PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 21 Maret 2013. LEMBAR DATA PROYEK Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program: Karena PDS merupakan pekerjaan yang sedang berjalan, beberapa informasi mungkin tidak disertakan dalam versi awal, tetapi akan ditambahkan setelah informasi tersedia. Informasi mengenai proyek yang diusulkan bersifat tentatif dan indikatif. Tanggal Pembuatan PDS PDS Diperbarui 21 Jan 2013 Nama Proyek Proyek Pengembangan Pendidikan Politeknik Negara Indonesia Nomor Proyek/Program 42099-013 Status Disetujui Lokasi Geografis Dalam menyiapkan program atau strategi negara, atau pembiayaan proyek mana pun, atau dengan menyebut atau merujuk wilayah atau daerah geografis tertentu dalam dokumen ini, Asian Development Bank tidak bermaksud membuat penilaian apa pun mengenai status hukum atau status lainnya atas suatu wilayah atau daerah. Klasifikasi Sektor dan/atau Subsektor Multisektor / Multisektor Klasifikasi Tematik Kategori Pengarusutamaan Gender Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Tata kelola (governance) Perkembangan sosial Kesetaraan gender Pengarusutamaan gender yang efektif Pembiayaan
Jenis/Cara Bantuan Nomor Sumber Pendanaan Nilai yang Disetujui (ribu dollar) Pinjaman 2928 Sumber daya modal biasa 75.000 Pendamping 16.700 TOTAL US$91.700 Kategori Perlindungan Untuk informasi lebih lanjut mengenai kategori perlindungan, lihat http://www.adb.org/site/safeguards/safeguard-categories Lingkungan C Pemindahan Bukan dengan Sukarela C Masyarakat Adat C Ringkasan Persoalan Lingkungan dan Sosial Aspek Lingkungan Proyek tidak akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pemindahan Bukan dengan Sukarela Diperkirakan tidak ada pekerjaan sipil besar. Melalui permohonan untuk memperoleh dana secara kompetitif, yang akan dilakukan melalui proyek, politeknik akan memperoleh peralatan. Hanya jika peralatannya tidak dapat dipasang pada bengkel yang ada, baru diperlukan pekerjaan sipil kecil untuk memperluas/merombak bengkel. Tidak akan ada kehilangan tanah sementara maupun permanen, atau kehilangan aset lainnya selama pekerjaan tersebut. Masyarakat Adat Tidak ada dampak negatif terhadap kelompok etnis terpinggirkan. Namun, meningkatnya mutu pendidikan politeknik dan akses lebih baik ke politeknik yang merupakan hasil Proyek, juga akan bermanfaat bagi masyarakat adat.
Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan Selama Rancangan Proyek Lembaga Pelaksana untuk Proyek Pengembangan Politeknik (PDP) PPTA adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pelaksanaan PPTA diawasi oleh Direktur dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (sebelumnya Direktorat Akademik). Tim pendamping dari Ditjen Dikti sebagai penasihat dalam bidang Bantuan Teknis, ditunjuk oleh Direktur dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, terdiri atas staf profesional dari institusi politeknik (7 anggota) dan Kemendikbud (10 anggota). Dalam tahap pembentukan, tim pendamping menyampaikan draf Rencana Strategis untuk Pengembangan Politeknik 2010-2014 yang mengindikasikan arah proyek yang lebih disukai, hal yang ikut menjadi pertimbangan tim PPTA dalam rancangan proyek selama tahap kedua. Draf Rencana tersebut telah dikembangkan sejak awal 2010 sebagai antisipasi dukungan ADB untuk sektor ini. Selain itu, perencanaan Proyek PPTA dibicarakan pada tahap pembentukan dengan tujuan menyelaraskan kegiatan kedua tim, untuk menyetujui pengaturan kerja sama dan operasi sebagai persiapan Proyek Pengembangan Politeknik (PDP). Sejak awal proyek, telah diadakan serangkaian pertemuan tim pendamping dengan tim ahli PPTA mengenai perencanaan dan kegiatan Bantuan Teknis, serta terutama pengembangan Pohon Masalah dan DMF untuk proyek tersebut. Telah dilakukan kunjungan lapangan bersama untuk kajian sektor, dan para pakar PPTA juga diundang ke tiga lokakarya yang diikuti semua Politeknik negeri guna menyampaikan dan membicarakan rancangan awal untuk PDP. Lokakarya tersebut menjadi kesempatan untuk menginformasikan semua Politeknik negeri mengenai PDP dan untuk menerima masukan serta rekomendasi mengenai pelaksanaan PDP. Perhatian utama tim pendamping adalah pembuatan dokumen proyek final untuk pinjaman