KERAGAAN HASIL GALUR-GALUR PADI DI LAHAN LEBAK KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI IP 300 DI LAHAN SAWAH IRIGASI SEMI INTENSIF KALIMANTAN SELATAN

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

III. METODE PENELITIAN

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

: varietas unggul nasional (released variety) : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Multilokasi Galur Harapan Padi Gogo

Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

: Kasar pada sebelah bawah daun

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl 2.2H 2 O K 2 SO mm. 195 mg/l MgSO 4.7H 2 O. 12 mg/l Ket: 1 mm = 300 mg/l.

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Transkripsi:

KERAGAAN HASIL GALUR-GALUR PADI DI LAHAN LEBAK KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN Sumanto, Khairuddin dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan di lahan rawa lebak kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan pada musim tanam MK 2010. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan galur padi dengan produksi tinggi serta adaptif di lahan lebak. Pengolahan tanah dilaksanakan secara sempurna, dengan ukuran petak berukuran 4 x 5 m 2. Penanaman dilaksanakan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan jumlah bibit 2-3 batang/lubang. Tanaman dipupuk dengan 250 kg urea/ha, 150 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Adapun galur yang dikaji yaitu (1) B11844-MR-29-7-1, (2} BP1031F-PN-25-24-6; (3) B10553E- KN-6-1; (4) B11377F-MR-34-2; (5) B10217F-TB-38-1-1; (6) B11016D-KN-2-1; (7) B10868F- MR-15-1; (8) B10551E-KN-62-2; (9) IR42; (10) Inpara 2. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, 90% malai pada petakan telah berwarna kuning. Panen dengan cara diarit menggunakan sabit bergerigi. Gabah segera dirontok dan dijemur dengan panas matahari hingga kadar air gabah mencapai 14%. Data yang diamati meliputi komponen hasil dan hasil padi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan sidik ragam dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT. Galur padi lebak yang dikaji memiliki kergaan hasil berkisar antara 3,69 5,45 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 4,73 t/ha dan 5,10 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari Inpara-2 adalah B10868F-MR-15-1 (5,45 t/ha GkG) dan B10551E-KN-62-2 (5,17 t/ha GKG). Kata kunci: galur-galur padi, lahan lebak PENDAHULUAN Padi merupakan komoditas utama tanaman pangan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Luas tanam padi di Kalimantan Selatan adalah 519.286 ha dengan produktivitas 3,86 t/ha, (Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan 2008). Usahatani padi di lahan rawa Kalimantan Selatan sebagian besar masih menggunakan varietas lokal, dengan produktivitas rendah (1,5 2,5 t/ha). Rendahnya produktivitas tersebut akibat rendahnya kesuburan tanah dan ph tanah, kandungan Al tinggi, tingginya serangan hama dan penyakit, serta kurang tersedianya varietas unggul dengan karakter produksi tinggi, toleran rendaman dan Al, yang adaptif di lahan rawa. Preferensi terhadap varietas lokal terutama karena kemudahan dalam pemeliharaan sehingga petani dapat memanfaatkan waktu untuk pekerjaan yang lain, 220

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 rasa nasi yang disukai konsumen setempat sehingga harga jualnya lebih tinggi dan varietas unggul yang belum signifikan peningkatan hasilnya. Beberapa varietas unggul padi lahan rawa telah dihasilkan (Suprihatno et al. 2009) dengan potensi hasil berkisar antara 4,5 6,5 t/ha. Selain itu, percepatan pelepasan varietas unggul yang memiliki potensi hasil yang jauh lebih tinggi (40-50%) dari varietas yang telah ada toleran rendaman, Al dan adaptif di lahan rawa juga perlu dilakukan. BB Padi yang memiliki galur-galur harapan padi lahan rawa dengan potensi hasil tinggi, sebelum dilepas galur-galur tersebut perlu dikaji untuk mengetahui keragaannya terlebih dahulu. Kalimantan Selatan patut menjadi lokasi kegiatan tersebut, karena selain daerah sentra produksi padi juga merupakan daerah yang membudidayakan padi lahan rawa. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui keragaan hasil galur-galur padi serta adaptif di agroekosistem lebak Kabupaten Tapin. METODOLOGI Kegiatan pengkajian menggunakan 8 galur harapan dan 2 varietas pembanding yaitu IR42 dan Inpara-2. Kegiatan ini dilaksanakan di Tangkawang, Kecamatan Bakarangan, Kabupaten Tapin. Adapun galur-galur yang dikaji adalah; (1) B11844-MR- 29-7-1, (2} BP1031F-PN-25-24-6; (3) B10553E-KN-6-1; (4) B11377F-MR-34-2; (5) B10217F-TB-38-1-1; (6) B11016D-KN-2-1; (7) B10868F-MR-15-1; (8) B10551E-KN-62-2; (9) IR42; (10) Inpara 2. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dengan satuan percobaan berupa petak berukuran 4 x 5 m 2. Penanaman dilaksanakan pada MK 2010. Tanam dilakukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan jumlah benih 2-3 batang/lubang. Pemupukan yang diberikan adalah 250 kg urea/ha, 150 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, 90% malai pada petakan telah berwarna kuning. Panen dengan cara diarit menggunakan sabit bergerigi. Gabah segera dirontok dan dijemur dengan panas matahari hingga kadar air gabah mencapai 14%. Karakter yang diamati untuk kegiatan ini terdiri dari komponen pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan, serta komponen hasil yaitu umur berbunga, banyaknya anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa per malai, hasil panen (ubinan), preferensi petani dan konsumen. 221

