Judul Analisis Kinerja Laporan Keuangan dengan menggunakan rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas pada PT. PLN Persero dan Anak Perusahaan
Sub BAB Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Alat Analisis Objek Penelitian
Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dapat ditinjau dari beberapa aspek, salah satunya aspek keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, dan pemerintah. Dalam laporan keuangan ini semua pihak intern maupun ekstern dapat mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan tersebut.
Rumusan Masalah Bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. PLN Persero dan Anak Perusahaan ditinjau dari analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas
Batasan Masalah Laporan keuangan periode 2007, 2008, 2009, 2010, 2011 apabila ditinjau dari rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas
Alat Analisis 1. Rasio Likuiditas Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio 2. Rasio Solvabilitas Total Debt to Assets Ratio (TDAR) Total Debt to Equity Ratio (TDER) Proprietory Ratio (PR) 3. Rasio Rentabilitas Gross Profit Margin (GPM) Return Of Investment (ROI) Return OF Equity (ROE)
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk neraca, laba rugi, dan perubahan modal.
Pengertian Analisis Kinerja Keuangan Analisis kinerja keuangan adalah kegiatan kegiatan membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada periode yang berbeda.
Objek Penelitian PT. PLN Persero dan Anak Perusahaan yang beralamat di Jl. Trunojoyo Blok M I/135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160.
Jenis Data Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan Neraca Konsolidasi dan Laba / Rugi Konsolidasi PT. PLN Persero dan Anak Perusahaan dari tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011.
Analisa Hasil Perhitungan Analisis 2007 2008 2009 2010 2011 kesimpulan Likuiditas Current Ratio 1,08 0,77 0,99 0,82 0,93 Ilikuid Quick Ratio 0,71 0,4 0,66 0,6 0,61 Ilikuid Cash Ratio 0,41 0,16 0,35 0,36 0,36 Ilikuid Solvabilitas TDAR 0,51 0,57 0,58 0,6 0,64 Insolvabel TDER 1,01 1,29 1,37 1,48 1,75 Solvabel PR 0,5 0,44 0,43 0,41 0,37 Insolvabel Rentabilitas GPM 0,04 0,05 0,12 0,13 0,13 Inrentabil ROI - 0,03-0,05 0,04 0,03 0,02 Inrentabil ROE - 0,05-0,1 0,08 0,07 0,05 Inrentabil
Likuiditas Current Ratio Penurunan & Peningkatan yang terjadi setiap tahun, dikarenakan turun & naiknya aktiva lancar setiap tahunnya, yang dapat dilihat dari penambahan kas, piutang, serta persediaan. Namun hal ini belum memenuhi syarat current ratio yaitu sebesar 2 atau 2 : 1, akan tetapi standar ini tidaklah mutlak. Quick Ratio dari hasil menunjukan belum mampu menjamin hutang lancar yang segera jatuh tempo dengan kas, surat berharga, piutang. Cash Ratio Penurunan & Peningkatan disebabkan oleh menurun & meningkatnya jumlah kas & surat berharga. Hasil analisis dari cash ratio menunjukan kurang dari 1,00
Solvabilitas Total Debt to Assets Ratio (TDAR) Dari hasil bahwa PT. PLN Persero belum dapat memenuhi total hutang dengan total aktivanya Total Debt to Equity Ratio (TDER) Dari hasil bahwa PT. PLN Persero dapat memenuhi total hutang dengan modal sendiri Proprietory Ratio (PR) Dari hasil bahwa modal sendiri mengalami penurunan setiap tahunnya, ini berarti PT. PLN Persero tidak dapat meningkatkan keuntungan, serta tidak dapat meningkatkan jumlah aktiva lancar.
Rentabilitas Gross Profit Margin Dari tahun 2007-2010 mengalami kenaikan, kenaikan ini terjadi karena penjualan naik sehingga laba kotor mengalami kenaikan, dan pada tahun 2010 ke tahun 2011 tetap. ROI Dilihat dari tahun 2007-2011 dapat disimpulkan bahwa perusahaan selama 5 tahun berada dalam kondisi rentabilitas tidak baik. ROE Dilihat dari tahun 2007-2011 dapat disimpulkan bahwa perusahaan selama 5 tahun berada dalam kondisi rentabilitas yang tidak baik.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kesimpulan dari analisis rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas terjadi penurunan & peningkatan. Kemampuan PT. PLN Persero dalam melunasi kewajiban lancar atau utang jangka pendeknya naik turun. Total utangnya naik yang mengakibatkan menurunnya total aktiva dan modal sendiri. Penjualan & Laba kotornya naik tetapi tidak sebanding dengan total utangnya yang mengakibatkan laba bersih dan modal sendiri menurun. Hal ini dikarenakan perusahaan melakukan penjualan dalam keadaan rugi artinya perusahaan menjual listrik dengan tarif dasar listrik (TDL) yang rendah, tetapi semua kerugian itu bisa ditutupi dengan adanya subsidi dari pemerintah.
Saran Penulis mengajukan beberapa saran terhadap PT. PLN Persero yaitu : 1. Agar dapat memperbaiki posisi keuangan untuk memperkecil hutang. 2. Diharapkan pemerintah dapat memberikan kebijakankebijakan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan ini dan bagi masyarakat. 3. Apabila tarif dasar listrik (TDL) dinaikan, agar disesuaikan dengan tingkat pendapatan masyarakat.