III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah 44 orang siswa dengan rincian 19 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Kelas ini dijadikan sebagai subyek penelitian karena nilai rata-rata penguasaan konsep siswa kelas X4 pada materi pokok struktur atom dan sistem periodik unsur tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 61,13. Siswa yang mendapatkan nilai 72 hanya mencapai 52,27%. Nilai ini masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran kimia yaitu 100% siswa mencapai nilai 72. Aktivitas yang relevan dalam pembelajaran (on task) seperti mengemukakan pendapat, aktif dalam diskusi, bertanya kepada guru maupun teman, dan menjawab pertanyaan masih rendah. B. Data Penelitian 1. Jenis data Data penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Data kualitatif berupa data observasi kinerja guru dan data aktivitas on task siswa selama proses pembelajaran meliputi (1) aktif
mengemukakan pendapat, (2) aktif dalam diskusi, (3) aktif bertanya kepada guru, dan (4) aktif menjawab pertanyaan dari guru. 30 b. Data kuantitatif berupa data hasil tes penguasaan konsep siswa berdasarkan indikator yang harus dicapai. 2. Teknik pengumpulan data Ada dua teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu: a) Teknik observasi Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas on task siswa dan lembar kinerja guru dalam pembelajaran. b) Teknik Tes Teknis tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi sederhana. C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran diisi oleh guru mitra. Lembar aktivitas on task siswa dalam pembelajaran diisi oleh peneliti dan dibantu dengan 2 orang observer. Lembar observasi kinerja guru terlampir dalam Lampiran 6 hal 156 dan lembar aktivitas on task siswa terlampir dalam Lampiran 5 hal 157. 2) Lembar tes tertulis yang berisi 15 soal pilihan jamak. Lembar tes tertulis terlampir dalam Lampiran 4 hal 138.
D. Prosedur Penelitian 31 Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan setiap siklus pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Orientasi lapangan dan kajian teori 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan tindakan 4. Observasi 5. Refleksi 1. Orientasi lapangan dan kajian teori Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas dan penguasaan konsep siswa terhadap materi strukutur atom dan sistem periodik unsur pada tahun pelajaran 2010-2011. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Satu kali pertemuan adalah 2 x 45 menit. Prosedur pelaksanakan setiap siklus pada penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
a. Siklus I 32 1. Rencanaan Tindakan I Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut. a. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Menyusun lembar observasi untuk mengukur aktivitas on task siswa dalam proses pembelajaran. c. Menyusun LKS eksperimen dan noneksperimen. d. Menyusun soal-soal tes formatif berbentuk pilihan jamak untuk mengukur penguasaan konsep siswa e. Membentuk kelompok sebanyak 9 kelompok berdasarkan kemampuan akademik, yaitu dari nilai uji blok sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen, dua orang berkemampuan akademik tinggi, dua orang berkemampuan akademik sedang dan satu atau dua orang berkemampuan akademik rendah. 2) Pelaksanaan tindakan I Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, pelaksanaan siklus I selama 4 x 45 menit, siklus II selama 4 x 45 menit dan siklus III selama 4 x 45 menit. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian adalah : Pertemuan I (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari. Contoh: Mengapa gas mulia
33 seperti He, Ar tidak dapat bersenyawa dengan unsur lain? Bagaimana konfigurasi elektron gas mulia dan senyawa lain? Apakah ada kaitannya antara konfigurasi gas mulia dan senyawa lainnya? Hal inilah yang akan kita pelajari dalam pembelajaran kita kali ini. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan dan ikatan ion dengan menggunakan LKS noneksperimen I dan II. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedanng dipelajari. Contoh: Daftarkan senyawa berikut ini yang merupakan senyawa ion. Dari tabel unsur tersebut, daftarkan senyawa yang dapat berikatan ion. Adakah senyawa tersebut ada yg tidak berikatan ion? Lalu bagaimana senyawa tersebut dapat berikatan? Pada pertemuan ini kita akan membahas bagaimana
34 senyawa tersebut dapat berikatan. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen III pada setiap siswa dalam kelompoknya masingmasing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan kovalen dengan menggunakan LKS noneksperimen III. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3) Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.
