BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung dikenal sebagai kota Kembang karena dulu di kota Bandung terdapat banyak pohon dan bunga. Selain itu kota Bandung juga dijuluki sebagai Paris Van Java karena cara berpakaian orang Bandung yang modis seperti cara berpakaian orang Paris pada waktu itu sehingga dari julukan ini hingga sekarang Bandung dikenal sebagai kota Fashion. Bandung memang dari dulu terkenal sebagai salah satu kota fashion terbesar di Indonesia karena produk modenya cukup digemari oleh semua kalangan dan kelas strata di tanah air. Banyak sekali fashion-fashion buatan Bandung yang begitu terkenal mulai dari baju, sepatu hingga aksesoris ataupun perhiasan yang unik dan elegan sehingga ini menjadi medan magnet tersendiri bagi turis-turis yang datang ke Bandung. Banyak turis mancanegara maupun turis lokal yang sudah tidak asing dengan produk fashion buatan Bandung karena terkenal dengan harganya yang terjangkau serta kualitasnya yang memuaskan. Industri fashion di bidang pembuatan baju sendiri sudah mulai sejak adanya institusi pendidikan sekolah tinggi yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil yang sudah berdiri sejak tahun 1922 yang dahulu bernama Textile Inrichting Bandoeng (TIB) yang menjadi bekal dikemudian hari untuk memproduksi bajubaju yang berkualitas. Di era Pemerintahan Indonesia, tahun 1954 dikembangkan menjadi Akademi Textil (AKATEX). Akatex mempunyai dua program studi, yaitu teknik tekstil dan kimia tekstil, kedua program studi tersebut diselesaikan selama tiga tahun setengah. lulusannya mendapat gelar Bachelor Tekstil (Bc.Teks). Tahun 1964, Akatex di ubah menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Tekstil (PTIT) dan saat ini menjadi STTT dengan program studi yang sama dan lulusannya mendapatkan gelar Sarjana Tekstil. Dalam rangka membangkitkan kembali kota Bandung sebagai pusat mode dan memperkuat citra produsen tekstil terbesar di Indonesia maka didirikanlah 1
2 Jurusan Fashion Design di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Sampai saat ini STTT adalah satu-satunya perguruan tinggi di bidang teknologi tekstil milik Pemerintah Indonesia. Produksi tekstil yang berhubungan dengan fashion dan pakain jadi kini tersebar di puluhan Factory Outlet, Butik serta sentra produk tekstil yang terdapat di kota Bandung sehingga menjadi magnet bagi masyarakat luar kota Bandung untuk berburu pakaian di kota Paris van Java ini. Produk dari Industri bahan untuk pakaian jadi pun kini tersebar di kota bandung diantaranya di wilayah Cigondewah, Jalan Tamim serta wilayah Pasar Baru Bandung. (www.bandung.jacktour.com) Disamping desain yang modern kontemporer, desain fashion yang bercorak tradisional pun dikembangkan di kota Bandung, salah satu kegiatan dari Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung yaitu mengirimkan beberapa karya desain batik terbaik dari mahasiswanya untuk di ikut sertakan dalam ajang Tokyo Fashion Week yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. Di Kota Bandung, kawasan Dago menjadi pusat perkembangan bisnis fashion di daerah tersebut. Sedikitnya terdapat 20 tempat outlet fashion yang siap memanjakan para konsumen baik dari dalam kota maupun luar daerah. Kemudian kota Bandung dikenal dengan produk sepatunya yang terkenal sejak dahulu. Banyak ragam sepatu yang sudah diproduksi dari Bandung seperti sepatu sekolah, sepatu boot, sepatu santai hingga sepatu untuk bergaya yang kerap digunakan di pesta-pesta ataupun mall. Seiring perkembangan jaman dan tren yang selalu berubah dari masa ke masa maka sepatu asal kota Bandung pun banyak berubah. Meski sekarang desain sepatu asal Bandung terkesan modern seperti tren masa sekarang tetapi ciri khas yang sudah kental melekat pada sepatu asal Bandung tidak lepas begitu saja. Salah satu ciri khas yang masih melekat adalah mereka selalu menggunakan bahan dasar kulit asli poduksi local yang memiliki berbagai macam kualitas sehingga harga yang ditawarkan oleh setiap toko sepatu local pun bervariatif.
3 Sepatu produksi Bandung tidak kalah bersaing dipasaran karena sudah terkenal sampai ke mancanegara bahkan ada yang di ekspor hingga ke Singapura.Tentu saja dengan harga dan kualitas yang berbeda dari yang dipasarkan dalam negeri guna meyakinkan dan memperkenalkan bahwa sepatu buatan Indonesia khususnya asal Bandung tidak kalah kualitasnya dengan sepatu dari merek-merek ternama seperti Nike, Addidas dsb. Kemudian banyak juga fashion produksi ciri khas kota Bandung yaitu aksesoris. Aksesoris dari jaman dahulu sudah dikenakan oleh kaum pria maupun wanita. Dalam dunia fashion sendiri aksesoris adalah benda-benda yang dikenakan seseorang sebagai pendukung atau pengganti pakaian. Bentuk-bentuk aksesoris pun dibuat beragam sesuai dengan keperluan dan gender. Aksesoris memiliki macam-macam bentuk seperti kalung, gelang, cincin hingga anting. Aksesoris sering digunakan karena dapat menambah kepercayaan diri, kesan berbeda, menambah prestise seseorang yang mengenakannya, menutupi kekurangan hingga menambah aura si pemakai aksesoris tersebut. Aksesoris yang wanita kenakan memang selalu ingin tampil mempesona, modis dan cantik setiap suasana. Salah satunya yaitu dengan pemakaian aksesoris-aksesoris yang trendi dan kelihatan menarik. Aksesoris sifatnya hanya sebagai penunjang busana bagi wanita, akan tetapi menjadi sangat penting ketika wanita yang memakainya.perhiasan Wanita ini mengakomodasi kebutuhan wanita dan remaja untuk selalu tampil modis, trendi, dan up-to-date. Oleh karena itu, aksesoris seperti kalung, bros dll ini selalu berhubungan dengan tren terkini, khususnya tren di dunia fashion dengan memadukan berbagai macam aksesoris. Aksesoris banyak yang terbuat dari bahan plastik, kulit, kulit imitasi, kain, besi bahkan hingga menggunakan bahan yang tergolong mewah dan sangat mahal seperti perak, emas dan berlian. Semakin mahal bahan yang digunakan untuk membuat aksesoris tersebut semakin mahal harganya dan orang yang menggunakannya pun secara otomatis akan naik prestisenya karena aksesoris bisa dikatakan juga menunjukan status atau derajat seseorang.
4 Seiring dengan perkembangan fashion di kota Bandung mendorong banyak individu dan kelompok-kelompok untuk berkecimpung dalam bisnis fashion. Mereka melihat bisnis fashion di kota Bandung sangat menjanjikan mengingat Bandung sudah terkenal sebagai kota fashion dan banyaknya orangorang kreatif yang selalu memiliki ide untuk membuat tren fashion asal kota Bandung semakin mencolok di mata turis-turis yang datang ke kota Bandung. Salah satu fashion yang banyak dijalankan adalah fashion sepatu. Saat ini banyak sekali bermunculan pengusaha yang berfokus dalam membuat usaha sepatu. Banyak perusahaan penghasil sepatu asal kota Bandung yang produknya sudah dikenal luas ke penjuru Nusantara. Perusahaan yang memproduksi sepatu beragam sekali mulai dari perorangan (UKM), berbentuk CV hingga berbadan hukum seperti PT. Karena banyaknya perusahaan penghasil sepatu di kota Bandung maka perusahaan harus berusaha menemukan strategi yang tepat agar bisa tetap bertahan dan dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan berupa laba yang maksimal. Salah satu perusahaan di kota Bandung yang berkecimpung di industri pembuatan sepatu adalah CV Maju Jaya, sebuah perusahaan keluarga yang sudah berdiri cukup lama di kota Bandung. CV Maju Jaya berdiri sejak 2011 yang pada awalnya adalah perusahaan perorangan yang sama-sama bergerak di manufaktur sepatu. CV Maju Jaya hanya berfokus pada manufaktur sepatu pantofel wanita serta segmen yang di arah adalah wanita dewasa. Sampai saat ini CV Maju Jaya sendiri tetap akan berfokus pada segmen wanita dewasa dengan produk sepatu pantofel wanita karena merupakan bisnis turun temurun sejak masih usaha perorangan dan akan terus diwariskan. Sepatu pantovel wanita yang dibuat CV Maju Jaya berbahan dasar kulit sapi dengan kualitas terbaik. Tidak mau kalah bersaing dengan perusahaan dan pengrajin sepatu lain seperti Cibaduyut, CV Maju Jaya membuat brand sendiri dengan nama Scorpion dan inilah yang mereka tekankan sehingga brand Scorpion cukup terkenal baik dalam kota maupun luar kota.
5 Pemasaran CV Maju Jaya sendiri berfokus di Jawa tengah yaitu dengan memasukan sepatu pantovel buatan mereka ke 1 distributor dan terdapat kurang lebi 5 toko sepatu yang meminta langsung dari pabrik CV Maju Jaya sendiri. CV Maju Jaya pun memasarkan sepatu pantovel mereka di daerah Lombok dengan memasukan ke 1 distributor sedangkan untuk di Bandung pemasaran yang mereka gunakan dengan memasukan barang mereka Yogya khususnya divisi departemen store dan oleh Yogya sendiri disebar ke cabang-cabang Yogya yang berada di Bandung. Masalah yang sedang dihadapi oleh CV Maju Jaya saat ini bagaimana mendapatkan pangsa pasar baru dengan menambah saluran distribusi serta masalah penetapan harga terutama masalah pemberian diskon dikarenakan persaingan dengan sepatu-sepatu pantovel wanita lokal buatan pabrik lainnya yang juga banyak dengan kualitas sama namun harga yang ditawarkan berbeda cukup berbeda. Masalah lainnya yang disinyalir berpengaruh terhadap menurunnya penjualan beberapa kali dalam setahun adalah penetapan harga yang ditetapkan Yogya Dept Store sudah sesuai dengan produk sejenis lainnya sesuai harapan konsumen atau tidak. Sebab bila Yogya memberikan harga yang berbeda dengan produk sejenisnya dikhawatirkan akan memberikan dampak terutama dari sudut pandang konsumen karena harga yang diberikan bisa membuat konsumen menjadi ragu untuk membeli sepatu pantovel buatan CV Maju Jaya. Tabel 1.1 Laporan Penjualan CV Maju Jaya Tahun 2016 Bulan Jenis Produksi QTY Jumlah Januari Pantovel 1975 pasang Rp 313.762.929,- Februari Pantovel 1395 pasang Rp 212.434.455,- Maret Pantovel 2490 pasang Rp 408.520.858,- April Pantovel 9948 pasang Rp 851.767.861,- Mei Pantovel 5531 pasang Rp 705.532.415,-
6 Bulan Jenis Produksi QTY Jumlah Juni Pantovel 4250 pasang Rp 540.939.375,- Juli Pantovel 2101 pasang Rp 288.555.467,- Agustus Pantovel 1530 pasang Rp 237.550.454,- September Pantovel 1586 pasang Rp 261.521.486,- Oktober Pantovel 3470 pasang Rp 531.140.116,- Nopember Pantovel 2007 pasang Rp 326.277.994,- Desember Pantovel 1859 pasang Rp 259.467.817,- Total Rp 4.937.471.223,- Sumber: diolah dari data perusahaan Berdasarkan data penjualan tersebut di atas menunjukan bahwa terjadi penurunan beberapa pasang sepatu. Hal ini disinyalir terjadi masalah diantaranya dipengaruhi oleh saluran distribusi khususnya untuk masalah pengiriman dan penyaluran barang dimana bentuk penyaluran yang hanya menggunakan penyalur yang sangat terbatas jumlahnya, bahkan hanya ada satu penyalur tunggal untuk satu daerah tertentu. Dalam kasus CV Maju Jaya, mereka menyerahkan semua masalah pendistribusian sepatu mereka ke Yogya bagian Department Store sehingga mereka tidak tahu sepatu mereka didistribusikan ke cabang di mana saja. Selain itu juga masalah lainnya adalah penetapan harga dimana kesesuaian harga yang ditawarkan produsen ke konsumen dari segi keterjangkauan penetapan harga. Untuk penetapan harga sepenuhnya semua diatur oleh Yogya Deptartement Store sehingga pihak CV Maju Jaya tidak dapat mengetahui seperti apa dan bagaimana harga yang ditawarkan oleh pihak Yogya apakah menguntungkan konsumen atau tidak. Penurunan penjualan pada CV Maju Jaya juga bisa disebabkan oleh daya saing dari penetapan harga yaitu harga yang ditetapkan tinggi sehingga berpengaruh terhadap pemasukan atau keuntungan yang diperoleh. Permasalahan pihak CV Maju Jaya tidak bisa mengetahui mengenai masalah daya saing penetapan harga karena semua adalah wewenang Yogya Dept Store untuk mengatur masalah diskon yang akan mereka berikan.
7 Kemudian masalah penentuan harga dilihat dari kesesuaian dengan produk sejenis sepatu pantovel CV Maju Jaya oleh Yogya Dept Store di seluruh kota Bandung. Masalah kesesuaian dengan produk sejenis bisa menjadi salah satu tolak ukur apakah harga tersebut sesuai dengan kualitas yang dirasakan oleh konsumen dan apakah harga yang ditetapkan juga seusai dengan kualitas dan daya tahan sepatu pantovel tersebut atau tidak. Masalah lainnya disinyalir memiliki hubungan dengan saluran distribusi diataranya hubungan antara saluran distribusi dengan penetapan harga sehingga tidak ada keleluasaan dalam penetapan harga yang bisa memberikan keuntungan, saluran distribusi sendiri sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen kekonsumen (Kotler dan Armstrong 2009). Sedangkan penetapan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti oleh suatu jangka waktu tertentu mengenai perkembangan pasar (Kotler 2005). Dalam jurnal Hanny Aristanto Salindeho (2014) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara saluran distribusi dan harga terhadap peningkatan volume penjualan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di CV Maju Jaya yang berjudul PENGARUH SALURAN DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN SEPATU PANTOVEL CV MAJU JAYA DI BANDUNG 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan masalah yang diuraikan diatas, dalam menganalisis tentang saluran distribusi dan penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan, maka masalah yang diteliti dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh saluran distribusi terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya? 2. Seberapa besar pengaruh penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya?
8 3. Seberapa besar pengaruh saluran distribusi dan penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya? 1.3 Tujuan penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh saluran distribusi terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya. 3. Untuk mengetahui pengaruh saluran distribusi dan penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan sepatu pantovel di CV Maju Jaya? 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberi masukan kepada pemilik dan pihak manajemen CV Maju Jaya terkait penambahan masalah saluran distribusi dengan masalah penetapan harga guna meningkatkan volume penjualan supaya dapat bersaing dengan para pesaing sepatu pantovel lainnya. 2. Bagi Akademis Sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan bagi yang membacanya terutama mengenai masalah saluran distribusi dan penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan dan juga penulisan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan atau referensi.
9 3. Bagi penulis Diharapkan dapat menambah atau memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu manajemen pemasaran, dan untuk belajar mengenai cara-cara penerapan teori yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan kenyataan yang dihadapi di lapangan serta pengetahuan penulis mengenai saluran distribusi dan penetapan harga terhadap peningkatan volume penjualan.