INFORMASI REGISTRASI IMPORTIR



dokumen-dokumen yang mirip
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Juni 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.04/2011 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR63/PMK.04/2011 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

63/PMK.04/2011 REGISTRASI KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : KEP-03/BC/2003 NOMOR : 01/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI IMPORTIR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.04/2016 TENT ANG REGISTRASI KEPABEANAN

FAQ TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Apa saja aspek yang dicakup dalam Amnesti pajak?

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 124/PMK.04/2007 TENTANG REGISTRASI IMPORTIR MENTERI KEUANGAN, 2. Keputusan Presiden Nomor 20 /P Tahun 2005;

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 65/PMK.04/2007 TENTANG PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.04/2011 TENTANG IMPOR SEMENTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

142/PMK.04/2011 IMPOR SEMENTARA

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

2016, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR JAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR - 57 /BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN

PETUNJUK PENYAMPAIAN DOKUMEN DALAM RANGKA MENGAJUKAN PERMOHONAN REGISTRASI KEPABEANAN

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

, No.1551 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor: P.52/Menhut-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI MENTERI KEHUTANAN,

BAB V SIMULASI PENGISIAN PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB) UNTUK UKM

REGISTRASI KEPABEANAN


Universitas Sumatera Utara

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

Menimbang : Mengingat :

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

2 dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas impor barang untuk kegiatan usaha eksploita

SURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P - 12/BC/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG

No. 6/ 22 /DLN Jakarta, 10 Mei 2004 S U R A T E D A R A N

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN

PETUNJUK PENYAMPAIAN DOKUMEN DALAM RANGKA MENGAJUKAN PERMOHONAN REGISTRASI KEPABEANAN

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

2015, No terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2012 dan mengatur kembali ketentuan Angka Pengenal Importir; d. b

2. Penetapan Tempat Sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Izin Penyelenggara Kawasan Berikat Sekaligus Izin Pengusaha Kawasan Berikat

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...

SURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-19/BC/2016 TENTANG DATABASE NILAI PABEAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.04/2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 05/BC/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/5/2012

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 40/BC/2010 TENTANG DATABASE NILAI PABEAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SOSIALISASI REGISTRASI IMPORTIR

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI [LN 2007/105, TLN 4755]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir.

PANDUAN LENGKAP REGISTRASI KEPABEANAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 31 /BC/2009

Panduan Pemasok untuk menerbitkan faktur kepada Accenture

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG

A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA ELEKTRONIK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PMK.04/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -35/BC/2013 TENTANG

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Tanggal...

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 39/PMK.04/2014 TENTANG

Kewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Kebijakan Privasi Loketagen.com. (Privasi Policy)

TATAKERJA REGISTRASI PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

INFORMASI REGISTRASI IMPORTIR A. UMUM Berdasarkan Pasal 6A Undang-Undang Nmr 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nmr 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, telah ditetapkan bahwa rang yang akan melakukan pemenuhan kewajiban pabean wajib melakukan registrasi ke Direktrat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk mendapat nmr identitas dalam rangka akses kepabeanan. Registrasi Imprtir merupakan kegiatan pendaftaran yang dilakukan imprtir ke DJBC untuk mendapatkan Nmr Identitas Kepabeanan (NIK). NIK adalah nmr identitas bersifat pribadi yang diperlukan imprtir agar dapat mengakses sistem kepabeanan DJBC, baik yang menggunakan teknlgi infrmasi maupun secara manual, dalam rangka pemenuhan kewajiban kepabeanan. Imprtir yang belum memiliki NIK dapat diberikan kelnggaran untuk melakukan pemenuhan kewajiban kepabeanan tanpa NIK sebanyak 1 (satu) kali pemberitahuan pabean impr, setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantr Pelayanan Utama / Kepala Kantr Pelayanan dan Pengawasan DJBC setempat. Kewajiban melakukan registrasi imprtir dikecualikan terhadap imprtir yang melakukan pemenuhan kewajiban pabean tertentu yang berkaitan dengan : 1. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indnesia. 2. Barang untuk keperluan badan internasinal beserta pejabatnya yang bertugas di Indnesia. 3. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang kiriman. 4. Barang pindahan. 5. Barang kiriman hadiah dan hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, ssial, kebudayaan atau penanggulangan bencana alam. 6. Barang untuk keperluan pemerintah / lembaga negara lainnya yang diimpr sendiri leh instansi yang bersangkutan. 7. Barang-barang yang mendapat persetujuan impr tanpa Angka Pengenal Impr (API) dari instansi teknis terkait yang menerbitkan API. Registrasi imprtir dilakukan leh imprtir dengan cara mengajukan Isian Registrasi Imprtir secara elektrnik kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui situs resmi DJBC (http://www.beacukai.g.id). Isian Registrasi Imprtir menjadi dasar penilaian atas kndisikndisi yang dimiliki imprtir, yang secara umum berkaitan dengan eksistensi / keberadaan imprtir, identitas pengurus / penanggung jawab, jenis usaha serta kepastian penyelenggaraan pembukuan. Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat menerima atau menlak pengajuan registrasi imprtir dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya Isian Registrasi Imprtir secara lengkap dan benar. Infrmasi diterima atau ditlaknya pengajuan registrasi imprtir, termasuk juga perkembangan status prses registrasi imprtir, dapat diakses secara elektrnik melalui situs resmi DJBC (http://www.beacukai.g.id). Imprtir yang telah teregistrasi (memiliki NIK) wajib memberitahukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, apabila melakukan perubahan data yang berkaitan dengan eksistensi / keberadaan dan identitas pengurus / penanggung jawab sebagaimana telah diberitahukan pada Isian Registrasi Imprtir. Pemberitahuan perubahan data tersebut dilakukan secara manual (melalui surat biasa / tidak secara elektrnik) dan dilengkapi dengan bukti dkumen / data pendukung terkait.

