dan spesifikasi khusus proyek. 2. Deduktif Dilakukan dengan melihat masalah dari mikro ke makro (dari yang bersifat khusus ke umum), hal ini diaplikasikan misalnya dalam pembuatan konsep perancangan bangunan yang dibuat sedetail dan sejelas mungkin, namun tetap mengacu kepada tujuan umumnya, yakni Tempat Bermain Anak-anak khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar. 9