BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Adapun dalam Didactical Design Reasearch (DDR) siklus tahapannya yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Penelitian Tindakan kelas (PTK) diperkenalkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Dipilihnya. sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikembangkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didiknya. Dimana tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau (Classroom Action Research).Penelitian tindakan kelas merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. guru, prestasi siswa, kelas dan sekolah secara keseluruhan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

Transkripsi:

A. Prosedur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research). 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Arikunto, dkk (2012, hlm 58) memaparkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, dkk, 2012, hlm 57). Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat melihat, merasakan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Kalau tidak maka guru dapat merumuskan tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut melalui prosedur PTK (Yusnandar dan Nur aini, 2014, hlm 7). Dalam melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas, menurut Yusnandar dan Nur aini (2014, hlm 17) peneliti dapat melakukan langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah dan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama. 23

24 c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab utama dengan mengumpulkan data dan menafsirkannya untuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahan. d. Merumuskan solusi atau pilihan tindakan pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Kemmis, Mc Taggart (dalam Hidayah 2013, hlm.6) berpendapat bahwa PTK tidak hanya dilakukan sekali tetapi memerlukan proses minimal dua siklus yang setiap siklusnya harus melalui empat tahap yang dikenal dengan, Perencanaan (Preparation), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation) dan Refleksi (Reflection). Tahap perencanaan yaitu merencanakan tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Refleksi dimana peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal (Yusnandar dan Nur aini, 2014, hlm 24). 2. Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) Suryadi (2010) merumuskan tiga tahapan Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research), yaitu: a. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk Analisis Didaktis Pedagogis (ADP).

25 b. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru yang meliputi tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. c. Analisis retrosfektif, yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Fokus utama dalam penelitian ini yaitu analisis learning obstacle yang dialami siswa dalam pembelajaran konsep energi bunyi serta menyusun desain pembelajaran berdasarkan learning obstacle. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengatasi learning obstacle yang dialami siswa. Beikut merupakan langkah-langkah Didactical Design Reasearch (DDR): a. Pra Implementasi Dalam tahapan pra implementasi peneliti terlebih dahulu mengkaji kurikulum IPA untuk menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu melakukan repersonalisasi yaitu kegiatan analisis pada buku teks siswa terkait materi yang telah ditentukan. Analisis dilakukan untuk mengetahui konten materi yang disajikan pada buku teks dengan dihubungkan dengan konsep sebelum dan sesudahnya. Setelah melakukan repersonalisasi, selanjutnya peneliti melakukan observasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati cara guru menyajikan materi pada saat pembelajaran. b. Pembuatan Lesson Design Tahapan pembuatan lesson design dalam DDR sama halnya seperti tahapan perencanaan dalam PTK. Hal yang dapat dihasilkan dari tahapan ini yaitu RPP atau Lesson Design. Isi dari RPP atau lesson design yaitu: 1) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

26 2) Tujuan 3) Tahap kegiatan: - Pembahasan materi - Individu, kelompok atau klasikal - Percobaan, media atau Question-Answer (QA) 4) Prediksi respon siswa 5) Antisipasi guru 6) Evaluasi Pada bagian evaluasi peneliti dapat melakukan beberapa cara yaitu dengan mengadakan pretest, wawancara dan meminta siswa untuk menceritakan kembali pengalaman belajarnya. c. Implementasi Implementasi atau tindakan dalam DDR disebut juga analisis metapedadidaktik dimana peneliti melaksanakan desain rencana pembelajaran dan melakukan analisis terhadap rangkaian situasi didaktis yang berkembang di kelas, analisis situasi belajar sebagai respon siswa atas situasi didaktis yang dikembangkan, serta analisis interaksi yang berdampak terhadap terjadinya perubahan situasi didaktis maupun belajar (Suryadi, 2010). Terdapat tiga kriteria analisis metapedadidaktik, yaitu: 1) Kesatuan (Unity) Kesatuan yang dimaksud dalam hal ini yaitu pola pikir materi berdasarkan tujuan. 2) Keluwesan (Flexibility) Keluwesan yang dimaksud yaitu kebenaran antara prediksi dan kenyataan yang terjadi. 3) Kesinambungan (Coherence) Kesinambungan yang dimaksud yaitu apakah tahapan kegiatannya sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti.

27 d. Refleksi Refleksi dalam DDR disebut juga dengan istilah Analisis retrospective. Dari tahapan ini akan dihasilkan desain hipotesis. Pada tahap ini, peneliti melakukan telaah terhadap hasil analisis yang diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan untuk menetapkan atau mengevaluasi ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran. Adapun alur dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah PTK yang juga menerapkan DDR terdiri atas dua siklus yang di awali dengan pra siklus. Rangkaian pelaksanaan desain pembelajaran energi bunyi berbasis pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

28 Bagan 3.1 Alur PTK Dalam Pembelajaran IPA Pada Konsep Energi Bunyi Dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses (Modifikasi Model Suharsimi Arikunto dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran Energi Bunyi dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses) PRA SIKLUS OBSERVASI (Repersonalisasi) Menganalisis buku teks siswa Mengamati cara guru dalam menyajikan materi yang ada dalam buku teks Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran REFLEKSI Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran SIKLUS 1 PERENCANAAN (Prospective) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses TINDAKAN (Metapedadidaktik) Menerapkan desain pembelajaran (RPP) konsep energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses REFLEKSI (Retrospektif) Menganalisis hubungan antara prospective dan metapeda didaktik Hasil refleksi digunakan untuk menetukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian PENGAMATAN (Metapedadidaktik) Peneliti berkolaborasi dengan guru sebagai mitra untuk melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, apakah terdapat learning obstacle yang dialami siswa saat pembelajaran berlangsung Apabila hasil pembelajaran belum maksimal, maka peneliti melakukan perbaikan dan dilanjutkan pada siklus berikutnya

29 B. Proses Penelitian 1. Pra Siklus a. Observasi Sebelum melaksanakan kegiatan observasi, peneliti terlebih dahulu mengkaji kurikulum IPA kelas IV untuk menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu melakukan repersonalisasi yaitu kegiatan analisis pada buku teks siswa terkait materi energi bunyi. Analisis dilakukan untuk mengetahui konten materi yang disajikan pada buku teks dengan dihubungkan dengan konsep sebelum dan sesudahnya. Setelah melakukan repersonalisasi untuk mengkaji materi bunyi lebih dalam, selanjutnya peneliti melakukan observasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati cara guru menyajikan materi pada saat pembelajaran. Selain mengamati penyajian materi di kelas, peneliti juga melakukan wawancara informal dengan beberapa siswa kelas IV untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka terhadap materi energi bunyi. Selain melakukan pengamatan, peneliti juga memberikan pretest tentang materi energi bunyi kepada siswa kelas IVA SDN Umbul Kapuk. b. Refleksi Setelah kegiatan observasi selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Bentuk refleksi yang dilakukan peneliti yaitu merumuskan permasalahan berdasarkan kesulitan-kesulitan yang akan ditemui siswa dalam pembelajaran. Solusi yang diberikan untuk mengatasi kesulitan siswa yaitu dengan merancang desain pembelajaran energi bunyi berbasis pendekatan keterampilan proses. 2. Siklus a. Perencanaan (Prospective) Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan-persiapan yaitu membuat desain pembelajaran yang disusun berdasarkan kajian hasil

30 repersonalisasi dan learning obstacle yang teridentifikasi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Selain desain pembelajaran, pada tahap ini juga dibuat prediksi respon siswa sekaligus antisipasi yang dilakukan. b. Tindakan / Pelaksanaan (Metapedadidaktik) Pada tahap ini peneliti menerapkan desain pembelajaran pada konsep energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang telah dibuat pada kegiatan pembelajaran di kelas. c. Pengamatan (Metapedadidaktik) Peneliti dan guru sebagai mitra mengamati kegiatan pembelajaran dengan desain yang telah dibuat untuk mengetahui kemungkinan learning obstacle yang dialami siswa selama pelaksanaan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pengamatan ini juga dilakukan pada aktivitas peneliti yang berperan sebagai guru dan juga dilakukan untuk mengamati hasil belajar siswa. d. Refleksi (Retrospektif) Refleksi yang dilakukan yaitu menganalisis hubungan antara prospective dengan metapedadidaktik dan juga melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran yang baru jika hasil penelitian sebelumnya dianggap kurang memuaskan. C. Subjek dan Lokasi 1. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran konsep energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas IV dengan jumlah siswa secara keseluruhan 30 orang, siswa laki-laki berjumlah 15 orang, dan siswa perempuan juga berjumlah 15 orang.

31 2. Lokasi Penelitian Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian dilakukan di SDN Umbul Kapuk yang berada di Desa Panggung Jati, Kecamatan Taktakan, Kota Serang-Banten. Penelitian ini dilakukan di SD tempat Program Pelatihan Lapangan (PPL). Adapun sebab penelitian ini dilakukan di SD tersebut, yaitu supaya peneliti dapat lebih mengenal karakteristik siswa melalui beberapa tatap muka sebelum penelitian ini dilaksanakan. D. Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu: 1. Observasi Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013, hlm 203). Adapun yang diamati pada saat kegiatan pembelajaran yaitu aktivitas guru. Format observasi aktivitas guru ialah sebagai berikut:

32 Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran IPA Konsep Energi Bunyi Dengan Menggunakan Desain Berbasis Pendekatan Keterampilan No Proses Kegiatan Guru Saat Pembelajaran 1 Pemanasan a. Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa maupun guru b. Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya c. Mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta pendapat/ saran siswa 2 Proses belajar mengajar d. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengamati e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan f. Mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan g. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan hasil diskusi Jumlah setiap item Hasil Perkalian antara item x bobot Jumlah Pemerolehan Poin Jumlah Poin Maksimum (Jika Semua Mendapat Poin 3) Nilai Akhir Predikat Keterangan: Nilai 1 2 3 1 = Kurang : Sebanding dengan nilai maksimum 0,1 1,00 2 = Cukup : Sebanding dengan nilai1,1 2,00 3 = Baik : Sebanding dengan nilai 2,1 3,00 21

33 2. Tes Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Bentuk tes yang digunakan ialah tes tertulis bentuk objektif tes (pilihan jamak) dan bentuk subjektif tes (esai). Soal bentuk pilihan jamak terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban. Jumlah soal yang peneliti buat ialah 10 soal. Soal bentuk esai yang peneliti buat berjumlah 2 soal. Dua bentuk soal tersebut diambil dari konsep energi bunyi. Rentang nilai yang digunakan 10-100. Soal pilihan jamak diberi skor 10 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Soal esai nomor 1 diberi skor 20 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah dan soal esai nomor 2 diberi skor 30 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. 3. Kisi-kisi Kompetensi Dasar 8.1. Mendesk ripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Energi Bunyi Indikator Mengklasifikasikan alat indera yang dapat mendengar, melihat, dan merasakan getaran yang menghasilkan bunyi melalui percobaan. Menjelaskan kuat lemah bunyi dipengaruhi oleh besar kecilnya simpangan getaran dari titik setimbang melalui percobaan. Tingkat Kesukaran Mudah 1, 3 Kemampuan yang Diuji C1 C2 C3 Sedang 11 Sukar 2 Mudah Sedang 7 8 Sukar 12 4, 5, 6 Menjelaskan perbedaan tinggi Mudah

34 rendah disebabkan oleh kerapatan getaran yang terjadi dalam waktu tertentu melalui percobaan. Sedang 9 Sukar 10 Jumlah 3 5 4 4. Soal dan Kunci Jawaban I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Bunyi dihasilkan oleh. a. Cahaya b. Getaran c. Sinar d. Panas 2. Getaran yaitu a. Gerak bolak-balik suatu benda melalui titik setimbangnya b. Gerak berputar suatu benda c. Gerak bolak-balik suatu benda bukan melalui titik setimbangnya d. Berdiamnya suatu benda 3. Bunyi dapat didengar manusia melalui alat indera yaitu. a. Mata b. Hidung c. Telinga d. Kulit 4. Terompet sedotan dapat digunakan untuk mengetahui adanya bunyi melalui alat indera. a. Kulit bibir b. Mata c. Telinga d. Hidung 5. Percobaan di samping dilakukan untuk mengtahui getaran melalui akat indera. a. Telinga c. Mata b. Kulit d. Hidung 6. Saat meregangkan karet kemudian kita petik, maka karet akan bergetar. Getaran pada karet dapat diketahui melalui alat indera a. Mata b. Kulit c. Hidung d. Kaki 7. Bunyi kuat ditimbulkan oleh getaran... a. Lemah b. Kuat c. Pelan d. Diam 8. Kuat lemahnya bunyi dipengaruhi oleh.. a. Besar simpangan getaran c. Besar tempat

35 b. Besar ukuran d. Besar wadah 9. Gambar di samping merupakan percobaan 10. Tinggi rendah bunyi dipengaruhi oleh. a. Kerapatan getaran per waktu b. Kerapatan tempat c. Kerapatan ukuran d. Kerapatan wadah untuk menunjukkan perbedaan. a. Ukuran c. Nada b. Tempat d. Wadah II. Isilah titik-titik di bawah dengan jawaban yang tepat! 11. Gerak bolak-balik suatu benda melalui titik setimbangnya disebut. 12. Suara yang kita keluarkan bisa kuat dan bisa lemah. Jika kita berbisik, berarti kita mengeluarkan bunyi lemah. Sebaliknya, jika kita berteriak berarti kita mengeluarkan bunyi kuat. Kuat lemahnya bunyi dipengaruhi oleh.. Kunci Jawaban 1. b 6. a 11. Getaran 2. a 7. b 12. Besar simpangan getaran 3. c 8. a 4. a 9. c 5. c 10. a

36 E. Pengolahan Data Data dibedakan dalam dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan dalam bentuk observasi selama pelaksanaan tindakan. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes siswa. dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil observasi guru, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Adapun analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Hasil Observasi Proses Pembelajaran Analisis hasil observasi proses pembelajaran merupakan data untuk mengamati proses pembelajaran IPA pada konsep energi bunyi menggunakan pendekatan keterampilan proses. Setiap nilai yang diperoleh dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah nilai maksimal lalu dikalikan 100 hingga mendapatkan nilai akhir. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Jumla h Nilai yang Diperole h Skor = Jumla h Nilai Maksimal x 100 2. Analisis Tes Hasil Belajar Analisis tes hasil belajar adalah data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa pada pembelajaran IPA pada konsep energi bunyi menggunakan pendekatan keterampilan proses. Jumlah soal tiap tindakan ialah 12 soal. Soal pilihan jamak berjumlah 10 soal diberi skor 10 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sedangkan soal esai berjumlah 2 soal, soal esai nomor 1 diberi skor 20 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah dan soal esai nomor 2 diberi skor 30 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Jumla h Nilai yang Diperole h Skor = x 100 Jumla h Nilai Maksimal

37 Kemudian untuk mencari jumlah rata-rata seluruh siswa, menurut Sudjana (dalam Mahdiana, 2014, hlm 33) yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: X = Σx N X = Rata-rata Σx = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek (siswa)