14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. 1 Bangsa Indonesia yang membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju negara industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan negara agraris ke negara industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular. 2 Salah satu jenis penyakit tidak menular adalah penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya. Menurut laporan CDC (Center For Disease Control) tahun 2003 terdapat 41.818 orang yang menderita gagal ginjal di Amerika Serikat dengan Cause Spesific Death Rate (CSDR) sebesar 14,4/100.000 penduduk. 3 Gagal ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. 4 Dibanding dengan penyakit lainnya penyakit gagal ginjal memiliki angka kejadian yang kecil, tetapi menimbulkan masalah besar oleh karena pengobatannya
15 yang mahal. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal atau End-Stage Renal Disease (ESRD). 5 Penyakit GGK pada tahun 2005 di Amerika Serikat prevalensi End-Stage Renal Disease (ESRD) sebesar 1.569/1.000.000 penduduk dan insidensi End-Stage Renal Disease (ESRD) sebesar 347,1/1.000.000 penduduk. 6 Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh. 4,7,8 Di Amerika Serikat pada tahun 2001-2003 angka insidensi penyakit GGA adalah 151/100.000 penduduk. 9 Menurut Richard Sinert, tahun 2005, angka insidensi penyakit GGA di Amerika Serikat adalah 100/1.000.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 70%. 10 Menurut penelitian Jay Prakash, dkk di India pada tahun 1984 sampai 1999 terdapat 1.122 orang penderita GGA, dimana 79,4% dari penderita GGA tersebut merupakan akibat dari penyakit nekrosis tubular akut, 9% disebabkan oleh glomerulonefritis akut, 7% disebabkan oleh nefritis interstisial akut, dan 4,6% disebabkan oleh nekrosis kortikal akut. 11 Di Turki pada tahun 1990 angka insidensi penyakit GGA adalah 58/1.000.000 penduduk dengan CFR sebesar 33,6%. Pada tahun 1997 angka insidensi GGA adalah 158 orang/1.000.000 penduduk, dengan CFR sebesar 31%. 12
16 Prevalensi GGA di Indonesia sebesar 30/1.000.000 penduduk. Sebesar 5% pasien rawat inap yang berada di rumah sakit di Indonesia mengalami GGA dan 2-5% dari penderita yang dirawat di unit perawatan intensif. 13 Di RSUP Denpasar dari data tahun 1986 didapat bahwa GGA merupakan 12% dari penderita yang dirawat di Unit Penyakit Dalam dan merupakan 27% dari penderita yang dirawat di Sub Unit Ginjal dan Hipertensi. 13 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi terdapat 100 orang penderita GGA pada tahun 2002-2006. Pada tahun 2002 ada sebanyak 11 kasus, 2003 sebanyak 12 kasus, 2004 sebanyak 18 kasus, 2005 sebanyak 22 kasus, 2006 sebanyak 37 kasus. Dapat dilihat bahwa penyakit GGA mengalami peningkatan jumlah penderita selama 5 tahun tersebut. Jumlah kasus penderita GGK lebih besar dibanding GGA, tetapi karena belum diketahuinya karakteristik penyakit GGA di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita GGA di rumah sakit tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya karateristik penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006.
17 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui trend kejadian penyakit GGA selama 5 tahun yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, daerah asal). c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan keluhan utama d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan pengobatan yang diberikan. f. Untuk mengetahui distribusi penderita GGA berdasarkan lama rawatan ratarata. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan keadaan h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin. i. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata penderita GGA berdasarkan keluhan utama.
18 j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pengobatan berdasarkan keadaan k. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan 1.4. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSU. Dr. Pirngadi dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan sehubungan dengan upaya perawatan dan pengobatan terhadap penderita GGA. b. Sebagai bahan masukan atau referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang penyakit GGA.