Strategi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Terintegrasi

Transkripsi

1 Strategi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Terintegrasi

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25 Pencapaian 12 indikator KS Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga Pertumbuhan Balita dipantau Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 98.13% 94.85% 92.66% 92.59% 88.00% 82.00% Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) Keluarga mengikuti program KB *) Keluarga sudah menjadi anggota JKN Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar Penderita hipertensi yang berobat teratur Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan 49.34% 46.61% 42.00% 32.85% 22.40% 15.55%

26 Hipertensi menurut aplikasi keluarga sehat PISPK, tanggal 16 Nopember 2018

27 Jumlah penderita hipertensi (diagnosis), 16 Nop 2018 JAWA TIMUR JAWA TENGAH JAWA BARAT SULAWESI SELATAN SUMATERA UTARA BANTEN LAMPUNG RIAU KALIMANTAN SELATAN SUMATERA SELATAN NUSA TENGGARA BARAT SUMATERA BARAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ACEH BALI KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH JAMBI SULAWESI BARAT KALIMANTAN TENGAH SULAWESI UTARA KALIMANTAN TIMUR BENGKULU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SULAWESI TENGGARA GORONTALO KEPULAUAN RIAU NUSA TENGGARA TIMUR MALUKU UTARA DKI JAKARTA PAPUA KALIMANTAN UTARA MALUKU PAPUA BARAT 91,822 90,871 88,942 79,021 73,040 67,332 57,592 50,201 48,036 47,139 45,867 45,379 44,368 35,965 30,100 29,992 28,489 28,189 25,733 23,434 21,506 20,924 17,553 15,346 15,137 12,557 7,908 6,419 4,818 4,344 2,423 Indonesia: 2,335,511 Cakupan kunjungan keluarga: 30,4% 405, , ,962

28 Proporsi penderita hipertensi yang minum obat teratur, 16 Nop 2018 Indonesia SUMATERA SELATAN SULAWESI SELATAN ACEH SULAWESI UTARA MALUKU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG JAWA BARAT KALIMANTAN SELATAN PAPUA BARAT SULAWESI TENGAH SUMATERA UTARA SULAWESI BARAT MALUKU UTARA DKI JAKARTA KEPULAUAN RIAU JAWA TIMUR BANTEN PAPUA BALI KALIMANTAN BARAT RIAU LAMPUNG GORONTALO KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN UTARA SULAWESI TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR BENGKULU JAMBI SUMATERA BARAT JAWA TENGAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 49.3% 60.5% 69.6% 66.4% 66.1% 65.7% 65.7% 64.9% 64.2% 64.0% 63.8% 63.7% 63.5% 62.6% 62.2% 61.9% 61.7% 61.4% 60.2% 60.0% 59.8% 59.7% 59.6% 59.5% 59.5% 59.4% 59.2% 59.1% 58.8% 58.4% 57.9% 57.3% 56.8% 56.5% 53.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0%

29 Proporsi Hipertensi (ukur), 16 Nop 2018 Indonesia GORONTALO BALI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA JAWA TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA SUMATERA UTARA JAWA TENGAH SULAWESI TENGGARA JAWA BARAT SULAWESI UTARA JAMBI SULAWESI TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI BARAT KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT MALUKU UTARA RIAU SUMATERA BARAT LAMPUNG PAPUA BARAT MALUKU BANTEN SULAWESI SELATAN SUMATERA SELATAN BENGKULU KALIMANTAN TIMUR PAPUA KEPULAUAN RIAU ACEH KALIMANTAN UTARA 8.5% 7.5% 10.0% 17.2% 17.8% 17.6% 17.3% 17.2% 16.8% 16.2% 16.0% 16.0% 15.8% 15.7% 15.5% 15.5% 15.1% 15.0% 14.8% 14.2% 14.0% 13.8% 13.8% 13.6% 13.6% 12.4% 12.1% 11.5% 22.8% 22.6% 21.3% 21.1% 20.0% 19.2% 24.7%

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49 PENGENDALIAN PTM MERUPAKAN PROGRAM YANG PRO-POOR Penyakit tidak menular terjadi pada semua golongan, baik kaya dan miskin, Kecenderungan yang lebih tinggi pada penduduk miskin % Jantung Koroner Menurut Status Ekonomi Penanggulangan PTM berarti mambantu manjaga produktifitas penduduk miskin pengurangan kemiskinan Terbawah 13.1 Menengah Bawah 12.6 Menengah Menengah Atas % Stroke Menurut Status Ekonomi Teratas 11.2 Sumber: Data Riskesdas 2013 Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas 49

50

51

52

53

54 Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.

55 Today, the leading causes of death are no longer tuberculosis, diarrhea, and respiratory infections, but heart disease, stroke, and cancer. Yet life expectancy is still increasing (albeit more slowly than it did before 1950), driven upwards not by cleaner water and more complete vaccination but by medical advances and changes in behavior Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.

56 PREVALENSI MEROKOK PADA PENDUDUK UMUR TAHUN,

57 Successes against cardiovascular disease and cancer are spreading, not just from one rich country to another, but throughout the world. As mortality from infectious disease are becoming more important as children who did not die become adults and live long enough to encounter them. Except in Africa, noncommunicable disease is now the leading cause of death everywhere in the world, and cheap and effective. Preventative drugs like antyhypertensives should spread just as vaccines did in the past. Here, once again, the constraint is likely to be the capacity of some governments to organize and regulate a physicianbased system of health care. Advances that are more expensive, such as some cancer treatments or joint replacement, are also spreading, but they are typically available only to the well healed or well connected in a limited number of poor countries Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.

58 SPM Kesehatan meliputi: 1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; 2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; 3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar; 4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 6. Setiap warga negara Indonesia usia tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar; 9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes sesuai standar; 10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan yankes sesuai standar; 11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; 12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

59 2. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Olahraga Lalu lintas Gula Garam Lemak Tidak merokok Lingkungan Air bersih Kebijakan Lintas Sektor Pemda Provinsi Kabupaten Kota 1. Standar Pelayanan Minimal Promosi Kesehatan Preventive Deteksi Dini Pengobatan Rumah Sakit 5. Rujukan berjenjang Layanan Primer 4. Penguatan Layanan Primer Dokter Layanan Primer Nusantara Sehat Sarana dan Prasarana Pelayanan Cepat Tepat Efisien 3. Pendekatan Keluarga Seluruh Keluarga Total coverage Outreach Pemberdayaan Masyarakat 6. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL / BPJS

60 5 tingkat pencegahan PTM Promosi Kesehatan Germas Deteksi dini PIS-PK SPM Skrining usia produktif dan lansia Pengobatan dan rehabilitasi SPM

61 Keterkaitan Germas SPM KS di tingkat operasional / masayrakat SPM Filosofi & tujuan 1. Memenuhi hak dasar 2. Cakupan 100% Bumil, Bulin, Bayi, Balita, Usisek, Usiprod, Usila + PM & PTM KS Metoda 1. Proaktif menjangkau 100% keluarga 2. Promotif, preventif, deteksi dini Keluarga Germas Metoda Dukungan lintas sektor RDS UKS/M UKK Indikator Penguatan Puskesmas Dalam Program UKM IKS Cak. Program

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76 SPM Kesehatan meliputi: 1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; 2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; 3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar; 4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 6. Setiap warga negara Indonesia usia tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar; 9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes sesuai standar; 10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan yankes sesuai standar; 11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; 12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88 Penataan organisasi untuk pengendalian PTM Di tingkat pusat Lebih mengaktifkan Germas Prioritas menjalankan program bagi risiko tinggi Pelibatan faskes swasta sangat penting

89