NIK yang telah dimiliki imprtir dapat diblkir, apabila : 1. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut imprtir tidak melakukan kegiatan impr ; 2. Berdasarkan penelitian dan penilaian kembali ditemukan bahwa : a. Eksistensi / keberadaan imprtir tidak sesuai dengan pemberitahuan ; b. Identitas pengurus / penanggung jawab tidak sesuai dengan pemberitahuan ; c. API yang dimiliki imprtir telah habis masa berlakunya ; dan / atau d. Imprtir tidak menyelenggarakan pembukuan. Pengaktifan kembali atas NIK yang diblkir tersebut di atas dapat dilakukan, apabila : 1. Dalam hal NIK diblkir karena 12 (dua belas) bulan berturut-turut imprtir tidak melakukan kegiatan impr, apabila : a. Dapat dibuktikan bahwa imprtir melakukan kegiatan impr sepanjang peride waktu tersebut ; b. Mendapat rekmendasi dari instansi teknis terkait yang menerbitkan API ; dan / atau c. Imprtir masih melakukan kegiatan usaha berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan DJBC. 2. Dalam hal NIK diblkir karena hasil penelitian dan penilaian kembali, apabila imprtir telah memperbaiki kndisi / dkumen / data terkait. NIK yang telah dimiliki imprtir dapat dicabut, apabila : 1. Imprtir melakukan pelanggaran ketentuan pidana menurut peraturan perundangundangan di bidang kepabeanan dan cukai dan / atau perpajakan, yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ; 2. Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah dilakukan pemblkiran karena hasil penelitian dan penilaian kembali, imprtir tidak melakukan perbaikan kndisi / dkumen / data terkait. 3. API yang dimiliki imprtir dicabut ; 4. Diminta leh instansi teknis terkait yang menerbitkan API ; 5. Imprtir dinyatakan pailit leh pengadilan ; dan / atau 6. Diminta leh imprtir sendiri.

B. PROSES REGISTRASI IMPORTIR ALUR PROSES REGISTRASI IMPORTIR IMPORTIR Menu : Registrasi Imprtir SitusBea dan Cukai http:/ / www.beacukai.g.id Isi + Kirim Frmulir Isian Registrasi Imprtir TandaTerima Permhnan Registrasi (TTPR) Ya Perlu Pemlap? Tidak Menu : Cek Status SitusBea dan Cukai http:/ / www.beacukai.g.id Pemeriksaan Lapangan leh Kanwil / KPU DJBC Ditlak Penelitian Administrasi Disetujui Prfiling Dit P2 Dengan Persyaratan Tertentu dapat Diserahkan Langsung/ dikirim melalui Faksimili Imprtir (cpy) Inf Prses Online Dikirim melalui Surat Elektrnik (e-mail) Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR) Dikirim melalui Ps Keterangan : 1. Imprtir mengisi dan mengirimkan isian registrasi imprtir melalui situs DJBC (http://www.beacukai.g.id). 2. Imprtir mendapatkan bukti pengiriman isian dari situs berupa Tanda Terima Permhnan Registrasi (TTPR). Kmbinasi nmr TTPR dan NPWP imprtir dapat dijadikan akses untuk melakukan cek status registrasi, apabila imprtir menginginkan memantau / mengetahui status terkini prses registrasi atas isian yang telah dikirimkan. 3. Subdit Registrasi Kepabeanan secara peridik akan mengunduh (dwnlading) data isian dari situs dan mengunggah (uplading) data isian tersebut ke Sistem Registrasi Imprtir. 4. Sistem Registrasi Imprtir melakukan penilaian terkait perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan lapangan atas isian registrasi.

