I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya disertai dengan kesadaran

Transkripsi

1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya disertai dengan kesadaran akan gizi mengakibatkan meningkatnya permintaan produk ternak sebagai sumber protein hewani. Kebutuhan protein hewani yang terus meningkat khususnya yang berasal dari ternak unggas menyebabkan permintaan daging dan telur terus bertambah. Salah satu hewan ternak yang dikembangakan dan mempunyai potensi cukup besaruntuk pemenuhan kebutuhan tersebut yaitu puyuh Malon. Puyuh Malon memiliki bobot tubuh yang lebih besar dari puyuh jepang dan memiliki perdagingan yang sangat baik sehingga sangat potensial dijadikan puyuh pedaging. Daging puyuh yang berkualitas akan didapatkan dengan manajemen pemeliharaan yang baik. Faktor yang berpengaruh dalam menunjang keberhasilan pemeliharaan diantaranya ransum. Peternak puyuh biasanya menggunakan ransum komersial karena dalam ransum tersebut telah mengandung zat zat nutrisi yang sesuai kebutuhan. Ransum komersial secara umum menggunakan feed additive bertujuan untuk mendapatkan performa ternak yang optimal. Salah satu jenis feed additive yang digunakan merupakan antibiotik. Antibiotik banyak digunakan untuk memacu pertumbuhan yang optimal dan mencegah terjadinya infeksi atau penyakit terhadap ternak. Sejak tahun 2018, pemerintah melarangkan adanya ransum komersial menggunakan antibiotik sebagaimana tercantum dalam permentan no 14 tahun 2017 bahwa untuk penggunaan feed additive berupa antibiotik yang dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan residu dalam produk yang dihasilkan sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia. Pemberian feed additive alami merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi terjadinya residu antibiotik. Salah satu alternatif feed additive yang dapat digunakan dan aman bagi ternak puyuh adalah tepung buah mengkudu (Morinda Citrifolia Linn.).

2 2 Tepung buah mengkudu berasal dari buah mengkudu ( Morinda Citrifolia Linn.), yang merupakan tanaman tropis dengan tinggi pohon mencapai 4 6 meter dan sangat mudah ditemukan di Indonesia. Ketersediaan yang melimpah dapat dijadikan peluang untuk memanfaatkan buah mengkudu sebagai bahan imbuhan penyusun ransum ternak puyuh. Buah mengkudu dimanfaatkan sebagai tepung. Tepung buah mengkudu memiliki nutrisi yang lengkap,zat anti bakteri, antioksidan, zat zat nutrisi dan energi. Berdasarkan uraian latar belakang dapat diketahui bahwa buah mengkudu sangat bermanfaat untuk meningkatkan performa ternak, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruhpemberian tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap performa puyuh Malon. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Adakah pengaruh pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap performa puyuh Malon. 2. Berapa besar tingkat pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum yang memberikan performa terbaik pada puyuh Malon. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap performa puyuh Malon. 2. Mengetahui tingkat pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum yang memberikan performa terbaik pada puyuh Malon. 1.4 Kegunaan Penelitian

3 3 Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan tepung buah mengkudu dalam ransum sebagai bahan imbuhan pakan alternatif. Menambahkan wawasan ilmu pengetahuan mengenai manfaat tepung buah mengkudu terhadap performa puyuh Malon. 1.5 Kerangka Pemikiran Puyuh Malon yang berasal dari singkatan manuk londo adalah puyuh hasil persilangan antara puyuh lokal Coturnix-coturnix japonica dengan French Quail. Persilangan ini ditujukan untuk tujuan menghindari terjadinya inbreeding dan meningkatkan performa produksi. Bobot badan puyuh Malon betina dewasa rata rata berukuran 325,25 ± 48,29 g (Pasadena, 2016). Puyuh Malon tetuanya berasal dari coturnix coturnix japonica (puyuh jepang) dan postur tubuhnya lebih besar dari puyuh jepang, bobot badan dihasilkan saat dewasa berkisar 255,65 ± 35,15 gram (Sezai, 2010). Pemeliharaan puyuh mempunyai dua fase, yaitu fase starter (umur 0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-6 minggu) (Radhitya, 2015). Perkembangan dan pertumbuhan puyuh dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan bobot badan setiap minggu sehingga dapat diketahui rata - rata bobot badan hariannya. Puyuh yang memiliki fisik baik menandakan tingkat pertumbuhannya bagus dan diharapkan dapat menghasilkan performa yang tinggi. Untuk mendapatkan performa puyuh yang baik antara lain perlu diperhatikan kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan. Ransum adalah campuran 2 atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan nutrient selama 24 jam. Melalui Permentan no 14 tahun 2017 pemerintah pada tahun 2018 melarang adanya antibiotik didalam ransum komersial karena feed additive berupa antibiotik dapat menyebabkan residu pada ternak yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak negatif terhadap manusia. Salah satu alternatif untuk mengganti antibiotik tersebut yaitu dengan memberikan feed additive alami diantaranya pemberian tepung buah mengkudu (Primandini, 2012).

4 4 Tepung buah mengkudu merupakan feed additive alami, dapat dicampurkan dalam ransum, dan mengurangi penggunaan antibiotik. Mengkudu mengandung zat bioaktif yang berupa antrakuinon, sapion, xeronin, dan senyawa senyawa asam seperti asam kaporat dan kaprik (Bangun dan Sarwono, 2002). Selain itu buah mengkudu mengandung zat antioksidan yang berupa vitamin C, scopoletin, nitric oxide, dan vitamin A (Bijanti, 2008). Pemberian ransum yang mengandung tepung buah mengkudu 3 g per kg ransum atau setara dengan 0,3% dapat meningkatkan performa ayam broiler secara optimal (Sujana, 2005). Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum yang mengandung tepung buah mengkudu (0%, 0,25%, 0,50%, dan 0,75%) terhadap performa produksi puyuh menunjukkan bahwa pemberian tepung buah mengkudu 0,25% dapat memperbaiki konsumsi ransum dan performan puyuh (Fransiscus, 2015). Penambahan tepung mengkudu 0,45% dalam ransum menghasilkan performa ayam Sentul yang terbaik (Fauzan, 2016). Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum dapat memberikan performa yang baik. Untuk mencapai performa yang baik, penting mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi performa ternak, diantaranya konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi pakan (Kartasujana dan Suprijatna, 2005). Konsumsi ransumadalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh puyuh dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi ransum dipengaruhi oleh kualitas dan palabilitas pakan. Zat makanan dalam ransum yang dikonsumsi akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan untuk produksi. Ternak dalam mengkonsumsi ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, palatabilitas ransum, kesehatan ternak, jenis ternak, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat produksi.konsumsi ransum senantiasa berbanding lurus dengan bobot tubuh ternak, semakin tinggi bobot tubuh, semakin tinggi konsumsinya terhadap ransum (Kartadisastra, 1997). Konsumsi ransum juga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan (Anggorodi, 1995). Rata-rata konsumsi ransum puyuh tipe pedaging yaitu sebesar 30,04 g/ekor/hari (Santos dkk., 2011).

5 5 Pertambahan bobot badan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengubah zat zat nutrisi yang terdapat dalam pakan (Ensminger,1992). Pertambahan bobot badan pada puyuh Malon setiap minggunya mengalami kenaikan sampai akhirnya mengalami penurunan seiring bertambah umur puyuh. Pertambahan bobot badan tertinggi terjadi pada minggu keempat dengan rata-rata sebesar 3,50 gram per ekor per hari, bobot badan pada umur 6 minggu sebesar 255,10 gram, dengan rataan pertambahan bobot badan130,12 g (Hardian, 2017). Konversi ransum (FCR) merupakan hubungan antara jumlah ransum yang dikonsums dengan pertambahan bobot badan.semakin rendah angka konversi ransumnya maka kualitas ransum semakin baik (Listyowati dan Roospitasari, 2000). Nilai konversi ransum puyuh Malon jantan selama 6minggu sebesar 4,30 (Hardian, 2017). Rataan konversi ransum puyuh tipe pedaging yaitu sebesar 3,86 (Santos dkk., 2011). Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat diambil hipotesis pemberian ransum yang mengandung tepung buah mengkudu sebanyak 0,25% memberikan pengaruh paling baik terhadap performa puyuh Malon yang meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,dan konversi ransum.

6 6 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilangsungkan selama enam minggu yaitu mulai tanggal 5 April sampai 17 Mei Penelitian dilaksanakan di Pusat Pembibitan Puyuh, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang.