BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertukar informasi. Media sosial dapat mencakup berbagai ide, pendapat, gagasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era digital, sosial media bukan lagi merupakan hal yang awam digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

2015 MODEL PENGAYAAN KETERAMPILAN BERBAHASA JEPANG MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. atau memperoleh informasi. Menurut data lembaga riset GFK terbaru

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

BAB I PENDAHULUAN. terlebih kehidupan manusia. Komunikasi sendiri merupakan topik yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. untuk berinteraksi dengan individu lain, dan hal ini telah dimulai semenjak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008).

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di abad modern ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua organisasi ataupun instansi memerlukan Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet saat ini menjadi sangat pesat, Ramadhani (2003),

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB III IDENTIFIKASI DATA. Penggunaan Media Sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH WANITA DALAM MASA IDDAH DAN IHDÂD. A. Penggunaan Media Sosial Oleh Wanita Dalam Masa Iddah Dan Ihdâd

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang dalam bahasa Inggris disebut social network sites merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial adalah suatu interaksi sosial antara individu dalam berbagi dan bertukar informasi. Media sosial dapat mencakup berbagai ide, pendapat, gagasan dan konten dalam komunitas virtual serta mampu menghadirkan dan mentranslasikan cara berkomunikasi baru dengan teknologi yag sama sekali berbeda dari media tradisional (Watson, 2009). Perkembangan dunia teknologi yang sudah semakin inovatif di era global telah memberikan dampak langsung kepada masyarakat terutama bagi generasi muda. Media sosial dapat diakses dengan mudah melalui smartphone (telepon pintar) kapan saja dan dimana saja oleh pemiliknya. Platform media sosial sangat banyak ragamnya. Kemunculan Friendster pada tahun 2002 menjadi terobosan awal di dunia media sosial dengan hampir 1 juta pengguna. Facebook menyusul pada tahun 2006 dan disusul oleh platform platform media sosial yang lain seperti twitter, path, instagram, dan snapchat. Hal tersebut membuktikan bahwa media sosial dibutuhkan oleh para pengguna smartphone di era global (Culandari, 2008). Setiap platform media sosial memiliki fungsi yang hampir sama namun memiliki keunggulannya masing masing. Iswah (2011) menjelaskan bahwa media sosial pada umumnya digunakan penguna internet (internet user) sebagai sarana menjalin komunikasi kepada pengguna lain dalam bentuk postingan atau konten konten berbagi yang dibagikan oleh pemilik akun media sosial. Konten tesebut dapat berupa video, foto, e-book dan lainnya. Konten konten yang 1

2 dibagikan pengguna media sosial beragam jenisnya. Ada konten yang memuat muatan pribadi atau personal matter seperti membagi foto pernikahannya, ulang tahun kerabat atau upacara kelulusan seperti wisuda. Konten yang bersifat edukasi juga tidak kalah banyak. Kegunaan media sosial bagi sebagian besar pengguna internet adalah menonton video, membagi ulang postingan orang lain, menempatkan selfie, dan membagi foto makanan. We Are Social dan Hootsuite (2017) melakukan riset pada awal tahun 2017 dan memperkirakan pengguna internet di Indonesia tumbuh 51% dalam kurun waktu satu tahun. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia bahkan melampaui pertumbuhan rata rata 10% secara global. Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2016 menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 112 juta orang. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 dapat diperkirakan mencapai 170 juta orang berdasarkan data tersebut. Sebagian besar atau hampir 95% pengguna internet di Indonesia mengakses media sosial dan dan memiliki akun media sosial. Social Memos (2016) mengadakan penelitian pada akhir tahun 2016 mengenai media sosial apa saja yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2016. Facebook menduduki peringkat pertama dan tercatat sebanyak 11.658.760 pengguna dengan rentang usia 16 tahun sampai usia 35 tahun. Instagram menduduki peringkat kedua dengan didominasi oleh pengguna dengan rentang usia 16 tahun sampai dengan 25 tahun. Twitter menduduki peringkat ketiga karena setiap harinya pengguna internet di Indonesia memposting 2,4% tweet dari 10,6 juta tweet perharinya di seluruh dunia. Path menduduki peringkat

3 keempat dengan dominasi pengguna di rentang usia 20 tahun sampai dengan 25 tahun. Kepemilikan media sosial tidak terbatas pada kaum menengah ke atas yang memiliki akses internet dan perangkat yang mendukung, tidak pula terbatas umur, jenis kelamin, dan suku. Sebagian besar orang yang berada di era digital memiliki setidaknya satu atau dua media sosial (Primack, 2017). Primack (2017) juga meneliti mengenai kemungkinan adanya pengaruh antara penggunaan jumlah media sosial yang dimiliki dengan depresi dan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jumlah media sosial yang semakin banyak lebih mudah terkena depresi dan kecemasan pada remaja. Analisis dari data penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan 7-11 platform media sosial memiliki resiko tiga kali lebih besar terkena depresi dan kecemasan dibanding orang yang hanya menggunakan 2 platform media sosial atau tidak menggunakan media sosial sama sekali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sherlyanita dan Rakhmawati (2016), menunjukkan bahwa pengguna media sosial mengakses media sosial setiap harinya dengan durasi selama kurang lebih satu jam setiap harinya. Aktifitas yang dilakukan adalah seperti memberikan komentar, mengupload foto, memperbarui status dan membaca news feed atau umpan berita. Kalangan pengguna media sosial dapat menjadi pengguna yang hiperaktif karena sering memposting kegiatan sehari hari (daily activities) yang seolah olah menggambarkan gaya hidup yang mencoba mengikuti perkembangan jaman dengan tujuan agar mendapatkan kepopuleran di lingkungannya. Konten yang

4 diposting oleh pengguna media sosial merupakan konten yang sudah terfabrikasi atau dibuat sedemikian rupa agar terlihat menarik namun sebenarnya tidak menggambarkan kehidupan nyata atau real life penggunanya (Smith, 2010). Ketika pengguna media sosial tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kemewahan dan kebahagiaan, tidak jarang kenyataannya dalam hidup merasa sebaliknya. Putri, Nurwati dan Budiarti (2016) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa media sosial memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif antara lain memperluas jaringan pertemanan, mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dampak negatifnya adalah tidak semua pengguna media sosial merupakan pengguna yang sopan dalam bertutur kata atau berbagi konten dan dapat mengganggu kehidupan serta komunikasi pengguna media sosial dengan keluarganya. Pemakaian media sosial yang berlebihan (excessive use) adalah emosi yang diungkapkan lewat media sosial dapat menular tanpa disadari oleh pengguna media sosial saat membaca atau melihat konten dari pengguna yang lain. Keadaan tersebut memungkinkan pengguna untuk merasakan emosi yang sama ataupun emosi yang muncul lainnya secara tidak sadar. Kramer,Guillory, dan Hancock (2014) menyatakan bahwa penularan emosi dapat terjadi tanpa melalu interaksi secara langsung dan tanpa informasi non-verbal. Kramer,Guillory, dan Hancock (2014) melakukan penelitian yang dapat membuktikan pengaruh media sosial terhadap emosi penggunanya. Kramer dkk (2014) memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ketika pengguna media sosial banyak melihat konten media sosial yang negatif maka akan memiliki

5 kemungkinan yang lebih besar akan memposting konten yang bersifat negatif pula. Penelitian tersebut juga mengungkap hal yang sebaliknya yaitu jika seseorang lebih sering melihat konten yang memuat muatan positif maka kemungkinan untuk memposting konten yang bersifat positif juga meningkat. Namun peneliti menemukan fenomena di lapangan bahwa ketika pengguna media sosial melihat konten positif atau postingan bahagia dari pengguna media sosial yang lain mengakibatkan suasana hati yang berubah karena orang akan mulai membandingkan kehidupan dirinya dengan kehidupan orang lain melalui media sosial. Hal tersebut semakin terlihat ketika seseorang melihat kebahagiaan orang lain yang dapat menghasilkan perasaan iri dan muram. Media sosial selain dapat menjadi sarana penularan emosi juga dapat mempengaruhi suasana hati penggunanya. Turkle (2011) mengemukakan bahwa seberapa lama seseorang menghabiskan waktu di media sosial akan terjadi proses pembandingan sosial yang bisa mengakibatkan efek depresif akibat munculnya reaksi alone together. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian tersebut menjabarkan bahwa semakin sering seseorang mengakses Facebook maka semakin tidak bahagia orang tersebut (Kross dkk, 2013). Penggunaan Facebook secara berlebihan dapat memicu luapan emosi negatif seperti depresi ketika tidak mendapatkan respon atau komentar yang diharapkan dari pengguna media sosial lain, peristiwa masa lalu yang memalukan dan menyakitkan diungkap oleh pengguna media sosial lain, dan sedikitnya jumlah teman atau pengikut di sosial media dibandingkan orang lain.

6 Berdasarkan paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media sosial yang berlebih dapat memberikan pengaruh pada kondisi emosional dan suasana hati penggunanya. Perasaan timbul karena respon dari situasi yang dirasakan dan diintepretasikan oleh seseorang, yang merupakan respon dari proses emosi yang dirasakan atau terjadi pada diri seseorang (Lewis, 2008). Emosi menurut orang awam sering disalah artikan sebagai perasaan. Emosi adalah bagaimana cara seseorang dalam merespon situasi dalam berbagai cara (William James dalam Lewis, 2008). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek penting bagi perkembangan individu. Regulasi emosi adalah proses yang mempengaruhi emosi yang dimiliki individu, ketika memiliki emosi, dan bagaimana mengalami dan mengekspresikan emosi (Gross, 2002). Regulasi emosi mengacu pada proses biologis, sosial, perilaku dan proses kognitif sadar dan tidak sadar. Perubahan kondisi emosional dan suasana hati dapat memicu depresi di kalangan pengguna sosial media karena kurangnya regulasi emosi. Kemampuan regulasi-emosi atau keterampilan mengelola emosi menjadi penting bagi individu untuk dapat efektif dalam melakukan coping terhadap berbagai masalah yang dapat mendorongnya mengalami kecemasan dan depresi. Individu yang mampu mengelola emosi - emosinya secara efektif, akan lebih memiliki daya tahan untuk tidak terkena kecemasan dan depresi. Thompson & Goleman (dalam Safaria, 2007) menyatakan terutama bagi individu yang mampu mengelola emosi-emosi negatif yang dialaminya seperti perasaan sedih, marah, benci, kecewa, atau frustasi.

7 Hasil wawancara awal dengan informan pertama yang berinisial ZNF mengemukakan informan memiliki 5 platform media sosial yaitu instagram, snapchat, path, twitter, facebook dan vine. Kelima platform tersebut tidak semuanya secara aktif digunakan oleh informan, hanya instagram yang digunakan aktif oleh informan. Informan harus melakukan puasa media sosial yaitu tidak mengakses media sosial selama beberapa hari bahkan sampai seminggu. Hal tersebut dilakukan informan karena informan merasa mengalami kepercayaan diri yang menurun, pesimis dan sering merasa iri dengan orang lain saat mengakses akun instagram yang dimilikinya. Informan juga mengakui sering membandingkan kehidupannya dengan kehidupan temannya lalu merasa tidak puas dengan kehidupannya sendiri. Hasil wawancara awal dengan informan kedua yang berinisial S mengungkap bahwa informan sampai mengalami insomnia atau susah tidur ketika mengakses media sosial yang dimilikinya seperti instagram dan facebook. Informan menyatakan bahwa informan juga menjadi sering membandingkan dirinya dengan selebgram sehingga muncul rasa ingin bisa meniru selebgram. Informan hingga rela membayar sekitar Rp 500.000,- agar mendapatkan follower yang banyak. Setiap kali memposting foto selfienya, informan merasa puas apabila mendapatkan komentar yang memuji kecantikan informan. Informan akan merasa gelisah dan cemas ketika informan mendapatkan komentar yang tidak sesuai harapannya. Berdasarkan uraian fenomena yang telah penulis cantumkan di atas bahwa terdapat peningkatan penggunaan media sosial yang seiring dengan meningkatnya

8 permasalahan permasalahan seperti kecanduan media sosial, coping stress yang tidak baik bahkan depresi. Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk menjelaskan fenomena regulasi emosi atau manajemen emosi pada pengguna media sosial. Dikarenakan hal tersebut untuk mencari tahu lebih lanjut terkait topik penelitian tersebut, dirumuskanlah judul penelitian berupa Regulasi Emosi pada Pengguna Media Sosial. B. Tujuan Penelitiannya Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Memahami dan mendeskripsikan regulasi emosi pada pengguna media sosial 2. Mendeskripsikan strategi regulasi emosi pada pengguna media sosial 3. Memahami dan mendeskripsikan faktor faktor yang mempengaruhi regulasi emosi pada pengguna media sosial C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam mengelola emosi pada saat menggunakan media sosial untuk pengguna media sosial. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang regulasi emosi pada pengguna media sosial untuk masyarakat umum. c. Menjadi bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa

9 2. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya psikologi sosial dan klinis mengenai regulasi emosi pada pengguna media sosial. b. Menjadi bukti empiris dan acuan bagi akademisi untuk lebih memahami regulasi emosi pada pengguna media sosial

10