TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi Sawah. Salah satu bahan pangan nasional adalah padi. Padi merupakan makanan

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Intensifikasi Padi (SRI) semusim yang berupa rumput-rumputan yang dapat di klasifikasikan sebagai,

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas

TINJAUAN PUSTAKA. ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui pendekatan edukatif (Subejo, 2010). Pendekatan edukatif diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (1978) klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Intensifikasi Padi (The system of Rice intensificasion SRI) : Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa ekstrak larutan beras merah mengandung protein, asam lemak tidak jenuh,

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN PADI SAWAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Cina sudah dimulai sejak tahun sebelum masehi (Suparyono dan Setyono,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. family Gramineae, genus Oryza, spesies Oryza sativa L (Perdana, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya. mempunyai horison yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah Salah satu bahan pangan nasional adalah padi. Padi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan sebagai tulang punggung perekonomian Bangsa Indonesia (Budianto, 2002). Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Genus : Oriza Linn Family : Gramineae Species : Oryza sativa L. (AAK, 1990). Akar pertama yang timbul dari radikula tidaklah lama hidupnya, dalam beberapa hari akar pertama itu akan mati dan fungsinya sebagai penyerap air untuk kebutuhan kecambah, diambil alih oleh akar-akar yang bermunculan pada buku-buku batang kecambah yang terbawah dari batang kecambah (Sugeng, 2001).

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar, yaitu : 1. Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat sementara 2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang tumbuh sebelumnya (Anonim, 2010). Batang padi terdiri dari susunan beberapa ruas. Tiap-tiap dimulai dan diakhiri dengan buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak mata itu pada batang tanaman adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah penting karena setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu anakan. Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan muncul anakan sekunder. Anakan ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Siregar, 1981). Daun kelopak pada daun pelepah yang terpanjang yaitu daun pelepah yang disebut daun bendera (Flag-leaf). Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligulae dan daun bendera daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang saling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun 2. Pelepah daun yang membungkus ruas diatasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya. 3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun.

4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat diatas telinga daun. 5. Daun bendera adalah daun teratas dibawah malai (Anonim, 2010). Malai adalah suatu malai bunga determinit, yaitu bunga terletak pada bagian ujung tajuk. Panjang malai dan bagian ruas teratas diatas pelepah daun bendera menentukan pemanjangan malai. Pemanjangan malai berbeda untuk setiap varietas padi, dan kondisi lingkungan dapat mengubah tingkat pemanjangannya. Sebuah bulir adalah bagian malai bunga, dan terdiri atas dua lemma steril, rakhilla dan floret. Rakhilla adalah sumbu kecil antara sekam rudimenter dan floret fertile. Floret meliputi lemma, palea dan bunga, yaitu : 1. Lemma yaitu bagian floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea. Ia memiliki satu ekor, suatu pemanjangan filiform pada panjang yang berlainan dari urat tengah lemma. 2. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma. Ia sama dengan lemma hanya lebih sempit. 3. Bunga terdiri atas 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun atas dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari. Putik mengandung satu bakal biji. Buahnya seperti buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia (Anonim, 2010).

Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian ini mencakup curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan musim. Curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000 mm. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 0 C keatas. Sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun. Ketinggian tempat untuk tanaman padi adalah 0-65 m diatas permukaan laut. Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dangan syarat tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup didaerah berhawa panas. Angin juga memberi pengaruh positif dalam proses penyerbukan dan pembuahan. Musim berhubungan erat dengan hujan yang berperan dalam penyediaan air dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim kemarau mendapat hasil yang lebih tinggi daripada penanaman padi pada musim hujan dengan catatan apabila pengairan baik (AAK, 1990). SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran dibandingkan teknik budidaya cara tradisional. Pada mulanya, praktek penerapan SRI seperti melawan arus. SRI menentang asumsi dan praktek yang selama ratusan tahun telah dilakukan. Kebanyakan petani padi menanam bibit yang telah matang (umur 20-30 hari), dalam bentuk rumpun, secara serentak, dengan penggenangan air di sawah seoptimal mungkin di sepanjang musim. Masuk akal bahwa tanaman yang lebih matang seharusnya mampu bertahan lebih baik,

