Pada era globalisasi dan modern sekarang ini, gaya hidup atau life style. Merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia dalam berbagai aspek menyebabkan mudahnya

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. berjenis kelamin wanita disebut lesbian, dan homoseksual yang berjenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini di dalam dunia kerja setiap pekerja dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. bertindak sesuai dengan yang objek tadi ( Purwanto,H. 1998)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. di kantor, di pusat perbelanjaan, di kampus dan di tempat-tempat umum lainnya.

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Homoseksual berasal dari bahasa Mesir yaitu homo yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. hajatan menyediakan pertunjukan keyboard bongkar pada umumnya berdasarkan

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi dan modern sekarang ini, gaya hidup atau life style Merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan identitas diri. Berbagai macam cara dilakukan orang-orang untuk bisa menunjukkan jati dirinya masing-masing, baik itu dari segi berpakaian, pola hidup, bahkan sampai keperilakuan seksual yang akhir-akhir ini semakin menyimpang dari etika dan norma yang ada. Perubahan sosiokultural yang menyertai kemajuan ekonomi di Indonesia lima tahun terakhir ini dapat dilihat dari berkembangnya berbagai gaya hidup dan diferensiasi sosial sebagai fungsi dari perkembangan ekonomi dan industrualisasi. Ada beberapa kontradiksi ideologis berkaitan dengan perkembangan gaya hidup tersebut di dalam masyarakat. Para pendukung Marxisme misalnya, melihat pembentukan diferensiasi sosial dan gaya hidup adalah sebagai akibat dari model relasi produksi kapitalisme yang menyimpang konflik sosial di dalamnya. Semetara para pemikir non Marxis (misalnya Durkheim, Parsons, Williamsons ) melihat diferensiasi dan terbentuknya gaya hidup tersebut sebagai suatu yang positif dalam perkembangan masyarakat. Gaya hidup menurut mereka, merupakan satu bentuk kreatifitas yang diperlukan bagi kemajuan sosial dan kultural (Piliang,2004: 303 ). 2 Kontradiksi tersebut juga telah mulai muncul di Indonesia seiring dengan perkembangan berbagai gaya hidup akhir-akhir ini. Kecenderungan tesebut tampaknya akan tetap mewarnai perkembangan gaya hidup di masa mendatang, yang akan lebih bersifat plural, beragam, dan mengambang bebas. Dapat terlihat bahwa di

dalam suatu pergaulan dibutuhkan aturan-aturan atau norma-norma yang terjadi atas kesepakatan bersama dan bertujuan untuk menghindari hal-hal yang bersifat negatif. Lingkungan yang pertama kali memperkenalakan individu kepada aturan yang berlaku di masyarakat adalah lingkungan keluarga. Bagi kebanyakan orang, orientasi seksual terjadi pada masa remaja. Orientasi seksual juga terbagi kedalam beberapa golongan, pertama homoseksual, yaitu tertarik terhadap sesama jenis, kedua adalah heterokseksual, yaitu tertarik dengan jenis kelamin yang berbeda, ketiga adalah biseksual, yaitu tertarik dengan kedua jenis kelamin. Orang-orang yang di anggap homoseksual disebut gay (laki-laki) dan lesbian (perempuan). Homoseksual adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai jenis kelamin yang sejenis atau identitas gender yang sama. Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual atau romantis antar pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. 3 Istilah yang sudah umum dikenal masyarakat adalah homoseksual sesama lakilaki disebut gay, sedangkan homoseks Lesbian adalah istilah perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Lesbian juga adalah perempuan yang memiliki ikatan emosional-erotis dan seksuall terutama dengan perempuan atau yang melihat dirinya terutama sebagai bagian dari sebuah komunitas yang mengidentifikasikan diri lesbian yang memiliki ikatan emosional-erotis dan seksual