5. Dalam hal harus dilakukan pemeriksaan lapangan, Subdit Registrasi Kepabeanan akan mengirimkan permintaan pemeriksaan lapangan secara elektrnik kepada Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC yang membawahi lkasi imprtir. Petugas Pemeriksa Lapangan yang diberi tugas leh Kepala Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC untuk melaksanakan pemeriksaan lapangan akan melakukan kunjungan ke lkasi imprtir dan mengumpulkan dkumen / data untuk pembuktian kebenaran Isian Registrasi Imprtir. Hasil pemeriksaan lapangan akan disampaikan leh Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC kepada Subdit Registrasi Kepabeanan secara elektrnik. 6. Dalam hal tidak perlu dilakukan pemeriksaan lapangan atau sudah diterima hasil pemeriksaan lapangan dari Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC, Subdit Registrasi Kepabeanan melakukan penelitian administrasi terhadap Isian Registrasi Imprtir. Hasil pemeriksaan penelitian administrasi dapat berupa kesimpulan untuk : a. Meminta dilakukan pemeriksaan lapangan / pemeriksaan lapangan ulang ; b. Menlak Isian Registrasi Imprtir ; atau c. Menyetujui Isian Registrasi Imprtir. 7. Imprtir dapat mengakses infrmasi penlakan atas Isian Registrasi Imprtir serta rekmendasi penlakannya, pada saat Cek Status melalui situs resmi DJBC (http://www.beacukai.g.id). Berdasarkan rekmendasi penlakan tersebut imprtir dapat melakukan perbaikan dan mengajukan kembali Isian Registrasi Imprtir. 8. Terhadap Isian Registrasi Imprtir yang disetujui, kepada Imprtir diberikan NIK yang diberitahukan kepada Imprtir melalui Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR). SPR disampaikan kepada Imprtir melalui surat elektrnik (e-mail) dan kiriman Ps. 9. Subdit Registrasi Kepabeanan menyampaikan data Isian Registrasi Imprtir yang telah mendapat persetujuan registrasi kepada Direktrat Penindakan dan Penyidikan untuk keperluan prfiling data imprtir, serta kepada Subdit Manajemen Resik untuk keperluan pengunggahan (uplading) data imprtir ke dalam Sistem Aplikasi Pelayanan Impr. DOKUMEN / DATA UNTUK ISIAN REGISTRASI IMPORTIR Agar dapat melakukan pengisian pada Isian Registrasi Imprtir, setidaknya diperlukan dkumen / data kelengkapan sebagai berikut : Surat Ijin Usaha (SIUP/IUT) atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Angka Pengenal Imprtir (API) Surat Keterangan Dmisili perusahaan Kartu NPWP dan SP-PKP perusahaan Akte pendirian perusahaan dan pengesahannya dari Kementerian Hukum dan HAM Akte perubahan terakhir dan pengesahannya dari Kementerian Hukum dan HAM Bukti penguasaan atas tempat usaha (Sertifikat HM/HGB atau Bukti Sewa) Bukti identitas (KTP/KITAS/Paspr) pengurus / penanggung jawab perusahaan (direktur/kmisaris atau lainnya) Kartu NPWP pengurus / penanggung jawab perusahaan Lapran keuangan terakhir (minimal Neraca dan Lapran Rugi Laba) Bagan struktur rganisasi perusahaan

Rekening kran perusahaan Bagan rekening (chart f accunt) sistem pembukuan perusahaan Cnth bukti pembukuan (dari Jurnal Umum/Buku Besar/lainnya) SK Fasilitas Impr dan bukti PIB (apabila sudah ada) C. PROSES PERUBAHAN DATA REGISTRASI IMPORTIR ALUR PROSES PERUBAHAN DATA IMPORTIR Surat Pemberitahuan Penlakan Surat Permhnan atau Surat Penyampaian Kekurangan Dkumen / Data kepada Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai (dilampiri cpydkumen/ data kelengkapan) Pemeriksaan Lapangan leh Kanwil / KPU DJBC / Dit IKC Ya Perlu Dilakukan Pemlap? Tidak Surat Pemberitahuan untuk Melengkapi Dkumen / Data Ditlak Penelitian Administrasi Disetujui dengan Syarat Rekmendasi Blkir Kegiatan Impr kepada Direktur P2 Disetujui Pemutakhiran Data Registrasi Imprtir Prfiling Dit P2 Inf Prses Online Dengan Persyaratan Tertentu dapat Diserahkan Langsung/ dikirim melalui Faksimili Imprtir (cpy) Surat Pemberitahuan Perubahan Data (SPPD) Asli Dikirim melalui Ps Keterangan : 1. Imprtir mengajukan surat permhnan perubahan / pemutakhiran data dilengkapi dengan dkumen / data pendukung terkait, kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai Kantr Pusat DJBC Jl. Ahmad Yani Rawamangun Jakarta. Terhadap pengajuan surat secara langsung melalui petugas Tata Usaha Direktrat Infrmasi Kepabeanan dan Cukai (Gedung A Lantai 1 Kantr Pusat DJBC), akan diberikan bukti Tanda Terima Penyerahan Surat. 2. Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai akan mendispsisikan surat permhnan perubahan / pemutakhiran data kepada Subdit Registrasi Kepabeanan untuk dapat diprses lebih lanjut.

3. Subdit Registrasi Kepabeanan melakukan penilaian terkait perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan lapangan atas imprtir berkaitan permhnan perubahan / pemutakhiran data tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan lapangan dapat dilakukan leh Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC atau leh Subdit Registrasi Kepabeanan sendiri. 4. Dalam hal harus dilakukan pemeriksaan lapangan leh Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC, maka Subdit Registrasi Kepabeanan akan mengirimkan permintaan pemeriksaan lapangan secara elektrnik kepada Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC yang membawahi lkasi imprtir. Dalam hal harus dilakukan pemeriksaan lapangan leh Subdit Registrasi Kepabeanan, maka Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai akan mengeluarkan Surat Tugas Pemeriksaan Lapangan. Petugas Pemeriksa Lapangan yang diberi tugas leh Kepala Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC / Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai untuk melaksanakan pemeriksaan lapangan akan melakukan kunjungan ke lkasi imprtir dan mengumpulkan dkumen / data untuk pembuktian kebenaran Isian Registrasi Imprtir. Hasil pemeriksaan lapangan leh Kantr Wilayah / Kantr Pelayanan Utama DJBC akan disampaikan kepada Subdit Registrasi Kepabeanan secara elektrnik. 5. Dalam hal tidak perlu dilakukan pemeriksaan lapangan atau sudah diterima hasil pemeriksaan lapangan, Subdit Registrasi Kepabeanan melakukan penelitian administrasi terhadap Isian Registrasi Imprtir. Hasil pemeriksaan penelitian administrasi dapat berupa kesimpulan untuk : a. Menyetujui pemutakhiran database registrasi imprtir ; b. Menlak pemutakhiran database registrasi imprtir ; atau c. Menyetujui pemutakhiran database registrasi imprtir dengan syarat. 6. Dalam hal permhnan perubahan / pemutakhiran data telah disetujui, Subdit Registrasi Kepabeanan melakukan pemutakhiran database registrasi imprtir dan menerbitkan Surat Pemberitahuan Perubahan Data (SPPD) yang disampaikan kepada imprtir melalui kiriman Ps. 7. Dalam hal permhnan perubahan / pemutakhiran data ditlak / disetujui dengan syarat, Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai menyampaikan surat pemberitahuan kepada imprtir melalui kiriman Ps. Berdasarkan pemberitahuan tersebut, Imprtir dapat melengkapi syarat pemutakhiran database registrasi imprtir atau mengajukan kembali surat permhnan perubahan / pemutakhiran data. 8. Subdit Registrasi Kepabeanan menyampaikan data Isian Registrasi Imprtir yang telah dimutakhirkan kepada Direktrat Penindakan dan Penyidikan untuk keperluan prfiling data baru imprtir, serta kepada Subdit Manajemen Resik untuk keperluan pengunggahan (uplading) data baru imprtir ke dalam Sistem Aplikasi Pelayanan Impr. DOKUMEN / DATA KELENGKAPAN N Jenis Perubahan Dkumen / Data Kelengkapan 1. Perubahan NPWP perusahaan - Kartu NPWP dan SPPKP baru perusahaan - API yang telah mencantumkan NPWP baru perusahaan - SIUP atau TDP yang telah mencantumkan NPWP baru perusahaan

