BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Selain itu kewirausahan membuat diri seseorang menjadi kreatif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran sudah menjadi masalah klasik dan seakan-akan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha merupakan cara mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Kewirausahaan juga merupakan tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan membuat diri seseorang menjadi kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Minat berwirausaha mengindikasikan kesukaan atau ketertarikan seseorang untuk berwirausaha. Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang memengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya. Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama yaitu: (1) seberapa kuat upaya seseorang untuk berani mencoba melakukan 1

2 aktivitas kewirausahaan; (2) seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam mengelola waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). Siswa yang berminat wirausaha lebih dipacu oleh keinginan berprestasi daripada hanya sekedar mengejar keuntungan. Seseorang wirausaha tidak cepat puas akan hasil yang dicapai akan tetapi selalu mencari cara dan kombinasi baru serta produksi baru sehingga tercapai perluasan usahanya. Hal ini berarti siswa yang mempunyai minat berwirausaha harus memiliki sikap bertanggung jawab dengan memperhitungkan konsekuensi yang mungkin ada. Minat berwirausaha akan menarik individu terhadap suatu usaha dimana usaha tersebut dirasakan dapat memberikan suatu yang berguna, bermanfaat dan sangat penting bagi kehidupan dirinya sehingga menimbulkan suatu dorongan atau keinginan untuk mendapatkannya. Pada minat berwirausaha dibutuhkan kesanggupan untuk berhubungan dengan bidang kewirausahaan sehingga individu memiliki minat terhadap pekerjaan wirausaha. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2012:152) Minat dipergaruhi oleh dua faktor yaitu : faktor eksternal dan faktor internal. 1) Faktor internal yaitu minat ditentukan olah faktor nativisme. Faktor nativisme adalah faktor keturunan yang merupakan faktor bawaan individu pada waktu dilahirkan, sewaktu ia dilahirkan telah membawa sifat-sifat inilah yang menentukan internalnya. 2) Faktor exsternal, yaitu faktor lingkungan berupa orang tua, guru, teman, pendiddikan, dan sebagainya. Faktor ini mempegaruhi kejiwaan

3 secara otomatis dan berdampak pada minat seseorang. Faktor orang tua seperti didikan orang tua, tingkat sosial ekonomi orang tua dan persepsi. SMK N 1 Muaro Bungo merupakan salah satu SMK Negeri di Muaro Bungo. SMK ini merupakan jurusan bisnis dan manajemen. Di sekolah ini terdapat 3 program keahlian yaitu pemasaran, administrasi perkantoran dan multimedia. Namun penelititan ini lebih fokus kepada jurusan pemasaran. Hasil observasi awal penulis ke SMK N 1 Muaro Bungo melalui wawancara singkat bersama siswa-siswi SMK N 1 Muaro Bungo didapatkan informasi bahwa terdapat permasalahan. Masalah itu antara lain, 1) Siswa lebih senang menjadi PNS bila selesai melalui pendidikan di SMK, 2) Bila tak menjadi PNS maka mereka senang kerja di Swalayan dan pertokoan di Bungo. 3) Mereka akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang perkuliahan, 4) mereka malas untuk membuka usaha sendiri. Fenomena rendahnya jumlah minat berwirausaha tersebut terjadi pada lulusan SMK di Muaro Bungo yang terlihat pada tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2. Jenis Pekerjaan yang Dipilih Siswa SMK Setelah Lulus Sekolah di Muaro Bungo dari Tahun 2013-2015 No Jenis Pekerjaan 2013 2014 2015 1 Perguruan Tinggi 546 761 856 2 PNS 12 13 10 3 Membuka Usaha Sendiri 134 144 132 4 Kerja di Supermarket/Swalayan 320 377 452 Dirumah saja tanpa ada pekerjaan 5 (pengangguran) 120 213 233 Jumlah 1216 1606 1774 Sumber: Muaro Bungo dalam Angka 2015. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa lulusan SMK memilih jenis pekerjaan lain dari pada membuka usaha sendiri. Pada tahun 2013 lulusan SMK yang membuka usaha sendiri berjumlah 134 yang mengalami penurunan yang menjadi 132 orang. Sementara siswa SMK yang lulus lebih banyak memilih perguruan tinggi dan kerja di supermarket/swalayan dengan rincian, memilih

4 perguruan tinggi pada tahun 2013 yang berjumlah 546 mengalami peningkatan menjadi 856 pada tahun 2015. Begitu juga dengan memilih kerja di supermarket/swalayan yaitu pada tahun 2013 berjumlah 320 orang mengalami peningkatan menjadi 452 pada tuhun 2015. Padahal begitu besar harapan pemerintah terhadap SMK untuk dapat menanggulangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain siswa SMK belum sepenuhnya berminat untuk berwirausah. Padahal, Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 yang telah diubah dengan PP No. 56 tahun 1998 menjelaskan bahwa tujuan dan misi SMK yaitu; 1) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional; 2) menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri; 3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha atau dunia industri pada saat sekarang atau masa yang akan datang; 4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Siswa SMK harus memiliki minat yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang baru. Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Walgito, 2004:148). Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan minat berwirausaha, faktor

5 demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Namun permasalahanya sekarang kepercayaan diri atau efikasi diri dalam diri siswa untuk berwirausaha sangat kurang, dikarenakan masih banyak sebagian siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang berfikir ingin langsung melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sehingga keinginan untuk berwirausaha kurang diperhatikan, padahal banyak sekali siswa dari SMK potensi berwirausahanya sangat tinggi, selain permasalahan tersebut faktor dukungan dari orang tua untuk berwirausaha juga sangat kurang, mereka lebih melimpahkan kepada guru sekolah, sehingga orang tua kurang memperhatikan potensi yang dimiliki anak, padahal dukunga orang tua sangat penting untuk masa depan anak itu sendiri. Greogory (2011:212) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Ormrod (2008:20) efikasi diri adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura (2010:152) efikasi diri adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Sedangkan Menurut Cohen (2001:86) efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara factor perilaku dan faktor

6 lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan. Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku. Banyak peneliti percaya bahwa efikasi diri terkait erat dengan pengembangan minat karir khususnya karir dalam berwirausaha. Merujuk Betz dan Hacket dalam Indarti (2008:7), efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam hubungannya dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah intensi kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut, Betz dan Hacket dalam Indarti (2008:7) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin kuat intensi kewirausahaan yang dimilikinya. Selain itu, Gilles dan Rea (Indarti,2008:8) membuktikan pentingnya efikasi diri dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan karir seseorang. Efikasi diri terbukti signifikan menjadi penentu intensi seseorang. Penelitian yang yang dilakukan oleh Armiati (2010) dalam penelitiannya tentang pengaruh efikasi diri dan hasil belajar terhadap minat siswa membuka usaha melalui berwirausaha di kelas XI SMK N Padang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat

7 pengaruh efikasi diri terhadap minat siswa membuka usaha melalui berwirausaha di kelas XI SMK N Padang. Hal ini di tunjukan dengan r hitung sebesar 0,232 dengan signifikansi 0,05 dan t hitung 1,576. Sejalan dengan pendapat Djali dalam Armiati (2010:8) efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal yang dipercaya. Dapat disimpulkan bahwa efikasi diri dapat mempengaruhi minat berwirausaha siswa. Selain efikasi diri faktor dukungan sosial orang tua juga dapat mempengaruhi minat siswa berwirausaha. Gottlieb (Sarafino, 1997:135) menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dukungan sosial dapat berupa informasi atau nasehat, bantuan nyata, dan tindakan orang lain yang bermanfaat secara emosional bagi individu. Menurut Baron & Byrne (2005:244), dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga. Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari orang-orang terdekat, yaitu teman, pasangan, dan keluarga atau orang tua. Dukungan sosial orang tua adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang tua kepada anak. Berdasarkan beberapa pengertian dukungan sosial di atas disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua adalah kenyamanan, kepedulian, penghargaan, dan bantuan yang diterima anak dalam suatu hubungan yang dijalin akrab dengan orang tua. Menurut Faizi dalam Indarti (2008:8), bahwa dukungan sosial orang tua dapat mempengaruhi minat anak dalam berwirausaha. Sejalan dengan penelitian

8 yang dilakukan oleh Indarti (2008) dukungan sosial orang tua secara signifikan mempengaruhi minat berwirausaha. Hal ini di tunjukan dengan r hitung sebesar 3,677 dengan signifikansi 0,05 dan t hitung 3,567. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua secara signifikan mempengaruhi minat berwirausaha siswa. Dukungan sosial orang tua memiliki fungsi sebagai guru pertam sebelum anak diserahkan kepada guru di sekolahnya. Dukungan sosial orang tua selalu membakali anak dengan pemahaman yang benar, memberikan semangat dalam belajar dalam menuntut ilmu, mengarahkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dukungan sosial orang tua memegang peranan sangat penting dalam membimbing dan mendampingi anak dalam kehidupan keseharian anak terutama dalam keberhasilan anak. Dukungan sosial orang tua digunakan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan potensi pada diri anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembelajaran dengan judul Pengaruh efikasi diri dan dukungan sosial orang tua terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah yang diambil oleh penulis adalah : 1. Adakah pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo? 2. Adakah pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo?

9 3. Adakah pengaruh efikasi diri dan dukungan sosial orang tua terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Minat berwirausaha yang diteliti adalah minat siswa kelas XI pemasaran tahun ajaran 2015-2016 yang meliputi perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. 2. Efikasi diri yang diteliti adalah efikasi diri siswa kelas XI pemasaran tahun ajaran 2015-2016 yang meliputi suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, kekuatan keyakinan (strength), dan generalitas (generality), 3. Dukungan sosial orang tua yang diteliti adalah dukungan sosial orang tua siswa kelas XI pemasaran tahun ajaran 2015-2016 yang meliputi dukungan emosional (empati, perhatian, kepedulian) dukungan penghargaan (penghargaan positif dan persetujuan gagasan) dukungan instrumental (barang/uang dan tindakan); serta dukungan informatif (nasehat, saran, dan petunjuk). 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo.

10 2. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial orang tuaterhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo. 3. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan dukungan sosial orang tua terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Muaro Bungo. 1.5 Manfaat Peneliatian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis : 1. Teoritis Dapat dijadikan bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dengan teori-teori kewirausahaan yang relevan sehubungan dengan masalah yang teliti. 2. Praktis a. Bagi peneliti, memperluas wawasan dan pengetahuan tentang faktor dominan apa saja yang dapat meningkatkan minat siswa dalam berwirausaha. b. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan member informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan minat berwirausaha siswa setelah lulus sekolah. c. Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi dan sebagai bahan pertimbangan serta menambah pemahaman akan pentingnya aspek wirausaha sebagai arah masa depan.

11 1.6 Definisi Operasional Untuk mempermudah peneliti dalam mengukur variabel yang diteliti, maka dijelaskan definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Efikasi diri dalam berwirausaha ini dapat diukur dengan Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu pengharapan efikasi pada tingkat kesulitan tugas, analisis pilihan perilaku yang akan dicoba, menghindari situasi dan perilaku di luar batas kemampuan, Derajat keyakinan atau pengharapan (strength) yaitu pengharapan efikasi yang lemah, pengharapan yang mantap bertahan dalam usahanya, dan Luas bidang perilaku (generality) yaitu pengharapan hanya pada bidang tingkah laku khusus, Pengharapan yang menyebar pada berbagai bidang perilaku. 2. Minat berwirausaha adalah pemusatan perhatian pada wirausaha karena adanya rasa suka dan disertai keinginan mempelajari, mengetahui dan membuktikan lebih lanjut terhadap wirausaha. Minat berwirausaha dapat diukur dengan indikator yaitu: perasaan senang (terus mempelajari usaha, tidak ada perasaan terpaksa, dan motivasi untuk terus berwirausaha), ketertarikan siswa (pengalaman, hobby, dan layak untuk dijalankan), perhatian siswa (pengamatan, dan pengertian), dan keterlibatan siswa (mengerjakan kegiatan usaha, mampu memahami, selalu aktif, dan tidak pernah diam mengikuti perkembangan). 3. Dukungan sosial orang tua adalah informasi dari orang yang dicintai dan dipedulikan, dihormati dan dihargai, serta bagian dari hubungan dan

12 kewajiban bersama, terdiri dari aspek dukungan emosional (ungkapan empati, kepedulian, perhatian terhadap individu) dukungan penghargaan (penghargaan positif terhadap individu, dorongan, dan membandingkan secara positif individu dengan orang lain) dukungan instrumental (bantuan langsung seperti uang, dan tenaga melalui tindakan yang dapat membantu individu); serta dukungan informatif (pemberian nasehat, petunjuk, dan saran).