1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan warga asing masuk ke perguruan tinggi Indonesia adalah untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

Bab I PENDAHULUAN. belajar selama 12 tahun dimanapun mereka berada, baik di desa maupun di kota

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Spesifikasi Jurusan Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang diungkapkan oleh Piaget (Carin, 2000) yang mengemukakan tentang cara

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dokter di Indonesia, dengan urutan sebagai berikut: profesionalitas yang luhur,

Pendidikan Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1984 (Katalog

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU AKUNTANSI 2011

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lainlain

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006

PROPOSAL INNOVATION AWARD Analisis Kepuasan Akademik Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan Metode Cluster

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran atau

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xxi. DAFTAR GAMBAR... xxiii. DAFTAR LAMPIRAN... xxv

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu tantangan yang dihadapi perguruan tinggi saat ini adalah adanya pergeseran tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Saat ini lulusan perguruan tinggi tidak hanya dituntut harus memiliki pengetahuan (hard skill) namun juga dituntut untuk memiliki sikap dan keterampilan (soft skill) yang dapat menunjang keberhasilan lulusan dalam berkarir. Pergeseran tuntutan masyarakat tersebut sejalan dengan meningkatnya ekspektasi masyarakat pada perguruan tinggi yang semakin berkembang. Pada awalnya, perguruan tinggi dituntut berperan sebagai agent of education kemudian bergeser menjadi agent of research and development. Harapan ini terus berkembang dan saat ini perguruan tinggi dituntut bisa memerankan dirinya sebagai agent of culture, knowledge and technology transfer dan akhirnya perguruan tinggi harus dapat berperan sebagai agent of economic development (Kemenristekdikti 2015). Perguruan tinggi sebagai agent of economic development diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi bangsa dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas, relevan dengan dunia kerja dan berdaya saing tinggi. Perguruan tinggi dalam menjalankan perannya dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat dalam berbagai hal dan perubahan yang semakin cepat dalam berbagai bidang. Menurut Frolich dan Stensaker (2010), pendidikan tinggi saling bersaing dalam berbagai hal, antara lain pendanaan, reputasi, output penelitian dan calon mahasiswa yang berkualitas. Usaha untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas bukan hanya membutuhkan calon mahasiswa yang berkualitas saja tetapi juga membutuhkaan sarana prasarana pendukung yang memadai, sumber daya manusia yang berkualitas dan proses pembelajaran yang berkualitas. Usaha yang dilakukan dalam rangka mengupayakan proses pembelajaran yang berkualitas dan adanya pergeseran paradigma pendidikan dari teacher centered learning menjadi student centered learning berdampak pada penggunaan metode atau model pembelajaran. Salah satu metode yang dianggap sesuai untuk penerapan student centered learning adalah problem based learning. Metode ini pertama kali diterapkan di Fakultas Kedokteran McMaster, Kanada pada tahun 1969. Saat ini, metode tersebut telah diterapkan pada banyak fakultas kedokteran termasuk fakultas kedokteran di Indonesia. Problem based learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dalam menemukan dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan memecahkan atau mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut. Salah satu tujuan penerapan problem based learning adalah membangun dan mengembangkan kemampuan mahasiswa di bidang psikomotorik berupa scientific reasoning, critical appraisal, information literacy, self-directed learning, life-long learning. Self directed learning merupakan keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh pelajar (Conradie 2014) karena merupakan salah satu soft skill yang dapat membantu orang dewasa agar merasa lebih aman dalam memasuki pembelajaran orang dewasa (Knowles et al. 2005). Self directed learning tidak hanya dibutuhkan di dunia pendidikan tetapi