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Pengkajian Hasil analisis tanah di Desa Tangkawang, Kecamatan Bakarangan, kabupaten Tapin diketahui bahwa lahan memiliki kandungan Mg (me/100 g) dengan kriteria sangat tinggi (1,872 me/100 g). Kejenuhan Al dengan kriteria tinggi yaitu mencapai 44,46%. Sementara itu, kandungan C organik, P2O5 (Bray) (ppm), KTK (me/100 g), dan Al-dd (me/100 g) memiliki kriteria sedang. Kandungan C organik mencapai 2,10%, P2O5 (Bray) 15,263 ppm, KTK 17,80 me/100 g, dan Al-dd 4,80 me/100 g (Tabel 1). Tabel 1. Data Hasil Analisis di Tanah Lahan Lebak Kabupaten Tapin, MK. 2010 No. Sifat fisik dan kimia Desa Tengkawang, Kecamatan Bakarangan Nilai Kriteria 1. C (%) 2,10 sedang 2. N tot (%) 1,168 rendah 3. C/N 1,80 sangat rendah 4. P2O5 (Bray) (ppm) 15,263 sedang 5. P2O5 (HCl 25%) (mg/100 g) 18,656 rendah 6. K2O (HCl 25%) (mg/100 g) 14,57 rendah 7. KTK (me/100 g) 17,80 sedang 8. Al-dd (me/100 g) 4,80 sedang H-dd 1,20 Kejenuhan Al (%) 44,46 tinggi Basa-basa tukar 9. K (me/100 g) 0,253 rendah 10. Na (me/100 g) 0,162 rendah 11. Mg (me/100 g) 1,872 sangat tinggi 12. Ca (me/100 g) 2,509 rendah 13. ph (H2O) 4,11 masam Kandungan N tot (%), P2O5 (HCl 25%) (mg/100 g), K2O (HCl 25%) (mg/100 g) K (me/100 g), K (me/100 g), Na (me/100 g), Ca (me/100 g) memiliki kriteria rendah. Kandungan N tot 1,168%, P2O5 (HCl 25%) 18,658 mg/100 g, K2O (HCl 25%) 14,57 mg/100 g, K 0,253 me/100 g, Na 0,162 me/100 g, dan Ca 2,509 me/100 g. Lahan memiliki kandungan C/N rasio sangat rendah yaitu 1,80. Lahan termasuk memiliki kriteria masam dengan ph (H2O) sebesar 4,11 (Tabel 1). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara fisik di lapangan menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman galur padi saat berumur 30 hari setelah tanam (HST) tidak merata, seperti bergelombang. Hasil analisis secara statistik menunjukkan galur 222

