III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

III. METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Bungin (2005:38), penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN. dilakukan. Sementara itu, variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

2.Pengambilan keputusan sebagai variabel terikat (y), dengan indikator

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan diantara variabel-variabel yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggali, menghimpun data dan mengumpulkan data yang diperlukan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III PENDEKATAN LAPANG

Transkripsi:

3.1 Objek Penelitian III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah hal-hal mengenai kinerja petugas inseminator selaku pelaksana dan penyedia jasa pada Koperasi Peternak Satria, Kabupaten Banyumas dan tingkat kepercayaan peternak sapi perah, sedangkan Subjek penelitian ini adalah peternak sapi perah di Kelompok Lestari, Kecamatan Pekuncen, Koperasi Peternak Satria, Kabupaten Banyumas yang masih dan pernah menggunakan jasa petugas inseminator dari Koperasi Peternak Satria, Kabupaten Banyumas. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Survei. Survei adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi sejauh populasi dari mana sampel itu diambil (Paturochman, 2012). Data yang diperoleh dari hasil survei selanjutnya dianalisis secara korelasional dan deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menganalisis data dengan alat statistik dalam bentuk angka-angka dan kemudian dideskripsikan serta diinterpretasikan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2012). Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari aktivitas melalui kegiatan wawancara yang berpatokan pada kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen intansi terkait. Data tersebut akan digunakan sebagai hasil pembahasan.

a. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Istijanto, 2006). Data primer diperoleh dari aktualisasi di lapangan melalui kegiatan wawancara yang berpatokan pada kuisioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012). b. Data Sekunder Data sekunder adalah Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012). Data sekunder didapatkan dari instansi terkait dan dengan melakukan studi perpustakaan melalui literatur, surat kabar, jurnal, serta internet yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian. 3.4 Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (disengaja) pada Kelompok Lestari, Koperasi Peternak Satria, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Penentuan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah rakyat yang memiliki jumlah populasi sapi perah terbanyak serta masih dan pernah menggunakan jasa inseminator. 3.5 Penentuan Responden Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara Simple Random Sampling. Teknik pengambilan responden ini dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Responden yang dipilih dari penelitian ini yaitu peternak sapi perah yang tergabung dalam Kelompok Lestari, Koperasi Peternak Satria, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas yang pernah dan masih menggunakan jasa inseminator. Pada

Kelompok Lestari diambil kerangka sampling (sampling frame) sebanyak 30 orang dari total 54 orang peternak Kelompok Lestari (Paturochman, 2012). Jumlah responden berjumlah 30 orang peternak dengan asumsi data tersebut telah mencapai distribusi normal (Sugiyono, 2012). 3.6 Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel merupakan penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas (independent) mengenai kinerja petugas inseminator dan variabel terikat (dependent) mengenai tingkat kepercayaan peternak sapi perah. Variabel kinerja petugas inseminator sebagai variabel (X) dan tingkat kepercayaan peternak sapi perah sebagai variabel (Y). 3.6.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kinerja petugas inseminator. Operasionalisasi variabel diukur berdasarkan kinerja petugas inseminator. Kinerja petugas inseminator merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh inseminator sesuai wewenang dan tanggung jawabnya. Sub Variabel kinerja petugas inseminator, yaitu: 1. Kualitas adalah hasil kerja petugas inseminator selama memberikan pelayanan dengan indikator yaitu: Ketepatan diagnosa pemeriksaan awal birahi akseptor Ketepatan waktu dalam pelaksanaan IB Sarana dan prasarana yang dimiliki petugas inseminator memadai 2. Kuantitas merupakan waktu yang digunakan petugas inseminator dalam memberikan pelayanan dalam satu bulan dengan indikator yaitu: Respon terhadap laporan dari peternak

Frekuensi penggunaan jasa oleh peternak 3. Pelaksanaan tugas merupakan keterampilan petugas inseminator dalam melaksanakan aktivitasnya dengan indikator yaitu: Keberhasilan inseminator dalam melaksanakan IB Pemahaman wewenang tugas inseminator dalam melaksanakan IB Keahlian inseminator dalam melaksanakan IB 4. Tanggung Jawab petugas inseminator merupakan kesadaran akan kewajiban dari petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya, dengan indikator yaitu: Melakukan pengawasan selama masa IB Memiliki rekam riwayat reproduksi dari ternak yang ditangani Operasionalisasi variabel dilakukan dengan cara semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel X atau variabel bebas (Kinerja petugas inseminator) dengan skala ordinal. Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan indikator dalam variabel bebas diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masingmasing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk variabel X terdiri dari 10 pertanyaan. Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan bawah yang diperoleh digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi (batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan dalam perhitungan dibawah ini: Rentang = Batas Atas Batas Bawah Batas atas kelas = (Jumlah Pertanyaan x 3) + 0,5 = (10 x 3) + 0,5

= 30,50 Batas bawah kelas = (Jumlah Pertanyaan x 1) - 0,5 = (10 x 1) 0,5 = 9,5 Panjang interval = = = 7,00 Kelas untuk variabel X atau variabel bebas (kinerja petugas inseminator) di kelompok lestari dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 10 buah pertanyaan adalah: a. 9,50 16,50 = Kinerja petugas inseminator pada Kelompok Lestari rendah b. 16,51 23,51 = Kinerja petugas inseminator pada Kelompok Lestari sedang c. 23,52 30,52 = Kinerja petugas inseminator pada Kelompok Lestari tinggi 3.6.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan peternak. Tingkat kepercayaan merupakan komponen penting yang membantu mengembangkan suatu lingkungan kerja yang kondusif. Variabel terikat diukur melalui kuesioner atau angket menggunakan skala likert. Terdapat tiga kedekatan yang merupakan kunci kepercayaan, kedekatan tersebut dijadikan sebagai indikator yang dikur oleh peneliti. Operasionalisasi variabel diukur berdasarkan sub variabel dari tingkat kepercayaan, yaitu: 1. Kedekatan Fisik adalah komunikasi antara petugas inseminator dengan para peternak. Komunikasi yang dimaksud yaitu komunikasi 2 arah, dengan indikator yaitu: Tindakan dari peternak Cara petugas inseminator membangun komunikasi

2. Kedekatan Intelektual adalah keinginan untuk saling mengerti. Kedekatan intelektual bisa dikembangkan melalui pengalaman peternak selama menggunakan jasa dari petugas inseminator, dengan indikator yaitu: Kepuasan dari peternak Timbal balik dari peternak kepada petugas inseminator 3. Kedekatan Emosional adalah rasa yang muncul antara peternak yang loyal dengan petugas inseminator, dengan indikator yaitu: Rasa saling percaya Ketulusan untuk saling menghargai Operasionalisasi variabel dilakukan dengan cara semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel Y atau terikat (Tingkat kepercayaan) dengan skala ordinal. Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan indikator dalam variabel terikat diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masing-masing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk variabel Y terdiri dari 6 pertanyaan. Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan bawah yang diperoleh digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi (batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan dalam perhitungan dibawah ini: Rentang = Batas Atas Batas Bawah Batas atas kelas = (Jumlah Pertanyaan x 3) + 0,5 = (6 x 3) + 0,5

= 18,50 Batas bawah kelas = (Jumlah Pertanyaan x 1) - 0,5 = (6 x 1) 0,5 = 5,50 Panjang interval = = = 4,33 Kelas untuk variabel Y atau variabel terikat (tingkat kepercayaan peternak) di Kelompok Lestari dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 6 buah pertanyaan adalah: a. 5,50 9,83 = Tingkat kepercayaan peternak pada Kelompok Lestari rendah b. 9,84 14,17 = Tingkat kepercayaan peternak pada Kelompok Lestari sedang c. 14,18 18,51 = Tingkat kepercayaan peternak pada Kelompok Lestari tinggi. 3.7 Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan fenomena yang terjadi. Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan denga skala ordinal. Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang menunjukkan persamaan serta menunjukkan adanya urutan, ranking atau tingkatan. Data yang terkumpul di skoring dan dikategorikan dengan kelas-kelas interval. Pemberian skor pada jawaban responden untuk setiap poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu menggunakan skala likert. 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis statistik deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk meringkas dan mendeskriptifkan data yang dikumpulkan lewat sampel yang diobservasikan. Metode deskriptif analisis yaitu model penelitian yang menitik beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan distribusi frekuensi, kategorisasi data tentang hubungan antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat kepercayaan peternak sapi perah pada Kelompok Lestari perhitungannya menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 for windows. 3.7.2 Koefisien Korelasi Rank Spearman Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala ordinal. Data masing-masing variabel dianalisis menggunakan teknik analisis non parametik korelasi Rank-Spearman untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas (kinerja petugas inseminator) dengan variabel terikat (tingkat kepercayaan peternak) (Sugiyono, 2014). Bentuk persamaan korelasi adalah sebagai berikut: dimana :

Keterangan: Ps = Koefisien korelasi Spearman di = Selisih antara jenjang dari x dan y N = Total pasangan data observasi ƩTx = Jumlah rank kembar variabel x ƩTy = Jumlah rank kembar variabel y 3.7.3 Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Untuk memperkuat validitas analisis penelitian ini dilakukan pula uji signifikansi hipotesis tersebut dengan uji t (Siegel, 1997). Hipotesis yang diajukan yaitu: Ho : Tidak terdapat hubungan yang kuat antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat kepercayaan peternak di Kelompok Lestari, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. H 1 : Terdapat hubungan yang kuat antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat kepercayaan peternak Kelompok Lestari, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Uji signifikan terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan uji satu sisi, dimana jika t hitung > t tabel maka tolak H 0 dan terima H 1. Keterangan: t : Nilai t hitung rs : Korelasi rank spearman n : Jumlah Responden Korelasi akan signifikan jika t hitung t tabel dengan taraf nyata =0,05 yang berarti variabel tersebut reliable.

Kaidah keputusan: a. t hitung > t tabel H 1 diterima Maka terdapat hubungan yang kuat antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat kepercayaan peternak kelompok Lestari, Kelompok Peternak Satria, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. b. t hitung t tabel H 1 ditolak Maka tidak terdapat hubungan yang kuat antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat kepercayaan peternak di kelompok Lestari, Koperasi Peternak Satria, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada aturan Guilford (Rakhmat, 1998) yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Koefisien Korelasi Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,19 Sangat rendah 0,20 0,39 Rendah 0,40 0,59 Sedang 0,60 0,79 Kuat 0,80 1,00 Sangat kuat