2 juga dibutuhkan di dunia kerja, bahkan kemampuan self directed learning telah menjadi prasyarat untuk hidup di dunia yang dinamis dengan perubahan yang cepat (Leveet-Jones 2005). Penggunaan metode problem based learning menuntut keaktifan dan kemandirian mahasiswa dalam proses pembelajaran. Menurut Dolmans et al. (2005), metode pembelajaran problem based learning memiliki banyak keunggulan antara lain mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, pengembangan integrasi pengetahuan dasar, persiapan kemampuan pembelajaran seumur hidup, paparan klinis yang lebih banyak, meningkatkan hubungan antara mahasiswa dan staf pengajar serta dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Penerapan metode problem based learning juga dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan (Muhson 2009) serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena pada metode problem based learning siswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar (Atmojo 2013). Problem based learning dibangun berdasarkan empat prinsip pembelajaran yaitu pembelajaran secara konstruktif, belajar mandiri, kolaboratif dan kontekstual. Problem based learning secara kooperatif dan positif berpengaruh terhadap self directed learning (Dolmans et al. 2005 dan Lee et al. 2010). Kegiatan belajar mandiri yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam problem based learning antara lain mengidentifikasi berbagai masalah yang akan dipelajari, menentukan sumber belajar yang akan mereka gunakan, menentukan aktivitas pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar mereka secara mandiri (Nyambe et al. 2016). Penerapan metode problem based learning diharapkan dapat meningkatkan self directed learning readiness mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Menurut Triastuti (2016), self directed learning readiness memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik mahasiswa. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) merupakan salah satu fakultas di Universitas Tadulako (Untad) yang masih terbilang muda. FKIK Untad baru berdiri pada bulan Januari tahun 2012 dengan dua program studi yaitu Program Studi Pendidikan Dokter yang sekarang menjadi Program Studi Kedokteran dan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sekarang menjadi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Sebelumnya, kedua program studi tersebut terbentuk sejak tahun 2008 dan bernaung di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Saat ini, FKIK Untad juga telah membuka Program Studi Profesi Dokter. Sebaliknya, Program Studi Kesehatan Masyarakat akan dibentuk fakultas tersendiri yang terpisah dari FKIK. Program Studi Kedokteran Untad, sejak terbentuknya telah menerapkan metode pembelajaran problem based learning secara penuh yang didalamnya terdapat berbagai aktifitas yaitu berupa ceramah/kuliah tatap muka/kuliah pakar, diskusi kelompok/tutorial, praktikum, praktikum keterampilan klinik (skill lab) dan pengalaman belajar lapangan. Salah satu tahapan dalam proses problem based learning khususnya pada aktifitas diskusi kelompok tutorial adalah belajar mandiri yaitu mahasiswa secara mandiri mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Tahapan tersebut merupakan representasi dari salah satu tujuan problem based learning yaitu mengembangkan keterampilan self directed learning.

Lulusan dari Program Studi Kedokteran adalah sarjana kedokteran yang apabila tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi, maka mereka akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Seorang calon sarjana kedokteran harus dipersiapkan untuk mampu mengikuti pendidikan klinik pada program profesi dan ujian kompetensi dokter untuk meraih gelar dokter serta mampu mengimplementasikan life-long learning. Mahasiswa pada program profesi dokter akan langsung berhadapan dengan pasien dengan berbagai kesehatan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki bekal yang cukup yang ia peroleh dari program sarjana kedokteran yang salah satu diantaranya adalah self directed learning readiness. Selain itu, pemahaman mengenai konsep dan teori juga sangat penting. Indeks prestasi pada program sarjana kedokteran dapat menggambarkan tingkat pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai teori yang akan mereka implementasikan pada program profesi dokter. Beberapa peneliti sebelumnya melakukan pengukuran self directed learning readiness mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad yang salah satu diantaranya bertujuan untuk melihat hubungan self directed learning readiness dengan prestasi belajar namun difokuskan pada mahasiswa tingkat pertama dan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara self directed learning readiness dengan prestasi belajar mahasiswa. Selain itu ada juga yang membandingkan tingkat self directed learning readiness antara mahasiswa tingkat I, II dan III, namun belum ada penelitian yang mengkaji mengenai keterkaitan antara self directed learning readiness dengan prestasi akademik mahasiswa setelah mahasiswa tersebut terpapar oleh strategi pembelajaran problem based learning dalam waktu yang lebih lama dan faktor faktor apa yang berpengaruh terhadap self directed learning readiness dan prestasi akademik khususnya pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad. 3 Perumusan Masalah Setiap mahasiswa termasuk mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan memperoleh prestasi akademik yang baik pula selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi akademik adalah indeks prestasi yang dicapai oleh mahasiswa. Rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa FKIK khususnya Program Studi Kedokteran pada tiga angkatan yang ada sampai pada semester genap 2015/2016 adalah kurang dari 3.0 bahkan pada angkatan 2015 rata-rata IPK mahasiswa hanya mencapai 2.22 yang berarti kurang dari 2.75. Berdasarkan peraturan akademik FKIK Untad, IPK minimal untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran adalah 2.75. Mahasiswa angkatan 2014 dan angkatan 2013, meskipun rata-rata IPK sudah diatas 2.75 namun masih terdapat sekitar 25% mahasiswa dengan IPK yang kurang dari 2.75 untuk angkatan 2014 dan sekitar 27% untuk angkatan 2013. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat sekitar 27% mahasiswa angkatan 2013 yang menjadi calon mahasiswa lulus tidak tepat waktu. Gambaran rata-rata IPK mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad untuk angkatan 2013, 2014 dan 2015 yang dicapai sampai pada semester genap 2015/2016 disajikan pada Gambar 1.

4 IPK 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2.91 2.91 2.22 2013 2014 2015 Angkatan Sumber: FKIK Untad (data diolah) Gambar 1 Rata-rata IPK mahasiswa berdasarkan angkatan Pencapaian indeks prestasi (IP) mahasiswa tiap semester berdasarkan angkatan memiliki trend yang berbeda. Mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad memiliki trend IP yang berfluktuasi, namun ada kecenderungan rata-rata IP tiap angkatan mengalami penurunan yang tajam pada semester 2. Hal ini diasumsikan bahwa kejadian tersebut disebabkan karena pada masa tersebut merupakan masa transisi menuju pembelajaran orang dewasa dengan harapan pada semester berikutnya rata-rata IP mahasiswa akan meningkat dengan penggunaan metode pembelajaran orang dewasa. Namun pada kenyataannya, meskipun rata-rata IP mahasiswa dapat meningkat pada semester selanjutnya akan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil penelitian Yoshioka (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa pada tahun pertama mengalami berbagai masalah dalam proses adaptasi dengan lingkungan belajar problem based learning. Mahasiswa tahun pertama dengan self directed learning readiness yang kurang akan mengalami kecemasan, frustasi dan kegagalan dalam meraih prestasi akademik yang diharapkan. Trend rata rata IP mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad tiap semester disajikan pada Gambar 2. Pihak FKIK Untad terutama Program Studi Kedokteran perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa dan perlu untuk mengelola faktor-faktor tersebut dalam rangka usaha untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad dengan indikator indeks prestasi kumulatif dan bagaimana pengaruh self directed learning readiness terhadap prestasi akademik mereka. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka pertanyaan penelitian disusun sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh karakteristik mahasiswa, faktor internal dan eksternal terhadap self directed learning readiness mahasiswa FKIK Untad 2. Bagaimana pengaruh karakteristik mahasiswa, faktor internal dan eksternal terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad

3. Bagaimana pengaruh self directed learning readiness terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad 4. Bagaimana implikasi manajerial bagi FKIK Untad dalam meningkatkan self directed learnig readiness dan prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad. 5 4.00 3.50 Indeks Prestasi 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 Semester 2013 2014 2015 Sumber: FKIK Untad (data diolah) Gambar 2 Rata-rata IP mahasiswa tiap angkatan berdasarkan semester Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa, faktor internal dan eksternal terhadap self directed learning readiness mahasiswa FKIK Untad 2. Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa, faktor internal dan eksternal terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad 3. Menganalisis pengaruh self directed learning readiness terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad 4. Merumuskan implikasi manajerial bagi FKIK Untad untuk meningkatkan self directed learnig readiness dan prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak: 1. Peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai pengaruh self directed learning readiness terhadap prestasi akademik mahasiswa dan faktor-faktor lain yang memengaruhi prestasi akademik. 2. FKIK Untad, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat self directed learning readiness dan pengaruhnya terhadap

6 prestasi akademik mahasiswa serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. 3. Peneliti lainnya, tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lainnya yang mengambil tema atau tertarik dengan tema penelitian ini. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis faktor karakteristik mahasiswa, faktor internal dan faktor ekternal serta self directed learning readiness dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIK Untad. Responden pada penelitian ini dibatasi pada Mahasiswa tingkat IV atau angkatan 2013 program sarjana kedokteran yang aktif kuliah pada semester 8 (semester genap 2016/2017). 2 TINJAUAN PUSTAKA Self Directed Learning Readiness Salah satu tujuan penerapan strategi pembelajaran Problem Based Learning adalah membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa di bidang psikomotorik termasuk self directed learning. Dalam arti luas, self directed learning merupakan bentuk penting dalam pembelajaran orang dewasa (Caffarella 1993; Knowles 1975; Knowles et al. 2005). Self directed learning merupakan suatu proses di mana individu mengambil inisiatif (Knowles 1975; Caffarella 1993) dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi sumber daya untuk belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi hasil belajar mereka (Knowles 1975). Menurut Sub Direktorat Kurikulum dan Program Studi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2008) self directed learning adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa sendiri. Pada self directed learning, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani, secara keseluruhan oleh individu yang bersangkutan. Dosen hanya bertindak sebagai fasilitator, yang bertugas memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Pengertian lain mengenai self directed learning diajukan oleh Gibbons (2002) yang menyatakan bahwa self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa self directed learning adalah proses belajar yang dilakukan oleh individu secara mandiri yang meliputi perencanaan, penentuan tujuan, pemilihan sumberdaya dan strategi pembelajaran, dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajarnya secara mandiri.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB