III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang beralamat di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2010/2011 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa, nilai rata-rata uji blok siswa kelas X2 pada materi pokok hidrokarbon pada TP 2009/2010 yaitu sebesar 65. Siswa yang memperoleh nilai 64 hanya 58% siswa, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk nilai penguasaan konsep adalah 64 dan kelas dinyatakan tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat 100% siswa telah mencapai nilai 64. B. Data Penelitian 1. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, berupa: a. Data aktivitas siswa yang relevan (on task) dengan pembelajaran, meliputi aktif bertanya pada guru, aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam mengemukakan pendapat, dan aktif dalam mengerjakan LKS.

2 b. Data hasil tes penguasaan konsep hidrokarbon, berdasarkan indikator yang harus dicapai tiap siklusnya Teknik pengumpulan data Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Teknik Observasi Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas on task siswa dan kinerja guru mengajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung, menggunakan lembar observasi aktivitas on task siswa dan lembar observasi kinerja guru mengajar. Aktivitas on task siswa diobservasi oleh dua orang observer dan kinerja guru mengajar diobservasi oleh guru mitra. b. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data penguasaan konsep hidrokarbon. Tes dilaksanakan setiap akhir siklus, menggunakan lembar tes tertulis. C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar observasi kinerja guru mengajar. Lembar observasi kinerja guru mengajar, terdiri dari daftar pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Guru mitra memberikan penilaian terhadap kinerja peneliti dalam mengajar, dengan memberikan tanda contreng ( ) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan,

3 25 pada lembar observasi kinerja guru mengajar. Lembar observasi kinerja guru me-ngajar, terlampir pada Lampiran 9 Halaman Lembar observasi aktivitas on task siswa Lembar observasi aktivitas on task siswa, terdiri dari daftar nama siswa dan jenis aktivitas on task siswa. Observer akan memberikan tanda contreng ( ) pada kolom yang sesuai dengan nama siswa dan jenis aktivitas on task yang dilakukan siswa tersebut, pada lembar observasi aktivitas on task siswa. Lembar observasi aktivitas on task siswa, terlampir pada Lampiran 10 Halaman Lembar tes tertulis. Lembar tes tertulis terdiri dari 5 soal esai, dimana bobot tiap soalnya berbeda. Lembar tes tertulis, terlampir pada Lampiran 5 Halaman 162. D. Pengembangan Siklus Tindakan SIKLUS I 1. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: a. Menyusun perangkat pembelajaran, seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP). b. Menyusun dan menyiapkan media pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), alat dan bahan untuk praktikum, dan molymood. c. Menyusun lembar kinerja guru dan aktivitas siswa. d. Menyusun kisi-kisi tes formatif I, tes formatif I, dan kunci jawaban tes formatif I.

4 26 e. Membentuk kelompok kooperatif sebanyak 9 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa (2 pasang siswa). Pengelompokan dilakukan secara heterogen dengan kemampuan akademik berbeda, pembagian kelompok didasarkan pada nilai ujian semester ganjil TP 2010/2011. Data nama kelompok dan pasangan terlampir pada Lampiran 7 Halaman Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan pertama menyampaikan submateri pokok mengidentifikasi unsur C dan H dalam senyawa organik, mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon dan membedakan atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener, serta menyampaikan submateri pokok penggolongan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Pertemuan kedua menyampaikan submateri pokok tata nama IUPAC senyawa alkana, alkena, dan alkuna dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, serta melakukan tes formatif I dengan alokasi waktu 1 x 40 menit. 2.1 Pertemuan I (3 x 40 menit) 1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa melalui pertanyaan, apa yang terjadi jika kayu dibakar?, kemudian guru bertanya kembali, ada yang pernah bakar sate, bagaimana jika sate yang kita bakar gosong?, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan, ada yang pernah menggoreng telur, bagaimana jika telur yang kita goreng gosong?

5 27 2) Fase 2, menyajikan informasi: Guru melakukan demonstrasi dengan dibantu beberapa siswa. 3) Fase 3, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok kooperatif: Guru mengkoordinasikan siswa untuk duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS 1 tentang mengidentifikasi unsur C dan H dalam senyawa organik, mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon dan Atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C, serta LKS 2 tentang penggolongan senyawa hidrokarbon kepada siswa. 4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar: a) Siswa mengerjakan LKS secara Individu (tahap think). b) Siswa mendiskusikan LKS bersama pasangannya (tahap pair). c) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok berempat (tahap share kelompok berempat). d) Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar, selama proses diskusi dengan tahap think, pair, dan share kelompok berempat berlangsung. e) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (tahap share kelas). f) Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi. 5) Fase 5, evaluasi: a) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan. b) Guru memberi penguatan atas kesimpulan yang diambil siswa. c) Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. d) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS.

6 Pertemuan II (3 x 40 menit) Kegiatan pembelajaran (2 x 40 menit) 1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: a) Guru mengingatkan kembali apa yang dimaksud dengan hidrokarbon alifatik jenuh dan hidrokarbon alifatik tidak jenuh. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa melalui pertanyaan, perhatikan ke dua senyawa berikut: a. b. CH CH 2 CH 2 adakah kesamaan diantara keduanya?, bagaimana membedakan keduanya?, kemudian guru bertanya kembali, sekarang coba kalian perhatikan ke dua senyawa berikut ini: a. b. H 3 C CH 2 CH C adakah kesamaan diantara keduanya?, bagaimana membedakan keduanya? 2) Fase 2, menyajikan informasi: Guru menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu tata nama IUPAC senyawa alkana, alkena, dan alkuna secara garis besar. 3) Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif: Guru mengkoordinasikan siswa untuk duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS 3 tentang tata nama IUPAC senyawa alkana, alkena, dan alkuna kepada siswa.

7 29 4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar: a) Siswa mengerjakan LKS secara Individu (tahap think). b) Siswa mendiskusikan LKS bersama pasangannya (tahap pair). c) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok berempat (tahap share kelompok berempat). d) Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar, selama proses diskusi dengan tahap think, pair, dan share kelompok berempat berlangsung. e) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (tahap share kelas). f) Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi. 5) Fase 5, evaluasi: a) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan. b) Guru memberi penguatan atas kesimpulan yang diambil siswa. c) Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. d) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS. 6) Fase 6, memberikan penghargaan: Menghitung skor kelompok untuk memberikan penghargaan kelompok, dan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang berhasil mendapat predikat kelompok sangat bagus yang dilakukan dalam bentuk pengumuman lisan di depan kelas dan memberikan hadiah. Tes formatif I (1 x 40 menit) Tes formatif I yang diberikan berbentuk soal esai yang terdiri dari 5 buah soal dengan bobot tiap soalnya berbeda.

8 30 3. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi aktivitas siswa yang dibantu oleh 2 orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 4. Refleksi Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan pada siklus I. Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus siswa. Melakukan perbaikan pada rancangan pembelajaran kooperatif tipe TPS yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. SIKLUS II 1. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: a. Merevisi Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP). b. Merevisi dan menyiapkan media pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), dan molymood. c. Menyusun kisi-kisi tes formatif II, tes formatif II, dan kunci jawaban tes formatif II. d. Menjelaskan kembali kepada siswa tentang karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang diterapkankan pada proses pembelajaran. e. Meningkatkan kinerja guru dalam membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan lebih cermat dalam memperhatikan siswa ketika memasuki tahap think dan share kelompok berempat.

9 31 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan ketiga menyampaikan submateri pokok keisomeran senyawa alkana, alkena, dan alkuna, serta sifat fisik senyawa alkana, alkena, dan alkuna dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Pertemuan keempat menyampaikan submateri pokok sifat kimia senyawa alkana, alkena, dan alkuna dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, serta melakukan tes formatif II dengan alokasi waktu 1 x 40 menit. 2.1 Pertemuan III (3 x 40 menit) 1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: a) Guru mengingatkan kembali aturan tata nama IUPAC untuk rantai atom C lurus dan bercabang. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa melalui pertanyaan, perhatikan ke dua senyawa berikut: a. b. CH CH 2 CH 2 adakah kesamaan diantara keduanya?, bagaimana membedakan keduanya?, apakah ke dua senyawa adalah senyawa yang sama?, kemudian guru bertanya kembali, sekarang coba kalian perhatikan ke dua senyawa berikut ini: a. b. H 3 C CH 2 CH C adakah kesamaan diantara keduanya?, bagaimana membedakan keduanya?, apakah ke dua senyawa adalah senyawa yang sama?

10 32 2) Fase 2, menyajikan informasi: Guru menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu keisomeran senyawa alkana, alkena, dan alkuna secara garis besar. 3) Fase 3, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok kooperatif: Guru mengkoordinasikan siswa untuk duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS 4 tentang keisomeran senyawa alkana, alkena, dan alkuna, serta LKS 5 tentang sifat fisik senyawa alkana, alkena, dan alkuna kepada siswa. 4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar: a) Siswa mengerjakan LKS secara Individu (tahap think). b) Siswa mendiskusikan LKS bersama pasangannya (tahap pair). c) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok berempat (tahap share kelompok berempat). d) Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar, selama proses diskusi terutama pada tahap think dan share kelompok berempat. e) Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (tahap share kelas). f) Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi. 5) Fase 5, evaluasi: a) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan. b) Guru memberi penguatan atas kesimpulan yang diambil siswa. c) Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. d) Guru membahas soal latihan bersama siswa. e) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan mempelajari materi selanjutnya.

11 Pertemuan IV (3 x 40 menit) Kegiatan pembelajaran (2 x 40 menit) 1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: a) Guru mengingatkan kembali hubungan antara titik didih senyawa hidrokarbon dengan Mr dan strukturnya. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa melalui pertanyaan, dilihat dari jenis ikatannya, apakah yang membedakan antara alkana, alkena, dan alkuna? 2) Fase 2, menyajikan informasi: Guru menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu sifat kimia senyawa alkana, alkena, dan alkuna secara garis besar. 3) Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif: Guru mengkoordinasikan siswa untuk duduk dalam kelompoknya dan membagikan LKS 6 tentang sifat kimia senyawa alkana, alkena, dan alkuna kepada siswa. 4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar: a) Siswa mengerjakan LKS secara Individu (tahap think). b) Siswa mendiskusikan LKS bersama pasangannya (tahap pair). c) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok berempat (tahap share kelompok berempat). d) Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar, selama proses diskusi terutama pada tahap think dan share kelompok berempat. e) Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (tahap share kelas).

12 34 f) Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi. 5) Fase 5, evaluasi: a) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan. b) Guru memberi penguatan atas kesimpulan yang diambil siswa. c) Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. d) Guru dan siswa membahas soal latihan bersama siswa. e) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan mempelajari materi selanjutnya. 6) Fase 6, memberikan penghargaan: Menghitung skor kelompok untuk memberikan penghargaan kelompok, dan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang berhasil mendapat predikat kelompok sangat bagus yang dilakukan dalam bentuk pengumuman lisan di depan kelas dan memberikan hadiah. Tes formatif II (1 x 40 menit) Tes formatif II yang diberikan berbentuk soal esai yang terdiri dari 5 buah soal dengan bobot tiap soalnya berbeda. 3. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi aktivitas siswa yang dibantu oleh 2 orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 4. Refleksi Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan pada siklus II. Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus

13 35 siswa. Melakukan perbaikan pada rancangan pembelajaran kooperatif tipe TPS yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus II. Secara garis besar, langkah-langkah penelitian digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut : Orientasi Lapangan dan Kajian Teori Rencana Tindakan I Refleksi I Siklus I Pelaksanaan Tindakan I Observasi I Rencana Tindakan II Refleksi II Siklus II Pelaksanaan Tindakan II Observasi II Gambar 1. Diagram penelitian tindakan kelas (dimodifikasi dari Hopkins dalam Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi 2008:105).

14 36 E. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah 1. Terjadi peningkatan rata-rata persentase aktivitas on task siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5%. 2. Terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep hidrokarbon dari siklus I ke siklus II sebesar 5%. 3. Terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah dari siklus I ke siklus II sebesar 5 % F. Analisis Data 1. Data aktivitas on task siswa Aktivitas on task siswa yang diamati meliputi aktif bertanya pada guru, aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam mengemukakan pendapat, dan aktif dalam mengerjakan LKS. Persentase tiap jenis aktivitas on task siswa setiap pertemuan, dihitung dengan menggunakan rumus berikut: %Ai = Ai N x100% Keterangan: %Ai = Persentase tiap jenis aktivitas on task siswa setiap pertemuan. Ai = Jumlah siswa yang melakukan tiap jenis aktivitas on task siswa setiap pertemuan. N = Jumlah siswa yang hadir.

15 37 Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa pada satu siklus, dihitung dengan menggunakan rumus berikut: %Asi = %Ai S Keterangan: %Asi = Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa dalam satu siklus. Σ%Ai = Jumlah persentase tiap jenis aktivitas on task siswa dalam satu siklus. S = Jumlah pertemuan dalam satu siklus. Peningkatan rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa dari siklus I ke siklus II, dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: % As = %As II - %As I % As = peningkatan rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa dari siklus I ke siklus II. %As I = rata-rata persentase aktivitas on task siswa pada siklus ke I. %As II = rata-rata persentase aktivitas on task pada siklus ke II. 2. Data penguasaan konsep Analisis data penguasaan konsep dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai penguasaan konsep setiap siklus dengan menggunakan rumus yang dijelaskan dalam Sudjana (1996) sebagai berikut :

