BAB I PENDAHULUAN. tengah daya saing Indonesia yang masih rendah? Laporan nilai ekspor non migas periode Januari-Oktober 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Herdiansyah Eka Putra B

ANALISIS KAUSALITAS EKSPOR NON MIGAS DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN I IV.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi karena sebab-sebab sebagai berikut pertama perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor -faktor yang berlaku.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya, kemampuan rakyatnya, kemampuan para ahlinya, dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. global, tidak terkecuali Indonesia ikut merasakan dampak tersebut. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekspor non migas sepanjang tahun 2004 semakin membaik dan malonjak tajam. Apakah peningkatan itu akan terus berlanjut di tengah daya saing Indonesia yang masih rendah? Laporan nilai ekspor non migas periode Januari-Oktober 2004 menunjukkan angka fantastis. Secara kumulatif ekspor periode tersebut mencapai US$ 45,659 miliar atau naik 15,76 persen dibandingkan periode sama tahun 2003. Pencapaian itu memang diluar prediksi meski belum mencapai hingga akhir 2005, pemerintah sebelumnya hanya menargetkan ekspor non migas 2004 mampu menigkat 7% - 10%. Peningkatan itu didasarkan atas semakin membaiknya perekonomian dunia dan keyakinan perekenomian nasional. Akan tetapi ekspor Indonesia menghadapi persoalan rendahnya daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Sedangkan rendahnya daya saing dipengaruhi oleh lemahnya nilai tukar rupiah, ekonomi biaya tinggi, minimnya prasarana dan tidak adanya investasi baru. Namun daya saing bukan persoalan yang mudah dihapuskan begitu saja tetapi nilai tukar rupiah juga rentan terguncang. Faktor-faktor eksternal di dalam negeri seperti politik, keamannan bisa dengan mudah melemahkan nilai tukar dalam sekejap, disamping pengaruh nilai mata uang dollar. Namun yang dianggap menjadi momok bagi dunia usaha adalah ekonomi biaya tinggi. Agar

2 ekspor meningkat supaya pertumbuhan ekonomi meningkat adalah target objektif dari pemerintah (www.sinarharapan.co.id/ ekonomi/industri/2004). Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tetangga. Keadaan ini dipengaruhi struktur perekonomian yang relatif sama sehingga mempengaruhi kesamaan karakter industri di masing-masing negara. Kesamaan tersebut menimbulkan kesamaan hubungan spesifik di antara variabel perdagangan. Kesamaan karakter ini juga dipengaruhi kesamaan pandangan dan kebijakan dalam mengoptimalkan output produksi yang dihasilkan dari penggalian potensi ekonomi untuk tujuan meningkatkan pendapatan nasional (Adiningsih, 1997: 65-75). Perdagangan internasional dalam perekonomian di setiap negara merupakan hal yang sangat penting karena dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang tidak melakukan perdagangan internas ional. Oleh karena itu perekonomian setiap negara telah terbuka dan terjalin hubungan dengan dunia internasional. Makin meningkatnya peranan sektor perdagangan internasional bagi suatu perekonomian menyebabkan suatu negara berusaha untuk mencapai surplus dalam neraca perdagangan internasionalnya. Makin besar surplus yang dicapai maka makin besar pula devisa yang masuk, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan. Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan internasional telah memainkan peran yang sangat penting, itu terlihat dampaknya dari sumbangan sektor perdagangan dalam keseluruhan produksi nasional serta

3 sumbangan di dalam penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Maka ekspor menjadi salah satu sumber penerimaan devisa yang pe nting. Devisa ini tersedia dalam jumlah yang terbatas, berfungsi sebagai alat pembiayaan untuk usaha pemeliharaan kestabilan ekonomi maupun pelaksanaan pembangunan. Kebutuhan devisa akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan. Maka ekspor sebagai sumber penerimaan devisa harus terus ditingkatkan bagi pembangunan perekonomian Indonesia. Pada periode industrialisasi subtitusi impor, ekspor terutama migas dan gas bumi hanya dipandang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan yang dominan dan bukan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, sehingga ekspor tidak pernah dipakai sebagai pradigma industrialisasi di Indonesia akibatnya kecuali sektor migas dan gas bumi serta beberapa sektor pembangunan hampir seluruh sektor ekonomi Indonesia semuanya berorientasi ke pasar dalam negeri. Ketika Indonesia beralih ke strategi industrialisasi promosi ekspor dipandang sebagai sektor yang diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Ekspor selanjutnya dipakai sebagai pradigma didalam pengembangan sektor industri di Indonesia, segala upaya dilakukan pemerintah agar sektor manufaktur Indonesia pada akhirnya menjadi primadona ekspor Indonesia menggantikan peran dominan dari sektor migas dan gas bumi (Utomo, 2000: 48-49). Peningkatan aktivitas ekspor non migas dapat menaikkan skala ekonomi eksternal dimana industri-industri domestik yang mensuplai sektor ekspor non migas dengan masukan-masukan untuk mendapatkan keuntungan

4 dari meningkatnya permintaan bagi produk-produk yang dihasilkan. Penciptaan fasilitas-fasilitas pelayanan bagi sektor non migas dan pendirian industri pelengkap dan industri terkait dapat dipandang sebagai pemanfaatan dari efek eksternalitas positif lewat mekanisme pasar. Dalam kerangka teoritis Keynes untuk perekonomian terbuka peningkatan ekspor akan meningkatkan pendapatan nasional dengan cara yang sama seperti yang ditimbulkan oleh adanya peningkatan dalam investasi publik atau swasta dan peningkatan pembelanjaan pemerintah (Utomo, 2000: 50). Peningkatan ekspor disebabkan keadaan perekonomian, maka pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap pendapatan nasional dalam penentuan kebijakan-kebijakan ekonomi makro. Dalam teori perdagangan internasional Neoklasik, suatu perekonomian yang terlibat dalam perdagangan internasional akan memperoleh manfaat status (Linneman, 1987: 82-182). Ekspor komoditi andalan Indonesia adalah produk industri kayu olahan, tekstil dan karet olahan. Maka keempat macam komoditas ini adalah ekspor hasil industri di Indonesia. Hal ini sesuai dengan teori keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki, entah itu dalam bentuk kekayaan sumber daya tertentu, atau kemampuan alamiah yang potensial dan pada akhirnya akan berkembang suatu fenomena yang disebut spesialisasi (specialization) atas dasar keunggulan komparatif. Tuntutan terhadap daya saing semakin tinggi dan semakin ketatnya persaingan juga merupakan tantangan bagi Indonesia dalam upayanya

5 mendorong kinerja ekspor nasional. Faktor domestik juga dinilai sarat dengan persoalan-persoalan yang belum terpecahkan. Ekonomi biaya tinggi tetap membayangi perekonomian nasional sehingga menghambat daya saing produk ekspor nasioanal, masih lamahnya iklim usaha sehinggga menghambat investasi dalam industri penghasil ekspor dan relatif rendahnya akses terhadap kualitas dan kuantitas prasarana yang memadai sehingga mengakibatkan inefisiensi perdagangan. Sasaran di bidang perdagangan internasional khususnya barang-barang ekspor adalah mengusahakan agar volume dan nilai ekspor terus mengalami peningkatan. Hal ini dilakukan melalui usaha-usaha diversifikasi pasar, diversifikasi komoditi serta usaha meningkatkan daya saing barang ekspor di pasaran internasional. Kebijaksanaan yang menunjang kearah peningkatan daya saing terhadap barang-barang ekspor ini dilaksanakan antara lain melalui perbaikan terhadap standar mutu barang ekspor sesuai dengan standar internasional, perbaikan administrasi dan mengusahakan biaya pengangkutan yang lebih murah. Disamping itu penyaluran yang cukup lancar dan penempatan harga di pasaran dalam negeri, merupakan dasar yang kuat guna pengembangan kegiatan perdagangan internasional. Angka persetujuan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia selama tahun 2004 mencapai 10,28 miliar dollar AS. Angka ini 27% lebih rendah dibandingkan tahun 2003. Sementara angka penanaman modal dalam negeri (PMDN) turun 51,54%, dari Rp 50,75 triliun tahun 2003 menjadi Rp 36,75 triliun tahun 2004.

