BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan akan peralatan telekomunikasi yang canggih semakin meningkat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN. bangkrut, buruknya kinerja perbankan nasional, banyaknya kredit macet, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. milik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang cukup penting sebagai pelaku utama dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah terjadinya likuiditasi perbankan dan tidak sedikit perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya efektifitas kegiatan perusahaan (Mulyadi, 1998). Salah satu yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. para akuntan masih buruk. Pelanggaran-pelanggaran tersebut membuat timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia yang didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa masyarakat ke arah masyarakat informasi, dimana kebutuhan akan peralatan telekomunikasi yang canggih semakin meningkat. Keadaan ini telah memacu para pelaku bisnis dan ekonomi harus dapat melakukan berbagai perubahan kegiatan ekonominya menjadi seefektif dan seefisien mungkin (Arie Darmanto, 2004: 39). Pengaruh globalisasi juga memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap dapat bertahan didunia bisnis agar tujuannya dapat tercapat maka kegiatan usahanya harus efektif dan efisien. Dalam perekonomian modern, manajemen dan pemilik perusahaan semakin nyata dipisahkan untuk kepentingan pengendalian. Pemisahan ini dapat menimbulkan adanya transparasi dalam penggunaan dana pada perusahaan serta keseimbangan yang tetap antara kepentingan-kepentingan yang ada misalnya antara pemegang saham dan manajemen (Arie Darmanto, 2004: 42).. Keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil membuat perusahaan semakin banyak bergantung pada modal eksternal untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan perusahaan. Agar memperoleh dana jangka panjang yang stabil, sistem perusahaan harus 1 Universitas Kristen Maranatha

diakui secara internasional. Peraturan-peraturan dibuat untuk memberikan arahan dalam pengelolaan dan pengendalian perusahaan yang akan menjadikan perusahaan lebih dipercaya dan diandalkan, baik di dalam negeri maupun dunia internasional (Hermawan Efeendi, 2002: 87). Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan yang penting untuk itu pemerintah memberlakukan peraturan yang memadai. Namun manajemen perusahaan memegang peran yang paling dominan dalam jalannya sebuah usaha untuk itu manajemen memegang tanggung jawab utama untuk melaksanakan sistem Corporate Governance yang baik di dalam perusahaan. Perusahaan harus semakin waspada terhadap pengawasan masyarakat semakin tajam terhadap tindakan pimpinan perusahaan (Hermawan Efeendi, 2002: 90). Manusia merupakan pilar utama dalam membawa organisasi ke arah yang lebih baik atau bahkan sebaliknya. Setiap organisasi membutuhkan suatu pengendalian internal yang baik agar tujuan organisasi dan kepentingan-kepentingan stakeholders dapat tercapai optimal. Demi kepentingan mereka maka perusahaan perlu memastikan kepada pihak penyandang dana eksternal bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan seefisien mungkin dan memastikan bahwa manajemen melakukan yang terbaik untuk kepentingan perusahaan tanpa adanya benturan kepentingan dengan kepentingan pribadi (Arief Effendi, 2006: 2). Menurut laporan Coruption and Fraud in Internasional Aid and Business Projects (W. Michael Kramer, IIA Internasional Conference, Washington DC, Juni 2 Universitas Kristen Maranatha

2003) mengemukakan 10 negara terkorup dan Indonesia menduduki urutan ke empat sebagai Most Corrupt Countries. Selain itu menurut riset yang dilakukan oleh McKinsey and Company tentang praktik Good Corporate Governance di tujuh Negara Asia (Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Filipina, Thailand dan Indonesia) menetapkan Indonesia di posisi terbawah. Hasil-hasil survey memberikan pertanda bahwa sudah saatnya organisasi dan perusahaan-perusahaan di Indonesia didorong untuk segera memperbaiki kualitas penerapan Good Corporate Governance. Dan kini telah terbentuk lembaga-lembaga yang mendorong penerapan Good Corporate Governance di Indonesia seperti The Institute for Good Corporate Governance(IICG). Good Corporate Governance (GCG) sering diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik. Namun pada umumnya telah disepakati bahwa prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Keputusan Menteri BUMN No 117/M/MBU/2002, tanggal 1 Agustus 2002) telah mencangkup transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Setiap pedoman Corporate Governance tidak dimaksudkan untuk diterapkan pada setiap organisasi atau perusahaan hal ini dimaksudkan karena kebutuhan setiap perusahaan berbeda-beda dan setiap akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Setiap perusahaan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip yang ada untuk mengembangkan praktik-praktik Corporate Governance yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing. 3 Universitas Kristen Maranatha

Akuntan memiliki peranan yang penting terhadap Good Corporate Governance. Salah satu aplikasi profesi akuntan dalam perusahaan adalah sebagai auditor internal, yang memiliki fungsi sebagai compliance auditor dan internal business consultant bagi perusahaan dituntut antara lain mampu memberikan nilai tambah untuk organisasinya dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance (Commite on Auditing Procedures, Statement on Auditing Statement Net, AICPA, New York, 1973: 5). Profesi audit internal mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu, keberadaannya untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan sebagai fungsi yang independen dengan menciptakan sikap professional dalam setiap aktivitasnya mendorong pihak terkait untuk terus melakukan pengkajian terhadap profesi ini (S.Hadibroto et all, 2002: 6). Salah satu fungsi audit internal yaitu menyediakan informasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian manajemen dan kualitas kinerja perusahaan bagi manajemen. Beberapa masalah kemudian timbul berkaitan dengan audit internal, seberapa efektif keberadaan audit internal dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Ruchyat Kosasih, 2005: 297). Sistem pengendalian intern semakin menjadi tumpuan dalam mewujudkan organisasi yang sehat dan berhasil. Kewajiban untuk mengembangkan, menjaga, dan melaporkan sistem pengendalian intern merupakan ketentuan bagi instansi pemerintah dan BUMN/BUMD, Bank, Perusahaan Publik, Maupun lembaga bantuan dari pemerintah. 4 Universitas Kristen Maranatha

Pemerintah melalui kementrian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good Corporate Governance ini di lingkungan BUMN, sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja BUMN yang memiliki nilai asset yang demikian besar untuk mendukung pencapaian penerimaan/pendapatan Negara, sekaligus menghapuskan berbagai bentuk praktek inefisiensi, korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyimpangan lainnya untuk memperkuat daya saing BUMN menghadapi pasar global. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin besar. BUMN diharapkan menaikkan efisiensi sehingga menjadi unit usaha yang sehat dan memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan interaksinya dengan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus peka terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, dan dunia usaha. Sehingga profesionalisme BUMN di segala bidang terus meningkat baik dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan maupun dalam bidang pengendalian dan pengawasan (Holmes et all, 1999: 109-111). Dikutip dari harian MinergyNews (Posted by: David Dwiarto / Thursday, October 9, 2003), Hasil audit, ujar Arie, tidak menemukan adanya sebuah BUMN pun yang masuk dalam klasifikasi sangat baik. Dari audit ini, enam BUMN dinilai berkinerja baik, yaitu BNI Tbk, PT. Asuransi Ekspor Indonesia, PT Pelindo II, PT Krakatau Steel, PT Perkebunan Nusantara, dan PT Surveyor Indonesia. Menurut kepala BPKP Arie Soelandro, audit dilakukan BPKP terhadap 16 BUMN selama kurun waktu Oktober 2004 hingga Mei 2005. Dari pelaksanaan audit, kata Arie, dapat disimpulkan bahwa komitmen BUMN untuk menerapkan Good Corporate Governance masih rendah. 5 Universitas Kristen Maranatha

Komitmen menerapkan GCG ternyata masih dipersepsikan sebagai hal yang masih bersifat mandatory katanya saat menyerahkan hasil audit tersebut kepada Menneg BUMN Laksamana Sukardi. Dalam kesempatan tersebut Menneg BUMN Laksamana Sukardi mengatakan, audit ini merupakan langkah preventif untuk segera memperbaiki kinerja BUMN. Pengalaman membuktikan, sambungnya, bahwa pengabaian terhadap GCG bukan hanya memperburuk kinerja perusahaan, namun juga perekonomian nasional. Karena antara GCG dengan kinerja keuangan memiliki korelasi yang erat. Menyinggung tentang seminar nasional GCG, menurut Sugiharto (2002: 150), untuk mendorong agar BUMN dan non-bumn, termasuk instansi pemerintah, untuk tidak ragu mengimplementasikan GCG. Perception Index mengenai pelaksanaan tata kelola BUMN, khususnya perusahaan-perusahaan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan Negara-negara lain di Asia. Sugiharto yang menjadi pembicara kunci dengan paparan Peran Direksi dan Komisaris dalam mengefektifkan Implementasi GCG yang berkesinambungan, mengatakan jika implementasi GCG di lingkungan BUMN dapat dipercepat, wajah Indonesia akan menjadi lebih baik. Dengan memiliki SDM yang berakhlak mulia, tentulah GCG dapat diimplementasikan dengan baik. Hal itu menjadikan kinerja perusahaan dapat membaik dan meningkatkan kepercayaan investor. Perusahaan dapat tumbuh baik sehingga corporate value akan selalu membaik, katanya. Bank X (Persero), berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik GCG dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari. Komitmen tersebut diwujudkan antara lain dengan 6 Universitas Kristen Maranatha

membuat infra struktur GCG yang melandasi penerapan GCG di lingkungan perusahaan, diantaranya adalah dengan penyusunan Pedoman Corporate Governance (Code of Corporate Governance). Pedoman ini menjadi acuan bagi organ perusahaan dalam menerapkan praktik-praktik Good Corporate Governance di lingkungan perusahaan. Keberhasilan implementasi pedoman Corporate Governance ini sangat bergantung pada komitmen dari pimpinan tertinggi perusahaan dalam menegakan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik dengan didukung oleh seluruh jajaran perusahaan. Beberapa ide penelitian terdahulu yang menguji Pengaruh Kualitas Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada Bank X telah dilakukan diantaranya dilakukan oleh : R. Cherrya Angelia Kathlia (2006) dengan judul Fungsi Auditor Internal dalam Meningkatkan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT Pos Indonesia) dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan menyimpulkan bahwa pelaksanaan audit internal pada PT Pos Indonesia sudah memadai pelaksanaan GCG pada PT Pos Indonesia juga telah terlaksana dengan baik. Angga Nugraha Sunjaya (2007) dengan judul Fungsi Auditor Internal dalam Meningkatkan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT Perkebunan Nusantara VIII) dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan menyimpulkan bahwa pelaksanaan audit internal pada PT Perkebunan Nusantara 7 Universitas Kristen Maranatha

VIII sudah memadai pelaksanaan GCG pada PT Perkebunan Nusantara VIII juga telah terlaksana dengan baik. Resda Nella (2007) dengan judul Pengaruh Persepsi Auditor Internal tentang Peran Auditor Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT Pupuk Kijang) dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan menyimpulkan bahwa adanya pengaruh peran auditor dalam mewujudkan Good Corporate Governance pada PT Pupuk Kijang, dan pelaksanaan GCG pada PT Pupuk Kijang juga telah terlaksana dengan baik. Ari Adistia Racmad (2008) dengan judul Pengaruh Persepsi Auditor Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia) dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan menyimpulkan bahwa adanya pengaruh auditor internal yang kuat dalam mewujudkan Good Corporate Governance pada PT Telekomunikasi Indonesia, dan pelaksanaan GCG pada PT Telekomunikasi Indonesia juga telah terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian kepada para auditor internal pada Bank X dan penelitian ini akan dijelaskan dalam skripsi yang berjudul : Pengaruh Peranan Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada Bank X 8 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah peranan audit internal berpengaruh terhadap pelaksanaan GCG pada Bank X? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui dan menguji secara empiris seberapa besar pengaruh peranan audit internal terhadap pelaksanaan GCG pada Bank X. 1.4 Kegunaan penelitian Setelah melakukan penelitian, penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi penuliis, penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi akuntansi di Universitas Kristen Maranatha dan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. 2. Bagi Bank X, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk ditetapkan sebagai kebijakan dalam melaksanakan Good Corporate Governance pada Bank 9 Universitas Kristen Maranatha

X agar tetap berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia tentang prinsip-prinsip GCG. 3. Bagi civitas akademika, penelitian ini dapat diharapkan menambah wawasan mengenai audit internal pada dunia perbankan. 10 Universitas Kristen Maranatha