2. Perubahan / penambahan alamat perusahaan 3. Perubahan pengurus / penanggung jawab perusahaan - Surat Keterangan Dmisili - Kartu NPWP perusahaan dengan alamat baru - API dengan alamat baru - SIUP atau TDP dengan alamat baru - Akte perubahan susunan pengurus / penanggung jawab - Pengesahan akte perubahan dari Kementerian Hukum dan HAM - Bukti identitas (KTP/KITAS/Paspr) masing-masing pengurus / penanggung jawab baru - Kartu NPWP masing-masing pengurus / penanggung jawab baru - API - SIUP atau TDP 4. Perubahan nama perusahaan - Akte perubahan nama perusahaan - Pengesahan akte perubahan dari Kementerian Hukum dan HAM - Kartu NPWP perusahaan dan SPPKP yang telah mencantumkan nama baru perusahaan - API yang telah mencantumkan nama baru perusahaan - SIUP atau TDP yang telah mencantumkan nama baru perusahaan 5. Perubahan API - API baru - Bukti identitas (KTP/KITAS/Paspr) masing-masing pengurus / penanggung jawab baru yang namanya tercantum dalam API baru D. PEMBUKAAN BLOKIR PELAYANAN REGISTRASI Blkir Pelayanan Registrasi dilakukan terhadap Imprtir yang Isian Registrasi Imprtir-nya mendapat penlakan karena alasan sebagai berikut : a. Skr registrasi di bawah batas minimal skr (passing grade). b. Keberadaan / eksistensi imprtir diragukan. c. Pengurus / penanggung jawab perusahaan diragukan. Terhadap Imprtir yang dikenakan status blkir pelayanan registrasi, maka pengajuan Isian Registrasi Registrasi Imprtir berikutnya akan ditlak secara tmatis leh Sistem Registrasi Imprtir dan tidak dapat diprses lebih lanjut. Kndisi ini akan terus berlangsung sampai blkir pelayanan registrasi tersebut dilakukan pembukaan. Agar dapat dilakukan pembukaan blkir pelayanan registrasi, Imprtir harus mengajukan surat permhnan pembukaaan blkir kepada Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai Kantr Pusat DJBC Jl. Ahmad Yani Rawamangun Jakarta, dengan dilengkapi cpy dkumen / data sebagai berikut : a. TTPR terkait

b. Surat Keterangan Dmisili c. API d. Kartu NPWP dan SPPKP perusahaan e. SIUP atau TDP f. Akte Pendirian Perusahaan, serta pengesahannya dari Kementerian Hukum dan HAM. g. Bukti identitas (KTP/KITAS/Paspr) dan NPWP para pengurus dan penanggung jawab perusahaan. Direktur Infrmasi Kepabeanan dan Cukai akan memberitahukan persetujuan atau penlakan pembukaan blkir kepada Imprtir. Imprtir yang telah mendapat persetujuan pembukaan blkir dapat melakukan kembali pengisian dan pengiriman Isian Registrasi Imprtir secara nline melalui situs resmi DJBC (http://www.beacukai.g.id). E. SUARA ANDA HASIL KUISIONER PELAYANAN REGISTRASI IMPORTIR Pengguna jasa yang kami hrmati, Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara untuk mengembalikan Lembar Kuisiner Pelayanan Registrasi Imprtir yang telah kami sampaikan bersama dengan Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR). Partisipasi Saudara menjadi masukan sangat berharga bagi kami untuk terus melakukan perbaikan dalam pelayanan kepada masyarakat. Hrmat kami, Subdirektrat Registrasi Kepabeanan Hasil tabulasi terhadap 103 (seratus tiga) Lembar Kuisiner Pelayanan Registrasi Imprtir yang telah diisi dan dikembalikan leh imprtir dalam peride Januari s.d. Maret 2010, adalah sebagai berikut : 1. Secara keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan registrasi imprtir : Terlalu lama 7 Lama 27 Cepat 65 Sangat cepat 4 0 10 20 30 40 50 60 70

2. Secara keseluruhan prses penyelesaian registrasi imprtir : Sangat susah 4 Susah 26 Mudah 69 Sangat mudah 4 0 10 20 30 40 50 60 70 80