BAB V PEMBAHASAN. A. Metode DO IT di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. telah ditentukan diatas yaitu Safe Act, Safe Condition dan penaatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. KRITERIA AUDIT SMK3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KUISIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB V PEMBAHASAN. telah melakukan upaya untuk mengendalikan energi melalui salah satu program

SISTEM MANAJEMEN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB V PEMBAHASAN. PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I yang bergerak dibidang konstruksi

I. DATA UMUM Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja : DATA KHUSUS. A. Pengetahuan

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2018, No Indonesia Nomor 6018); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik I

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2017, No Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung bahaya/resiko tinggi.

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

- 5 - BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

KUESIONER PENELITIAN

Persyaratan Dokumentasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

Pemahaman dan Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

I. DATA UMUM. Nama responden : Jenis Kelamin : Umur : Masa Kerja : Pendidikan terakhir : Departemen : II. DATA KHUSUS (PERTANYAAN PENELITIAN)

Dalam rangka upaya pencegahan dan perlindungan keselamatan kerja / PAK/PAHK, keselamatan

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU)

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

TUGAS AKHIR ANALISA IMPLEMENTASI HSE OPERATION EXCELLENT (OE) FRAMEWORK DAN HSE MANAGEMENT SYSTEM (HSEMS) DI PT XYZ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

Persyaratan Dokumentasi

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

SMK3. MIM-HSE-P.Ol PROSEDUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

#11 MANAJEMEN RISIKO K3

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

NO KRITERIA AUDIT PEMENUHAN / DOKUMENTASI AUDIT FAKTA AUDIT STATUS YA TIDAK

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 372 /MEN/XI/2009 T E N T A N G

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Metode DO IT di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang 1. Define Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah memenuhi OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 pada klausul 4.3.3 Tujuan dan Program K3. Masih banyak hal yang dapat dijadikan sebagai target, namun perusahaan telah menentukan prioritas atas target yang telah ditentukan diatas yaitu Safe Act, Safe Condition dan penaatan prosedur kerja. 2. Observe Observasi yang dilakukan dalam kegiatan PPIK merupakan salah satu bentuk pemantauan Hal tersebut menunjukkan bahwa telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 klausul 4.5.1 tentang Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3 huruf c yang berbunyi memantau efektivitas pengendalian-pengendalian (untuk kesehatan juga keselamatan), huruf e yang berbunyi mengukur kinerja secara reaktif untuk memantau kecelakaan, sakit penyakit, insiden (termasuk nyaris terjadi, dan lain-lain) dan bukti catatan lain penyimpangan kinerja K3 serta telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 pasal 14 ayat 1 yang berbunyi pengusaha 70

71 wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Dalam pelaksanaannya observasi dalam PPIK ini belum dilakukan secara continue dan kurang terstruktur. Maka dengan demikian perlu adanya sebuah prosedur yang digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis observasi sehingga observasi berlangsung efektif dan efisien. 3. Intervene Intervensi yang dilakukan meliputi intervensi secara langsung di lapangan seperti mengadakan diskusi kecil mengenai K3 dan intervensi yang diwujudkan dalam sebuah program intervensi. intervensi yang dilakukan secara langsung dilapangan telah sesuai dengan menunjukkan bahwa kegiatan intervensi telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 pada klausul 4.4.3 tentang Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi. Adapun intervensi yang dilakukan terhadap target yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut : a) Safe Act Himbauan terhadap penggunaan APD telah sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja BAB III tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf m mengenai syarat keselamatan kerja adalah untuk memberi perlindungan pada para pekerja. Sedangkan penyediaan APD oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung

72 Diri Pasal 2 ayat 1 berisi Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh ditempat kerja. Intervensi lain yang dilakukan terhadap penggunaan APD yaitu dengan pemasangan safety sign telah sesuai dengan Undangundang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 ayat b mengenai kewajiban pengurus yang berbunyi : memasang dalam tempat kerja, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. Pelatihan yang diberikan perusahaan terhadap penggunaan APD sebagai bentuk pengendalian bahaya yang dikarenakan kesalahan atas penggunaan APD yang kurang tepat hal ini telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 kalusul 4.4.2 tentang Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian, dan telah sesuai pula dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 pada Lampiran 1 bagian Pelaksanaan Rencana K3 angka 2 mengenai Menyediakan Prasarana dan Sarana yang Memadai pada huruf c yang menyebutkan bahwa salah satu tindakan pengendalian dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Selain itu dengan diadakannya sosialisasi kepada tenaga kerja terkait cara angkat-angkut yang benar maupun penggunaan perlatan dan perlengkapan kerja yang benar dalam Grand QHSSE meeting

73 hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 13 yang berbunyi Prosedur informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d harus memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan. b) Safe Condition Dengan diberikannya safe guarding pada mesin-mesin yang memiliki potensi bahaya, maka hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pasal 42 ayat 1 yang berbunyi Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman untuk menjamin keselamatan kerja. Pelaksanaan monitoring good house keeping guna mendukung kondisi lingkungan yang aman dan sehat telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, Penerangan Dalam Tempat Kerja, antara lain tercantum syarat untuk bangunan, halaman, tempat kerja, fasilitas saniter, ventilasi dan penerangan di tempat kerja. Selain itu dengan dilakukannya pengukuran dan monitoring terhadap faktor fisika, kimia maupun biologi guna menentukan tindakan pengendalian yang tepat telah sesuai dengan OHSAS

74 18001:2007 tentang SMK3 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian. c) Penaatan Prosedur Kerja Pelaksanaan kepatuhan terhadap prosedur kerja yang di intervensi yaitu prosedur Permit To Work (PTW), hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 pasal 10 ayat 3 huruf b mengenai sumber daya manusia di bidang K3 harus memiliki : kewenangan dibidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi dan telah sesuai pula dengan OHSAS 18001:2007 tantang SMK3 klausul 4.4.6 tentang Pengendalian Operasi, dimaksudnkan organisasi harus menetapkan operasi dan aktivitasnya yang berhubungan dengan hasil identifikasi bahaya dimana diperlukan pengendalian untuk mengelola risiko K3. Hal ini harus termasuk di dalamnya manajemen perubahan. Untuk operasi dan aktivitas tersebut, organisasi harus menjalankan dan memlihara : 1) Kendali-kendali operasional, sesuai keperluan organisasi dan aktivitas-aktvitasnya ; organisasi harus mengintegerasikan kendali-kendali operasionalnya kedalam system manajemen K3. 2) Pengendalian terkait pembelian material peralatan dan jasa-jasa. 3) Pengendalian terkait kontraktor dan tamu-tamu lain ke tempat kerja.

75 4) Mendokumentasikan prosedur-prosedur mencakup situasisituasi dimana ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3. 5) Kriteria-kriteria operasi yang telah ditetapkan dimana ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3. Selain itu dengan diikutsertakannya pekerja dalam melengkapi risk assessment pada lampiran PTW hal ini telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 klausul 4.4.3.2 tentang Partisipasi dan Konsultasi huruf a, bahwa organisasi harus membuat, menerapkan dan memlihara prosedur untuk partisipasi pekerja melalui keterlibatannya dan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian. 4. Test Dengan adanya test pada penerapan BBS, hal ini menunjukkan bahwa perusaahaan telah memenuhi OHSAS 18001:2007 tentang SMK3 pada klausul 4.5.1 yaitu Pemantauan dan Pengukuran Kinerja dan telah sesuai pula dengan Peraturan Pemerintah Repblik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 bagian kelima tenatng Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 Pasal 14 ayat 1 yang berbunyi Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Dalam hal ini organisasi harus menjalankan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara berkala.

76 Pengukuran dilakukan dalam penerapan BBS tergolong measurement of control yang bertujuan untuk mengukur upaya pencegahan atau pengendalian yang dilakukan organisasi. Ukuran kinerja ini dititikberatkan kepada upaya atau program K3 khususnya yang berkaitan dengan manajemen K3. Pengukuran kinerja ini tentu harus dilakukan secara rutin, hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan sekeceil apa pun terkait K3.