The Militer Balance 2015 Oleh Herry Darwanto

dokumen-dokumen yang mirip
mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR)

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

Pendahuluan. Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM

Pemenuhan Alutsista dan Kemandirian Industri Pertahanan. Tubagus Hasanuddin (Wakil Ketua Komisi I DPR RI)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

PRUDENTIAL INDONESIA MENUNJUKKAN KINERJA BISNIS TENGAH TAHUN 2009 YANG TANGGUH

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

Lomba Senjata China Versus Amerika Serikat

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

Post-Western world dan respon Turki

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Optimalisasi Kerjasama Pendidikan Indonesia-India

Sambutan Presiden RI Pd Rapat KKIP, tgl 12 Maret 2014, di Mako Armatim TNI-AL, Surabaya Rabu, 12 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kreativitas dan Inovasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tunjangan Operasi Pengamanan. Petugas. Pulau Kecil. Terluar.

Transkripsi:

The Militer Balance 2015 Oleh Herry Darwanto The Militer Balance 2015 (TMB 2015) baru saja diterbitkan oleh The International Institute for Strategic Studies (IISS), lembaga riset terkenal yang berkantor di Amerika Serikat, dengan beberapa cabang antara lain di Singapura. ISIS setiap tahun mempublikasikan serial The Miltary Balance yang mengulas perkembangan kapabilitas militer dan ekonomi pertahanan dari 171 negara. Berikut ini adalah ringkasan dokumen tersebut berdasarkan pernyataan pers Dr John Chipman, Direktur Jenderal dan Eksekutif Kepala IISS pada tanggal 11 Februari 2015. Secara keseluruhan, belanja pertahanan global pada tahun 2014 naik sebesar 1,7% setelah tiga tahun mengalami penurunan. Namun, kecenderungan ini mungkin berkurang pada tahun 2015 ini, mengingat penurunan harga minyak, stagnasi ekonomi Rusia dan melambatnya pertumbuhan global. Sebaliknya, negara-negara berkembang terus meningkatkan belanja pertahanannya. Pada tahun 2014 kenaikannya lebih melebihi penurunan kenaikan anggaran pertahanan negara-negara Barat. Fakta lain, adalah bahwa Amerika Serikat tetap menjadi pembelanja pertahanan terbesar di dunia, paling tinggi dari semua negara di dunia, walaupun Presiden Obama terus berusaha mengurangi anggaran pertahanannya. Analisis dalam TMB 2015 mempertegas terjadinya penurunan anggaran militer/pertahanan di negara-negara Eropa dan meningkatnya anggaran pertahanan di negara-negara Asia. Permasalahan mengenai Eropa adalah apakah penurunan itu dapat terus dilakukan, mengingat tantangan keamanan di Eropa dan bagian dunia lain semakin meningkat. Permasalahan di Asia adalah bagaimana memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang mendukung modernisasi militer tetap menjadi tujuan nasional utama, sehingga tidak mengarah pada terjadinya konflik militer. Jika pada awal 2014, muncul kekhawatiran akan terjadinya konflik militer di Asia, namun realitas tahun 2014 menunjukkan gambaran yang berbeda, yaitu munculnya konflik di Ukraina dan semakin meningkatnya kegiatan kelompok teroris Islam ekstrim di Timur Tengah dan Afrika.

Eropa Kejadian di Ukraina selama tahun 2014 dan erosi kepercayaan antara negara-negara Barat dengan Rusia telah mengoyak kedamaian di Eropa pasca Perang Dingin. Negara-negara Barat kini harus menyusun strategi bersama menghadapi Rusia yang ingin menjadi kekuatan baru di dunia (yaitu Rusia yang revisionis ). Penderitaan warga sipil di wilayah Ukraina yang berkonflik telah semakin dalam, dengan kedua belah pihak menggunakan taktik militer konvensional dan non-konvensional. Taktik ini antara lain penggunaan roket artileri dan tembakan meriam di tengah-tengah kumpulan penduduk sipil. Penggunaan milisi dan tentara sukarelawan telah menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dari sistem komando -dan-kontrol, dan menyulitkan inisiatif perlucutan senjata, demobilisasi dan reintegrasi untuk mengakhiri konflik. Upaya penyelesaian politik (saat TMB 2015 ditulis) terlihat kurang menjanjikan, dan ditengah pertempuran yang setiap saat terjadi, upaya menetapkan gencatan senjata sangat sulit, bahkan jika ada kemauan dari para pihak untuk melakukannya. [Berita terakhir pada awal Februari 2015 telah dicapai gencatan senjata di Ukraina]. Modernisasi militer di Rusia berlangsung terus, dengan investasi yang meningkat untuk pembuatan kapal, pesawat dan peluru kendali generasi terbaru. Rusia tengah melakukan ujicoba pesawat tempur generasi kelima Sukhoi T-50, dan menyempurnakan desain pesawat bomber baru jarak jauh. Rusia terus menambah senjata nuklir di pusat-pusat komando militernya, dan ada peningkatan jumlah pasukan reaksi cepat secara signifikan, sementara angkatan udara dan laut dikerahkan untuk operasi provokatif. Negara-negara Barat masih menghabiskan lebih dari setengah belanja pertahanan dunia pada tahun 2014, meskipun turun dari posisi dua pertiga belanja pertahanan global pada tahun 2010. Adalah krisis keuangan tahun 2008 yang menyebabkan penurunan belanja pertahanan negara-negara Eropa ini. Ada tanda-tanda bahwa lingkungan strategis yang lebih menantang telah menggeser prioritas anggaran, terutama negara-negara di Eropa Utara dan Timur, karena kekhawatiran adanya perbedaan kapasitas negara-negara NATO untuk melawan teknik perang hibrida Rusia. Walau demikian, belanja pertahanan negara-negara terkemuka Eropa secara militer tetap menunjukkan penurunan. Jumlah alutsista negara-negara Eropa juga terus berkurang, karena kini lebih fokus pada pembuatan senjata canggih. Antara tahun 1995 dan 2014, jumlah tank tempur utama (MBT) di Eropa berkurang dari sekitar 25.000 unit menjadi hanya 8.000 unit, sementara pesawat pemburu dan penyerang berkurang dari 5.400 unit menjadi 2.400 unit. Sekretaris Jenderal NATO terus mengingatkan negara-negara anggotanya untuk memenuhi janji mengalokasikan 2% dari PDB masing-masing untuk pertahanan. Keinginan itu tampak tidak akan segera terpenuhi. Namun NATO tetap sepakat untuk meningkatkan jumlah tentara siaga dari 13.000 orang menjadi 30.000 orang. NATO mungkin akan harus mengerahkan pasukan lebih banyak dan lebih cepat untuk menjaga ketertiban dan keamanan di sana, dan

untuk itu memerlukan peningkatan investasi atau pembagian beban baru di antara negaranegara anggotanya. Meskipun beberapa negara Eropa telah sedikit meningkatkan anggaran pertahanan karena kekhawatiran keamanan yang memburuk, negara-negara Eropa harus mempertimbangkan lebih serius keseimbangan optimal antara keinginan menambah anggaran pertahanan dengan pengurangan defisit yang berpotensi menyebabkan krisis keuangan lagi. Dengan kesenjangan investasi pertahanan yang semakin mengecil, maka sebagai penyeimbang, negara-negara Barat perlu mempertahankan keahlian prajuritnya, mengingat bahwa sekali kemampuan hilang, maka sulit untuk membangunnya kembali. Selain itu, negara-negara Barat akan harus mempertahankan keunggulan teknologinya dengan tetap berusaha meminimalkan risiko terhadap kekuatan militer mereka dari penggunaan senjata terbaru oleh aktor negara dan bukan-negara. Suriah, Irak dan ISIS Sementara Rusia yang revisionis semakin menantang tatanan keamanan Eropa, ancaman dari teroris Islam ekstrim semakin meningkat sepanjang tahun 2014. Munculnya ISIS dan masuknya para jihadis dari berbagai kawasan perang di Timur Tengah telah menjadi pekerjaan besar bagi banyak negara di sana. Dinas intelijen banyak negara di dunia dituntut untuk berkonsentrasi pada ancaman yang muncul dengan kembalinya para jihadis ini ke negara masing-masing. Keberhasilan militer ISIS pada tahap awal telah mendorong Koalisi Internasional pimpinan AS meluncurkan serangan udara terhadap gerakan jihad di Irak dan di Suriah utara. Sifat hibrida gerakan ISIS - pemberontakan, pasukan infanteri, terorisme - terbukti menjadi kunci keberhasilannya. Serangan di Irak dan Suriah menunjukkan bahwa ISIS menjadi musuh yang mampu beradaptasi untuk mengurangi kerentanannya menghadapi kekuatan udara Koalisi.

Sejak meluncurkan serangan udara terhadap ISIS pada bulan Agustus 2014, Operasi Resolve Inherent pimpinan AS menunjukkan hasil yang beragam di Irak dan Suriah. Strategi memberikan dukungan udara bagi tentara lokal dalam melawan ISIS telah merusak momentum strategis yang dicapai ISIS pada musim panas 2014. Di Irak, kekuatan udara Koalisi berperan penting dalam merebut kembali bendungan Mosul pada Agustus 2014 dan mempertahankan Erbil, ibukota Pemerintah Daerah Kurdi, dari serangan ISIS. Iran juga memberikan dukungan udara ke Irak dalam mengatasi serbuan ISIS. Di Suriah, penggunaan besar-besaran kekuatan udara Koalisi terbukti menentukan dalam mempertahankan kota Kobane di wilayah yang dikuasai Kurdi. Namun, sejauh ini Angkatan perang AS hanya bisa mengurangi satu persen wilayah yang sebelumnya dikuasai ISIS. Gabungan antara kekuatan Kurdi Peshmerga (tentara Kurdi yang menjadi sekutu AS), tentara Irak dan Tentara Pembebasan Suriah, belum cukup kuat untuk menghasilkan kemenangan yang berkelanjutan menghadapi ISIS, meskipun dibantu dengan pasokan senjata, pelatihan dan dukungan udara oleh AS. Upaya merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dari kendali ISIS menjadi ujian yang menentukan apakah strategi Presiden Obama memberikan dukungan untuk pasukan yang beroperasi di darat akan bisa mengalahkan ISIS. Sangat mungkin bahwa pelatihan dan dukungan jangka panjang untuk pemberontak Suriah non-isis, pasukan keamanan Irak, dan koalisi negara-negara lain akan tetap diperlukan. Dukungan itu perlu dikombinasikan dengan upaya politik untuk mendapatkan kembali kepercayaan terhadap pemerintahan Irak yang dipimpin oleh minoritas Sunni. Operasi udara Koalisi memungkinkan kemenangan taktis terhadap ISIS tetapi belum tentu menimbulkan kekalahan strategis terhadap ISIS. Metode militer saja tidak akan berhasil mengatasi cara canggih yang digunakan ISIS untuk merekrut, menginspirasi pengikut dan mempertahankan operasinya. Dinamika keamanan yang kompleks di kawasan Timur Tengah menuntut anggaran pertahanan kawasan itu yang tinggi sejak lama. Namun meningkatnya rasa tidak aman dan konflik akhirakhir ini menyebabkan peningkatan anggaran pertahanan lebih lanjut. Jika pada tahun 2011, rata-rata pertumbuhan belanja pertahanan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara adalah 3,5% per tahun, akhir-akhir ini diperkirakan meningkat menjadi rata-rata 10% per tahun. Militerisasi Asia Terus Berlangsung Berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara Eropa, belanja pertahanan negara-negara Asia secara keseluruhan telah meningkat pesat sejak 2010, menjadi lebih dari US $ 340 M pada tahun 2014. Beberapa perkembangan yang menonjol adalah sebagai berikut. Belanja pertahanan China terus melebihi belanja pertahanan seluruh negara-negara Asia lainnya. Pada tahun 2010 China menyumbang sekitar 28% dari belanja pertahanan seluruh negara Asia; pada tahun 2014 sahamnya meningkat menjadi sekitar 38%. Program pengadaan senjata China, yang didukung oleh kenaikan anggaran ini, terus menarik perhatian dunia.

Setelah berhasil mebuat kapal pengangkut pesawat dan perusak Liaoning, China membangun lebih banyak lagi kapal perang serupa. Jumlah dan kecanggihan persenjataan juga ditingkatkan. Ke 60 fregat dan kapal perusak yang beroperasi pada tahun 2000 memiliki 600 tabung rudal anti-kapal dan rudal darat-ke-udara; saat ini telah meningkat hampir tiga kali lipat dengan jumlah kapal yang bertambah hanya 20%. Pameran alutsista udara pada November 2014 di Zhuhai memperlihatkan kepada dunia kemajuan militer China, antara lain pesawat tempur prototipe FC-31 dan berbagai senjata udara-ke-darat untuk digunakan di pesawat tanpa awak. Jika pangsa (share) anggaran pertahanan China dari anggaran pertahanan total negara-negara Asia meningkat, pangsa Jepang dalam belanja militer di Asia turun dari 20% pada tahun 2010 menjadi kurang dari 14% pada tahun 2014. Namun akhir-akhir ini Jepang juga meningkatkan anggaran pertahanannya. Jepang tercatat akan membeli pesawat tempur F-35, pesawat tiltrotor dan kapal selam yang lebih canggih seperti kelas Soryu, yang juga telah ditawarkan ke Australia untuk menggantikan sebagian armada kapal selamnya. Kapal selam juga menjadi kebutuhan negara-negara Asia lain. Vietnam sudah mulai menerima kapal selam kelas Kilo dari Rusia. India, Korea Selatan, Indonesia dan Singapura juga sedang menambah armada kapal selam masing-masing. Kesimpulan Jika pada awal tahun 2014 tantangan bagi perencana pertahanan adalah lingkungan keamanan yang rapuh dan kompleks, awal tahun 2015 tantangan ini lebih serius. Ketidakamanan, kekerasan dan penggunaan kekuatan militer semuanya meningkat; kawasan tidak stabil semakin banyak dan meluas. Krisis militer tampak tidak akan selesai, malahan mungkin meningkat. TMB 2015 menyediakan informasi publik yang terbaik mengenai kemampuan militer, kecenderungan dan belanja pertahanan di seluruh dunia. Fakta-fakta dan analisis tentang kemampuan militer negara-negara yang termuat dalam TMB 2015 ini sangat berguna dalam merumuskan kebijakan pertahanan masing-masing negara, setidaknya sebagai informasi yang cukup akurat untuk berdiskusi tentang bagaimana menghadapi ancaman global, regional dan nasional yang terus meningkat. --o0o-- Penulis adalah PNS senior Kementerian Pertahanan. Pendapat pribadi. Referensi: Military Balance 2015 Press Statement, Remarks by Dr John Chipman, Director-General and Chief Executive, IISS; 11 February 2015

[https://www.iiss.org/en/about%20us/press%20room/press%20releases/press%20releases/ar chive/2015-4fe9/february-0592/military-balance-2015-press-statement-40a1]