dengan perempuan, dan yang mengidentifikasikan dirinya seorang lesbian (Adhiati. 2007:26). ual sesama perempuan disebut lesbian/lesbi. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang lesbian/lesbi. Di kota Makassar, perilaku perempuan mencintai sesamanya ini tidak ragu lagi terang-terangan muncul di tengah-tengah masyarakat umum. Hampir di setiap pusat perbelanjaan, Mall, Kafe, dan tempat tongkrongan terbuka, para wanita lesbian ini bisa di temukan. Umumnya mereka datang berpasang-pasangan dan rata-rata masih berusia muda, berkisar usia 15-20 tahun. Dengan mudah kita bisa mengetahui mereka dari perbedaan pakaian, ekspresi, dan cara beriteraksi. Cirri yang paling menonjol untuk mengetahui identitas mereka adalah satunya berpakaian seperti lelaki, maskulin, kdang sambil membawa rokok dengan tampang yang dingin dan kaku. Sikapnya terkesan protektif. Dalam dunia lesbian wanita ini di sebut butch, kalau dimakassar popular dengan sebutan hunter. Sedangkan wanita yang satunya, 4 biasanya lebih feminim di sebut (femme), berpakaian lebih kesual kadang memakai celana pendek, sering membawa tas wanita yang lebih modis. Ekspresinya lebih terkesan manja. Mereka tidak segan mempertontonkan aksi layaknya pasangan orang yang berpacaran normal. Disepanjang pantai losari saat malam hari, kita bisa menemukan para lesbian ini hangout dipinggir jalan sepanjang deretan jajanan penjual pisang epe.kelompok lesbian ini memiliki komunitas sesuai dengan umur mereka dengan tempat hangout yang berbeda. Trend lesbian dimakassar menunjukan bahwa, lesbian jenis butch semuanya berasal dari kalangan dari keluarga menengah keatas, namun kehidupan keluarga

kurang harmonis, sedangkan lesbian jenis femme, berasal dari keluarga kalangan menegah kebawah, dan kehidupan dalam keluarga harmonis. Korban para butch mengejar gadis-gadis yang mengalami depresi. Menurtu mereka, lebih mudah mencari mangsa dari gadis-gadis yang mengalami kondisi tersebut dan tidak butuh waktu yang lama untuk memikat mereka sebagai obyek perilaku penyimpangan. Para hunter itu mendoktrin gadis-gadis muda itu bahwa kehidupan lesbi merupan gengsi pergaulan anak muda dan mereka menempatkan diri dalam komunitas unik lesbian untuk sebuah pengakuan status. Banyak kasus yang muncul dari fenomena ini dimana salah satunya adalah penggunaan obat-obat terlarang. Penyimpangan nilai-nilai social dalam perkembanagan interaksi generasi muda di Makassar ini telah mengakar dan 5 menunggu waktu untuk siap menuntut hak dan jaminan keberadaannya dalam peradaban kultur masyarakat Sulawesi selatan. Hal yang menarik dalam penelitian ini yaitu GAYA HIDUP KOMUNITAS LESBIAN DI KOTA MAKASSAR. Dilihat dari kacamat social ini merupakan tindakan patologi social yang meresahkan masyarakat serta diperlukan untuk menanggulanginya dilihat melalui. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian dalam latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dari peneliatin adalah : 1. Bagaimana pola hidup komunitas lesbian di kota Makassar? 2. Bagaimana eksistensi komunitas lesbian dalam masyarakat di kota Makassar?

3. Bagaimana dampaknya yang ditimbulkan dalam kehidupan social komunitas lesbi dikota Makassar? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui pola hidup komunitas lesbian di kota Makassar. 2. Untuk mengetahui eksistensi komunitas lesbian dalam masyarakat di kta Makassar. 3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan social komunitas lesbi dikota Makassar? 6 D. MANFAAT PENELITIAN 1.manfaat teoritis Hasil penelitian ini kiranya diharapakan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu social pada umumnya dan khususnya disiplin ilmu sosiologi. 2.manfaat praktis a) Bagi masyarakat umum, terkhusus masyarakat di kota Makassar penelitian Ini diharapakan dapat menggambarkan gaya hidup komunitas lesbian yang ada di kota Makassar. b) Sebagai acuan bagi peneliti sendiri,utamanya dalam mengembangkan pengetahuan di bidang sosiologi yang menyangkut masalah gaya hidup komunitas lesbian di kota Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian tentang GAYA HIDUP KOMUNITAS LESBIAN DI KOTA MAKASSAR, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola Hidup Komunitas Lesbian Di Kota Makassar Dalam wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti beberapa informan merupakan informan yang memiliki dua pola hidup dalam kesehariannya yaitu sebagai seorang perempuan dan seorang laki-laki. Dalam kehidupan sehari-hari dalam informan bisa melakukan perannya sebagai seorang perempuan dan seorang laki-laki. Berperan sebagai seorang laki-laki tidaklah sulit karena dalam dirinya terdapat keinginan untuk menjadi seorang laki-laki. Memiliki dua pola hidup tidaklah memberatkan bagi para informan karena menjadi seorang laki-laki memiliki kenyamanan tersendiri. Dilain pihak menjadi seorang perempuan adalah tanggung jawabnya dan harus dipertanggungjawabkan. Memiliki dua pola hidup yang berbeda menjadi pilihan tanpa adanya tekanan dari orang lain. Selain itu, terdapat pula informan yang berperan sebagai femme diamana dalam kesehariannya tidak ada yang disembunyikan mulai dari gaya pakaian dan rambut. Pola hidup yang dilakukan merupakan suatu bentuk keinginan sadar tanpa 59 adanya rasa tertekan karena memiliki kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya dan melanggar aturan nilai dan norma yang ada. 2. Eksistensi Komunitas Lesbian Dalam Masyarakat Di Kota Makassar. Eksistensi komunitas lesbian dikota Makassar bisa dikatakan sebagai suatu

