BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

NOTARIS DAN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

Penulisan Hukum. (Skripsi)

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang diatur dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1. Dibuat dalam bentuk ketentuan Undang-Undang;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dan ekonomi merupakan dua sub sistem dari suatu sistem sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara kedua sub sistem sosial tersebut akan tampak jelas apabila melakukan pendekatan dari segi studi hukum didalam masyarakat. Dalam pendekatan demikian hukum tidak hanya dipandang sebagai perangkat norma-norma yang bersifat otonom, tetapi juga sebagai institusi sosial yang secara nyata erat kaitannya dengan berbagai segi kehidupan sosial di masyarakat. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara antara nasabah yang memiliki dana lebih dan nasabah yang kekurangan dana. Nasabah yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uangnya tersebut pada bank dalam bentuk deposito, tabungan, dan produk-produk lainnya, sedangkan nasabah yang kekurangan dana dapat memperoleh keuntungan dari bank dalam bentuk pinjaman. Bank dapat menyalurkan pinjaman dananya kepada nasabah yang membutuhkan dana dengan tenggang waktu tertentu. Nasabah yang mendapatkan pinjaman disebut nasabah debitur. Dengan adanya tenggang waktu, dapat menimbulkan risiko terjadinya kredit bermasalah pada bank terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari nasabah debitur. Timbulnya kredit bermasalah dapat mengakibatkan kesulitan bagi bank untuk mengembalikan dana nasabah yang menyimpan uangnya di bank tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya suatu kontrak yang mengikat antara pihak bank dan nasabah debitur didalam pemberian kreditnya sebagai bukti otentik, berisi hubungan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak maupun hubungan yang hanya memihak atau menguntungkan salah satu pihak. 1

2 Sebagai lembaga intermediary, pemberian kredit masih merupakan kegiatan pokok bank dan merupakan sumber utama pendapatan pada umumnya. Pemberian kredit dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu dari sisi internal bank, pemberian kredit dipengaruhi oleh adanya tuntutan harus memberikan hasil (keuntungan) bagi bank, komposisi dana yang dihimpun, dan aspek permodalan bank, sedangkan dari sisi eksternal bank, pemberian kredit dipengaruhi oleh peraturan perkreditan, seperti Giro Wajib Minimum, Batas Maksimum Pemberian Kedit, kualitas aktiva, kebijakan Pemerintah, kondisi dunia usaha, maupun kondisi ekonomi pada umumnya (Agus Santoso dan Arief. R. Permana, 2007 : 33). Ketentuan-ketentuan tentang hukum kontrak di Indonesia masih diatur dalam aturan-aturan hukum lama, yang di tempat asalnya sendiri, yaitu di Negeri Belanda hukum tersebut telah dilakukan perubahanperubahan. Hukum kontrak atau hukum perjanjian yang berlaku di Indonesia pada saat ini adalah Hukum Kontrak sebagaimana yang dimuat pada Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata berasal dari Burgerlijk Wetboek (BW) yang mulai berlaku di Negeri Belanda pada tahun 1838, berdasarkan asas konkordansi diberlakukan di Hindia Belanda pada tahun 1848. Sejak kemerdekaan Indonesia, Burgerlijk Wetboek tersebut dinyatakan tetap berlaku sebelum dibuat peraturan yang baru berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Sampai saat ini Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut masih tetap berlaku di Indonesia, terutama Buku III yang mengatur tentang kontrak didalamnya. Sistem hukum perikatan di Indonesia bersifat terbuka, yang artinya setiap perikatan memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk mengadakan berbagai bentuk perjanjian seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang, serta peraturan khusus atau peraturan baru yang belum ada kepastian dan ketentuannya (http://yanhasiholan.wordpress.com). Saat ini kontrak sering terjadi dalam bidang perbankan, yang melibatkan jasa seorang notaris. Perjanjian antara pihak bank dengan nasabah debitur