16 38 Xn Xn N Keterangan: X n = Rata-rata nilai penguasaan konsep pada siklus ke-n. ΣX n = Jumlah nilai penguasaan konsep pada siklus ke-n. N = Jumlah siswa keseluruhan. Persentase peningkatan rata-rata nilai penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II, dihitung dengan menggunakan rumus: %X X II - X X I I x100% Keterangan: %X = Persentase peningkatan rata-rata nilai penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II. X I = Rata-rata nilai penguasaan konsep siklus ke I. X II = Rata-rata nilai penguasaan konsep siklus ke II. Persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah (yaitu memperoleh nilai 70) setiap siklus, dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: Sk %Sk N X100% %Sk Sk N = Persentase siswa yang memperoleh nilai 64 siklus ke-n = Jumlah siswa yang memperoleh nilai 64 siklus ke-n = Jumlah siswa keseluruhan

17 39 Peningkatan persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah (yaitu memperoleh nilai 70),dihitung dengan menggunakan rumus berikut: %Sk = %Sk - % S k II - I II I Keterangan: %Sk II - I = Peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 64 %Sk I = Persentase siswa yang memperoleh nilai 64 siklus I %Sk II = Persentase siswa yang memperoleh nilai 64 siklus II Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Kelompok yang memperoleh poin sesuai kriteria yang telah ditetapkan berhak mendapat penghargaan. Menurut Slavin dalam Trianto (2007) cara pemberian skor perkembangan individu dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Cara perhitungan skor perkembangan individu Skor Kuis Terakhir Poin Peningkatan Individu >10 poin di bawah skor dasar poin di bawah skor dasar poin di atas skor dasar 20 >10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30 Skor awal adalah skor yang diperoleh sebelum kuis atau tes, jadi skor awal untuk penghargaan kelompok siklus I adalah nilai tes materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks), dan skor awal untuk penghargaan kelompok siklus II adalah nilai

18 40 tes siklus I. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut. Untuk peningkatan skor kelompok digunakan rumus: Nilai Kelompok = Jumlah Poin Peningkatan Setiap Anggota Kelompok Banyaknya Anggota Kelompok Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak mendapatkan penghargaan berdasarkan Tabel 3 berikut: Tabel 3. Kriteria penghargaan kelompok Kriteria Predikat kelompok 0 Nk < 5-5 Nk < 15 Tim cukup bagus 15 Nk < 25 Tim bagus 25 Nk 30 Tim sangat bagus (sumber: Ratumanan, dkk. dalam Trianto 2007)

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7 III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7 Bandar Lampung, Tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 orang yang terdiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 11

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swadhipa Bumisari Natar, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010. Kelas yang dijadikan subjek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 dengan jumlah siswa 28 orang mulai tanggal 29 April 2010 sampai 17 Mei

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terjadi karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 40 orang terdiri dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah 29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi di kelas X4 semester genap tahun pelajaran 2010-2011 SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri dari 15 orang siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Perumnas Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai tes formatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di kelas X. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya 17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya yang beralamatkan di jalan Pendidikan No 32 Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar Lampung, semester ganjil Tahun Pelajaran 2010-2011, yang berjumlah 32 orang. B. Data Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran pada progam adaptif yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 20 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK sendiri memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 13 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian guna mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada di MA Ma arif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A! RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A!C308047) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Bandar Lampung didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia tata nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan, atau istilah dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 19 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi hukum-hukum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 3.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung 17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV A semester ganjil tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iv v vi ix xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Braja Selebah pada semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013. Subyek penelitian

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pembimbing Penelitian, P.Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pembimbing Penelitian, P.Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 130-136 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGGUNAAN MODEL

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar 28 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa adalah 24 siswa yang terdiri dari 9 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas tersebut ada 32 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur Kelas : x / umum Mata Pelajaran : Kimia Semester : GANJIL Standar Kompetensi : 1.Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi : 8 jam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA semester genap yaitu memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung, dengan jumlah siswa 29 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 16 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu. III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya Gadingrejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G 28 BAB III METODE PEELITIA A. Seting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP egeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G berjumlah 32 orang yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 21 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 dengan jumlah siswa 33 orang mulai tanggal 18 Oktober 2010 sampai 15 November

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data. A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Rejoagung 01, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Jumlah siswa kelas IV adalah 22 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Termpat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Sumberejo yang beralamat di Gang Bayur No. 5 Kemiling Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif dua setengah bulan, terhitung mulai tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reklektif terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA Sang Timur Yogyakarta : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bersumber pada Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: a. Peneliti meminta persetujuan Kepala SMA Islam Jepara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Xaverius 3 Bandar Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci