BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara beriklim tropis karena dilintasi garis khatulistiwa, terletak di antara benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, bahasa, dan agama. Suku bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar di Indonesia dengan populasi mencapai 41,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Indonesia memiliki semboyan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu), berarti keberagaman yang membentuk negara. Walaupun Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang berbeda-beda tetapi hal itu yang menyatukan Indonesia menjadi satu negara. Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil. Indonesia memiliki lima pulau besar, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sedangkan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni tersebar di sekitar khatulistiwa. Indonesia saat ini memiliki 34 provinsi. Setiap provinsi di atas memiliki ciri khas masing-masing mulai dari suku bangsa, bahasa, budaya dan adat, serta wisata. Ada sekitar 300 kelompok etnis yang tersebar di seluruh Indonesia, di mana setiap kelompok etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad. Kebudayaan tersebut banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan Melayu. Mulai dari pertunjukan, Indonesia memiliki antara lain tarian Jawa dan Bali, serta pertunjukan wayang kulit. Di bidang busana, ada satu warisan budaya yang sudah terkenal di seluruh dunia yaitu kain batik. Selain itu, ada kain ulos dari Sumatera Utara, busana kebaya, busana koteka dari Papua, dan sebagainya. Di bidang arsitektur, setiap provinsi di Indonesia memiliki ciri khas arsitektur Indonesia kuno yang masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau
istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi. Di bidang olahraga, Indonesia memiliki antara lain karapan sapi, pencak silat, dan sepak takraw. Di bidang musik, Indonesia memiliki banyak alat musik tradisional antara lain angklung, gamelan, kecapi, dan ukulele. Di bidang kuliner, masakan Indonesia bervariasi tergantung pada wilayahnya, antara lain rendang, sate padang, kerak telor, dan papeda. Meskipun Indonesia sangat kaya akan budaya dan pariwisata, bukan berarti warga negara Indonesia pernah menikmati semuanya. Bahkan masyarakat kurang mengenal provinsi-provinsi yang ada di Indonesia dengan baik. Sebagai contoh, mayoritas masyarakat tidak dapat menjawab dengan benar ketika diberi pertanyaan mengenai provinsi dan ibukotanya secara acak. Gambar 1.1 Klaim Budaya Indonesia oleh Negara Lain (Sumber: http://sonnyatmosentono.blogspot.com/2009_08_01_archive.html) Akibatnya, sering terdengar di televisi dan media lain bahwa banyak kebudayaan Indonesia yang diakui oleh negara lain. Malaysia pernah mengakui beberapa budaya Indonesia sebagai budaya mereka, seperti Keris, Batik, dan lagu Rasa Sayange. Keris merupakan senjata tradisional Indonesia, Batik merupakan kain atau pakaian khas Indonesia, dan lagu Rasa Sayange merupakan lagu daerah yang berasal dari Maluku. (http://artenergic.blogspot.com/2013/06/6-budayaindonesia-yang-diklaim-negara.html)
Tentu kita tidak ingin kebudayaan negara kita yang lain diakui oleh negara lain. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga dengan kekayaan budaya yang kita miliki, belajar untuk mengenal, dan melestarikannya agar tidak terjadi hal-hal seperti di atas. Pada tingkat Sekolah Dasar siswa telah diajarkan untuk mengenal wilayah Indonesia. Pendidikan geografi tentu sudah termasuk dalam kurikulum kelas VI Sekolah Dasar, yaitu materi tentang pengenalan wilayah Indonesia yang dimasukkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Banyak manfaat yang didapatkan dengan diperkenalkannya wilayah Indonesia kepada siswa Sekolah Dasar. Salah satunya adalah memupuk rasa cinta tanah air. Oleh karena itu, materi tentang pengenalan wilayah Indonesia merupakan materi yang penting. Seperti halnya yang terjadi pada SDN Cipagalo 01. Pengetahuan siswa kelas enam mengenai wilayah Indonesia masih kurang. Pengenalan wilayah Indonesia hanya sebatas kondisi geografis melalui peta dan globe. Sedangkan pengetahuan untuk nama provinsi beserta budayanya terdapat pada buku pelajaran. Namun minat siswa untuk membaca buku pelajaran masih kurang. Gambar 1.2 Siswa Sekolah Dasar Kurang Berminat Membaca Buku Pelajaran (Sumber: http://www.smparrisalah.com/mading/index.php?ref-berita=2) Pada usia sekolah dasar memang siswa lebih tertarik untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tidak sedikit siswa yang membawa mainan ke sekolah atau membeli permainan yang ditawarkan oleh pedagang di depan sekolah agar dapat bermain dengan teman sekelasnya. Siswa tertarik dengan hal-hal yang menyenangkan.
Sesuatu yang menyenangkan akan membuat siswa tertarik untuk melakukannya. Salah satunya adalah board game. Semua siswa pernah bermain board game, seperti monopoli, ular tangga, catur, dan lain-lain. Board game dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang menyenangkan, sebagai contoh Scrabble, sebuah board game sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris pada anak. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan minat belajar siswa serta mengenalkan provinsi-provinsi di Indonesia dan budayanya, yaitu board game. 1.2 Permasalahan 1.5.1 Identifikasi Masalah a. Masyarakat Indonesia kurang mengenal provinsi-provinsi di Indonesia dan budayanya dengan baik. b. Banyak budaya Indonesia yang diakui oleh negara lain. c. Senjata tradisional, pakaian adat, dan seni musik khas Indonesia diakui oleh negara lain. d. Pengetahuan siswa kelas enam SDN Cipagalo 01 mengenai wilayah Indonesia kurang. e. Minat siswa kelas enam SDN Cipagalo 01 untuk membaca buku pelajaran kurang. 1.5.2 Rumusan Masalah Bagaimana menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan agar dapat menumbuhkan minat siswa untuk mengenal provinsi-provinsi di Indonesia beserta budaya khas masing-masing provinsi? 1.5.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu hanya dibatasi pada menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan untuk mengenalkan pakaian adat, senjata tradisional, dan alat musik tradisional dari tiap provinsi di Indonesia kepada siswa sekolah dasar.
1.3 Ruang Lingkup Agar pembahasan lebih terarah, penulis memberikan ruang lingkup pada penelitian ini dengan unsur 5W+1H. Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. a. What (Apa) Perancangan Board Game sebagai media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mengenalkan 34 provinsi Indonesia bagi siswa sekolah dasar. b. Who (Siapa) Siswa kelas enam SDN Cipagalo 01. c. When (Kapan) 8-9 April 2015. d. Where (Di Mana) SDN Cipagalo 01 Bandung. e. Why (Mengapa) Untuk mengetahui sejauh mana siswa sekolah dasar mengenal wilayah Indonesia, minat belajar siswa, dan pengetahuan siswa tentang board game. f. How (Bagaimana) Perancangan board game disesuaikan dengan minat siswa dan materi yang disampaikan adalah pengenalan provinsi beserta ibukotanya, pakaian adat, senjata tradisional, dan alat musik tradisional dari tiap provinsi. 1.4 Tujuan Perancangan a. Mengenalkan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia dan budayanya. b. Menjadikan board game sebagai media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sekolah dasar. 1.5 Cara Pengumpulan Data dan Analisis 1.5.1 Cara Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, pengamatan, studi literatur, dan bahan audiovisual.
1.5.2 Cara Analisis Data: 1. Analisis Deskripsi Kasus. Penulis menjelaskan fakta-fakta tentang kasus tersebut sebagai mana direkam oleh peneliti. 2. Analisis SWOT Penulis menjelaskan kelebihan, kekurangan, kesempatan, dan ancaman (tantangan) tentang media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah ada. 1.6 Kerangka Berpikir Bagan 1.1 Kerangka Berpikir (Sumber: Dokumen Penulis)
1.7 Pembabakan BAB I : menjelaskan tentang latar belakang masalah, kejadian/fenomena, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan perancangan, cara pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan, dan pembabakan. BAB II : menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang. BAB III : menjelaskan perolehan data dan analisisnya. BAB IV : menjelaskan konsep dan hasil perancangan. BAB V : berisi kesimpulan dan saran pada waktu sidang.