BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai kemampuan diberbagai bidang, khususnya dalam bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

EPIDEMOLOGI TRAUMA SECARA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Maha Kuasa. Di dalam Al Qur'an Surat Ali Imran surat ke 3 ayat ke 185

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada kelompok umur tahun, dan nomor 2 pada kelompok usia 25 34

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sangat tergantung oleh kualitas, kompetensi dan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar manusia mempunyai kemampuan diberbagai bidang, khususnya dalam bidang pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan manusia yaitu melalui pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 1 Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah upaya peningkatan derajat kesehatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat. 2 Trauma kapitis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anakanak, lanjut usia, dan masyarakat usia produktif. 3 Trauma kapitis yang terjadi pada usia produktif diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah disamping penanganan pertama yang belum benar dan rujukan yang terlambat. 4 Bangsa Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. 5 Indonesia sebagai negara berkembang ikut merasakan kemajuan teknologi, diantaranya bidang transportasi. Majunya transportasi mengakibatkan mobilitas penduduk ikut meningkat. Namun kemajuan ini juga mempunyai dampak negatif yaitu

semakin tingginya angka kecelakaan. Hal ini diakibatkan karena mobilitas menyebabkan meningkatnya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan sehingga berisiko untuk terjadi cedera fisik. 6 Kecelakaan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di negara maju maupun di negara berkembang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama dari kematian untuk kecelakaan secara keseluruhan. 7 WHO pada tahun 2002 mengestimasi 1,2 juta orang yang terbunuh akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya dan 50 juta orang yang mengalami luka-luka. 8 Pada tahun 2001 Cause Specific Death Rate (CSDR) kecelakaan lalu lintas pada perempuan di Indonesia yaitu 18 per 100.000 penduduk dan pada laki-laki 71 per 100.000 penduduk. 9 Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan berbagai trauma sampai kematian seperti, trauma kapitis, fraktur (patah tulang) dan ruptura lien (pecah limpa). Trauma kapitis merupakan bentuk trauma yang paling sering, berbahaya, dan menjadi penyebab utama kematian. 5 Selain kecelakaan lalu lintas, trauma kapitis juga bisa dikarenakan jatuh, trauma benda tumpul, kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga, kecelakaan olahraga, trauma tembak dan pecahan bom. 10 Di Amerika Serikat (2004) trauma kapitis menyumbang sekitar 40% dari semua kematian karena cedera akut. Setiap tahunnya 200.000 korban trauma kapitis perlu dirawat inap, dan 1,74 juta orang mengalami trauma kapitis ringan yang masih bisa bekerja seperti biasa. 11 Penelitian Ingebrigtsen di Rumah Sakit Universitas Tromso (1998) Swedia Utara terdapat rasio penderita trauma kapitis laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu 1,7:1 yang disebabkan jatuh (62%), kecelakaan lalu lintas (21%), dan serangan (7%). 12

Penelitian Lee di Korea (1998) Insidence Rate (IR) tahunan trauma kapitis yaitu 236 per 100.000. Berdasarkan jenis kelamin, IR laki-laki yaitu 334 per 100.000 dan IR perempuan 136 per 100.000 dengan Case Fatality Rate (CFR) trauma kapitis 8,2%, dan CSDR 19 per 100.000. 13 Pada tahun 2004-2005 di Australia terdapat ± 14.000 kasus trauma kapitis di Rumah Sakit dengan proporsi laki-laki 68,7 % dan proporsi perempuan 31,3%. Age-adjusted rate pada laki-laki yaitu 98,7 per 100.000 dan perempuan 41,9 per 100.000. 14 Negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak frekuensi trauma kapitis cenderung semakin meningkat. 15 Data epidemiologi trauma kapitis di Indonesia belum ada, tetapi data dari salah satu rumah sakit di Jakarta, RS Cipto Mangunkusumo, pada tahun 2004 terdapat 53,3% penderita trauma kapitis ringan (TKR), 15,3% penderita trauma kapitis sedang (TKS) dan 3,6% penderita trauma kapitis berat (TKB) dengan CFR 6,7%. Pada tahun 2005 terdapat 57,2% penderita trauma kapitis ringan (TKR), 17,6% penderita trauma kapitis sedang (TKS) dan 2,7% penderita trauma kapitis berat (TKB) dengan CFR 3,7% 16 Menurut penelitian Adi Kurniawan di RS. PKU. Muhammadiyah (2007) di Yogyakarta proporsi kejadian trauma kapitis akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 56 % dan proporsi kematian sebesar 7,7 %. 17 Menurut laporan kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, prevalensi dari keseluruhan trauma yang tertinggi terdapat di Kota Sibolga (9,7%) sedangkan yang terendah terdapat kota Kabupaten Labuhan Batu (0,8%). Pola penyebab trauma terbanyak pada Propinsi Sumatera Utara yaitu jatuh, kecelakaan transportasi di darat dan terluka benda tajam/tumpul. 18

Kota Medan menempati urutan ke-5 pada prevalensi keseluruhan kejadian trauma (6,2%) dengan prevalensi penyebab jatuh (61,5%) dan kecelakaan lalu lintas (43,5%). Trauma yang terjadi (16,7%) adalah mengenai bagian kepala. 18 Berdasarkan penelitian Novita di RSU Deli Medan, jumlah penderita trauma kapitis pada tahun 2002-2007 sebanyak 375 orang dengan proporsi penderita trauma kapitis tahun 2002 (13,9%), proporsi tahun 2003 (14,4%), proporsi tahun 2004 (14,9%), proporsi tahun 2005 (17,6%), proporsi tahun 2006 (17,9%), proporsi tahun 2007 (21,3%). 19 Survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan diperoleh jumlah kasus trauma kapitis tahun 2009 sebanyak 102 kasus dengan proporsi trauma kapitis ringan 81,4%, trauma kapitis sedang 10,8%, dan trauma kapitis berat 7,8%. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita trauma kapitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita trauma kapitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita trauma kapitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009

1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan sosiodemografi antara lain : umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan penyebab trauma c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan tingkat keparahan d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan pemeriksaan Compute Tomographic Scan (CT-Scan) e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan lama rawatan rata-rata f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan sumber biaya h. Untuk mengetahui proporsi umur penderita trauma kapitis berdasarkan penyebab i. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan tingkat keparahan j. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin penderita trauma kapitis berdasarkan penyebab k. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan tingkat keparahan l. Untuk mengetahui proporsi penyebab berdasarkan tingkat keparahan m. Untuk mengetahui proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan

n. Untuk mengetahui proporsi tingkat keparahan berdasarkan pemeriksaan CT-Scan o. Untuk mengetahui proporsi sumber biaya berdasarkan pemeriksaan CT-Scan p. Untuk mengetahui proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya q. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan keadaan sewaktu pulang r. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan keadaan sewaktu pulang s. Untuk mengetahui proporsi penyebab berdasarkan keadaan sewaktu pulang t. Untuk mengetahui proporsi tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang u. Untuk mengetahui proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Haji Medan dalam mengelola perawatan penderita trauma kapitis 1.4.2. Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan trauma kapitis