DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 35

ABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian...

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

B A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

PERBEDAAN PENURUNAN TROMBOSIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I DAN II DI RS BHAYANGKARA TRIJATA

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Gambaran Penggunaan Uji Serologis Ig M dan Ig G Serta Antigen NS1 Untuk Diagnosis Pasien Demam Berdarah Dengue di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN SEROLOGIS DI RUMAH SAKIT BALIMED DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

ABSTRAK INSIDENSI TIPE PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK USIA 0 15 TAHUN DI RS. IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2005

ABSTRAK ASPEK KLINIK PEMERIKSAAN ANTIGEN NS-1 DENGUE DIBANDINGKAN DENGAN HITUNG TROMBOSIT SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 2014 ABSTRAK

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGELOMPOKAN PASIEN DEMAM BERDARAH RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO DENGAN METODE ANALISIS KELAS LATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization

ABSTRAK. GAMBARAN IgM, IgG, DAN NS-1 SEBAGAI PENANDA SEROLOGIS DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DENGUE DI RS IMMANUEL BANDUNG

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA RAWAT INAP PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MARET - JUNI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Analisa Univariat Analisan Bivariat Keterbatasan Penelitian...

ABSTRAK. PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Kata kunci: leukosit, trombosit, dan hematokrit, derajat klinik DBD. Rosdiana,* William S. Tjeng,** Sulistiawati Sudarso***

GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL JANUARI DESEMBER 2011

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015

Hubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Syok Sindrom (DSS) pada Anak

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Infeksi dengue merupakan penyakit akut yang. disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit yang

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian DBD

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

RSUD GU U G JATI CIREBO

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Dengue Shock Syndrome (DSS), morbiditas, mortalitas. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE TANPA SYOK DAN SYOK DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN

DI RSUD CIBABAT PERIODE OKTOBER 2013 OKTOBER

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

FREKUENSI PERNAFASAN SEBAGAI INDIKATOR ADANYA EFUSI PLEURA PADA DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...... v ABSTRAK...... vi ABSTRACT...... vii RINGKASAN...... viii SUMMARY...... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR SINGKATAN... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6 2.1 Epidemiologi... 6 2.2 Virus Dengue... 7 2.3 Vektor... 9 2.4 Penularan... 10 2.5 Faktor Risiko Infeksi Dengue...... 11 2.6 Patogenesis Infeksi Dengue...... 12 i

2.7 Spektrum Klinis Infeksi Dengue... 15 2.8 Fase-fase Infeksi Dengue... 20 2.9 Derajat Klinis Infeksi Dengue... 23 2.10 Penegakan Diagnosis... 24 2.11 Pemeriksaan Laboratorium... 26 2.12 Penelitian Sejenis... 29 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, DAN HPOTESIS..... 34 3.1 Kerangka Berpikir... 34 3.2 Kerangka Konsep... 35 3.3 Hipotesis... 36 BAB IV METODE PENELITIAN... 37 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian... 37 4.2 Populasi dan Sampel... 37 4.2.1 Populasi Penelitian... 37 4.2.2 Sampel Penelitian... 37 4.2.3 Cara Pengambilan Sampel... 39 4.3 Variabel Penelitian... 39 4.3.1 Klasifikasi Variabel... 39 4.3.2 Definisi Operasional Variabel... 40 4.4 Instrumen Penelitian... 42 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 42 4.5.1 Lokasi Penelitian... 42 4.5.2 Waktu Penelitian... 42 4.6 Prosedur Pengumpulan atau Pengambilan Data... 43 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 44 4.8 Etika Penelitian... 45 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...... 46 ii

5.1 Karakteristik Umum Sampel Penelitian... 46 5.2 Jumlah Leukosit Pada Fase Kritis... 50 5.2.1 Jumlah Leukosit Pada Fase Kritis Berdasarkan Derajat Klinis DBD... 51 5.2.2 Korelasi Antara Jumlah Leukosit terhadap Derajat Klinis DBD... 52 5.2.3 Pembahasan... 54 5.3 Nilai Hematokrit Pada Fase Kritis... 56 5.3.1 Nilai Hematokrit Pada Fase Kritis Berdasarkan Derajat Klinis DBD... 57 5.3.2 Korelasi Antara Nilai Hematokrit terhadap Derajat Klinis DBD... 58 5.3.3 Pembahasan... 60 5.4 Keterbatasan Penelitian... 62 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...... 64 6.1 Simpulan...... 64 6.2 Saran...... 64 DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN... 71 Lampiran 1... 71 Lampiran 2... 72 Lampiran 3... 73 Lampiran 4... 74 Lampiran 5... 76 Lampiran 6... 77 Lampiran 7... 79 Lampiran 8... 85 iii

ABSTRAK KORELASI ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN NILAI HEMATOKRIT TERHADAP DERAJAT KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN KRITERIA WHO 2011 PADA PASIEN ANAK DI RSUP SANGLAH DENPASAR Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) ditegakkan berdasarkan kriteria dari WHO dan dikelompokkan sesuai dengan derajat klinisnya menggunakan parameter nilai hematokrit dan jumlah trombosit. Kenyataannya, diperlukan parameter lain seperti jumlah leukosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara jumlah leukosit dan nilai hematokrit terhadap derajat klinis DBD pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Sampel diambil dari rekam medis pasien DBD anak yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan dilanjutkan dengan uji korelasi. Total sampel diperoleh sebanyak 73 pasien DBD anak. Hasil analisis dengan uji korelasi didapatkan korelasi yang bermakna antara jumlah leukosit terhadap derajat klinis DBD dengan nilai p dan r pada hari ke-4, hari ke-5, dan hari ke-6 berturut-turut adalah (p=0.000 ; r=0.415), (p=0.000 ; r=0.460), (p=0.002 ; r=0.359), dan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara nilai hematokrit terhadap derajat klinis DBD. Dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara jumlah leukosit terhadap derajat klinis DBD dimana semakin tinggi jumlah leukosit maka semakin tinggi derajat klinisnya, dan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara nilai hematokrit terhadap derajat klinis DBD. Diharapkan parameter ini dapat digunakan untuk meningkatkan sensitifitas dalam menentukan derajat klinis DBD. Kata kunci : Korelasi, Leukosit, Hematokrit, Derajat Klinis, DBD, Anak i

ABSTRACT CORRELATION BETWEEN LEUKOCYTES COUNT AND HEMATOCRIT LEVEL WITH THE CLINICAL GRADE OF DENGUE HEMMORHAGIC FEVER BASED ON CRITERIA FROM WHO 2011 ON CHILDREN PATIENTS IN SANGLAH GENERAL HOSPITAL DENPASAR DHF diagnosis is made based on WHO criteria and grouped according to their clinical grade use parameter of hematocrit level and platelet count. In fact, needed other parameters such as the leukocytes count. The purpose of this study was to determine the correlation between leukocyte count and hematocrit level with the clinical grade of DHF on children patients in Sanglah General Hospital Denpasar. This type of research is observational analytic with cross sectional approach and retrospective data collection. Samples were taken from the medical records of children DHF patients who admitted to Sanglah General Hospital Denpasar. Sampling was done by total sampling. Data analysis using descriptive analysis and followed by correlation test. Total sample obtained as many as 73 children DHF patients. The results of analysis by correlation test found significant correlation between the leukocytes count with the clinical grade of DHF with p and r value on day 4, day 5 and day 6 respectively (p = 0.000; r = 0.415), ( p = 0.000; r = 0.460), (p = 0.002; r = 0.359), and there is no significant correlation between the hematocrit level with the clinical grade of DHF. It can be concluded that there is a significant correlation between the leukocytes count with the clinical grade of DHF where the higher the leukocytes count, the higher the clinical grade and there is no significant correlation between the hematocrit level with the clinical grade of DHF. Expected this parameter can be used to improve the sensitivity in determining the clinical grade of DHF. Keywords : Correlation, Leukocytes, Hematocrit, Clinical Grade, DHF, Children ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi virus dari spesies Flaviviridae, yaitu genus Flavivirus dengan serotipe DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypi dan Aedes albopictus (Back, 2013). Saat ini lebih dari 100 negara merupakan endemik dengue. Sebanyak 2,5 miliar orang di seluruh dunia dan sekitar 975 juta orang yang tinggal di wilayah perkotaan negara tropis dan subtropis di Asia Tenggara, Pasifik dan Amerika diperkirakan berisiko terinfeksi dengue. Diperkirakan lebih dari 50 juta kasus terjadi setiap tahunnya, termasuk 500.000 kasus yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Dari sejumlah kasus tersebut hampir 90% merupakan penderita anak dibawah usia 15 tahun dengan angka kematian sebesar 2,5% (Guzman, 2010; Back, 2013). Kasus infeksi dengue pertama di Indonesia dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya dan pada tahun 1969 di DKI Jakarta. Penyakit ini cenderung meningkat dan meluas ke seluruh Indonesia, pada tahun 2006 penyakit ini telah menyebar ke 330 dari 450 kabupaten/kota (Kemenkes RI, 2010; Risniati, 2011). Di Provinsi Bali, DBD dilaporkan pertama kali pada tahun 1973, dengan jumlah kasus 17 orang [Incidence Rate (IR)=0,77/100.000 penduduk] dan lima orang meninggal [Case Fatality Rate (CFR)=29,4%]. Penyakit ini terus berkembang, 1

2 hingga pada tahun 2009 Provinsi Bali ditetapkan sebagai daerah endemik DBD dengan IR menempati urutan keempat setelah DKI Jakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Kota Denpasar menyumbang kasus DBD terbesar dengan angka insiden 143,2 per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (Dinkes Provinsi Bali, 2009). Untuk dapat menegakkan diagnosis DBD terdapat kriteria tersendiri dari WHO berdasarkan manifestasi klinis yang khas pada DBD. Kriteria untuk diagnosis klinis menurut WHO pada tahun 2011 adalah adanya (1) demam akut selama dua hingga tujuh hari, (2) manifestasi perdarahan yang ditunjukkan oleh salah satu dari : hasil tes tourniquet positif, petechiae, ecchymosis atau purpura, perdarahan mukosa, saluran pencernaan, pada lokasi injeksi atau lokasi lainnya, (3) trombositopenia yaitu saat hitung trombosit menunjukkan hasil < 100.000 sel/mm 3, (4) serta temuan secara objektif dari kebocoran plasma yang disebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler yang ditunjukkan oleh hal berikut : peningkatan hematokrit > 20% dari nilai normal atau penurunan saat pemulihan, atau terdapat bukti kebocoran plasma seperti efusi pleura, ascites, atau hipoproteinemia/albuminemia. Setelah diagnosis ditegakkan, perlu dilakukan suatu pengelompokkan sesuai dengan derajat klinis dari WHO tahun 2011 demi penanganan yang tepat dan mengetahui prognosis penderita. Kondisi DBD dan Sindrom Syok Dengue (SSD) dapat dikategorikan menjadi empat derajat klinis berdasarkan manifestasi yang timbul serta hasil laboratorium. Derajat tiga dan empat dikategorikan sebagai SSD dimana pasien dengan kondisi ini berisiko

3 tinggi mengalami kematian apabila tidak segera mendapat penanganan (WHO, 2011). Namun sayangnya, kriteria WHO tahun 2011 untuk derajat klinis infeksi dengue hanya ditentukan berdasarkan manifestasi klinis dan beberapa parameter dari pemeriksaan darah lengkap yakni nilai hematokrit dan jumlah trombosit. Kenyataannya, diperlukan parameter lain seperti jumlah leukosit. Menurut WHO, perubahan total hitung sel darah putih < 5000 sel/mm 3 dan rasio jumlah neutrofil kurang dari limfosit berguna untuk memprediksi periode kritis kebocoran plasma yang muncul mendahului temuan trombositopenia dan peningkatan hematokrit. Selain itu, penggunaan parameter gabungan leukopenia dan trombositopenia akan meningkatkan sensitifitas sejak hari pertama (WHO, 2011). Kondisi ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jati Febriyanto Adi Listyono Putro pada tahun 2014 yang mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan leukosit yang signifikan antara kelompok derajat klinis DBD (Putro, 2014). Bahkan menurut Yenni Risniati, dkk leukopenia dapat dipakai sebagai prediktor terjadinya SSD pada anak dengan DBD (Risniati, 2011). Namun disisi lain, penelitian oleh Jilly J.G. Masihor, dkk pada tahun 2012 mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dan leukosit pada pasien DBD anak (Masihor, 2013). Melihat permasalahan tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mencari korelasi antara jumlah leukosit dan nilai hematokrit terhadap derajat klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana karakteristik pasien Demam Berdarah Dengue anak di RSUP Sanglah Denpasar? 1.2.2 Apakah terdapat korelasi antara jumlah leukosit terhadap derajat klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar? 1.2.3 Apakah terdapat korelasi antara nilai hematokrit terhadap derajat klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui karakteristik pasien Demam Berdarah Dengue anak di RSUP Sanglah Denpasar 1.3.2 Untuk mengetahui korelasi antara jumlah leukosit terhadap derajat klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar 1.3.3 Untuk mengetahui korelasi antara nilai hematokrit terhadap derajat klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak di RSUP Sanglah Denpasar 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu kedokteran khususnya mengenai Demam Berdarah Dengue.

5 1.4.2 Memberikan bahan pertimbangan kepada tenaga kesehatan dalam menentukan derajat klinis Demam Berdarah Dengue berdasarkan hasil pemeriksaan darah lengkap. 1.4.3 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan prognosis pasien Demam Berdarah Dengue berdasarkan hasil pemeriksaan darah lengkap. 1.4.4 Sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai Demam Berdarah Dengue di masa mendatang.