Ini Langkah PT Garam Tangani Sampah di Sumenep asatoe.net, Sumenep Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, memperoleh bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak PT Garam (Persero). Bantuan tersebut berupa 7 unit bak kontainer sampah. Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko secara resmi menyerahkan kontainer tersebut kepada Bupati Sumenep, A Busyro Karim di kantor Pegaraman Kalianget, Senin (24/9/2018) kemarin. Ini merupakan bentuk komitmen kami (PT Garam) dalam hal kepedulian kepada masyarakat di area perusahaan PT Garam, kata Dirut PT Garam, Budi Sasongko. Tujuh Kontainer Bantuan PT Garam. Kontainer tersebut nantinya akan difungsikan di beberapa desa yang berdekatan dengan area produksi dan perkantoran PT Garam (Persero), seperti di Desa Pinggir Papas, Karang Anyar, Marengan Laok, dan Desa Kalianget, Kecamatan Kalianget. Silahkan para kepala desa mencari tempat yang strategis, agar warga dapat dengan mudah menjangkau kontainer ini, ujar Budi. Budi juga meminta para kepala desa dapat mengimbau kepada warganya agar menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Karena kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah maupun desa, melainkan peran serta
masyarakat juga sangat dibutuhkan. Kami berharap kesadaran masyarakat untuk dapat menjaga bak kontainer yang telah diberikan ini dan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, ungkapnya. (Hazmi) PT. Garam Ingin Sinergi dengan Desa Atasi Sampah asatoe.net, Sumenep PT. Garam (Persero) ingin bersinergi dengan Pemerintahan Desa di sekitar tempat mereka beroperasi untuk mengatasi permasalahan sampah yang berada di sejumlah titik di Desa Pinggir Papas, Karang Anyar, dan desa lain tempat mereka melakukan aktivitas produksi. Direktur Pengembangan PT Garam, Edward Hariandja menyampaikan, komitmennya untuk mengatasi persoalan sampah di wilayah operasi PT Garam. Dia mengatakan pihaknya akan terus bersinergi dengan desa untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kita sudah putuskan bahwa PT Garam akan memberikan fasilitas kepada tiap-tiap desa di wilayah operasi PT Garam, katanya, Jumat (20/7/2018). Menurut Edward, sebelum alat pengangkut sampah tersedia, terlebih dahulu pihaknya akan memfasilitasi pengangkutan sampah dari rumah-rumah penduduk ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan menggunakan fasilitas PT Garam. Untuk tahap awal, selama penyediaan kendaraan itu belum ada, kita akan melakukan pengangkutan (sampah) dua kali dalam seminggu, ungkapnya. Selain itu, dia menyampaikan persoalan sampah tidak cukup dengan hanya menyediakan fasilitas bagi warga. Tapi, harus ada edukasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Kita tidak hanya menyediakan fasilitas, tapi juga akan mengedukasi masyarakat
dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah, pemerintahan desa, dan ibi-ibu PKK, katanya. Sementara Kepala Desa Pinggir Papas, Abdul Hayat mengungkapkan, dari hasil koordinasi dengan pihak PT Garam disepakati beberapa langkah-langkah dalam menangani permasalahan sampah di wiliyahnya. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu dengan menyediakan bak sampah di rumah-rumah warga dan kontainer pengangkut sampah. Nanti secara bertahap, desa juga akan menganggarkan penyediaan alat-alat untuk mengatasi sampah, tuturnya. Abdul hayat juga akan mengupayakan ada petugas khusus yang bertugas membuang sampah dari rumah-rumah warga. Nanti di tiap-tiap rumah kita sediakan bak sampah, dan ada petugas yang mengangkutnya ke tempat pembuangan sementara (TPS), imbuhnya. (Hazmi) PT Garam Dinilai Setengah Hati Tangani Sampah asatoe.net, Sumenep Keberadaan sampah di sejumlah titik di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, masih sangat memprihatinkan. Meski menjadi sorotan dari sejumlah pihak, sampah yang berada di wilayah operasi PT. Garam rupanya belum ditangani secara maksimal. Tumpukan sampah masih terlihat berserakan di dekat pemukiman warga, seperti di Dusun Ageng, Desa Pinggir Papas dan Dusun Palebunan, Desa Karang Anyar. Sampahsampah yang terdapat di dua lokasi tersebut didominasi sampah plastik, botol air kemasan, popok, hingga beberapa sampah berbentuk kayu. Salah seorang warga Pinggir Papas, Widanto mengatakan, penanganan sampah di wilayahnya diakui belum maksimal. Salah satu penyebabnya karena minimnya ketersediaan peralatan, seperti bak sampah, dan alat pengangkut sampah. Akibatnya, tak jarang warga membuang sampah sembarangan.
Penanganan sampah memang perlu perhatian bersama, baik masyarakat, pemerintahan desa, dan pihak lain seperti PT. Garam yang sudah lama beroperasi di desa kami, kata Widanto, Jumat (20/7/2018). Foto : Sampah Terlihat Menumpuk di Dekat Pemukiman Warga di Dusun Palebunan, Desa Karang Anyar. Menurut Widan, sebagai perusahaan milik negara seharusnya PT. Garam hadir di tengah-tengah masyarakat. Mereka semestinya peka terhadap persoalan yang dialami warga di sekitar tempat mereka beroperasi. Okelah saya akui kalau beberapa hari ini PT. Garam mulai melakukan bersihbersih. Tapi saya lihat yang mereka bersihkan hanya di lahannya sendiri, tidak ke tempat-tempat pemukiman warga yang terdapat banyak sampah, ujarnya. Saya lihat tindakan PT. Garam terkesan setengah hati membantu masyarakat Pinggir Papas dan Karang Anyar, sambung Widanto. Sebab itu, dia meminta perusahaan plat merah itu bisa berbuat sesuatu untuk mengatasi persoalan sampah. Dengan cara mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat-alat pembersih sampah. Mereka punya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), pergunakanlah dana itu demi kesejahteraan masyarakat, timpalnya. Ditempat terpisah, aktivis Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep (FKMS), Moh. Sutrisno mengaku prihatin melihat kondisi sampah di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar. Karena persoalan sampah di dua desa tersebut bukanlah hal baru, melainkan persoalan lama yang hingga kini belum juga menemui titik penyelesaian.
Persoalan sampah ini perlu segera di atasi, karena akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, ujar Sutrisno. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya pemerintah mengambil sikap tegas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi. Semisal, pemerintah melalui PT. Garam selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir di tengah masyarakat dengan membawa solusi. Jangan hanya menyalahkan masyarakat karena membuang sampah sembarangan. Tapi PT. garam dengan program dan anggaran yang dimiliki harus mampu memberi kenyamanan dan kesejahteraan kepada masyarakat. Jangan bersikap seolah-olah seperti penjajah, tuturnya. PT. Garam diminta mengambil langkah cepat mengatasi persoalan sampah di dua desa tersebut. Apalagi, PT. Garam memiliki kucuran dana berupa PKBL, sehingga persoalan-persoalan yang dialami masyarakat sangat mudah untuk diselesaikan. Sangat tidak mungkin perusahaan yang dibiayai negara tak bisa ngurus rakyat, ini kan lucu. Ayolah jangan sampai merusak citra bapak presiden yang selama ini dikenal dengan pemimpin peduli wong cilik, ujarnya. Sementara Kepala Divisi Produksi Bahan Baku PT. Garam (Persero), Sugiyatno mengaku pihaknya sudah berupaya semaksimalmungkin membersihkan sampah di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar. Hanya saja, kata dia sampah terus menumpuk karena disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat setempat terhadap kebersihan lingkungan. Kami sejak awal musim sudah sepakat dengan Kepala Desa bahwa per satu minggu sampah di masing-masing desa akan diangkut oleh PT. Garam, jelas Sugiyatno. Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah mengundang masing-masing perwakilan desa untuk menerima bantuan dari PT. Garam berupa kontainer. Tapi untuk sementara, kontainer tersebut masih belum bisa dioperasikan karena masih menunggu selesainya beton tempat kontainer akan diletakkan. Nanti kontainer ini akan tersebar di enam titik di Kecamatan Kalianget, salah satunya di Desa Kalianget Timur, Kalianget Barat, Marengan Laok, Pinggir Papas, dan Desa Karang Anyar, jelasnya.
Sebab itu, dia mengimbau agar kedepan masyarakat bisa diajak kerja sama dengan tidak membuang sampah sembarangan agar kebersihan lingkungan tetap terjaga. Pergunakan fasilitas yang ada dengan sebaik mungkin, katanya, (Hazmi) Sampah Menumpuk di Tempat Operasi PT Garam asatoe.net, Sumenep Pemandangan tidak sedap ditemukan di sejumlah tempat di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur. Tumpukan botol air mineral, popok, kantong plastik, juga dedaunan berjejalan di lahan tambak garam dan sungai-sungai yang disebut-sebut milik PT Garam. Air sungai dan lahan tambak milik warga yang awalnya bening terlihat keruh. Seperti yang terpantau di belakang SDN II Pinggir Papas, lalu di belakang pemukiman warga di Desa Karang Anyar, dan di perbatasan Desa Pinggir Papas Karang Anyar (Sentral), dijumpai banyak tumpukan sampah berserakan. Foto : Sampah Berserakan di Belakang Pemukiman Warga Desa Karang Anyar. Menanggapi hal itu, Direktur Paelan, Set Wahedi mengaku prihatin dengan banyaknya tumpukan sampah di desanya. Menurutnya, tumpukan sampah di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar, selain disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat, juga disebabkan kelalaian PT Garam dalam mengurus asetnya.
Kami berharap PT. Garam berlaku baik terhadap masyarakat, dengan cara memperhatikan lingkungan di tempat PT Garam beroperasi, ungkap pria kelahiran Desa Pinggir Papas ini, Senin (9/7/2018). Dia menuturkan, di wilayah tersebut tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA). Akibatnya, warga tanpa beban membuang sampahnya ke sungai ataupun ke tambak pegaraman yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Upaya pembersihan sampah pun tidak maksimal karena sudah kadung menggunung. Sehingga butuh alat berat untuk mengangkat semua sampah yang ada di air. Foto : Sampah Menumpuk di Perbatasan Desa Pinggir Papas Karang Anyar (Sentral). Set Wahedi berharap perusahaan milik negara yang beroperasi di desanya itu bisa membantu mengatasi persoalan sampah yang memang sudah menjadi fenomena klasik bagi warga Pinggir Papas dan Karang Anyar. Karena itu, kami berharap PT. Garam untuk mengalokasikan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam membersihkan lingkungan di sekitar pemukiman warga, harapnya. Sementara Kepala Divisi Produksi dan Bahan Baku PT Garam, Sugiyatno, belum bisa dimintai keterangan mengenai persoalan sampah ini. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, dia mengaku masih sedang rapat. Setelah dikonfirmasi lagi beberapa jam kemudian, dia tidak merespon. (Hazmi)