3 seringkali isi kontrak tersebut lebih menguntungkan pihak bank dan posisi nasabah debitur selalu dalam posisi lemah. Karena nasabah debitur harus tunduk dan menyetujui semua persyaratan yang ditentukan oleh bank. Dewasa ini lembaga notaris semakin dikenal dan dibutuhkan oleh masyarakat guna membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat otentik. Lembaga kenotariatan telah lama dikenal di Negara Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka atau pada masa pemerintahan Kolonial Belanda notaris telah melaksanakan tugasnya. Keberadaan seorang notaris pada awalnya merupakan kebutuhan bagi Bangsa Eropa maupun yang dipersamakan dengannya dalam upaya untuk menciptakan akta otentik khususnya di bidang perdagangan (Abdul Ghofur Anshori, 2010 : 7-11). Kekuatan akta otentik yang dibuat oleh notaris mempunyai kekuatan hukum yang kuat mengingat akta otentik merupakan alat bukti yang sempurna. Hukum positif di Indonesia telah mengatur Jabatan Notaris dalam suatu Undang-Undang khusus yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, selanjutnya dalam penulisan ini dapat disebut dengan Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). Sebagai seorang pejabat umum notaris harus dan wajib memahami serta mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan dalam proses penegakan hukum, sehingga notaris harus senantiasa berperilaku dan bertindak sesuai dengan kode etiknya. Keberadaan kode etik notaris diatur oleh Organisasi Notaris, yaitu Ikatan Notaris Indonesia yang selanjutnya akan disebut dengan INI. INI sebagai wadah tunggal organisasi notaris yang diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. Kode etik notaris merupakan seluruh kaidah moral yang menjadi pedoman dalam menjalankan jabatan notaris. Notaris dapat dikenakan sanksi apabila terbukti telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang ada dalam kode etik notaris. INI sebagai perkumpulan organisasi bagi para notaris mempunyai peranan yang sangat penting dalam penegakan pelaksanaan kode etik profesi bagi notaris, melalui Dewan Kehormatan

4 yang mempunyai tugas utama untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan kode etik. Pengawasan terhadap para notaris sangat diperlukan dalam hal notaris mengabaikan keluhuran dan martabat atau tugas jabatannya atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan umum atau melakukan kesalahan-kesalahan lain dalam menjalankan jabatannya sebagai notaris (Abdul Ghofur Anshori, 2010 : 171-179). Jasa Notaris, sebagai Pejabat Umum yang membuat akta otentik sangat dibutuhkan dalam kegiatan usaha perbankan, salah satunya adalah dalam pembuatan akta perjanjian kredit perbankan yang melibatkan nasabah debitur dan bank, guna menjamin kebenaran dan isi yang dituangkan dalam perjanjian kredit perbankan tersebut, agar secara publik kebenarannya tidak diragukan lagi. Profesi Notaris sangat penting dalam pembuatan akta perjanjian kredit perbankan, Notaris sebagai Pejabat Publik, dituntut profesionalitasnya yang salah satunya adalah menjembatani kepentingan bank dan nasabahnya dalam pembuatan akta perjanjian kredit, namun kenyataannya sikap profesionalitas tersebut berhadapan dengan tuntutan dunia perbankan, yaitu efisiensi dalam prosedur perbankan dan keamanan dalam pemberian kredit, sehingga dalam praktek lembaga perbankan cenderung menggunakan perjanjian baku dalam perjanjian kreditnya. Secara yuridis formal ada 2 (dua) jenis perjanjian atau pengikatan kredit yang digunakan bank dalam melepaskan kreditnya, yaitu : 1. Perjanjian/ pengikatan kredit dibawah tangan atau akta dibawah tangan; 2. Perjanjian/ pengikatan kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris (notariil) atau akta otentik. Tindakan perbankan menggunakan akta dibawah tangan dan akta notariil ini lebih disebabkan adanya tuntutan efisiensi dan biaya dalam pelayanan, khususnya perjanjian kredit perbankan. Dengan pembuatan format materi/ isi perjanjian kredit secara standar jelas akan memberikan kemudahan bagi perbankan untuk menganalisa dan menutupi kelemahan-

5 kelemahan yang dapat saja timbul di kemudian hari yang disebabkan perkembangan dalam dunia hukum. Berdasarkan uraian di atas, dalam penulisan ini penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H, serta Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Sokaraja sebagai sebuah penulisan hukum dengan judul -UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN KREDIT ANTARA BANK DAN NASABAH DEBITUR YANG MELIBATKAN PIHAK B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan untuk dikaji secara lebih rinci dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur? 2. Bagaimana wewenang notaris dalam pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sebagai suatu solusi atas masalah yang dihadapi (tujuan objektif), ataupun untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan subjektif). Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :

6 1. Tujuan Objektif Tujuan objektif merupakan tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum yang mendasari penulis dalam melakukan penulisan. Tujuan objektif dari penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui prosedur pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur. b. Untuk mengetahui wewenang notaris dalam pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. 2. Tujuan subjektif Tujuan subjektif merupakan tujuan penulisan dilihat dari tujuan pribadi penulis yang mendasari penulis dalam melakukan penulisan. Tujuan subjektif penulis antara lain : a. Untuk menambah serta memperluas wawasan dan pengetahuan penulis dalam mengkaji masalah di bidang hukum perdata, khususnya dalam lingkup hukum perjanjian dan wewenang jabatan notaris. b. Untuk melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Untuk menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh sehingga dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum. D. Manfaat Penelitian Penelitian hukum adalah suatu bentuk proses untuk mendapatkan aturan-aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk mendapatkan jawaban dari isu-isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki 2010 : 35). Penulis berharap bahwa kegiatan

7 penelitian dalam penulisan hukum ini akan mempunyai manfaat bagi penulis dan orang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian hukum ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pengembangan di bidang ilmu hukum. Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Perdata pada umumnya, khusunya mengenai hukum perjanjian dan wewenang jabatan notaris. b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah referensi dan literatur kepustakaan di bidang Hukum Perdata dalam kajian mengenai pelaksanaan perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur yang melibatkan pihak ketiga (notaris). c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan serta informasi bagi pihak yang membutuhkannya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yaitu manfaat dari peulisan hukum ini yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari penulisan ini sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti serta dapat memberikan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait dengan penelitian ini. b. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir ilmiah, serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh.

8 E. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu (Soerjono Soekanto, 2010 : 42). Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya (Soerjono Soekanto, 2010 : 43). Metode penulisan yang akan dipergunakan penulis dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum empiris atau non-doctrinal yaitu penelitian berupa studistudi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan proses bekerjanya hukum didalam masyarakat yang sering disebut sosiolegal research (Bambang Sunggon, 2011 : 42). Pada penelitian hukum empiris atau sosiologis, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono Sekanto, 2010 : 52). 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian hukum ini deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejalagejala lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif adalah untuk mempertegas hipotesis-hipotesis, agar dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama, atau di dalam kerangka menyusun teori baru (Soerjono Soekanto, 2010 : 10). 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris yaitu penulisan hukum yang mempergunakan data empiris.

9 Objeknya adalah perjanjian, penegakan hukum, hukum yang hidup dalam masyarakat (Soerjono Soekanto, 2008 : 15). 4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan penulis dengan mengambil beberapa data dan melakukan wawancara di Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H yang bertempat kedudukan di Surakarta, Kantor Notaris dan PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H yang bertempat kedudukan di Purwokerto, Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H yang bertempat kedudukan di Kabupaten Wonogiri, serta PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Sokaraja. 5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah data primer, data sekunder, dan data tersier. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu perilaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 2008 : 12). Data primer dalam penulisan hukum ini berupa hasil wawancara di Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H, serta PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Sokaraja. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer yang diperoleh dari peraturan perundangundangan, jurnal, buku-buku, dokumen-dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan penulisan penulis. Data yang digunakan oleh penulis adalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

10 c. Data Tersier Data tersier merupakan data yang memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai data hukum primer dan sekunder, meliputi Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Kamus Lengkap Inggris Indonesia. 6. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian, yaitu Bapak Eret Hartanto, S.H di Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H; Ibu Imarotun Noor Hayati, S.H di Kantor Notaris dan PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H; Ibu Noor Saptanti, S.H, M.H di Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H, serta Ibu Tuti Lestari selaku Pimpinan Cabang Pembantu dan Bapak Ceriadi Prastowo sebagai salah satu account officer PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Sokaraja melalui observasi maupun interview. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung sumber data primer. Data tersebut diperoleh dari literatur-literatur maupun peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti penulis, antara lain Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 7. Teknik Pengumpulan Data Didalam penelitian pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview (Soerjono Soekanto, 2010 : 21). Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

11 a. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan teknik penulisan kepustakaan atau studi dokumen, yaitu pengumpulan data dengan mengkaji sumber data yang telah disebutkan dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti dengan cara membaca, mengkaji, dan mempelajari data-data kepustakaan. Tipe data apapun yang akan dikehendaki oleh penulis, maka studi dokumen atau bahan pustaka yang akan selalu dipergunakan terlebih dahulu (Soerjono Soekanto, 2008 : 201). Studi kepustakaan dalam penulisan hukum ini akan digunakan sebagai acuan norma dalam menilai fakta-fakta yang akan dipecahkan sebagai isu atau permasalahan hukum. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan study pustaka. b. Pengamatan atau observasi Penulis mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung terhadap kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan. Persepsi penulis ini akan menjadi penafsiran, yang dinamakan sebagai fakta. Fakta merupakan hasil penafsiran terhadap gejala yang diamati penulis. Penulis harus selalu berpedoman pada kerangka teoritis dan kerangka konsepsionil yang menjadi dasar penulisannya (Soerjanto Soekanto, 2008 : 220). Dalam hal ini penulis melakukan dengan cara datang ke Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H, serta PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Sokaraja melakukan pengamatan guna mencari tahu mekanisme dan pelaksanaan perjanjian kredit. c. Wawancara atau interview Wawancara merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh data, baik secara lisan atau tulisan atas sejumlah tulisan atau data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara di Kantor Notaris dan PPAT Eret Hartanto, S.H, Kantor Notaris dan

12 PPAT Imarotun Noor Hayati, S.H, Kantor Notaris dan PPAT Noor Saptanti, S.H, M.H, serta Ibu Tuti Lestari selaku Pimpinan Cabang Pembantu dan Bapak Ceriadi Prastowo sebagai salah satu Account Officer pada PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Sokaraja. 8. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu model analisis dalam penulisan kualitatif yang terdiri dari tiga komponen analisis yang dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus (H.B. Sutopo, 2002 : 34-37). Analisis data tersebut, yaitu : a. Reduksi Data Reduksi merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses reduksi ini akan berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penulisan yang dimulai dari bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. b. Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan untuk melakukan kesimpulan penulisan. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Kesimpulan akhir merupakan hasil pemahaman atas arti dari berbagai hal yang ditemukan penulis dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proporsisi yang mungkin. Konklusi-konklusi dibiarkan tetap disitu yang pada awalnya kurang jelas, kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir perlu diverifikasi agar cukup mantap dan

benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Dalam teknis analisis ini, penulis tetap bergerak diantara ketiga komponen analisis dan pengumpulan data selama pengumpulan data selesai, maka penulis bergerak diantara ketiga komponen analisis tersebut hingga waktu yang tersisa bagi penulisan berakhir (H.B. Sutopo, 2002 : 36-37). Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Gambar 1 : Skema Analisis Kualitatif Model Interaktif F. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memberi gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai keseluruhan isi penulisan hukum ini, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum, yang terbagi dalam empat bab dan tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian guna memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis mengemukakan gambaran awal tentang penelitian, meliputi latar belakang yang merupakan hal-hal yang mendorong penulis mengadakan penelitian, perumusan masalah merupakan inti permasalahan yang ingin diteliti, tujuan penelitian berisi tujuan dari penulis dalam mengadakan penelitian, manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diambil dari hasil penelitian, metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

14 metode penelitian empiris, dan sistematika penulisan hukum untuk memberikan pemahaman terhadap isi dari penelitian ini secara garis besar. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka dan teori dari para ahli maupun doktrin hukum berdasarkan literatur yang berkenaan dengan judul penulisan hukum yang akan diteliti, antara lain membahas tinjauan umum tentang notaris, tinjauan umum tentang lembaga perbankan, dan tinjauan umum tentang perjanjian. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penulisan dan pembahasan dari permasalahan yang telah dianalisis berdasarkan sumbersumber data yang telah didapat. Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian, yaitu Bank dan Notaris, pembahasan rumusan masalah pertama, yaitu prosedur pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur, serta mengenai rumusan masalah yang kedua, yaitu wewenang notaris dalam pembuatan akta perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. BAB IV : PENUTUP Bab ini memuat simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang terkait dengan permasalahan yang telah diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN