DETERMINASI KUALITAS PEREKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

K O P A L SNI

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Cat

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

METODE. Materi. Rancangan

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Peran Resorsinol Sebagai Aditif Dalam Perekat Tanin Urea Formaldehida (TUF) Untuk Kayu Lapis Mahoni

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

III. METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

Transkripsi:

KARYA TULIS DETERMINASI KUALITAS PEREKAT Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan keajaiban-nya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis mengenai Determinasi Kualitas Perekat. Karya tulis ini berisi tentang gambaran umum mengenai metode determinasi kualitas perekat sebagai dasar memahami perekat sebagai tulang punggung dalam penmbuatan kayu komposit. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memperkaya khasanah wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu dan teknologi kayu. Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan masukan yang konstruktif demi menyempurnakan karya tulis. Medan, Desember 2009 Penulis

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii DAFTAR GAMBAR...iii Kualitas Perekat...1 Referensi...7

DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Viskometer ostwald...2

DETERMINASI KUALITAS PEREKAT Kualitas Perekat Determinasi kualitas perekat mengacu pada SNI 06 4567 1998 mengenai Phenol Formaldehida Cair untuk Perekat Kayu Lapis, antara lain: Kenampakan Prinsip uji kenampakan adalah pengamatan secara visual menganai warna dan adanya benda asing dalam perekat. Cara determinasi kenampakan perekat adalah: 1. Contoh perekat dituangkan di atas permukaan gelas datar, lalu dialirkan sampai membentuk lapisan film tipis. 2. Dilakukan pengamatan visual tentang warna, dan keberadaan benda asing berupa butiran padat, debu dan benda lain. Keasaman (ph) Pengukuran ph adalah pengukuran banyaknya konsentrasi ion H + pada suatu larutan. Cara determinasi ph perekat menggunakan ph-meter adalah: 1. Contoh perekat dituangkan secukupnya ke dalam gelas piala 200 ml dan diukur keasamannya pada suhu 25 o C menggunakan ph-meter. 2. Sebelum dilakukan pengujian ph perekat, terlebih dahulu dilakukan standardisasi ph-meter dengan larutan buffer ph 7 dan ph 10 pada suhu 25 o C. Kekentalan (viskositas) Prinsip pengukuran kekentalan adalah pengukuran gesekan internal yang disebabkan oleh kohesi molekul dalam suatu aliran. Cara determinasi kekentalan perekat menggunakan viscometer adalah: 1. Contoh perekat dituangkan secukupnya ke dalam gelas. 2. Jenis rotor yang sesuai dengan perekat dipasang pada viskometer dan bagian rotor dicelupkan ke dalam perekat sampai batas tera.

3. Rotor akan berputar dengan kecepatan putar yang sesuai sampai menunjukkan angka konstan yang menyatakan nilai kekentalan perekat. Determinasi kekentalan perekat juga dapat menggunakan viscometer ostwald, seperti disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Viscometer ostwald Cara determinasi kekentalan perekat menggunakan viscometer ostwald adalah: 1. Contoh perekat dituangkan secukupnya ke dalam viscometer ostwald melalui ujung tabung yang diameternya besar. 2. Sebelumnya viscometer ostwald diletakkan pada statif dan bagian bawah tabung direndam dalam air agar suhunya stabil (25 o C). 3. Selanjutnya perekat dihisap dengan ball-pipet melalui ujung tabung yang diameternya kecil sampai melewati batas tera atas. 4. Diukur waktu yang dibutuhkan oleh perekat untuk mengalir turun dari batas tera atas ke batas tera bawah. Kekentalan perekat ditentukan dengan rumus: ηp = {(dp x tp) / ( da x ta)} x ηa Keterangan: ηp = viscositas perekat ηa = viscositas air (0,890 cps) dp = densitas/kerapatan perekat

da = densitas/kerapatan air = 1 tp = waktu turunnya perekat dari batas tera atas ke batas tera bawah (detik). Berat jenis Berat jenis adalah perbandingan berat contoh terhadap berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara determinasi berat jenis perekat adalah: 1. Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang (W 1 ). 2. Kemudian piknometer diisi air dengan suhu 25 o C sampai penuh dan ditutup tanpa ada geperekatbung udara. 3. Bagian luar piknometer dibersihkan dan dikeringkan dengan tisu, lalu ditimbang (W 2 ). 4. Air dalam piknometer dibuang sampai bersih dan keringkan. 5. Selanjutnya piknometer diisi dengan contoh perekat sampai penuh dan ditutup tanpa ada geperekatbung udara. 6. Bagian luar piknometer dibersihkan dan dikeringkan dengan tisu, lalu ditimbang (W 3 ). Berat jenis perekat dihitung dengan rumus: Berat jenis = (W 3 W 1 ) / (W 2 W 1 ) Sisa penguapan/kadar padatan Sisa penguapan/kadar padatan adalah perbandingan antara berat contoh sebelum dipanaskan dengan berat contoh sesudah dipanaskan pada suhu tertentu sampai berat tetap. Cara determinasi kadar padatan perekat adalah: 1. Contoh perekat sebanyak 1,5 gram dimasukkan ke cawan (W 1 ). 2. Selanjutnya perekat dalam cawan dikeringkan dalam oven pada suhu 150±2 o C selama satu jam. 3. Dinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditimbang. 4. Pengeringan dan penimbangan dilakukan sampai diperoleh berat tetap (W 2 ). Kadar padatan ditentukan dengan rumus: Kadar padatan (%) = (W 2 / W 1 ) x 100

Waktu gelatinasi Waktu gelatinasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh contoh perekat untuk membentuk gelatin pada suhu tertentu. Cara determinasi waktu gelatinasi perekat adalah: 1. Contoh perekat sebanyak ±10 g dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Selanjutnya dipanaskan di atas penangas air pada suhu 100 o C dengan posisi permukaan perekat berada 2 cm di bawah permukaan air. 3. Amati waktu yang dibutuhkan perekat tersebut untuk berubah wujud menjadi gel (gelatinasi) dengan cara memiringkan tabung reaksi. 4. Perekat yang sudah tergelatinasi ditandai dengan tidak mengalirnya perekat ketika tabung reaksi dimiringkan. Kadar abu Pengujian kadar abu perekat menggunakan standar ASTM D 1102 84. Cara determinasi kadar abu perekat adalah: 1. Cawan porselen kosong dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 o C selama satu jam, kemudian cawan tersebut dinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar dan ditimbang. 2. Sebanyak ±2 g contoh perekat masukkan ke dalam cawan tersebut dan ditimbang, kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 103±2 o C selama satu jam. 3. Dinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditimbang. 4. Pengeringan dan penimbangan dilakukan sampai diperoleh berat tetap (W 1 ). 5. Selanjutnya contoh perekat dalam cawan dikeringkan dalam tanur dengan suhu 600 o C selama satu jam. 6. Dinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar, dan ditimbang. 7. Pengeringan dan penimbangan dilakukan sampai diperoleh berat tetap (W 2 ). Kadar abu ditentukan dengan rumus: Kadar abu (%) = (W 2 / W 1 ) x 100

Formaldehida bebas Pengujian formaldehida bebas mengacu pada SNI 06 4565 1998 tentang Urea Formaldehda Cair untuk Perekat Papan Partikel atau SNI 06 0163 1998 tentang Melamin Formaldehda Cair untuk Perekat Kayu Lapis. Cara determinasi formaldehida bebas perekat adalah: 1. Contoh perekat sebanyak 20 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer 200 ml, tambahkan air sebanyak 50 ml dan aduk sampai merata. 2. Indikator metil merah dan metilen biru diteteskan sebanyak 2~3 tetes, lalu campuran dinetralkan dengan HCl 0,1 N atau NaOH 1 N. 3. Setelah netral, campuran ditambahkan dengan NH 4 OH 10% sebanyak 10 ml dan NaOH 1 N sebanyak 10 ml. 4. Erlenmeyer tersebut ditutup, dikocok dan diletakkan di atas penangas air pada suhu 30 o C selama 30 menit. 5. Selanjutnya campuran dititrasi dengan HCl 1 N sehingga terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru kelabu dan kemudian merah ungu. 6. Dengan menggunakan prosedur yang sama dengan larutan contoh, dibuat juga larutan blanko tanpa penambahan perekat. Formaldehida bebas perekat dapat ditentukan dengan rumus: (V 1 V 2 ) x N x 30,03 FB (%) = x 100 W x 1000 Keterangan: FB = formaldehida bebas (%) V 1 = volume HCl yang digunakan untuk titrasi blanko (ml) V 2 = volume HCl yang digunakan untuk titrasi contoh (ml) N = normalitas HCl 30,03 = bobot molekul formaldehida W = berat contoh (g) Determinasi formaldehida bebas juga dapat dilakukan dengan metode asetil aseton (reagen Nash) pada panjang gelombang 412 nm (Nash 1953, Belmin 1963, Roffael 1993 diacu dalam Suradikusumah dan Santoso 2008). Prosedurnya adalah:

1. Sebanyak 10 ml larutan contoh perekat dicampur dengan 10 ml larutan amonium asetat 20% (200 g dalam 1000 ml). 2. Sebelumnya dilakukan pengenceran contoh perekat 10.000 kali, agar warna larutan perekat menjadi netral atau bening. 3. Ke dalam campuran tersebut dimasukkan 10 ml larutan asetil aseton (4 ml dalam 1000 ml). 4. Larutan tersebut dipanaskan dengan penangas air selama 10 menit pada suhu 40 o C, kemudian didinginkan hingga mencapai suhu kamar 5. Larutan diukur secara fotometri pada 412 nm menggunakan Spectrophotometer. Derajat kristalinitas Derajat kristalinitas menunjukkan banyaknya bagian kristalin (non amorf) terhadap keseluruhan bagian contoh. Determinasi derajat kristalinitas perekat menggunakan XRD (x ray diffractometer). Contoh uji perekat harus dibuat dalam bentuk padatan (kering oven) berupa partikel halus. Cara determinasi derajat kristalinitas adalah: 1. Contoh partikel dimasukkan ke dalam tempat contoh (sample holder) dan diratakan dengan cara ditekan menggunakan kaca sampai rata dan padat. 2. Selanjutnya tempat contoh dimasukkan pada alat dan XRD akan menembakkan sinar x pada contoh perekat dengan sudut theta 2theta selama 40 menit. 3. Sinar x yang diserap dan dipantulkan oleh contoh perekat akan ditangkap oleh bagian penerima (receiver). 4. Hasilnya adalah berupa grafik yang dapat ditentukan derajat kristalinitasnya.

Referensi [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 06-0060-1998 tentang Urea Formaldehida Cair untuk Perekat Kayu Lapis. Jakarta: BSN. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 06-0163-1998 tentang Melamin Formaldehyda Cair untuk Perekat Kayu Lapis. Jakarta: BSN. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 06-4567-1998 tentang Fenol Formaldehida Cair untuk Perekat Kayu Lapis. Jakarta: BSN. Suradikusumah E dan A Santoso. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Industri. Bogor: Program Diploma III Analisis Kimia IPB.