BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan pasien penderita diabetes mellitus dalam mengkonsumsi obat di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila yang dilaksanakan pada bulan juni-juli 2012 maka diperoleh hasil seperti yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 4 2. Perempuan 6 Total 10 Tabel 1 menunjukkan bahwa pasien DM berjumlah 10 orang, 4 0rang berjenis kelamin laki-laki, dan 5 orang berjenis kelamin perempuan. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur No Umur Jumlah 1. 39 1 2. 50 4 3. 52 1 4. 56 1 5. 60 2 6. 63 1 Total 10
Tabel 2 menunjukkan umur pasien, dimana terdapat 1 orang pasien berumur 39 tahun, 4 orang berumur 50 tahun, 1 orang berumur 52 tahun, 1 orang berumur 56 tahun, 2 orang berumur 60 tahun, dan 1 orang berumur 63 tahun. Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. SMP 2 2. SMA 4 3. S1 3 4. S2 1 Total 10 Tabel 3 menunjukkan tingkat pendidikan pasien, yaitu 2 orang berpendidikan SMP, 4 orang SMA, 3 orang S1, dan 1 orang berpendidikan S2. Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Jumlah 1. PNS 4 2. Wiraswasta 2 3. URT 4 Total 10 Dari tabel 4, diketahui bahwa terdapat 4 orang pasien yang bekerja sebagai PNS, 2 orang wiraswasta, dan 4 orang URT.
Tabel 5. Distribusi data tingkat pendidikan pegawai apotek No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. SMA 4 2. D3 3 3. S1 6 Total 13 Tabel 5 menunjukkan tingkat pendidikan pegawai apotek, yaitu 4 orang berpendidikan SMA, 3 orang D3, dan 6 orang S1. Tabel 6. Data hasil wawancara pasien No Uraian Ya Tidak 1. Perlunya pemberian konseling 10 0 2. Pernah mendapat konseling dari petugas apotek RSUD Toto 3. Mendapat informasi waktu dan cara pengguanaan obat dari petugas Apotek RSUD Toto 10 0 9 1 4. Mematuhi informasi penggunaan obat 7 3 5. Mendapat informasi tentang makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien DM 6. Mematuhi informasi tentang makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi pasein DM 7. Disarankan berolahraga oleh petugas Apotek RSUD Toto 7 3 5 5 3 7 8. Mematuhi saran petugas Apotek untuk berolahraga 2 8 9. Diinformasikan untuk mengkonsumsi obat sampai habis 10. Mematuhi informasi untuk mengkonsumsi obat sampai habis 10 0 7 3 11. Patuh terhadap semua saran kesehatan 7 3
Tabel 7. Data hasil kuisioner petugas Apotek No Uraian Ya Tidak 1. Perlunya pemberian konseling 13 0 2. Konseling dapat meningkatkan kepatuhan pasien 13 0 dalam mengkonsumsi obat 3. Pernah memberi konseling obat kepada pasien DM 11 2 4. Pasien mengerti dengan konseling obat yang 10 3 diberikan. 5. Menginformasikan cara dan waktu menggunakan 10 3 obat kepada pasien DM 6. Pasien mematuhi informasi cara menggunakan obat 8 5 yang diberikan 7. Memberi informasi tentang makanan yang 7 6 sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien DM 8. Pasien mematuhi informasi untuk tidak 6 7 mengkonsumsi makanan yang telah disarankan 9. Menyarankan pasien DM untuk berolahraga 5 8 10. Pasien mematuhi saran untuk berolahraga 3 10 4.2 Pembahasan Pelayanan konseling obat adalah suatu pelayanan farmasi yang mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. (Anonim, 2007). Suatu kegiatan konseling obat dinyatakan berhasil jika pasien dapat mengerti dan patuh terhadap segala perintah dan saran yang diberikan oleh seorang farmasis. Salah satu pasien yang harus diberi konseling adalah pasien penderita Diabetes Mellitus, hal ini dilakukan agar pasien dapat menggunakan obat dengan benar, sehingga mempercepat proses kesembuhan dan menghindari
terjadinya komplikasi penyakit. Karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan pasien penderita diabetes mellitus dalam mengkonsumsi obat di Rumah Sakit umum daerah Toto Kabila. Hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang pasien maupun keluarga pasien DM untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 tentang perlunya pemberian konseling dan apakah pasien pernah mendapatkan konseling dari petugas apoetek RSUD Toto Kabila menunjukkan bahwa pasien telah menyadari bahwa konseling perlu dilakukan agar mereka dapat mengetahui informasi tentang obat yang mereka gunakan. selain itu, pasien juga menginformasikan bahwa mereka pernah mendapat konseling dari tenaga farmasi di apotek RSUD Toto Kabila. Pada pertanyaan nomor 3 dan 4, mengenai pemberian informasi waktu dan cara penggunaan obat dari petugas Apotek dan apakah pasien mematuhi informasi tersebut, dapat dilihat bahwa dari 10 orang pasien, 1 orang menyatakan tidak pernah diberi informasi mengenai waktu dan cara pengguaan obat oleh tenaga farmasi di apotek RSUD Toto Kabila, informasi waktu penggunaan obat hanya dilihat oleh pasien melalui etiket yang diberikan bersama obat. Sedangkan 2 orang pasien yang menyatakan telah diberi informasi, namun tidak mematuhi informasi tersebut. Tidak diberinya informasi obat biasanya disebabkan oleh banyaknya pasien yang menebus obat bersamaan, sehingga petugas apotek tidak sempat menjelaskan mengenai waktu dan cara pengguanaan obat tersebut. Sedangkan ketidakpatuhan kedua orang pasien yang lainnya disebabkan oleh kurangnya
kontrol dari pihak keluarga dan pasien sendiri, sehingga pasien lupa waktu minum obat. Dari pertanyaan nomor 5 dan 6 tentang informasi makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien DM dan kepatuhan pasien terhadap informasi tersebut, terdapat 3 orang pasien yang tidak diberi informasi tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien DM, dan 2 orang pasien yang telah diberi informasi, namun tidak patuh terhadap inforrmasi tersebut. Ketidakpatuhan ini dikarenakan pasien menganggap mereka telah mengkonsumsi obat, sehingga tidak harus melakukan pantangan terhadap makanan yang mengandung kadar glukosa yang tinggi. Untuk pertanyaan nomor 7 dan 8 yaitu pemberian saran untuk berolahraga dan kepatuhan pasien terhadap saran tersebut, dari 10 orang pasien hanya terdapat 3 orang pasien yang pernah disarankan untuk berolahraga oleh petugas Apotek di RSUD Toto Kabila, dan hanya 2 orang yang mengikuti saran tersebut. 1 orang yang lain tidak melakukan olahraga karena telah terkena komplikasi penyakit, sehingga sulit untuk berolahraga. Hasil dari pertanyaan nomor 9 dan 10 mengenai informasi mengkonsumsi obat sampai habis dan kepatuhan pasien terhadap informasi tersebut, menunjukkan bahwa semua pasien DM pernah diberi informasi untuk mengkonsumsi obat sampai habis, namun 3 orang diantara mereka tidak mematuhi informasi tersebut karena pasien lupa mengkonsumsi obatnya, dan merasa penyakitnya sudah cukup sembuh, sehingga tidak perlu menghabiskan obat. Sedangkan untuk pertanyaan nomor 11 tentang kepatuhan pasien terhadap
semua saran kesehatan yang telah diberikan, 7 orang pasien menyatakan patuh terhadap semua saran tersebut, dan 3 lainnya menyatakan tidak patuh, seperti tidak mematuhi saran untuk menghindari makanan yang berkadar glukosa tinggi, tidak berolahraga, dan tidak mengkonsumsi obat sampai habis. Selain wawancara yang dilakukan kepada pasien atau keluarga pasien, untuk menambah data hasil penelitian, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada tenaga farmasi/ petugas di Apotek RSUD Toto Kabila dan hasilnya adalah, pada pertanyaan nomor 1 dan 2 tentang pentingnya konseling obat dan peran konseling dalam meningkatkan kepatuhan pasien DM, seluruh petugasi yang diberi kuisioner yaitu berjumlah 13 orang menyatakan bahwa konseling obat memang perlu untuk dilakukan, dan konseling yang diberikan dapat meningkatkan kepatuhan pasein dalam mengkonsumsi obat. Namun, tidak semua petugas pernah memberikan konseling pada pasien DM. Hal ini dilihat dari hasil pertanyaan nomor 3 dan 4 dimana petugas ditanya apakah pernah memberi konseling kepada pasien DM dan apakah pasien tersebut patuh terhadap konseling yang diberikan, hasilnya menunjukkan 2 orang menjawab tidak pernah memberi konseling kepada pasien DM, dan 1 orang memberi koseling, namun konseling yang diberikan tidak dimengerti oleh pasien. Dari hasil pertanyaan nomor 5 dan 6 tentang pemberian informasi cara dan waktu penggunaan obat dan kepatuhan pasien terhadap informasi tersebut, diketahui bahwa terdapat 3 orang tenaga farmasi/ petugas Apotek RSUD Toto Kabila yang tidak pernah menginformasikan cara dan waktu penggunaan obat kepada pasien, dan 2 pernah memberi informasi tersebut, namun pasien sulit
menanggapi informasi yang diberikan. Selanjutnya pada pertanyaan nomor 7 dan 8 yaitu pemberian informasi tentang makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien DM dan kepatuhan pasien terhadap informasi tersebut, hasil yang diperoleh adalah 7 orang petugas apotek pernah memberikan informasi tersebut dan hanya 6 orang yang sarannya dipatuhi oleh pasien. Untuk pertanyaan nomor 9 dan 10, tentang pemberian saran untuk berolahraga dan apakah pasien mematuhi saran tersebut, dari 13 orang petugas apotek, hanya 5 orang yang pernah menyarankan pasien DM untuk berolahraga, dan hanya 3 orang yang sarannya dipatuhi oleh pasien tersebut. Ketidakpatuhan pasien biasanya disebabkan oleh cara pemberian informasi yang kurang baik, penggunaan bahasa yang kurang dimengerti oleh pasien, atau pasien sendiri yang kurang peduli dengan saran yang diberikan oleh tenaga farmasi maupun tenaga kesehatan lainnya. Tingkat pendidikan dan pekerjaan juga memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pasien. Sebagian besar pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan bekerja sebagai pegawai cenderung lebih patuh dibandingkan pasien yang lain. Namun adapula pasien dengan tingkat pendidikan rendah yang patuh terhadap informasi yang diberikan oleh petugas apotek, hal ini dikarenakan besarnya dukungan dan kontrol dari pihak keluarga pasien, dan dari pasien itu sendiri.