ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT INDONESIA DI BANDAR LAMPUNG OLEH DIEN AGUSTINA ARIPIN Pemerintah melalui Bank Indonesia mengeluarkan SE. BI. No. 30/3/UPPB dan SK DIR. BI. No. 30/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Yang memuat tentang pokok-pokok penilaian kesehatan bank. Hal ini perlu dilakukan karena tingkat kesehatan bank merupakan tolak ukur bagi manajemen untuk menilai apakah bank sudah mampu melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan memenuhi semua kewajibannya dengan baik, sesuai peraturan perbankan yang berlaku. 1 / 5
Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang ukuran tingkat kesehatan bank, adapun kategorinya adalah sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Data yang dikumpulkan berupa laporan neraca dan laporan rugi dan laba. Sistem pelaksanaan penilaian kesehatan bank berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No. 30/12/kep/DIR/2002 menggunakan metode CAMEL. CAMEL merupakan penilaian tingkat kesehatan yang didasarkan pada 5 faktor, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity. Tetapi dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah CAEL. Sistem penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagi aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank. Sedangkan perhitungan masing-masing faktor menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan mengkuantifikasikan komponen-komponen yang termasuk dalam masing-masing faktor sehingga diperoleh nilai atau angka tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan rasio permodalan selama tiga tahun, yaitu tahun 2008, 2009, dan 2010 Bank Syariah Mandiri memperoleh rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) sebesar 10,57%, 11,88%, dan 12,46% 8%, dan Bank Muamalat Indonesia 11,11%, 11,12%, 13,29% sehingga dapat dikatakan sehat. Rasio KAP (kualitas aktiva produktif) pada tahun 2008, 2009, dan 2010 sebesar 1,73%, 1,05%, dan 0,52% 10,35% dan Babnk Muamalat Indonesia 2,11%, 1,12%, 0,98% sehingga dapat dikatakan sehat. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Pada tahun 2008, 2009, dan 2010 sebesar 101,02%, 106,93%, dan 101,33% lebih 81%, dan Bank Muamalat Indonesia 106%, 108,32%, 113,36% sehingga dapat dikatakan sehat. Rasio Return On Assets (ROA) pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 2,86% dan 1,83% 1,22%, sehingga dapat dikatakan sehat, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 0,84% 1,22%, sehingga dikatakan kurang sehat,dan untuk Bank Muamalat Indonesia 2,60%, 0,45%, 1,36% untuk tahun 2009 dikategorikan tidak sehat karena <0,76, hal ini disebabkan karena bank belum mampu untuk menghasilkan keuntungan secara relatif yang dibandingkan dengan nilai total asetnya.. Rasio biaya operasional dengan pendapatan 2 / 5
operasional (BOPO) pada tahun 2008, 2009, dan 2010 sebesar 47,31%, 50,32%, dan 57,05% 93,52%,dan Bank Muamalat Indonesia 78,94%, 95,50%, 87,39% sehingga dapat dikatakan sehat. Nilai cash ratio pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 6,55% dan 4,32% 4,05%, sehingga dapat dikatakan sehat, sedangkan tahun 2010 sebesar 2,57% 4,05%sama hal nya dengan Bank Muamalat Indonesia di tahun 2010 dengan nilai 0,84% sehingga dikatakan kurang sehat, hal ini disebabkan karena mental pengusaha yang kurang baik dan dapat juga terjadi karena kesalahan perhitungan ataupun ada hal-hal yang diluar perkiraan. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada tahun 2008, 2009, dan 2010 sebesar 92,50%, 83,09%, dan 94,38% 94,75%, an Bank Muamalat Indonesia 92,57%, 82,09%, 93,30% sehingga dikatakan sehat. Kata Kunci : Kesehatan Bank, Capital, Assets, Earning, dan Liquidity ABSTRACT COMPARATIVE ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE REPORT BANK SYARIAH MANDIRI AND BANK MUAMALAT INDONESIA IN BANDAR LAMPUNG 3 / 5
BY DIEN AGUSTINA ARIPIN Government through Bank Indonesia issued a SE. BI. No. 30/3/UPPB and SK DIR. BI. No. 30/KEP/DIR April 30, 1997. Which contains the main frame of bank health assessment. This is necessary because of the soundness of the banks is the benchmark for management to assess whether the bank was able to conduct normal banking operations and fulfill all its obligations properly, according to banking regulations in force. In this study aims to gain a clearer picture about the size of the soundness of the bank, while the category is a healthy, fairly healthy, less healthy, and unhealthy. The research was conducted at Bank Syariah Mandiri and Bank Muamalat Indonesia. Data collected in the form of balance sheet and profit and loss account. Implementation of the health assessment system based on the bank's board of directors of Bank Indonesia Decree No.. 30/12/kep/DIR/2002 using CAMEL. CAMEL is an assessment of soundness based on five factors: Capital, Assets, Management, Earning, and Liquidity. But in this research method used is the CAEL. The scoring system uses a qualitative approach on several aspects affecting the condition and development banks. While the calculation of each factor using a quantitative approach, namely to quantify the components included in each factor in order to obtain certain values or numbers. Based on the results of the calculation of capital ratios over the past three years, namely 2008, 2009, and 2010, Bank Syariah Mandiri to obtain the CAR (Capital Adequency Ratio) of 10.57%, 11.88% and 12.46% 8%, and Bank Muamalat Indonesia 11.11%, 11.12%, 13.29% so it can 4 / 5
be said to be healthy. KAP ratio (asset quality) in 2008, 2009, and 2010 amounted to 1.73%, 1.05%, and 0.52% 10.35% and Bank Muamalat Indonesia 2.11%, 1.12%, 0.98% so it can be said to be healthy. Removal Allowance Assets Ratio (PPAP) In 2008, 2009, and 2010 amounted to 101.02%, 106.93% and 101.33% over 81%, and Bank Muamalat Indonesia 106%, 108.32%, 113.36% so it can be said to be healthy. Ratio Return on Assets (ROA) in 2008 and 2009 amounted to 2.86% and 1.83% 1.22%, so it can be said to be healthy, whereas in the year 2010 amounted to 0.84% 1.22%, so it is said less healthy, and to Muamalat Indonesia 2.60%, 0.45%, 1.36% for the year 2009 are not considered healthy because <0.76, this is because banks have not been able to produce a relative advantage compared with the value Total assets. The ratio of operating expenses to operating income (BOPO) in 2008, 2009, and 2010 amounted to 47.31%, 50.32% and 57.05% 93.52%, and Bank Muamalat Indonesia 78.94%, 95.50%, 87.39% so it can be said to be healthy. Cash value ratio in 2008 and 2009 amounted to 6.55% and 4.32% 4.05%, so it can be said to be healthy, while the year 2010 amounted to 2.57% 4.05% the same thing with Bank Muamalat Indonesia in in 2010 with a value of 0.84% so it is said sadly, this was due to poor mental and entrepreneurs can also occur due to calculation error or there are things that are unexpected. Ratios Loan to Deposit Ratio (LDR) in 2008, 2009, and 2010 amounted to 92.50%, 83.09% and 94.38% 94.75%, the Bank Muamalat Indonesia 92.57%, 82.09 %, 93.30%, so to say healthy. Keywords: Bank, Capital, Assets, Earning, and Liquidity 5 / 5