6 Angka persetujuan investasi yang tercatat di BKPM ini belum memasukkan investasi di bidang minyak dan gas (migas), perbankan, lembaga keuangan nonbank, asuransi dan leasing, pertambangan (kontrak karya), investasi yang pencatatannya dilakukan oleh lembaga-lembaga teknis. Pemulihan angka investasi dan pertumbuhan ekspor, dinilai kalangan analis, menjadi kunci utama untuk bisa dicapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yang dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak didorong oleh konsumsi. Porsi modal tetap nasional (termasuk PMA dan PMDN) secara keseluruhan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2003 hanya sekitar 19%, semantara konsumsi menyumbang hampir 70% (Kompas, 2004). Demikian pula laju inflasi sampai akhir tahun 2005 diperkirakan tidak akan melebihi 10%, meski pengaruh kanaikan harga BBM cukup besar. Akan tetapi dalam APBN perubahan kedua 2005, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6%, sedang laju inflasi 8,6%. Guna menunjang peningkatan ekspor non migas, nilai tukar rupiah senantiasa dipertahankan untuk realistis. Berkenan dengan ini, Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang (managed -floating exchange rate system). Maka, pemerintah akan melanjutkan penegelolaan kurs valuta asing yang dapat mempertahankan daya saing komoditas ekspor. Kebijaksanaan devisa Indonesia diarahkan unutk memelihara kondisi perekonomian yang

7 sehat dan handal, sekaligus mampu mendorong ekspor dan mengendalikan impor, mendukung kestabilan pasar dan kurs valuta asing. Dalam usaha menghadapi keadaan perekonomian dunia yang kadang tidak menentu serta untuk menignkatkan ekspor non migas Indonesia, perlu diperhatikan variabe l-variabel yang berperan dan berpengaruh serta perubahan-perubahan struktur industri-industri non migas di Indonesia, antara lain yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Disamping usaha pengembangan terhadap penanaman modal yang harus terus disempurnakan dan perlu diperhatikan pula pendapatan nasional, inflasi dan Kurs Valuta Asing Dollar Amerika Serikat (Rp/US $) sebagai indikator penentu harga relatif produk-produk Indonesia di pasar internasional. Berdasarkan uraian dia tas tentang ekspor non migas, maka penelitian ini menganalisis tentang ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING, PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI DAN KURS TERHADAP EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA TAHUN 1980-2005. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri

8 (PMDN), pendapatan nasional, inflasi dan kur s terhadap ekspor non migas di Indonesia tahun 1980-2005. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), pendapatan nasional, inflasi dan kurs terhadap ekspor non migas di Indonesia tahun 1980-2005. D. Manfaat Penelitian Pada dasarnya dalam sebuah penelitian diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat. Seningga hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan dalam rangka mencapai hasil yang lebih baik. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai ekonomi Internasional khususnya perdagangan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan permasalahan perdagangan Internasional di Indonesia.

9 E. Metode Penelitian Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan menggunakan model ECM (Error Correction Model) dengan formulasi sebagai berikut : EXP? F ( PMA, PMDN, KURS, INF, PN )? EXP 0 1? PMA?? 2? PMDN 3? KURS 4? INF 5? PN 6PMAt 7 t 8KURSt? 1 9INFt 10PN t? 1 11 Dimana : PMDN ECT? v t ECT? PMAt? PMDNt? 1? KURSt? INFt? PN t? 1? EXPt Keterangan : EXP PMA PMDN KURS INF PN u t : Ekspor Non Migas di Indonesia : Penanaman Modal Asing : Penanaman Modal Dalam Negeri : Nilai Kurs US $ terhadap rupiah : Inflasi : Pendapatan Nasional : variabel pengganggu? 0 : konstanta?...? : koefisien regresi 1 11 v t : variabel pengganggu

10 meliputi : Dari model diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian yang 1. Pengujian Asumsi Klasik : a. Multikolonearitas (Uji Klein ) b. Heteroskedasitas (Uji White) c. Autokolerasi (Uji Breusch-Godfrey) 2. Uji Statistik : a. Uji Validitas pengaruh (Uji t) b. Uji Kebaikan Model (Uji F) 2 c. Koefisien Determinasi ( R ) F. Sistematika Penulisan Bab I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : LANDASAN TEORI Berisi tentang tinjauan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan tinjauan terhadap teori yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.

11 Bab III : METODE PENELITIAN Berisi tentang ruang lingkup penelitian, objek penelitian, jenis penelitian dan sumber data, definisi operasional varibel dan metode analisis data. Bab IV : DISKRIPSI DAN HASIL ANALISIS Berisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor non migas di Indonesia tahun 1980-2005. Bab V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini dan dilengkapi dengan saran-saran dan keterbatasan dalam penelitian skripsi ini.