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 padi yang diuji memiliki tinggi tanaman yang berbeda nyata. Galur padi no 7 yaitu B10868F-MR-15-1 memiliki tinggi tanaman paling tinggi (72,78 cm) dan berbeda nyata dengan galur no 1. B11844-MR-29-7-1. Galur padi no 1. B11844-MR-29-7-1 memiliki tinggi tanaman paling rendah yaitu 58,43 cm (Tabel 2). Tabel 2. Tinggi tanaman dan jumlah anakan umur 30 hari setelah tanam (HST) dan umur berbunga galur padi di Kabupaten Tapin, MK. 2010. No Galur Tinggi tanaman Jumlah anakan Umur berbunga (hari) 1. B11844-MR-29-7-1 58,43 a 13,30 tn 57,00 a 2. BP1031F-PN-25-24-6 65,05 abc 12,70 58,50 a 3. B10553E-KN-6-1 70,90 bc 15,15 69,75 d 4. B11377F-MR-34-2 67,38 abc 14,30 65,75 bc 5. B10217F-TB-38-1-1 65,10 abc 11,45 64,75 bc 6. B11016D-KN-2-1 59,95 ab 14,80 70,00 d 7. B10868F-MR-15-1 72,78 c 13,55 62,50 b 8. B10551E-KN-62-2 67,88 abc 15,40 62,75 b 9. IR42 61,65 abc 17,70 77,50 e 10. INPARA 2 65,10 abc 16,85 68,50 cd Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Tabel 2 terlihat bahwa galur padi yang dikaji pada umur 30 HST menghasilkan jumlah anakan secara statistik tidak berbeda nyata. Secara keseluruhan jumlah anakan cukup banyak, berkisar 11,45 17,70 batang. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi lahan pertanaman menjelang kering, sehingga pembentukan anakan tidak terhambat. Varietas padi IR-42 sebagai pembanding memiliki kemampuan beranak paling tinggi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa galur padi yang dikaji memiliki umur berbunga dibawah 80 hari setelah semai (HSS) dan seluruhnya berbeda nyata dengan varietas pembanding IR42. Umur berbunga padi IR42 paling panjang yaitu 77,50 HSS, hal ini karena IR42 memiliki umur tanaman paling panjang, antara 135-145 HSS (Suprihatno et al. 2002). Tinggi tanaman galur padi yang dikaji berkisar antara 85,45 cm sampai 107,05 cm, galur dengan tinggi tanaman terendah adalah galur no 1 (B11844-MR-29-7-1) dan galur dengan tinggi tanaman tertinggi adalah galur no 7 (B10868F-MR-15-1). Jika dilihat dari jumlah anakan, galur padi memiliki jumlah anakan produktif berkisar antara 11,68 batang (B10553E-KN-6-1) sampai 17,30 batang (IR-42). Menurut Suprihatno et 223

al. (2009) anakan produktif IR-42 berkisar 20 batang sampai 25 batang dan Inpara 2 (16 batang). Jumlah anakan produktif galur padi yang dikaji masih dibawah varietas kontrol IR-42. Sedang panjang malai berkisar antara 23,81 cm 27,59 cm, malai terpendek adalah galur no 2 yaitu BP1031F-PN-25-24-6 dan malai terpanjang galur no 8 yaitu B10551E-KN-62-2 (Tabel 3). Tabel 3. Tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan panjang malai galur padi saat panen di Kabupaten Tapin, MK. 2010. No Galur Tinggi tanaman saat panen (cm) Jumlah anakan produktif Panjang malai (cm) 1. B11844-MR-29-7-1 85,45 a 11,88 a 26,43 cd 2. BP1031F-PN-25-24-6 101,53 ab 12,08 a 23,81 a 3. B10553E-KN-6-1 100,53 ab 11,68 a 27,42 d 4. B11377F-MR-34-2 100,73 ab 12,40 a 24,23 ab 5. B10217F-TB-38-1-1 105,88 b 12,93 a 26,37 cd 6. B11016D-KN-2-1 98,45 ab 13,13 a 26,63 cd 7. B10868F-MR-15-1 107,05 b 11,95 a 26,00 cd 8. B10551E-KN-62-2 96,95 ab 13,50 a 27,59 d 9. IR42 93,70 ab 17,30 b 25,64 bc 10. INPARA 2 97,78 ab 12,90 a 25,40 bc Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Gabah kering giling yang dihasilkan dari galur yang dikaji ada yang dapat mencapai target 5 t/ha GKG. Padi IR-42 dan Inpara 2 sebagai varietas pembanding dengan potensi hasil masing-masing 7,0 t/ha dan 6,08 t/ha GKG dan adaptif di lahan rawa (Suprihatno, dkk., 2009), mampu menghasilkan 4,73 t/ha GKG (IR-42) dan 5,10 t/ha GKG (Inpara 2). Galur padi no 7 (B10868F-MR-15-1) dan no 8 (B10551E-KN-62-2) memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di lahan rawa, karena memiliki potensi hasil gabah lebih tinggi dari varietas kontrol. Gabah isi per malai berkisar antara 121,50 bulir sampai 158,80 bulir/malai. Gabah isi per malai terendah IR-42 dan tertinggi galur no 5 yaitu B10217F-TB-38-1-1. Sementara varietas IR 42 juga menghasilkan jumlah gabah hampa per malai terendah. Galur yang menghasilkan gabah hampa tertinggi adalah no 5 yaitu B10217F-TB-38-1-1. 224

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 No Tabel 4. Hasil gabah kering (GKG), Jumlah gabah isi dan gabah hampa galur padi di Kabupaten Tapin, MK. 2010. Galur Hasil gabah (t/ha) Gabah isi per malai Gabah hampa per malai 1. B11844-MR-29-7-1 3,69 a 129,90 ab 22,70 de 2. BP1031F-PN-25-24-6 3,79 ab 130,80 ab 26,10 ef 3. B10553E-KN-6-1 3,98 ab 143,70 abc 20,80 cd 4. B11377F-MR-34-2 3,75 a 132,20 abc 17,40 bc 5. B10217F-TB-38-1-1 3,97 ab 158,80 c 27,80 f 6. B11016D-KN-2-1 4,47 bc 141,80 abc 13,30 ab 7. B10868F-MR-15-1 5,45 d 129,30 ab 21,90 cde 8. B10551E-KN-62-2 5,17 cd 148,55 abc 20,30 cd 9. IR42 4,73 c 121,50 a 12,30 a 10. INPARA 2 5,10 cd 156,35 bc 22,20 cde Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Hasil Analisis Persepsi Petani terhadap Galur Padi yang Dikaji Sebanyak 7 orang responden yang diminta untuk menilai galur padi yang dikaji di Kab. Tapin, ada 4 orang yang menyatakan suka dengan galur padi no 7 (B10868F- MR-15-1), 2 responden menyatakan suka dengan varietas padi no 10 (Inpara 2). Galur padi no 2, 5 dan 6 dinyatakan suka oleh masing-masing 1 responden. Alasan petani responden menyukai galur-galur padi tersebut antara lain karena, daun bendera tegak, tahan masam, buah lebat, malai panjang, anakan banyak, masak serempak, bentuk buah kecil, mudah dirontok, susunan gabah rapat, tidak terserang penyakit, gabah panjang ramping, gabah tidak berekor, tinggi tanaman sedang, timbangan berat, mudah dijual dan hasil tinggi. Sementara galur padi yang tidak disukai adalah no 1 dan 6 dinyatakan masing-masing oleh 1 responden. Adapun alasan petani tidak menyukai galur padi tersebut antara lain, mudah diserang hama dan penyakit (wereng, walang sangit dan belalang), gabah berekor, susah dirontok dan umur panjang. KESIMPULAN Galur padi lebak yang dikaji memiliki keragaan hasil berkisar antara 3,69 5,45 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 4,73 t/ha dan 5,10 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari IR-42 dan Inpara-2 adalah galur no 7. yaitu B10868F-MR-15-1 (5,45 t/ha GkG) dan galur no 8 yaitu B10551E-KN-62-2 (5,17). 225

Galur padi yang banyak disukai petani responden adalah galur padi no 7 (B10868F-MR-15-1), DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Laut, 2006. Tanah Laut dalam angka. Pelaihari. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2008. Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan. Buku Panduan PPN III 2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Sukamandi. Dinas Pertanian, 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2007. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2006. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2005. Pemetaan Daerah Serangan Organisme Pengganggu pada Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2008. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2007. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Noor, A. et al, 2006. Penyusunan Peta Potensi Waktu Tanam Melalui Analisis Neraca Air. Laporan Hasil Pengkajian. BPTP Kalimantan Selatan (tidak dipublikasi). Sabran,M., R.D.Ningsih dan Khairudin. 2007. Adaptasi Varietas Padi di Lahan Pasang Surut. Laporan Hasil Penelitian, BPTP Kalimantan Selatan (tidak dipublikasi). Sriyono, 2009. Laporan Tahunan. Dinas Petanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Hal 108. Suprihatno, B., Aan A.Daradjat, Satoto, Baehaki, S.E., N.Widiarta, A.Setyono, S.D. Indrasari, Ooy S.lesmana, dan H.Sembiring. 2009. Diskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 226