BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selain dikenal sebagai negara maju di Asia dalam bidang industri, Jepang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I ANALISIS CERITA NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAETSUBOI DILIHAT DARI SEGI PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SAGA NO GABAI BAACHAN, SETTING CERITA, SOSIOLOGIS SASTRA DAN RIWAYAT HIDUP PENGARANG

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya sastra, seorang penulis langsung menggambarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Karya sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selain dikenal sebagai negara maju di Asia dalam bidang industri, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra.salah satu dari karya sastra tersebut adalah novel.dikatakan demikian karena pada kenyataannya banyak novel-novel yang dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Jepang ada dan dinikmati oleh seluruh masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Fananie (2000:3-4), makna sastra merupakan bahasa serapan dari bahasa Sansekerta yang berarti teks yang mengandung arti atau pedoman. Dalam Bahasa Indonesia, kata sastra pada umumnya digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata sastra bisa merujuk kepada semua tulisan, baik itu indah atau tidak, maupun tertulis atau lisan (http://id.wikipedia.org/wiki/sastra). Sastra adalah karya seni, karena itu ia mempunyai sifat yang sama dengan karya seni yang lain, seperti seni suara, seni lukis, seni pahat, dan lain-lain (Semi, 1984 : 39). Tetapi hal yang membedakan sastra dengan seni yang lain adalah bahwa sastra memiliki aspek bahasa. Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, tentang masalah manusia, kemanusiaan dan semesta.dan sebuah hasil dari sastra ini disebut dengan karya sastra.pengungkapan diri yang dituangkan oleh pengarang melalui sebuah karya sastra bisa saja merupakan pengalaman yang benar-benar terjadi pada diri sastrawan tersebut, karena

sastrawan menganggap pengalamannya tersebut dapat berguna kelak bagi pembaca karya sastra. Karya sastra sendiri terbagi atas tiga, yaitu drama, prosa dan puisi.novel merupakan pembagian dari karya sastra prosa.novel adalah karya fiksi yang menyuguhkan peristiwa dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh tokohtokohnya. Peristiwa tersebut merupakan perwujudan masalah yang ada di masyarakat baik pengalaman pribadi pengarang maupun orang lain. Pada kesempatan ini, penulis mencoba membahas suatu bentuk karya sastra dari jenis prosa yaitu novel yang berjudul Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada dilihat dari sudut pandang pendekatan pragmatik.pendekatan pragmatik sendiri adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra.pembaca sangat berperan dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau bukan. Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, akhirnya karya sastra akan sampai juga kepada pembaca, karena karya sastra sesungguhnya memang ditujukan untuk pembaca. Pada hakikatnya, karya sastra yang tidak sampai ke tangan pembacanya, bukanlah karya sastra (Siswanto dan Roekhan, 1991/1992 : 30). Menurut Pradopo (2001 : 41), pendekatan pragmatik mereaksi karya sastra itu hanya tiruan alam saja. Yang penting dalam sastra adalah menyampaikan pendidikan kepada pembaca, pendengar atau penonton.tiruan alam dalam sastra itu demi tujuan pendidikan.dengan demikian, karya sastra ditafsirkan sebagai alat untuk mendidik. Jika dilihat melalui pendekatan pragmatik, maka novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada ini akan memiliki penilaian yang berbeda-

beda dari tiap-tiap pembaca. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pandangan antara pembaca satu dengan pembaca yang lain. Jika pembaca menilai novel ini dari segi pendekatan pragmatik dan menilainya dari sudut pandang pendidikan, maka akan mendapat suatu nilai pembelajaran yang baik dari tokoh utamanya yaitu nenek Osano. Dimana nenek Osano memberikan suatu pembelajaran tentang bagaimana cara bertahan hidup di tengah keadaan yang sangat miskin. Tekad dan perjuangan, kerja keras, kemandirian, serta kasih sayang merupakan beberapa hal yang diungkapkan Yoshichi Shimada melalui novelnya ini. Nenek Osano adalah seorang nenek yang berumur 58 tahun yang berjuang sangat keras demi memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri dan seorang cucu bernama Akihiro Tokunaga yang dititipkan kepadanya.dalam hidup yang bisa dikatakan sangat miskin ini, banyak ide yang diajarkan oleh nenek Osano untuk bertahan hidup yang sangat bermanfaat bagi kita sebagai seorang manusia.tanpa pernah mengeluh dengan keadaannya, nenek menjalani kehidupan ini dengan senyum dan penuh kesabaran.novel ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena kemiskinan terkadang membuat seseorang merasa sedih, murung, dan putus asa.banyak kita lihat kasus di media cetak maupun elektronik yang berakibat kematian (bunuh diri) karena tidak sanggup mengalami kehidupan yang terjadi pada dirinya.kemiskinan ini juga membuat seseorang melakukan tindakan kejahatan seperti mencuri, merampok dan menipu dengan alasan tuntutan ekonomi.tetapi hal tersebut tidak pernah dilakukan bahkan sedikitpun tidak pernah terpikirkan oleh nenek Osano. Kemiskinan

membuat ia giat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Diusianya yang sudah tua, ia masih bekerja sangat keras. Hal inilah yang sebenarnya ingin disampaikan penulis kepada para pembaca novel dan menjadi fokus talaahan dalam novel Saga no Gabai Baachan dengan dilihat dari segi pragmatik yaitu, bahwa lewat novel ini pembaca dapat mengambil pelajaran dari tokoh nenek Osano yang tidak pernah putus asa dengan keadaannya dan selalu bekerja keras tanpa meminta belas kasihan dari siapapun. Hal-hal tersebut di atas yang melatarbelakangi penulis untuk menganalisis isi cerita melalui tokoh nenek Osano dalam novel yang merupakan karya cucunya sendiri yang bernama Akihiro Tokunaga atau yang lebih dikenal dengan nama Yoshichi Shimada yang hidup bersamanya selama 8 tahun dan juga menjadi saksi nyata dari perjuangan nenek Osano untuk bertahan hidup, yang kemudian dituangkannya dalam novel yang berjudul Saga no Gabai Baachan ini. Penulis ingin membuktikan bahwa cerita novel ini memiliki nilai-nilai, tujuan dan manfaat yang patut kita pelajari dan bermanfaat bagi pembaca serta masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan alasan di atas, maka penulis ingin membahas cerita novel ini dari sudut pendekatan pragmatik yang diberi judul :ANALISISPRAGMATIKTERHADAP CERITA NOVEL SAGA NO GABAI BAACHAN KARYA YOSHICHI SHIMADA. 1.2 Rumusan Masalah Novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada merupakan sebuah novel yang bercerita tentang kehidupan neneknya yaitu nenek Osano yang menjadi tokoh sentral yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan

nilai-nilai positif.selain itu, novel ini juga banyak menggambarkan peristiwaperistiwa yang mengandung nilai-nilai yang dapat bermanfaat bagi pembaca.salah satunya adalah nilai pendidikan. Nilai-nilai ini tercermin dalam setiap isi cerita yang berkaitan dengan tokoh utama novel Saga no Gabai Baachan, yaitu nenek Osano, seorang nenek yang berumur 58 tahun yang berjuang sangat keras demi memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri dan seorang cucu bernama Akihiro Tokunaga.Nilai-nilai yang memberikan pendidikan bagi pembaca antara lain, tekad dan perjuangan demi bertahan hidup, bekerja keras tanpa mengenal lelah, hidup mandiri tanpa mengharapkan belas kasihan dari orang lain, cinta kasih dan selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan alasan-alasan tersebut dan berkaitan dengan pendekatan pragmatik yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana penokohan nenek Osano di dalam isi cerita novel Saga no Gabai Baachan yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca? 2. Nilai pragmatik seperti apa yang terkandung dalam novel Saga no Gabai Baachan? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam hal ini, penulis akan menganalisis cerita melalui tokoh nenek Osano dilihat dari segi pragmatik yang terdapat dalam cerita novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada. Pembahasan ini lebih difokuskan

untuk memperoleh nilai pragmatik seperti mengajarkan kita untuk bertekad dan selalu berjuang demi bertahan hidup, bekerja keras tanpa mengenal lelah, hidup mandiri tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain, cinta kasih dan selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Dalam menganalisis cerita pada novel ini, penulis melakukannya dengan cara mengambil beberapa cuplikan teks dalam novel yang diprediksi mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat tercermin melalui tokoh cerita baik melalui deskripsi pikiran maupun perilaku tokoh.kemudian cuplikan teks dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada dengan menggunakan resepsi sastra. Analisis cuplikan cerita melalui tokoh diprediksi dapat menjadi suatu dorongan yang positif bagi pembaca melalui tokoh nenek Osano tentang gambaran watak yang ia lakoni dalam novel tersebut. Untuk mendukung penganalisisan tersebut, penulis juga menjelaskan tentang defenisi novel, studi pragmatik dan semiotik dalam sastra, serta menjelaskan sekilas tentang biografi pengarang Yoshichi Shimada. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Sastraadalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993: 8). Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya, maka sastra tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir manusia.sastra juga harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia.hal

ini dikarenakan obyek seni sastra adalah pengalaman hidup manusia terutama menyangkut sosial budaya, kesenian, dan sistem berpikir. Menurut Pradopo (1994:59), karya sastra adalah karya seni, suatu karya yang menghendaki kreativitas. Karya sastra digunakan pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya.realitas ini merupakan salah satu faktor penyebab pengarang menciptakan karya, di samping unsur imajinasi.karya sastra juga merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang yang sering kali karya sastra itu menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap latar belakang dan keyakinan pengarang.novel sebagai salah satu produk sastra memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif.hal ini dimungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan. Dalam menganalisis karya sastra berdasarkan teori, hendaknya dilakukan dengan cara objektif dan tidak memihak. Menurut Abrams dalam Siswanto (2008 : 79) mengatakan, terdapat empat pendekatan dalam kajian sastra, yaitu: 1. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada kajian terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan diluar karya sastra disebut pendekatan mimetik. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai imitasi dari realitas. 2. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra disebut pendekatan pragmatik.

3. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut pendekatan objektif. 4. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis disebut pendekatan ekspresif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik untuk menelaah novel Saga no Gabai Baachan.Sedangkan untuk mengetahui adanya indeksikal nilai-nilai pragmatik yang ada dalam novel ini, penulis menggunakan pendekatan semiotik dalam pembahasannya nanti. 1.4.2 Kerangka Teori Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh pradopo sebagai landasan teori dalam menganalisis novel Saga no Gabai Baachan ini. Menurut Pradopo, dkk (2001 : 85), pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, agama, maupun tujuan yang lain. Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral, agama, maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan atau agama yang terdapat dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai dari karya sastra tersebut. Dengan pendekatan pragmatik dapat dipahami bahwa karya sastra (novel) adalah sarana yang

cukup efektif untuk menyampaikan tujuan-tujuan tertentu pengarang kepada pembaca.dan untuk menyampaikan tujuan-tujuan tersebut dapat tercermin melalui tokoh cerita baik melalui deskripsi pikiran maupun perilaku tokoh. Berdasarkan hal yang telah dijelaskan dalam ruang lingkup pembahasan, maka untuk menganalisis cerita dalam novel ini penulis melakukannya dengan cara mengambil beberapa cuplikan teks dalam novel yang diprediksi mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian cuplikan teks tersebut dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada dengan menggunakan resepsi sastra.resepsi sastra adalah kajian yang mempelajari bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya, baik tanggapan pasif maupun aktif. Dalam pendekatan pragmatik, karya sastra hanya dianggap sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Dan tujuan tersebut adalah untuk memberikan nilai pendidikan.dalam penelitian ini, karya sastra yang dimaksudkan adalah novel Saga no Gabai Baachan sebagai objek penelitian.penulis dapat menginterpretasikan nilai-nilai pragmatik yang terkandung dalam novel Saga no Gabai Baachan yang diprediksikan dapat berguna bagi pembaca. Kemudian untuk mengetahui bagaimana indeksikal nilai pragmatik yang ada dalam cuplikan isi novel tersebut agar mengetahui penokohannya dan dapat bermanfaat serta berguna bagi pembacanya, maka penulis menggunakan pendekatan semiotik.semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu semieonyang berarti tanda.kata semieon adalah istilah yang digunakan oleh

orang Greek untuk merujuk kepada ilmu yang mengkaji sistem tanda dalam kehidupan manusia.menurut Zaimar (2004: 13), semiotik adalah ilmu tentang tanda atau lambang, cara kerjanya, penggunaannya, dan apa yang kita lakukan dengannya.yang menjadi perhatian adalah mengkaji dan mencari tanda-tanda dalam wacana, menerangkan maksud tanda-tanda tersebut, dan mencari hubungannya dengan ciri-ciri tanda itu untuk mendapatkan maknanya.tandatanda yang dimaksud dapat berupa bahasa, gerakan anggota badan, bentuk tulisan, warna, bendera, pakaian, karya seni, dan lain sebagainya.melalui pendekatan inilah penulis mencoba menginterpretasikan setiap tanda yang ada dalam isi novel ini agar dapat diketahui bagaimana penokohan nenek Osano yang dapat menjadi acuan yang positif bagi pembaca. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Alasan-alasan yang telah dikemukakan dalam bagian latar belakang merupakan faktor utama dilakukannya penelitian ini. Secara ringkas, tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui penokohan nenek Osano yang terdapat dalam novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada. 2. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada, yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca. 1.5.2 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan harus memiliki manfaat.penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberi manfaat bagi diri peneliti sendiri, masyarakat pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu hasil penelitian ini hendaknya dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal memahami, membina, mendidik, serta bertidak yang benar jika keadaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini, suatu saat nanti juga terjadi pada diri kita. 2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana pengorbanan seorang nenek yang bekerja sangat keras demi memenuhi hidupnya sendiri dan seorang cucu yang dititipkan kepadanya. 3. Menjadi sumber masukan dan referensi bagi peneliti berikutnya tentang analisis pendekatan pragmatik dalam suatu karya sastra. 1.6 Metode Penelitian Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.menurut Wiradi dalam Suwandi (2012:1), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). Berdasarkan permasalahan yang dianalisis dalam novel Saga no Gabai Baachan ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif.menurut Sukmadinata (2007:72), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan

manusia.ciri metode ini biasanya difokuskan pada masalah faktual yang ada pada waktu penelitian.data yang dikumpulan, disusun, dianalisis dan dideskripsikan. Sementara itu, teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah tinjauan kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian.diantaranya majalah, hasil penelitian ilmiah (skripsi, tesis, dsb), maupun non ilmiah.penulis juga melakukan pencarian data melalui media internet yang membahas mengenai permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi ini.tetapi, sumber utama dalam penelitian ini adalah melalui novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada. Adapun langkah-langkah yang penulis akan lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Membaca novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat dalam novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada yang diprediksi mengandung unsur nilai pendidikan melalui tokoh nenek Osano yang dapat memberikan cerminan yang baik bagi pembaca. 4. Setelah dianalisis, penelitian tersebut disusun dalam sebuah laporan.