4. Refleksi I 35 Pada akhir Siklus I dilakukan Tes Formatif I. Setelah Siklus I berakhir, maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa diketahui bahwa aktivitas on task siswa berupa mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru masih rendah. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas on task dan guru kurang dapat membagi perhatian terhadap kelompok belajar di kelas. Untuk siklus selanjutnya, guru hendaknya bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan potensi yang ada pada dirinya dan dapat membagi perhatiannya secara merata terhadap kelompok-kelompok belajar di kelas, sehingga aktivitas on task siswa dapat berjalan dengan dengan baik. Hasil Refleksi I lainnya adalah guru belum cukup baik dalam mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar, membimbing siswa saat diskusi, tanggap dalam membantu siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran, dan menindak tegas siswa yang kurang serius belajar selama pembelajaran berlangsung. Guru juga belum memberikan perhatian secara merata dalam membimbing dan mengarahkan kelompok belajar dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga ada beberapa siswa yang mengobrol dan tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Hasil refleksi ini akan dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya.
b. Siklus II 36 1. Rencana Tindakan II Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I, maka kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap rencana tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan media pembelajaran (LKS), lembar aktivitas on task siswa, lembar observasi kinerja guru, dan soal-soal Tes Formatif. 2. Mengingatkan kembali tugas dan kewajiban anggota masing-masing kelompok. Pertemuan I (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Contoh: gambarkan ikatan kovalen dari NH3 dan BCl3! Mengapa NH3 itu bersifat stabil? Apakah pada senyawa NH3 sudah oktet? Lalu apakah senyawa BCl 3, sudah oktet? Tetapi faktanya ada senyawa NH3.BCl3, mengapa demikian? Ikatan apa saja yang terbentuk dari senyawa tersebut? Perhatikan senyawa NH3.BCl3! Bagaimanakah bentuk ikatan antara dua senyawa tersebut? Dalam pertemuan kali ini kita akan membahas bentuk ikatan antara dua senyawa tersebut. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan kovalen koordinasi dan kepolaran dengan menggunakan LKS noneksperimen IV. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas
37 dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru berusaha untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Guru membantu siswa memecahkan masalah dan berusaha membagi perhatiannya terhadap kelompok belajar di kelas. Pada saat siswa melakukan aktivitas belajar, guru mengisi lembar aktivitas on task siswa dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedanng dipelajari. Contoh: Guru membawa contoh-contoh logam seperti paku, aluminium, tembaga, dll. Paku merupakan logam, mengapa paku ada yang berukuran mulai dari yang kecil hingga yang besar? Lalu, kabel listrik jika dibuka isinya adalah tembaga, mengapa tembaga dapat menghantarkan arus listrik? Bagaimanakah bentuk ikatan dalam logam-logam tersebut sehingga memiliki sifat-sifat seperti itu? Bentuk ikatan inilah yang akan kita bahas dalam pertemuan kita kali ini. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan logam dan sifat-sifat senyawa ion, kovalen, dan logam dengan menggunakan LKS noneksperimen IV. Selanjutnya siswa melakukan diskusi
38 kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru berusaha untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Guru membantu siswa memecahkan masalah dan berusaha membagi perhatiannya terhadap kelompok belajar di kelas. Pada saat siswa melakukan aktivitas belajar, guru mengisi lembar aktivitas on task siswa dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 4. Refleksi II Pada akhir Siklus II dilakukan Tes Formatif II. Setelah Siklus II berakhir, peneliti dan guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa,
diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas on task siswa. Terutama pada 39 aktivitas aktif dalam diskusi dan bertanya kepada guru. Untuk kedua aktivitas on task lainnya, yaitu mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru atau teman, bisa dikatakan cukup baik. Namun, siswa belum sepenuhnya mengekspresikan potensi yang ada pada dirinya. Untuk siklus selanjutnya, guru perlu membantu dengan memberikan motivasi positif untuk meningkatkan lagi agar pembelajaran lebih efektif. Pada Siklus II ini, penguasaan konsep siswa meningkat. Selain itu, guru juga sudah bisa mengorganisasi siswa selama pembelajaran berlangsung. Namun, karena banyaknya jumlah siswa, guru masih belum bisa membagi perhatian kepada tiap kelompok secara merata. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu menunjuk salah seorang siswa sebagai ketua kelompok. Ketua kelompok dipilih oleh guru berdasarkan kemampuan akademiknya, yaitu siswa yang memiliki kemampuan akademik terbaik dikelompoknya. c. Siklus III 1. Rencana Tindakan III Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus II, maka kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap rencana tindakan ini adalah menyiapkan media pembelajaran (LKS), lembar aktivitas on task siswa, lembar observasi kinerja guru, dan soal-soal Tes Formatif dan menunjuk salah seorang siswa yang memiliki prestasi akademik terbaik dikelompoknya sebagai ketua kelompok.
Pertemuan I (2 x 45 menit) 40 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa. Contoh: Apakah anda sepakat bahwa setiap senyawa perlu mempunyai nama yang spesifik agar memudahkan dalam berkomunikasi? Apakah pemberian nama yang spesifik berarti tanpa masalah, karena jumlah senyawa sangat banyak? Lalu bagaimanakan cara penamaannya sehingga mudah melafalkannya? Dalam pembelajaran kali ini kita akan membahas tentang tata nama senyawa sederhana. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen VI pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang tata nama senyawa sederhana dengan menggunakan LKS non eksperimen VI. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Contoh: Apakah yang terjadi jika
gula dibakar? Bagaimanakah reaksinya? Dalam pembelajaran ini, kita 41 akan mempelajari tentang persamaan reaksi. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen VII pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan LKS noneksperimen. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melaku-kan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.
4. Refleksi 42 Pada akhir Siklus III dilakukan Tes Formatif III. Setelah Siklus III berakhir, peneliti dan guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa, diketahui bahwa peningkatan aktivitas on task siswa sangat baik untuk masingmasing jenis aktivitas. Pada Siklus III ini, terlihat bahwa siswa sudah bisa memahami tugas dan kewajiban masing-masing anggota kelompok. Selain itu, mereka juga menikmati proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dari aktivitas yang mereka lakukan. Mereka lebih berani untuk mengekspresikan aktivitas-aktivitas tersebut. Meskipun persentase peningkatan aktivitas mengemukakan pendapat paling kecil dibandingkan aktivitas on task lainnya, hal tersebut merupakan suatu kemajuan karena mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Selain peningkatan aktivitas on task siswa, kinerja guru juga dapat dikatakan baik. Meskipun sedikit sulit mengatasi jumlah murid yang terlalu banyak, namun lebih baik dibandingkan pada Siklus I dan II. Penunjukan seorang ketua kelompok, yang dipilih berdasarkan kemampuan akademik terbaik dikelompoknya, sangat membantu. Untuk pembelajaran selanjutnya, pembentukan ketua kelompok lebih baik dilakukan di awal pertemuan Siklus I. Pada siklus ini, peningkatan penguasaan konsep siswa juga sangat baik. 79,54% siswa memperoleh nilai sesuai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini harus dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, meskipun dengan model pembelajaran yang berbeda.
Secara garis besar, langkah-langkah penelitian ditampilkan pada Gambar 1 43 Orientasi Lapangan dan kajian teori SIKLUS I Rencana Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Observasi I Perbaikan RencanTindakan II Pelaksanaan Tindakan II SIKLUS II Refleksi II Observasi II Perbaikan Rencana Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III SIKLUS III Refleksi III Observasi III Gambar 3. Diagram penelitian tindakan kelas dimodifikasi dari Hopkins dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008)
E. Indikator Keberhasilan 44 Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Adanya peningkatan persentase rata-rata aktivitas on task siswa dari siklus ke siklus sebesar 5 %. 2. Adanya peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi sederhana dari siklus ke siklus sebesar 5 %. 2. Peningkatan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai 72 dari siklus ke siklus sebesar 5% F. Teknik Analisis Data 1. Data kualitatif Untuk pengambilan data aktivitas siswa digunakan lembar observasi yang berisi empat aktivitas, yaitu bertanya pada teman, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan, dan aktif dalam diskusi. a. Persentase setiap jenis aktivitas dalam satu pertemuan Ai %A i n x100% Keterangan : %A i = Persentase tiap jenis aktivitas on task dalam satu pertemuaan A i = Jumlah siswa yang melakukan tiap jenis aktivitas on task n = Jumlah siswa yang hadir.
b. Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada satu siklus 45 rumus: %Asi = % Ai P Keterangan: %Asi = Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. Σ%Ai = Jumlah persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus. c. Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus rumus: % As = % Asi n 1 % Asi n Keterangan: % As = peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus %Asi = rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada n 1 siklus ke-n+1 %Asi n = rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada siklus ke-n
2. Data kuantitatif 46 Analisis data penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata penguasaan konsep siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus yang dijelaskan dalam Sudjana (2005) sebagai berikut: 1) Rata-rata penguasaan konsep siswa tiap siklus X i n X i Keterangan: X i = Rata-rata nilai penguasaan konsep siklus ke-i ΣX i Jumlah nilai tes penguasaan konsep tiap siklus ke-i n = Jumlah siswa yang mengikuti tes 2) Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa %Xi X n X X (n -1) (n -1) x100% Keterangan : % X i = persentase peningkatan penguasaan konsep siswa X n = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-n X ( n 1) = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-(n-1) 3) Persentase siswa yang memperoleh nilai 72 pada setiap siklus Sk % Sk x100% n Keterangan: % Sk = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai 72 pada siklus ke-n
% R Cn ( n 1) % R C % R n 1 Sk n = Jumlah siswa yang meperoleh nilai 72 pada siklus ke-n = Jumlah siswa secara keseluruhan 47 4) Peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 72 dari siklus ke siklus. % R Sn ( n 1) % RSn % Rn 1 Keterangan: % R Sn ( n 1) = peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 72 %R Sn = persentase siswa yang memperoleh nilai 72 siklus ke-n % R n 1 = persentase siswa yang memperoleh nilai 72 siklus ke-(n-1)