Lampiran 1. Daftar pertanyaan (interview guide) yang digunakan dalam penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

III. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL KELAUTAN, VOL. 3, NO. 2, OKTOBER, 2013 : ISSN :

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.2 Oktober, 2011 ISSN :

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT

Analisis Separabilitas Untuk mengetahui tingkat keterpisahan tiap klaster dari hasil klastering (Tabel 5) digunakan analisis separabilitas. B

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Pola Ruang Kabupaten Lampung Selatan

METODOLOGI. dilakukan di DAS Asahan Kabupaen Asahan, propinsi Sumatera Utara. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA PASSARE APUA KECAMATAN LANTARI JAYA KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENENTUAN LAHAN KRITIS DALAM UPAYA REHABILITASI KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN ASAHAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

METODOLOGI. Jawa Barat Kab. Kuningan Desa Ancaran. Gambar 2. Lokasi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Peta Resiko Banjir Rob Karena Pasang Surut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai fungsi produksi, perlindungan dan pelestarian alam. Luas hutan

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

Hulu DAS Kaligarang (Gunung Ungaran)

APLIKASI CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL UNTUK MENGANALISIS KONDISI LAHAN MANGROVE BERDASARKAN TINGKAT KEKRITISANNYA DI KAWASAN PESISIR SURABAYA

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK INFORMAN

DAFTAR ISIAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN JASAD PENGGANGGU TANAMAN TAHUN 2009

PETA KABUPATEN BATU BARA DAN ASAHAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Beberapa Desa Pesisir Kabupaten Rembang: Tinjauan Berdasarkan Tahap Perencanaan

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Gambar 1 Gambar DATA DAN METODE 2

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Nilai Koefisien Limpasan di DAS Krueng Meureudu Provinsi Aceh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia mempunyai lebih dari pulau dan dikelilingi garis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

Kerusakan Hutan Mangrove Di Pulau Lombok Menggunakan Data Landsat-TM Dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

METODE PENELITIAN. Sekampung hulu; pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Juni Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive) dengan

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusman a et al, 2003). Hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

POTENSI EKONOMI SUMBERDAYA KAWASAN

Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Asahan secara geografis terletak pada ,2 LU dan ,4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

Tabel 11. Klasifikasi Penutupan Lahan Data Citra Landsat 7 ETM, Maret 2004

Transkripsi:

Lampiran 1. Daftar pertanyaan (interview guide) yang digunakan dalam penelitian I. Identitas Responden 1. Nama/Usia : 2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan : 4. Pekerjaan utama : 5. Pekerjaan sampingan : 6. Jumlah anggota keluarga: II. Data Umum Hutan Mangrove yang Mengalami Perubahan Tutupan Lahan 1. Berapa luas total lahan yang Saudara miliki?...ha 2. Penggunaan lahan mangrove: Penggunaan lahan Luas Penggunaan lahan Luas Pemukiman Tambak Sawah Lahan Kosong Pertanian 3. Status lahan mangrove yang dimiliki: a Lahan milik/pribadi b. Lahan sewa c. Lahan adat/marga 4. Apakah semua lahan yang Saudara miliki bersertifikat? a. Ya b. Tidak (jika tidak, mengapa?) 5. Jika tidak bersertifikat, adakah bukti kepemilikan lahannya?... 6. Sejak kapan lahan pada hutan mangrove yang Saudara miliki dikembangkan (dialihfungsikan pertama kali)? 7. Alasan mengembangkan (mengalihfungsikan) hutan mangrove a. Lahan milik sendiri b. Pasti akan memperoleh hasilnya c. Lahan masih luas d. Supaya lahan tidak diambil orang e. Lainnya.. 8. Jarak hutan mangrove dari tempat tinggal (rumah) Saudara. 9. Bagaimana Akses jalan ke hutan mangrove dan alat angkutan apa yang digunakan?

Lampiran 2. Analisis Akurasi Klasifikasi Terbimbing tahun 2002, 2006 dan 2010 a. 2002 No. Tutupan Lahan Badan Air Hutan Mangrove Lahan Terbuka Pemukiman Perkebunan Total Baris Producer s Accuracy (%) 1 Badan Air 1366 0 0 0 0 1366 100,00 2 Hutan Mangrove 0 3378 0 0 0 3378 100,00 3 Lahan Terbuka 0 0 252 0 0 252 100,00 4 Pemukiman 9 0 2 81 0 92 88,04 5 Perkebunan 0 79 0 0 103 182 56,59 Total Kolom 1375 3457 254 81 103 User s Accuracy (%) 99,35 97,71 99,21 100,00 100,00 Overall Accuracy (%) = 98,29 b. 2006 No. Tutupan Lahan Badan Air Hutan Mangrove Lahan Terbuka Pemukiman Perkebunan Total Baris Producer s Accuracy (%) 1 Badan Air 1135 2 0 0 0 1137 99,82 2 Hutan Mangrove 0 3038 0 1 8 3047 99,70 3 Lahan Terbuka 0 0 136 9 0 145 93,79 4 Pemukiman 5 29 2 272 4 312 87,18 5 Perkebunan 0 8 0 0 313 321 97,51 Total Kolom 1141 3078 138 285 333 User s Accuracy (%) 99,47 98,70 98,55 95,44 93,99 Overall Accuracy (%) = 98,62

c. 2010 No. Tutupan Lahan Hutan Mangrove Badan Air Lahan Terbuka Pemukiman Perkebunan Total Baris Producer s Accuracy (%) 1 Hutan Mangrove 3153 0 0 2 0 3155 99,94 2 Badan Air 0 1302 0 0 0 1302 100,00 3 Lahan Terbuka 0 0 193 1 0 194 99,48 4 Pemukiman 7 4 0 392 16 419 93,56 5 Perkebunan 0 0 0 24 498 526 94,68 Total Kolom 3194 1306 193 420 541 User s Accuracy (%) 98,72 99,69 100,00 93,33 92,05 Overall Accuracy (%) = 97,90

Lampiran 3. Perubahan penutupan lahan pada ketiga periode pengamatan Penutupan Lahan Luas tahun 2002 (Ha) Luas tahun 2006 (Ha) Luas tahun 2010 (Ha) Luas (Ha) Perubahan 2002-2006 Proporsi (%) Luas (Ha) Perubahan 2006-2010 Proporsi (%) Luas (Ha) Perubahan 2002-2010 Proporsi (%) Hutan mangrove 4083,60 3976,83 3573,00-106,77-2,61-403,83-10,15-510,60-12,50 Badan air 714,47 713,29 723,54-1,18-0,17 +10,25 +1,44 +9,07 +1,27 Perkebunan 2001,70 1895,16 2189,53-106,54-5,32 +294,37 +15,53 +187,83 +9,38 Pemukiman 80,66 250,17 368,73 +169,51 +210,15 +118,56 +47,39 +288,07 +357,14 Lahan terbuka 58,31 99,73 69,28 +41,42 +71,03-30,45-30,53 +10,97 +18,81 Tambak 51,50 55,06 66,16 +3,56 +6,91 +11,10 +20,16 +14,66 +28,47 Total 6990,24 6990,24 6990,24 Ket: tanda (+) mengindikasikan adanya penambahan jumlah dan tanda (-) mengindikasikan adanya pengurangan jumlah.

Lampiran 4. Peta penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2002

Lampiran 5. Peta penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2006

Lampiran 6. Peta penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2010

Lampiran 7. Perubahan penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan Tahun 2002-2006

Lampiran 8. Perubahan penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan Tahun 2006-2010

Lampiran 9. Perubahan penutupan lahan kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2002-2010

Lampiran 10. Peta kerapatan tajuk kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2002

Lampiran 11. Peta kerapatan tajuk kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2006

Lampiran 12. Peta kerapatan tajuk kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2010

Lampiran 13. Peta tekstur tanah kawasan hutan mangrove Kabupaten Asahan

Lampiran 14. Skoring untuk menentukan tingkat kerusakan mangrove Kabupaten Asahan No Kecamatan Jpl Kta Kt Skor Jpl Skor Kta Skor Kt TNS Kriteria 1 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 2 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 3 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 4 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 5 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 6 Sei Kepayang hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 7 Sei Kepayang pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 8 Sei Kepayang pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 9 Sei Kepayang pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 10 Sei Kepayang pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 11 Sei Kepayang perkebunan tanah peka erosi Jarang 2 3 1 185 Cukup rusak 12 Sei Kepayang perkebunan tanah peka erosi Jarang 2 3 1 185 Cukup rusak 13 Sei Kepayang perkebunan tanah peka erosi Jarang 2 3 1 185 Cukup rusak 14 Sei Kepayang perkebunan tanah peka erosi Jarang 2 2 1 165 Rusak 15 Sei Kepayang perkebunan tanah peka erosi Jarang 2 2 1 165 Rusak 16 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 17 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 18 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Lebat 2 2 3 235 Baik 19 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Lebat 2 2 3 235 Baik 20 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 21 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 22 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 23 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 24 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 25 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 26 Sei Kepayang Timur perkebunan tanah peka erosi Sedang 2 2 2 200 Cukup rusak 27 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik

28 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 29 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 30 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 31 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 32 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 33 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 34 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 35 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 36 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Sedang 3 3 2 265 Sangat baik 37 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 38 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 39 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 40 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 41 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 42 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 43 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 44 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 45 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 46 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 47 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 48 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 49 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 50 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 51 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 52 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 53 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 54 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 55 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 56 Sei Kepayang Timur pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat

57 Sei Kepayang Timur lahan terbuka tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 58 Sei Kepayang Timur hutan mangrove tidak peka erosi Lebat 3 3 3 300 Sangat baik 59 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 60 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 61 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 62 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 63 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 64 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 65 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 66 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 67 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 68 Silau Laut hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 69 Silau Laut hutan mangrove tanah peka erosi Jarang 3 2 1 210 Cukup rusak 70 Silau Laut hutan mangrove tanah peka erosi Jarang 3 2 1 210 Cukup rusak 71 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 72 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 73 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 74 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 75 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 76 Silau Laut tambak tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 77 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 78 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 79 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 80 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 81 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 82 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 83 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 84 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 85 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik

86 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 87 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 88 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 89 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 90 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 91 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 92 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 93 Tanjung Balai hutan mangrove tidak peka erosi Jarang 3 3 1 230 Baik 94 Tanjung Balai pemukiman tidak peka erosi Jarang 1 3 1 140 Rusak 95 Tanjung Balai pemukiman tidak peka erosi Jarang 1 3 1 140 Rusak 96 Tanjung Balai pemukiman tidak peka erosi Jarang 1 3 1 140 Rusak 97 Tanjung Balai pemukiman tanah peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 98 Tanjung Balai pemukiman tidak peka erosi Jarang 1 2 1 120 Rusak berat 99 Tanjung Balai perkebunan tidak peka erosi Lebat 2 3 3 255 Baik 100 Tanjung Balai perkebunan tidak peka erosi Sedang 2 3 2 220 Baik 101 Tanjung Balai perkebunan tidak peka erosi Sedang 2 3 2 220 Baik Ket: TNS = Total Nilai Skoring Jpl Kt = Jenis penggunaan lahan = Kerapatan tajuk Kta = Ketahanan tanah terhadap abrasi

Lampiran 15. Tingkat kerusakan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2002

Lampiran 16. Tingkat kerusakan hutan mangrove Kabupaten Asahan tahun 2006