BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan buku-buku teks dari bahasa Inggris ke dalam bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang lain. Jika tidak ada penerjemah, maka sebuah text BSu akan sulit untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. fungsional, (3) fungsi bahasa adalah membuat makna- makna, (4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB sebagai suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. Seorang penerjemah karya sastra selain harus menguasai aspek-aspek kebahasaan antara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

Sri Slamet Pendidikan Anak Usia Dini FKIP-UMS

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa terdiri atas dua bagian, yaitu bentuk (form) dan makna (meaning).

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20)

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13)

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

164 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan buku-buku teks dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia kini semakin berkembang dari tahun ke tahun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pendidikan. Bahkan pada saat ini sudah banyak pula sekolah yang menggunakan buku bilingual sebagai buku panduan belajar mereka. Buku bilingual disajikan ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang dikomposisikan ke dalam satu buku teks bacaan dengan menghadirkan terjemahan yang akurat, berterima dan terbaca, sehingga informasi dari bahasa sumber (BSu) secara sepenuhnya dapat tersampaikan dengan baik ke dalam bahasa sasaran (BSa). Berkaitan dengan hal di atas, penerjemahan memiliki peranan penting dalam pengadaan buku mata pelajaran biologi bilingual di sekolah karena mengandung istilah-istilah biologi. Pelajaran biologi ini merupakan pelajaran wajib yang harus dipelajari di setiap level pendidikan mulai dari SD, SMP sampai SMA karena merupakan salah satu mata pelajaran yang diuji dalam ujian nasional (UAN) dan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang pertanian, perternakan, farmasi dan medis. Contohnya dalam bidang pertanian, ilmu biologi dapat dipakai untuk menghasilkan tanaman tahan hama, obat-obatan pertanian, bibit unggul dan manfaat lainnya.

Dalam menerjemahkan istilah-istilah biologi tersebut, seorang penerjemah haruslah memiliki kompetensi kebahasaan, kompetensi tekstual, kompetensi bidang ilmu, kompetensi budaya, kompetensi penelitian, dan kompetensi transfer untuk mentransfer makna dari BSu ke dalam BSa agar istilah-istilah dalam bidang biologi dapat diterjemahkan dengan baik oleh si penerjemah. Dengan kata lain, seorang penerjemah harus mampu menyampaikan kembali dengan tepat pesan yang terkandung dalam BSu ke dalam BSa dengan memperhatikan tataran struktur maupun keterpautan antar kalimat untuk menerjemahkan satuan-satuan lingual seperti kata, frasa, klausa dan kalimat. Selain itu, penerjemah juga harus memperhatikan hubungan antar unsur klausa dalam teks yang kohesif yang penting peranannya untuk menciptakan pertautan logis bentuk dan makna dalam bahasa. Dalam suatu proses penerjemahan, masalah yang sering ditemukan adalah bahwa tidak ada dua kata memiliki arti yang mutlak sama (absolute synonym). Oleh karena itu, seorang penerjemah harus melakukan pergeseran (shift) untuk mencapai kesepadanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Machali (2000:11) yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesepadanan adalah melakukan pergeseran, baik transposisi maupun pergeseran makna. Menurut Larson (1984: 3) maknalah yang harus dipertahankan sedangkan bentuk boleh diubah (translation is basically a change of form). Hal senada juga dikemukakan oleh Newmark (1988:85) dengan mendefinisikan pergeseran sebagai suatu prosedur yang melibatkan suatu perubahan pada tata bahasa dari BSu ke BSa (A translation procedure involving a change in the grammar form source language

to target language). Ini berarti bahwa pergeseran memegang peranan penting dalam mengalihkan makna dari BSu ke dalam BSa untuk mencapai kesepadanan. Jenis pergeseran yang sering dilakukan oleh seorang penerjemah adalah transposisi. Catford (1965:73) berpendapat bahwat transposisi adalah suatu prosedur penerjemahan yang melibatkan pengubahan bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Transposisi dalam penerjemahan harus dilakukan oleh seorang penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas karena berkaitan dengan keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Keakuratan mengacu kepada kesepadanan antara teks BSu dan BSa. Konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antar keduannya. Keberterimaan mengacu kepada apakah suatu terjemahan sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam BSa atau belum, baik pada tataran mikro maupun pada tataran makro. Konsep keberterimaan ini penting dalam sebuah proses penerjemahan karena hasil terjemahan ditentukan bukan hanya dari tingkat keakuratannya tetapi juga dari tingkat keberterimaannya. Keterbacaan mengacu kepada apakah sebuah hasil terjemahan dapat dipahami atau tidak oleh pembaca. Penerapan bentuk transposisi dalam penerjemahan seharusnya bermuara hanya kepada suatu tujuan yakni kesepadanan antara BSu dengan BSa. Ini berarti bahwa transposisi hanya merupakan alat bagi seorang penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang baik sehingga hasil terjemahan yang buruk yang mengalami distorsi makna atau bahkan hilangnya makna BSu pada teks terjemahan dapat dihindari. Namun, penggunaan transposisi juga harus dipertimbangkan secara matang karena dengan penggunaan transposisi yang tidak

tepat justru menghasilkan penyimpangan makna dan mengakibatkan pesan tidak dapat tersampaikan. Jika hal ini terjadi, dikawatirkan pesan dari BSu tidak dapat tersampaikan dengan baik dan dapat mempengaruhi pemahaman bagi pembaca. Dari pengamatan penulis, terdapat kesalahan penerjemahan dalam penerapan transposisi pada buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX karangan Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Retno Widjajanti yang diterbitkan oleh Erlangga pada tahun 2012 ini yang mengakibatkan terjadinya distorsi makna pada teks BSa, seperti contoh berikut: Contoh 1 BSu : To get enough oxygen, we need more red blood cells to carry oxygen (hal 140) BSa : Untuk mendapatkan cukup oxsigen, diperlukan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen (hal 141) Contoh 1 di atas memperlihatkan si penerjemah menggunakan transposisi structure shift dengan kualitas terjemahan yang tidak akurat. Si penerjemah menterjemahkan kata need menjadi diperlukan yang berstruktur kalimat aktif menjadi pasif. Pada BSa tersebut di atas, kalimat tersebut pemahamannya menjadi kabur. Kenapa menjadi kabur?. Jika kalimat di atas diterjemahkan menjadi kalimat pasif, subjek dari BSu dihilangkan atau tidak diterjemahkan. Subjek merupakan unsur penting dalam pembentukan kalimat. Jika pada sebuah kalimat tidak adanya subjek, kalimat tersebut tidak lengkap dan hal ini akan membuat pemahaman si pembaca menjadi kabur atau tidak jelas. Yuwono (2007:133)

mengatakan bahwa kesatuan gagasan pada kalimat akan menjadi kabur akibat adanya subjek ganda, tidak adanya subjek, adanya predikat ganda, tidak adanya predikat, penempatan tanda baca secara keliru, penggunaan kata sambung yang tidak tepat, dan tidak adanya objek. Sebaiknya penerjemah mengikuti struktur yang ada pada BSu yang berpola berstruktur kalimat aktif yang kemudian pada BSa juga diterjemahkan menjadi kalimat aktif juga. Jika diubah menjadi kalimat pasif, subjek dari kalimat tersebut di atas dihilangkan yang menyebabkan terjemahan pada BSa tersebut kalimatnya tidak efektif. Kalimat di atas seharusnya diterjemahkan menjadi untuk mendapatkan cukup oksigen, kita membutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Contoh 2 BSu : The sufferers will carry the diabetes for their entire (hal 16) BSa :Penyakit ini akan diderita sepanjang hidupnya (hal 17) Pada contoh 2 di atas, terdapat transposisi intra system shift dari kata jamak menjadi tunggal. Kata sufferers yang pada BSa diterjemahkan menjadi penyakit. Kata sufferers secara leksikal yang bermakna para penderita, namun penerjemah salah dan tidak hati-hati dalam mengartikannya menjadi penyakit. Kemudian kata diderita pada BSa sebaiknya digantikan dengan kata mengidap untuk membuat hasil terjemahannya lebih tepat. Kata diabetes dalam kalimat di atas tidak diterjemahkan sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi atau penyimpangan makna pada BSa. Apabila hal ini tidak diperhatikan, dikawatirkan pesan pada BSu tidakdapat tersampaikan dengan baik ke dalam BSa. Terjemahan

kalimat di atas sebaiknya menjadi para penderita akan mengidap penyakit diabetes ini sepanjang hidupnya. Dari alasan-alasan yang dikemukakan di atas, penelitian mengenai Transposisi dan Kualitas Terjemahan buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX ini dianggap penting dilakukan mengingat kesalahan dalam penggunaan transposisi akan menimbulkan distorsi pemahaman teks pada BSa. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini hanya berfokus pada transposisi pada kata, frasa, klausa dan kalimat pada buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX karangan Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Retno Widjajanti. Buku ini diterbitkan oleh Erlangga pada tahun 2012. Penelitian ini membahas tentang transposisi yang mencakup structure shift, class shift, unit shift dan intra-system shift. Penelitian ini juga mengkaji hubungan transposisi terhadap kualitas terjemahan yang meliputi keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Fokus penelitian ini pada Bab I, III, V dan Bab VII.

1.3 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis-jenis transposisi apa yang terjadi dalam terjemahan buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX? 2. Bagaimanakah hubungan transposisi terhadap kualitas terjemahan buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX? 1.4 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan jenis-jenis transposisi yang terjadi dalam terjemahan buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX. 2. Menganalisis hubungan transposisi terhadap kualitas terjemahan buku Bilingual Science Biology for Junior High School Grade IX. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi para pembaca. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan khususnya bidang penerjemahan terutama dalam transposisi dan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa kajian terjemahan.

2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para penerjemah dan mahasiswa terjemahan dalam mempelajari transposisi dalam terjemahan sehingga dapat memanfaatkannya sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah terjemahan sehubungan dengan perbedaan struktur BSu dengan BSa dalam penerjemahan. 1.6 Definisi Istilah 1. Transposisi Menurut Catford (1965:73), transposisi adalah suatu prosedur penerjemahan yang melibatkan pengubahan bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. 2. Terjemahan Terjemahan adalah mencari padanan yang senatural dan sedekat mungkin dari pesan BSu ke dalam BSa, pertama dari segi makna (semantik) dan kedua dari segi gaya (stilistika). Hal ini senada apa yang dikatakan oleh Bell (1993:5), pengertian terjemahan menyatakan bahwa terjemahan adalah ekspresi BSu dari apa yang diekspresikan dari BSa, dengan mempertahankan padanan semantik dan stylistiknya. 3. Bilingual Bilingual dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) adalah penutur bahasa yang memakai dua bahasa dengan baik yang mengandung dua bahasa. Buku bilingual adalah buku yang memaparkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan dua bahasa.

4. Kualitas Terjemahan Schäffner (1997:1) berpendapat bahwa suatu teks terjemahan dapat dikatakan berkualitas baik jika: 1) teks terjemahan tersebut akurat dari segi isinya (dengan kata lain, pesan yang terkandung dalam teks terjemahan harus sama dengan pesan yang terkandung dalam teks asli atau teks sumber), 2) teks terjemahan diungkapkan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa sasaran dan tidak bertentangan dengan norma dan budaya yang berlaku dalam bahasa sasaran, dan 3) teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca sasaran. 5. Keakuratan Menurut Nababan (2010:44), keakuratan merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada apakah teks BSu dan teks BSa sudah sepadan ataukah belum. Konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antar keduanya. 6. Keberterimaan Menurut Machali (2000:119), istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam BSa ataukah belum, baik pada tataran mikro maupun pada tataran makro. 7. Keterbacaan Menurut Nababan (2010:61) berpendapat keterbacaan dapat mengacu apakah teks BSa dapat dipahami oleh si pembaca.