PDP secara tepat waktu agar dapat menggunakan dana Pemerintah Indonesia yang telah dialokasikan untuk PDP pada 2011. Sejumlah besar politeknik, lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan (TVET), serta lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendukung pendidikan dan pelatihan, industri, asosiasi industri, kementerian, dan lembaga donor, telah dikunjungi untuk wawancara, diskusi, pertemuan, pengumpulan informasi, serta memberi tahu tentang PDP. Sekitar 32 kunjungan telah dilakukan ke berbagai politeknik negeri dan swasta, 16 kunjungan ke berbagai industri, 8 kunjungan ke lembaga pendukung (BNSP, LSP, Kopertis, BAN-PT, ASPI, SEAMOLEC), serta 7 kunjungan ke Kementerian selain Kemendikbud. 95 wawancara telah dilakukan dengan satu atau beberapa narasumber. Lokakarya dengan komunitas donor dan pemangku kepentingan dari sektor pendidikan politeknik diadakan di Kementerian Pendidikan pada 29 Juli 2010, untuk menyampaikan PPTA dan membicarakannya sebagai masukan bagi komunitas donor internasional dan pemangku kepentingan PDP. Beberapa donor, termasuk ADB, menyampaikan visi dan rencananya dalam konteks kebijakan pengembangan keahlian dan kebutuhannya di Indonesia, serta membicarakan opsi untuk koordinasi dan penyelarasan donor. Rangkaian pertemuan dan lokakarya dengan kelompok pendamping Kemendikbud dan yang melibatkan perwakilan berbagai Politeknik merupakan langkah penting untuk mensosialisasikan tujuan dan pendekatan proyek guna memperoleh masukan dalam proses mendefinisikan rancana proyek dan pendekatan teknis untuk pelaksanaannya. Sampai dengan May 2011, telah diadakan 16 pertemuan dengan kelompok pendamping. Yang paling penting adalah pertemuan dengan semua pimpinan dan staf manajemen politeknik, yang diadakan oleh kelompok pendamping, di Manado, Surabaya, Batam, dan Jakarta. Tujuan PDP disosialisasikan dan dibicarakan secara intensif dengan pimpinan dan staf manajemen politeknik, termasuk strategi pelaksanaan. Untuk definisi Pohon Masalah yang didasarkan pada temuan tahap pengkajian, dan untuk rancangan awal DMF, tim proyek telah melakukan serangkaian diskusi yang intensif dengan kelompok fokus, yang semakin mengarahkan bentuk kedua dokumen tersebut guna disiapkan dalam konsultasi lebih lanjut dengan ADB dan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan lembaga. Selama Pelaksanaan Proyek Lembaga Pelaksana untuk proyek ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Lembaga Pelaksana akan bertanggung jawab untuk manajemen dan pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Komite pengarah proyek akan
dibentuk dengan ketua Deputi Menteri dari BAPPENAS guna memberikan panduan strategis bagi proyek. Komite ini akan terdiri atas perwakilan dari sektor utama pemangku kepentingan, termasuk BAPPENAS, asosiasi pemberi kerja yang relevan, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Kementerian Keuangan akan bertanggung jawab menyalurkan dana Proyek. Unit manajemen proyek (PMU) akan dibentuk oleh Ditjen Dikti, di bawah bimbingan direktur proyek, yaitu Direktur pada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan di Ditjen Dikti. PMU akan dipimpin oleh manajer proyek dan akan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek harian, perencanaan dan penganggaran, pengadaan, penyaluran dana, pemantauan, pengawasan, pengecekan pelaksanaan di lembaga proyek, dan penyerahan laporan yang diwajibkan kepada Pemerintah dan ADB. Penyaluran dana dari Dana Keahlian Nasional (National Skills Fund) memerlukan persetujuan dari pemangku kepentingan utama, terutama pemerintah dan organisasi industri, serta asosiasi pemberi kerja. Proyek juga akan membuat sumber daya berbasis web untuk memungkinkan organisasi/individu yang berkepentingan untuk melacak kegiatan dan kemajuan proyek dalam memenuhi keluaran proyek. Uraian Proyek akan berfokus pada empat bidang prioritas: (i) manufaktur; (ii) agrobisnis; (iii) infrastruktur; dan (iv) energi dan pertambangan. Dampak proyek adalah sistem pendidikan politeknik yang berkontribusi terhadap tujuan pembangunan sosio-ekonomi nasional dalam industri terpilih tersebut. Hasil yang diharapkan adalah pendidikan politeknik yang lebih mudah diakses, lebih relevan, dan lebih