BAB III METODE PENELITIAN. banyaknya permintaan klien kepada auditor di Jogja, Solo dan Semarang. untuk mengaudit laporan keuangannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perguruan Tinggi swasta yang ada di Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pembayaran pajak kendaraan bermotor di lima samsat yang ada di DIY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

H5: Semakin tinggi preferensi klien akan semakin meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan penentuan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Malang sebagai objek

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai perpajakan yang diberikan kepada masyarakat kususnya untuk wajib pajak.

Kategori Frekuensi Prosentase. Jenis kelamin Wanita 12 33,3 Jumlah % , ,6 Usia

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Yogyakarta, Solo dan Semarang. Peneliti mengambil sampel di Jogja, Solo dan Semarang karena banyaknya permintaan klien kepada auditor di Jogja, Solo dan Semarang untuk mengaudit laporan keuangannya. B. Jenis Data Jenis data yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan menggunakan pertanyaan yang terstruktur untuk mengumpulkan sebuah informasi dari auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, Solo, dan Semarang sebagai responden penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung skor dari setiap variabel yang diperoleh dari pengisian kuisioner yang dibagikan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, Solo dan Semarang. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan convenience sampling yaitu pengambilan sampel dengan kemudahan, responden dipilih berdasarkan kesediannya untuk berpartisipasi. Responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang mencakup 28

29 auditor junior, auditor senior, manajer dan partner pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta, Solo dan Semarang. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode survey dengan menyebar kuisioner secara langsung kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, Solo dan Semarang. Peneliti menyebarkan kuisioner langsung ke masingmasing KAP, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama yang mengisi kuisioner dengan tujuan agar tingkat pengembalian kuisioner sesuai dengan kuisioner yang telah dibagikan. E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen, variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Dimana konflik audit adalah suatu pertentangan dua pihak atau lebih yang muncul karena adanya perbedan pendapat mengenai laporan keuangan perusahaan. Muawanah dan Indriantoro (2001) mengatakan bahwa perilaku auditor dalam situasi konflik audit adalah sejauh mana auditor mau menerima tekanan klien dalam situasi konflik, yaitu situasi yang terjadi ketika auditor dan klien tidak sepakat dalam satu

30 aspek fungsi atestasi yang merupakan indikan perilaku auditor dalam pengambilan keputusan etik. Variabel perilaku auditor dalam situasi konflik audit dapat diukur dengan kepatuhan seorang auditor dalam mematuhi standar profesionalnya. Variabel perilaku auditor dalam situasi konflik diukur dengan menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Prasetyo (2010) yang terdiri dari 10 pertanyaan. Pengukuran variabel dependen ini dengan menggunkan 5 skala likert yang terdiri dari Sangat Setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Kurang Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2) dan Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai yang tinggi pada skala likert mengindikasikan bahwa auditor mampu menghadapi konflik audit, sedangkan nilai yang rendah pada skala likert mengindikasikan bahwa auditor kurang mampu menghadapi konflik audit dalam tugasnya. 2. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, pengalaman auditor, komitmen professional, pertimbangan etis dan locus of control. a. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menambah, memperbaiki, memperluas dan mengembangkan sumber daya manusia dengan cara meningkatkan kemampuan dan pengertian pengetahuan umum serta pengertian ekonomi pada setiap individu, termasuk

31 didalamnya tentang pengetahuan teori untuk memecahkan suatu konflik yang terjadi dalam perusahaan. Pendidikan sangat diperlukan seorang akuntan publik dalam tugas yang dilakukannya. Seorang auditor yang memiliki pendidikan semakin tinggi maka semakain baik pula mengambil keputusan etis dalam menyelesaikan masalah atau situasi konflik audit, karena seorang auditor dengan pendidikan yang tinggi akan lebih tahu mengenai kode-kede etis. Tingkat pendidikan dapat diukur dengan melihat pendidikan terakhir yang ditempuh seorang auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Novrianto (2009) menyatakan bahwa tingkat pendidikan dihitung menggunakan skala likert 5 poin, yaitu lainnya (1), D1 (2), D3 (3), S1 (4), S2 (5) S3. b. Pengalaman Auditor Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Ilyas, 2014). Pengalaman auditor merupakan kemampuan yang dimiliki auditor untuk belajar dari peristiwa kejadian-kejadian masa lalu yang berhubungan dengan pemeriksaan yang dilakukannya. Dengan pengalaman tersebut auditor akan lebih mudah menemukan kesalahan yang diauditnya dan dapat mengatasi konflik yang dihadapi. Semakin banyak pengalaman yang dimilikinya maka auditor semakin terampil dalam melakukan pekerjaanya dan

32 semakin sempurna pola berfikir dan sikap dalam bertindak untuk mengambil keputusan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Pengalaman auditor dapat diukur dengan melihat berapa lama auditor sudah bekerja sebagai seorang audit. Variabel pengalaman auditor diukur dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) dalam penelitiannya yang terdiri dari 6 pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah 5 poin skala Likert yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =setuju, 5 = sangat setuju. Semakin tinggi angka skor maka dan semakin banyak pengalaman audit yang dimiliki. c. Komitmen Professional Komitmen professional merupakan suatu tanggung jawab, ikatan, loyalitas, pengorbanan, keterlibatan invidu dengan organisasinya (Prasetyo, 2010). Komitmen profesi merupakan suatu usaha sosialisasi yang dilakukan individu dengan tetap melaksanakan aktifitas secara konsisten dalam pekerjaannya. Dengan komitmen professional yang kuat maka akan dapat menjaga sikap dan tindakan dalam pengambilan keputusan yang baik. Seorang auditor yang mempunyai komitmen professional akan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Variabel komitmen professional diukur dengan menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Prasetyo (2010) dalam penelitiannya yang terdiri dari 5 item pertanyaan. Skala pengukuran

33 yang digunakan adalah 5 poin skala Likert, poin 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =setuju, 5 = sangat setuju. Angka yang tinggi menunjukkan komitmen yang tinggi sedangkan angka yang rendah menunjukkan komitmen seorang auditor rendah. d. Pertimbangan Etis Perilaku etis adalah sebagai perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang telah ditentukan dan dapat diterima secara umum oleh masyarakat luas sehubungan dengan tindakan-tindakan yang dapat memberikan manfaat. Petimbangan etis adalah pendapat atau putusan yang berhubungan dengan etika (Novrianto, 2010). Dalam penelitian ini pertimbangan etis dapat diukur dengan dengan melihat patuhnya auditor terhadap peraturan yang berlaku dan kode etik profesi serta etis atau tidaknya auditor dalam mengambil sebuah keputusan. Hal tersebut berarti berhubungan dengan kejujuran, tanggung jawab, ketegasan dan perilaku etis seorang auditor dalam menjalankan tugas audit yang memenuhi standar-standar audit yang telah ditentukan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andriyansyah (2010) menyatakan pertimbangan etis diperoleh dari tiga ilustrasi kasus. Pertimbangan etis dihitung menggunakan skala likert 7 poin. Dengan poin yang rendah maka menunjukkan pertimbangan etis yang rendah dan dengan poin yang tinggi maka menunjukkan tingkat pertimbangan etis yang tinggi.

34 e. Locus of Control Locus of control merupakan persepsi seseorang terhadap siapa yang menentukan nasibnya (Khoiriyah, 2013). Locus of control merupakan suatu keyakinan seseorang bahwa mereka dapat mengendalikan dirinya sendiri, dan meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya merupakan suatu keberuntungan yang dimiliki. Locus of control internal terjadi apabila sesuatu yang terjadi berdasarkan tindakan yang dilakukannya sendiri. Locus of control eksternal segala sesuatu yang berasal dari faktor eksternal sebagai contoh takdir, keberuntungan seseorang, kesempatan lain, kekuatan, atau sesuatu yang terjadi tidak dapat diprediksi. Variabel perilaku auditor dalam situasi konflik diukur dengan menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Prasetyo (2010) yang terdiri dari 16 pertanyaan. Pengukuran variabel dependen ini dengan 5 skala Likert yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =setuju, 5 = sangat setuju. Angka yang tinggi pada skala pengukuran mengindikasikan Locus of control eksternal sedangkan angka yang lebih rendah mengindikasikan Locus of control internal. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi angka pada skala pengukuran, maka semakin eksternal pula Locus of control yang dialami seseorang. Sebaliknya, semakin rendah angka pada skala pengukuran, maka semakin internal pula Locus of control.

35 F. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptive a. Statistik Deskriptif Demografi Responden Statistik deskriptif demografi responden memberikan informasi karakteristik variabel dan demografi responden atau penjelasan mengenai persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan, usia responden, dan jenis kelamin dari sampel penelitian. b. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif variabel penelitian ini menjelaskan mengenai tanggapan responden atas kuesioner yang dikirim untuk tujuan analisis data, meliputi tanggapan responden atas pertanyaan tentang variabel tingkat pendidikan, pengalaman auditor, komitmen professional, pertimbangan etis, dan locus of control dan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Statistik deskriptif variabel penelitian dilakukan untuk memberikan informasi dan penjelasan mengenai nilai maximum, nilai minimum, nilai mean dan standar devisiasi dari sampel penelitian berdasarkan instrument variabel (kuisioner) yang telah diisi oleh responden. 2. Uji Kualitas Instrument Dan Data a. Uji Validitas Reliabilitas Dalam penelitian ini untuk menguji kualitas data harus dilakukan uji realibilitas dan uji validitas.

36 1. Uji reliabilitas Uji realibilitas adalah suatu alat ukur untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari setiap variabel. Kuisioner dapat dikatakan handal dan reliabel jika jawaban dari pertanyaan seseorang tersebut konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2016). Untuk mengukur realibilitas uji stastik Cronbach s Alpha dengan taraf signifikan 7%. Suatu variabel dikatan reliable jika Cronbach s Alpha > 0,70 (Nazzaruddin & Basuki, 2017). 2. Uji Validitas Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuisioner, validitas merupakan tingkat keandalan alat ukur yang digunakan. Suatu kuisioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dengan kuisioner (Nazzaruddin & Basuki, 2017). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) dengan ketentuan suatu instrument dikatakan valid apabila nilai KMO > 0,5 dan memiliki nilai factor loading > 0,4. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dapat dilakukan dengan menggunakan: 1. Uji Normalitas Asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi, variabel pengganggu atau

37 residual mempunyai data yang berdistribusi normal atau tidak dan juga merupakan asumsi bahwa setiap variabel berdistribusi normal, jika distribusi ini dilanggar maka menjadi tidak valid untuk sampel yang berjumlah kecil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Sminirnov dengan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) >alpha 0,05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah uji model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan problem multikolorenitas. Uji multikolinieritas yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kesamaan antar variabel independen dalam suatu model. Suatu regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance untuk semua pengamatan atau terdapat pengaruh perubahan varriabel bebas dengan nilai mutlak residual, sehingga penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efektif dan hasil penafsiran kurang akurat. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heterokedastisitas

38 dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser dengan meregresi nilai absolut residual dengan variabel bebas yang digunakan. Jika nilai Sig >alpha 0,05 maka dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas (Nazaruddin dan Basuki, 2017). 3. Uji Hipotesis dan Analisis Data Hipotesi dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda, karena untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi linear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dengan memasukkan lima variabel independen dan satu variabel dependen, yang tediri dari tingkat pendidikan (X1), pengalaman auditor (X2), komitmen profesional(x3), pertimbangan etis (X4), dan locus of control (X5) sebagai faktor dari independensi serta satu variabel dependen yaitu perilaku auditor dalam situasi konflik audit (Y). Secara umum formula dari regresi linear berganda untuk sampel dapat dituliskan sebagai berikut: Y= Keterangan: Y = Perilaku auditor dalam situasi konflik audit α = Konstanta = Koefisien regresi X1 = Tingkat pendidikan X2 = Pengalaman Auditor X3 = Komitmen Profesioal X4 = Pertimbangan etis

39 X5 = Locus of control (LOC) e = Error Term, yaitu tingkat kesalahan praduga dalam penelitian a. Uji Nilai t Uji t merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu, yaitu dilakukan untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis diterima jika: 1. Sig < alpha 0,05 2. Koefisien regresi searah dengan hipotesis b. Uji Nilai F Pengujian nilai F merupakan suatu alat uji untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen yang diuji dengan signifikansi 0,05. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan Sig F dengan alpha 0,05. Jika sig F < alpha 0,05 maka terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi (Adjusted ) Koefisien determinan ( ) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam merangkai variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinan adalah antara satu dan nol. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabelvariabel independen.