penanaman dalam bentuk rumpun akan menjamin beberapa tanaman tetap hidup saat pindah tanam dan penanaman dalam air yang menggenang menjamin kecukupan air dan gulma sulit tumbuh (Berkelaar, 2008). Terlepas dari alasan tersebut, para petani yang menerapkan metode SRI belum menemukan resiko yang lebih besar daripada metode tradisional. Ada 6 penemuan kunci penerapan SRI : 1. Bibit transplantasi lebih awal Bibit padi di transplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda, biasanya saat berumur 8-15 hari. Benih harus disemai pada petakan khusus dengan menjaga tanah tetap lembab dan tidak tergenang air. Saat transplantasi dari petak semaian, harus hati-hati serta dijaga tetap lembab. Bibit harus ditransplantasikan secepat mungkin setelah dipindahkan dari persemaian. Saat menanam benih disawah, benamkan benih dalam posisi horizontal agar ujungujung akar tidak menghadap keatas. Ujung akar membutuhkan keleluasaan untuk tumbuh kebawah. Transplantasi saat bibit masih muda secara hati-hati dapat mengurangi guncangan dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam memproduksi batang dan akar selama tahap pertumbuhan vegetatif. Bulir padi dapat muncul pada malai. 2. Bibit ditanam satu per satu Bibit ditanam satu per satu, tidak secara berumpun, yang terdiri dari dua atau tiga tanaman. Ini di maksudkan agar tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan memperdalam perakaran. Sehingga tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk memperoleh ruang tumbuh, cahaya atau nutrisi dalam tanah.

3. Jarak tanam Dibandingkan dengan baris yang sempit, bibit lebih baik di tanam dalam pola luasan yang cukup luas dari segala arah. Ada beberapa ukuran jarak tanam pada SRI, yaitu : 25 cm x 25 cm, 30 cm x 30 cm dan 35 cm x 35 cm. Untuk membuat jarak tanam yang tepat, petani dapat meletakkan tongkattongkat dipinggir sawah, lalu diantaranya diikatkan tali melintas sawah. Tali diberi tanda interval yang sama, sehingga dapat menanam dalam pola segi empat. Dengan jarak tanam yang lebar ini, memberi kemungkinan lebih besar kepada akar untuk tumbuh leluasa, tanaman juga akan menyerap lebih banyak sinar matahari, udara dan nutrisi. 4. Kondisi tanah Secara tradisional penanaman padi biasanya selalu digenangi air. Namun, sebenarnya air yang menggenang membuat sawah menjadi kekurangan oksigen bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan. Akar padi akan mengalami penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman mencapai masa berbunga. Dengan SRI, petani hanya memakai ½ dari kebutuhan air pada sistem tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi. Tanah cukup dijaga tetap lembab selama tahap vegetatif, untuk memungkinkan lebih banyak oksigen bagi pertumbuhan akar. Kondisi tidak tergenang yang dikombinasikan dengan pendangiran mekanis, akan menghasilkan lebih banyak udara masuk kedalam tanah dan akar berkembang lebih besar sehingga dapat menyerap nutrisi lebih banyak.

Pada tanaman padi sawah yang tergenang air, di akar padi akan terbentuk kantung udara yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen. Namun, karena kantung udara ini mengambil 30-40 % korteks akar, maka dapat berpotensi menghentikan penyaluran nutrisi dari akar ke seluruh bagian tanaman. Penggenangan dapat dilakukan sebelum pendangiran untuk mempermudah pendangiran. Selain itu penggenangan air paling baik dilakukan pada sore hari, sehingga air yang berada di permukaan mulai mengering keesokan harinya. Perlakuan ini membuat sawah mampu untuk menyerap udara dan tetap hangat sepanjang hari. Sebaliknya sawah yang di genangi air justru akan memantulkan kembali radiasi matahari yang berguna, dan hanya sedikit menyerap panas yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Dengan SRI, kondisi tak tergenangi hanya dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif. Selanjutnya setelah pembungaan, sawah digenangi air 1-3 cm seperti yang diterapkan di praktek tradisional. Petak sawah diairi secara tuntas mulai 25 hari sebelum panen. 5. Pendangiran Pendangiran adalah usaha menggemburkan tanah disekitar tanaman untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna untuk perkembangan tanaman. Pendangiran dapat dilakukan dengan tangan atau alat sederhana. Para petani di Madagaskar beruntung setelah menggunakan alat pendangiran yang dikembangkan oleh International Rice Research Institute sejak tahun 1960an, yang mampu mengurangi tenaga kerja dan meningkatkan hasil panen. Alat ini mempunyai roda putar bergerigi yang berfungsi untuk mengaduk tanah saat ditekan kebawah dan tidak merusak tanaman karena ada jarak diantara roda.

Pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah transplantasi dan pendangiran ke dua setelah 14 hari. Minimal disarankan 2-3 kali pendangiran, namun jika ditambah sekali atau dua kali lagi akan mampu meningkatkan hasil hingga satu atau 2 ton/ha. Hal ini disebabkan karena tidak hanya sekedar membersihkan gulma, tetapi pengadukan tanah dapat memperbaiki struktur dan meningkatkan aerasi tanah. 6. Asupan organik Awalnya SRI dikembangkan dengan menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan hasil panen pada tanah-tanah tandus di Madagaskar. Tetapi saat subsidi pupuk dicabut pada akhir tahun 1980an, petani disarankan untuk menggunakan kompos, dan ternyata hasilnya lebih bagus. Kompos dapat dibuat dari macam-macam sisa tanaman, seperti jerami, serasah tanaman dan dari bahan tanaman lainnya, dengan tambahan pupuk kandang bila ada. Daun pisang bisa menambah unsur potassium, daun tanaman kacang-kacangan dapat menambah unsur N. Kompos menambah nutrisi tanah secara perlahan-lahan dapat memperbaiki struktur tanah (Berkelaar, 2008). Landasan Teori Sikap Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orangorang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa berhubungan. Definisi

tersebut tentang sikap menimbulkan implikasi-implikasi tertentu bagi seseorang (Winardi, 2004). Sikap lebih dipandang sebagai hasil belajar daripada sebagai hasil perkembangan atau sesuatu yang diturunkan. Ini berarti bahwa sikap diperoleh melalui interaksi dengan objek sosial atau peristiwa sosial. Sebagai hasil belajar, sikap dapat diubah, diacuhkan, atau dikembalikan seperti semula, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan pandangan ini, maka sikap sebenarnya merupakan produk dari hasil interaksi. Pandangan ini lebih bersifat humanistik dimana kebebasan seseorang dapat ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan yang sedang berlaku saat itu (Mar at, 1984). Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai perantara antara responnya dan objek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu, respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respon syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respon perilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Dengan melihat salah satu saja diantara ketiga bentuk respon tersebut sikap seseorang sudah dapat diketahui. Walaupun begitu, deskripsi lengkap mengenai sikap individu tentu harus diperoleh dengan melihat ketiga macam respon secara lengkap (Azwar, 2007). Sikap-sikap individu mungkin mengandung surplus nilai instrumental baginya. Ia mengembangkan sikapnya sebagai tanggapan terhadap situasi masalah, yakni dalam mencoba memenuhi keinginan khusus. Sejauh sikapsikapnya merupakan sistem yang bertahan (lestari), maka sikap tersebut tetap ada padanya dan mungkin dapat digunakan olehnya dalam memecahkan sejumlah

masalah yang berbeda, yakni untuk memenuhi sejumlah keinginan yang berlainan (Krech, dkk., 1996). Menurut Ahmadi (1999), disamping pembagian sikap atas sosial dan individual, sikap dapat pula dibedakan sebagai berikut : 1. Sikap Positif Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. 2. Sikap Negatif Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu, apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif. Sebaliknya, mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap yang arahnya negatif (Azwar, 2007). Skala Likert Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran (measurement) sikap. Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala sikap sangat populer di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini

dikarenakan selain praktis, skala sikap yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan. Skala sikap berwujud kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretasikan (Azwar, 2007). Menurut Suryabrata (2002), Skala Likert tergolong skala untuk orang, pada rancangan dasarnya untuk mengukur sikap. Berkenaan dengan pengukuran sikap, maka ada dua hal yang selalu harus diingat mengenai sikap yaitu sebagai berikut. 1. Sikap selalu mempunyai objek, objek sikap yaitu sesuatu yang menjadi sasaran sikap. 2. Sikap itu digambarkan dalam satu kontinum dari negatif, lewat daerah netral ke positif. Menurut Azwar (2007), metode rating yang dijumlahkan populer dengan nama penskalaan Model Likert, merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Prosedur penskalaan dengan Metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu sebagai berikut : 1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk pernyataan yang favorable (disukai) atau pernyataan yang nonfavorable (tak disukai). 2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pernyataan telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima macam kategori jawaban yaitu, sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak dapat menentukan atau ragu-ragu (R), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Model Likert adalah skor T, yaitu : Keterangan : T = skor standar X = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T X = mean skor kelompok S = deviasi standar kelompok (Azwar, 2007). Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Karakteristik sosial ekonomi petani yang dapat mempengaruhi sikap petani terhadap sistem tanam SRI di Desa Pematang Setrak, kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai yang di teliti yaitu : umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya berusahatani dan pendapatan.

1. Umur Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> 50 tahun) biasanya makin lamban dalam mengadopsi ilmu baru atau inovasi baru yang dijelaskan penyuluh dan cenderung hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh masyarakat setempat. Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman (Suratiyah, 2009). 2. Pendidikan Pendidikan merupakan sarana belajar yang menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek-praktek pertanian yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat menerapkan teknologi dan melaksanakan proses adopsi (Soekartawi, 1988). Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya. Pendidikan merupakan sarana belajar, yang menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju pembangunan praktek pertanian yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan tinggi adalah yang relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, agak sulit melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat (Lubis, 2000).

3. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan merupakan beban yang harus dipikul atau ditanggung oleh petani dalam keluarga, seperti menurut Lubis (2000). Maksud dari jumlah tanggungan disini adalah berapa banyak beban tanggungan petani dalam satuan jiwa. Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya. Jumlah tanggungan keluarga semakin banyak (anggota keluarga) akan semakin meningkat pula beban hidup yang harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani. Keluarga yang memiliki sebidang lahan tetap saja jumlahnya semakin sempit dengan bertambahnya anggota keluarga, sementara kebutuhan akan produksi terutama pangan semakin bertambah (Daniel, 2002). 4. Lamanya Berusahatani Menurut Soekartawi (1988), petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula. Hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. 5. Pendapatan Pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dengan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih merupakan ukuran keuntungan

usahatani yang dapat digunakan untuk membandingkan beberapa penampilan usahatani (Soekartawi, dkk., 1984). Kerangka Pemikiran Indonesia adalah Negara berlatar belakang agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional, hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan dari produk yang berasal dari pertanian. Untuk meningkatkan produksi padi telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan metode budidaya yang dapat meningkatkan hasil produksi padi. Salah satu metode tersebut adalah System of Rice Intensification (SRI). Dalam rangka menumbuhkan minat petani untuk mengadopsi SRI ini, pemerintah telah memberikan bantuan berupa input produksi kepada petani yang ingin menerapkan SRI pada usahatani padi sawah mereka. Metode SRI yang diperkenalkan oleh pemerintah tentunya akan mengundang respon atau tanggapan dari petani, respon tersebut adalah sikap petani terhadap metode System of Rice Intensification (SRI). Pemberian bantuan input produksi kepada petani akan mempengaruhi sikap petani terhadap metode SRI itu sendiri. Selain pemberian bantuan input produksi, faktor karakteristik sosial ekonomi petani juga akan mempengaruhi sikap petani. Sikap petani terhadap metode System of Rice Intensification (SRI) dapat berupa sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif yaitu sikap yang menerima, mendukung dan melaksanakan metode SRI, sedangkan sikap negatif adalah sikap yang tidak mendukung dan menolak metode ini.

Sikap petani dalam menanggapi program tersebut dapat dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani itu sendiri yang meliputi : umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lamanya berusahatani dan jumlah pendapatan. Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Bantuan Pemerintah Petani System of Rice Intensification Karakteristik Sosial Ekonomi Petani - Umur - Tingkat Pendidikan - Lamanya Berusahatani - Jumlah Tanggungan Keluarga - Jumlah Pendapatan Sikap Petani Positif Negatif Keterangan : Pengaruh Hubungan Gambar 1. Skema kerangka pemikiran pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap sikap petani dalam penerapan padi sawah System of Rice Intensification (SRI).

Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi hipotesis penelitian adalah : 1. Sikap petani terhadap SRI (System of Rice Intensification) di daerah penelitian adalah positif. 2. Terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani (umur, pendidikan, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan, dan pendapatan ) dan bantuan pemerintah terhadap sikap petani dalam penerapan SRI (System of Rice Intensification).