tanggap terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, teknologi, dan inovasi kewirausahaan. Sasaran kinerjanya adalah (i) jumlah mahasiswa politeknik yang mendaftar ke program dalam 4 sektor prioritas tersebut meningkat 25%, dan setidaknya 30% adalah perempuan; (ii) jumlah lulusan politeknik yang memasuki angkatan kerja meningkat 25% di 4 sektor prioritas tersebut, dan setidaknya 15% dari peningkatan tersebut adalah perempuan, dan (iii) persentase lulusan politeknik yang memperoleh pekerjaan relevan dalam waktu 6 bulan sejak kelulusan, meningkat 25% pada tahun kelima di empat Pusat Keunggulan (Center of Excellence/COE) dan 12 lembaga satelit politeknik. Proyek yang diusulkan adalah dengan keluaran berikut: (a) Keluaran 1: Peningkatan Mutu dan Relevansi Sistem Politeknik, Baik Negeri Maupun Swasta. Proyek akan: (i) memperkuat standar kerja sama dengan industri dan menyelaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Indonesia (IQF). Standar akan dipaketkan dalam program pengajaran profesional untuk menjawab kebutuhan keahlian di 4 sektor industri; (ii) program peningkatan keahlian dosen akan dilaksanakan; (iii) revisi sistem akreditasi, sistem penilaian nasional, dan sistem pemastikan mutu menurut IQF dan kebijakan serta pedoman ASEAN; (iv) meningkatkan fasilitas dan peralatan di 4 COE dan 12 lembaga satelit politeknik; (v) memfasilitasi keterlibatan dengan industri dan melaksanakan proyek yang didanai melakukan Dana Keahlian Nasional. (b) Keluaran 2: Akses yang lebih baik dan adil ke pendidikan politeknik. Proyek akan: (i) meningkatkan taraf partisipasi di empat sektor prioritas; (ii) merevisi persyaratan masuk dan kebijakan akses guna meningkatkan pendaftaran; (iii) mengkaji 20.000 mahasiswa melalui RPL; (iv) mengaitkan dengan sekolah kejuruan dan penyedia swasta guna menciptakan jalur masuk yang mudah dan menyediakan lebih dari satu titik masuk ke sistem; (v) mendanai strategi kesetaraan guna memastikan akses bagi perempuan dan kelompok terpinggirkan. (c) Keluaran 3: Peningkatan keterlibatan sektor swasta di sektor politeknik. Proyek akan: (i) menciptakan kerangka kelembagaan bagi keterlibatan sektor swasta; (ii) melaksanakan program dan metode pelatihan yang relevan dengan kebutuhan keahlian industri; (iii) memungkinkan industri untuk mendukung penyampaian dan penilaian pelatihan. (d) Keluaran 4: Memperkuat tata kelola, manajemen, dan pembiayaan lembaga politeknik. Proyek akan: (i) mengkaji dan merevisi kerangka dan sistem aturan, pekerjaan, manajemen, dan pembiayaan untuk institusi politeknik agar lebih selaras dengan tujuan kebijakan pemerintah.
Dasar Pemikiran Proyek dan Kaitan dengan Strategi Negara/Regional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025 dari Pemerintah bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi menjadi 12% per tahun, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas pembangunan ke daerah yang lebih miskin. Ditetapkan enam koridor ekonomi dan delapan sektor prioritas untuk mencapai Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan sejahtera. Komponen nomor 3 dari rencana ini berupaya meningkatkan sumber daya manusia demi memastikan tersedianya keahlian untuk mewujudkan tujuan kebijakan rencana tersebut. Usulan proyek pengembangan politeknik mendukung rencana tersebut dengan meningkatkan akses ke sistem pendidikan kejuruan politeknik yang bermutu. Sistem yang akan menyampaikan peningkatkan keahlian, yang memenuhi kebutuhan teridentifikasi dari pemberi kerja, serta tujuan kerja dan tingkat pendapatan lulusannya. Empat dari delapan sektor yang diidentifikasi oleh Master Plan akan ditargetkan melalui proyek yang diusulkan. Sektor tersebut adalah (i) manufakturing; (ii) infrastruktur; (iii) pertambangan; dan (iv) agro-industri. Sekitar 75% dari pekerjaan di Indonesia memerlukan peningkatan keahlian teknis guna meningkatkan produktivitas perusahaan. Agar tetap bertahan dan dapat menciptakan peluang kerja lebih lanjut, perusahaan perlu meningkatkan standar layanan, menghasilkan produk bermutu lebih baik, meningkatkan organisasi kerja, penggunaan teknologi, dan membangun rantai nilai yang meningkatkan pangsa produksi atau memberi nilai bagi ekonomi. Ini tugas yang sulit mengingat 90% pekerja di seluruh Indonesia dipekerjakan oleh usaha kecil dan mikro yang mempekerjakan kurang dari enam pekerja. Lebih dari 70% populasi yang memiliki pekerjaan bekerja di sektor informal dalam pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian. Sekolah kejuruan, didukung oleh proyek ADB INVEST, memberi pembentukan keahlian yang bermutu untuk pekerjaan tersebut. Guna meningkatkan mutu dan tingkat keahlian yang tersedia bagi pasar tenaga kerja untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian tinggi, dibutuhkan keterlibatan sektor politeknik. Saat ini tingkat pengangguran di kalangan lulusan politeknik masih tinggi dan tingkat partisipasi masih rendah. Lulusan sering kali harus menunggu lama (12 bulan) sebelum mendapatkan pekerjaan di bidang yang mereka pelajari, dan sering kali harus dilatih ulang oleh pemberi kerja di sektor manufaktur, infrastruktur, dan pertambangan. Pengangguran terselubung mendekati 40% yang semakin menunjukkan ketidakcocokan antara keahlian yang diperoleh dari pendidikan tinggi saat ini (termasuk politeknik) dengan yang dibutuhkan pasar tenaga kerja. Strategi negara ADB (termasuk Rencana Bisnis Operasi Negara 2011-2013, ASR Pendidikan 2010-2015) mengidentifikasi rendahnya daya saing perusahaan sebagai kendala utama pertumbuhan, terutama rendahnya keahlian dan produktivitas angkatan kerja. Keahlian tingkat menengah telah diidentifikasi oleh asosiasi industri dalam keempat sektor ekonomi di atas sebagai sangat penting untuk rencana pertumbuhan. Pemerintah juga sangat menyadari perlunya meningkatkan keahlian angkatan kerjanya jika Indonesia ingin meningkatkan daya saing terhadap tetangga regionalnya di ASEAN atau mencapai sasaran dalam Master Plan. Dampak Pembangunan Dampaknya adalah pendidikan politeknik untuk menghasilkan lulusan yang tanggap terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja dan berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas di Sektor Prioritas
Hasil Proyek Uraian Hasil Kemajuan Menuju Hasil Pendidikan politeknik selaras dengan MP3EI di 5 sektor prioritas. Keluaran dan Kemajuan Pelaksanaan Uraian Keluaran Proyek Peningkatan mutu dan relevansi sistem politeknik. Akses yang lebih baik dan adil ke institusi politeknik. Peningkatan keterlibatan sektor swasta dan mendorong budaya kewirausahaan guna memperkuat daya saing lulusan politeknik. Memperkuat tata kelola dan manajemen pendidikan politeknik. Status Tujuan Pembangunan Status Kemajuan Pelaksanaan (Keluaran, Kegiatan, dan Persoalan) Perubahan Material Peluang Bisnis Tanggal Pencatatan Pertama Layanan Konsultasi Pengadaan Pemberitahuan Pengadaan dan Konsultasi http://www.adb.org/projects/42099-013/business-opportunities Jadwal Konsep Pencarian Fakta 01 Des 2011 sampai 23 Des 2011 Rapat Kajian Manajemen 16 Mar 2012 31 Okt 2012 Misi Kajian Terakhir
Tonggak No. Ditandatangani Efektif Selesai Orisinal Direvisi Aktual Pinjaman 2928 31 Okt 2012 21 Nov 2012 7 Jan 2013 30 Jun 2018 Pemanfaatan Tanggal Nomor ADB (ribu US$) Lainnya (ribu US$) Persentase Bersih Pemberian Kontrak Kumulatif 19 Mar 2013 Pinjaman 2928 0 0 0,00% Pencairan Kumulatif 19 Mar 2013 Pinjaman 2928 0 0 0,00% Status Perjanjian Perjanjian dipilah-pilah menurut berbagai kategori berikut laporan keuangan proyek yang diaudit, perlindungan, sosial, sektor, keuangan, ekonomi, dan lain-lain. Pemenuhan terhadap perjanjian dinilai per kategori dengan menerapkan kriteria berikut: (i) Memuaskan semua perjanjian dalam kategori tersebut telah dipenuhi, namun diperbolehkan maksimum satu pengecualian, (ii) Sebagian Memuaskan maksimum dua perjanjian dalam kategori tidak dipenuhi, (iii) Tidak Memuaskan tiga atau lebih perjanjian dalam kategori tidak dipenuhi. No. Kategori Sektor Sosial Keuangan Ekonomi Lainnya Perlindungan Pinjaman 2928 Perincian Kontak dan Pembaruan Pejabat ADB yang Bertanggung Jawab Departemen ADB yang Bertanggung Jawab Divisi ADB yang Bertanggung Jawab Lembaga Pelaksana Wolfgang G. Kubitzki (wkubitzki@adb.org) Departemen Asia Tenggara Indonesia Resident Mission Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Tautan Situs Web Proyek http://www.adb.org/projects/42099-013/main Daftar Dokumen Proyek http://www.adb.org/projects/42099-013/documents