keadaan dimana anggota yang tergabung dalam komunitas lesbi harus sebisa mungkin menjelaskan kepada seluruh masyarakat bahwa mereka memiliki kemauan dan tujuan berbeda sesua dengan keinginannya sebagai penyuka sesame jenis. Dengan demikian setiap komunitas dapat menentukan jati diri akan keberadaannya dan mampu berdiri serta mempertahankan komunitasnya meskipun tidak sesuai dengan nilai dan norma yang terkandung dalam masyarakat. Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat bahwa beberapa informan akan tetap mempertahankan eksistensi komunitas lesbi yang ada dikota Makassar. Dalam mempertahankan eksistensinya banyak perlawanan yang dilakukan. Perlawaanan dilakukan oleh para komunitas lesbi karena pola hidup yang dilakukan berbeda dangan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Para informan mengatakan bahwa mereka akan tetap mempertahankan komunitas lesbi karena ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki rasa nyaman ketika berhubungan dengan perempuan. Eksistensi komunitas lesbi akan terus dipertahankan meskipun ada larangan dari pemerintah maupun agama. 3. Dampaknya Yang Ditimbulkan Dalam Kehidupan Social Komunitas Lesbi Dikota Makassar. 60 Para pelaku penyimpangan dipandang negative oleh masyarakat. Dengan adanya perlakuan negative yang dilakukan maka akan membuatnya merasa terdiskriminasi. Banyak ketakutan yang dirasakan oleh para perilaku menyimpang sehingga mereka sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Informan merasa tidak nyaman dalam menjalani hidupnya. Akan tetapi, mereka akan tetap bertahan karena tujuan mereka yaitu ingin diakui oleh masyarakat. Bukan hanya masyarakat yang

melihat sebelah mata akan tetapi, orang tua dn keluarga terdekat juga memandang salah pola perilaku yang dilakukan oleh para lesbi. Akan tetapi, Infroman yang berperan sebagai seorang femme bersikap apatis terhadap masyarakat. Hal itu, terjadi dikarenakan dalam mejalani kehidupan seharihari mereka menjalani hidup sebagai seorang perempuan yang sewajarnya. Mereka merahasiakan status mereka sebagai teman kencan para butchi, dan berusaha menjaga rahasia dari keluarga mereka. Ada beberapa femme juga yang sudah nyaman menjalani hidup bersama pasangan lesbi mereka. B. Saran 1. Orang tua harus bisa mejaga seluruh anak-anaknya dan harus memperhatikan anak-anaknya ketika memiliki pola perilaku yang berbeda dengan sifat aslinya mulai dari berpakaian, cara bermain dan pola hidup mereka. Harus memperkenalkan masalah lesbi sejak dini dan memberikan informasi mengenai dampak buruk yang dihasilkan. 2. Pemerintah harus lebih bijak dalam menangani kasus lesbi yang sudah merebak dikota Makassar. Pemerintah sebagai wakil rakyat bisa lebih aktif dalam 61 menindak lanjut masalah ini. dengan cara melakukan sosialisasi terhadap pelaku hubungan sesame jenis dan lebih memperdalam sikap religious masing-masing individu.