ABSTRAK Jalan Pulau Komodo merupakan ruas jalan penghubung antara ruas Jalan Raya Sesetan dan ruas Jalan Teuku Umar. Tingginya volume lalu lintas dan banyaknya persimpangan di ruas jalan ini membuat kemacetan tak dapat dihindari. Dengan melihat pola jaringan Jalan Pulau Komodo, Jalan Pulau Serangan, Jalan Satelit dan Jalan Pulau Bacan terdapat peluang penerapan sistem satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan sehingga berdampak pada kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengendara. Jalan Pulau Serangan merupakan jalan dengan sistem satu arah, namun pada kenyataannya ruas jalan tersebut diberlakukan sistem satu arah dengan prioritas sepeda motor, tentu ini akan mengurangi kapasitas dan kenyamanan, maka perlu dilakukannya evaluasi kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan kinerja simpang dan ruas jalan saat ini (eksisting) dengan kinerja ruas jalan menggunakan sistem satu arah tanpa adanya prioritas sepeda motor. Pada penelitian ini data yang diperlukan dibagi atas dua data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari geometrik jalan, volume lalu lintas dan tata guna lahan, sedangkan data sekunder terdiri dari jumlah penduduk. Analisis kinerja ruas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 sebagai bahan panduan. Dari hasil analisis dapat diketahui hasil kinerja simpang dan ruas jalan saat ini ( eksisiting), kinerja ruas jalan dengan sistem satu arah tanpa prioritas sepeda motor, dan perbandingan terhadap kedua kinerja ruas jalan tersebut. Untuk hasil kinerja simpang Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau Serangan diperoleh nilai derajat kejenuhan sebesar 1,515 dan tundaan sebesar -28,842 det/smp ( D>45 det/smp),. Untuk perbandingan kinerja ruas jalan saat ini dan sesudah penerapan sistem satu arah, kapasitas Jalan Pulau Komodo meningkat 32,22% (dari 1921 smp/jam menjadi 2540 smp/jam). Volume lalu lintas menurun 3,7% (dari 1921,6 smp/jam menjadi 1850,1 smp/jam) dan derajat kejenuhan menurun dari 1,00 menjadi 0,73. Kapasitas ruas Jalan Pulau Serangan meningkat 98,1% (dari 1059 smp/jam menjadi 2098,2 smp/jam). Volume lalu lintas meningkat 30,8% (dari 594,55 smp/jam menjadi 778,15 smp/jam) dan derajat kejenuhan menurun dari 0,56 menjadi 0,37. Kapasitas ruas Jalan Satelit meningkat 98,08% (dari 115 smp/jam menjadi 2208,6 smp/jam). Volume lalu lintas meningkat 69,4% (Dari 540,6 smp/jam menjadi 916,05 smp/jam) dan derajat kejenuhan menurun dari 0,48 menjadi 0,41. Kapasitas ruas Jalan Pulau Bacan meningkat 207,1% (dari 827 smp/jam menjadi 2540 smp/jam). Volume lalu lintas meningkat 1093% (Dari 79,6 smp/jam menjadi 949,55 smp/jam) dan derajat kejenuhan meningkat dari 0,10 menjadi 0,37. Kata Kunci : Jaringan Jalan, Simpang Tak Bersinyal, Kinerja, Sistem Satu Arah iv
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Analisis Kinerja Simpang Dan Ruas Jalan Pada Pengelolaan Lalu Lintas Dengan Sistem Satu Arah (Studi Kasus: Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau Serangan Jalan Satelit Jalan Pulau Bacan) ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MengSc, Ph.D. dan Bapak Ir. I Gusti Raka Purbanto, MT. selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini, orang tua, saudara, sahabat, dan rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Udayana dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan moril maupun material sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis dalam menyampaikan materi, maka penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai masukan untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Denpasar, April 2017 Penulis v
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH... ii iii iv v vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Manfaat Penelitian... 2 1.5 Batasan Masalah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 Pengertian Persimpangan... 4 2.2 Pengaturan Persimpangan...... 5 2.3 Prosedur Perhitungan Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal...... 7 2.3.1 Data Masukan.... 7 2.3.2Prosedur Perhitungan Arus Lalu Lintas Dalam Satuan Mobil Penumpang (smp).... 9 2.3.3 Perhitungan Rasio Belok dan Rasio Arus Jalan Minor.... 9 2.3.4 Kapasitas Simpang (C).... 10 2.3.5 Derajat Kejenuhan (DS).... 18 2.3.6 Tundaan (D)....... 18 2.3.7 Peluang Antrian (QP%).... 20 2.3.8 Penilaian Perilaku Lalu Lintas....... 21 2.4 Fasilitas Pengaturan Pada Persimpangan Tak Bersinyal.... 27 2.4.1 Rambu....... 22 2.4.2 Marka Jalan....... 22 2.5 Tingkat Pelayanan Persimpangan...... 23 2.6 Arus dan Komposisi Lalu Lintas...... 25 2.7 Volume Lalu Lintas... 26 2.8 Kapasitas Jalan... 27 2.8.1 Kapasitas Dasar (C0)... 27 2.8.2 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas untuk Jalan perkotaan (FCw)...... 28 2.8.3 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCsp)... 28 2.8.4 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan/Kereb (FCsf)...... 29 2.8.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCcs)... 32 vi
2.9 Derajat Kejenuhan... 32 2.10 Manajemen Lalu Lintas... 33 BAB III METODE PENELITIAN...... 36 3.1 Kerangka Analisis... 36 3.2 Lokasi Studi...... 38 3.3 Jenis dan Sumber Data... 38 3.4 Survei dan Pengumpulan Data... 39 3.4.1 Survei Geometrik Persimpangan... 39 3.4.2 Survei Volume dan Pergerakan Lalu Lintas...... 40 3.5 Analisis Data...... 45 3.5.1 Variasi Arus Lalu Lintas dari Masing-masing Pendekat...... 45 3.5.2 Menentukan Arus Jam Puncak... 46 3.5.3 Analisis Kinerja Simpang Saat Ini (Existing)...... 46 3.5.4 Analisis Alternatif/Skenario Pemecahan Masalah... 47 3.5.5 Analisis Kinerja Simpang dan Ruas Jalan apabila dilakukan Pengelolaan Lalu Lintas Sistem Satu Arah... 47 3.5.4 Perbandingan Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Saat Ini dan Dengan Kondisi Bila Dilakukan Pengelolaan Lalu Lintas Sistem Satu Arah... 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...... 49 4.1 Kinerja Simpang pada Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau Serangan... 49 4.1.1 Data Geometrik... 49 4.1.2 Analisis Variasi Arus Lalu Lintas... 50 4.2 Analisis Kinerja Simpang dengan Sistem Tak Bersinyal (Prioritas)... 52 4.2.1 Tipe Simpang... 52 4.2.2 Kapasitas Simpang... 53 4.2.3 Derajat Kejenuhan (DS)... 54 4.2.4 Tundaan (D)... 55 4.2.5 Peluang Antrian (QP%)... 56 4.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Bacan Saat Ini (Existing)... 52 4.3.1 Pembebanan Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan Saat Ini... 56 4.3.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan untuk Kondisi saat Ini...... 58 4.5 Alternatif Pengelolaan Lalu Lintas Pada Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan... 63 4.6 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan Pada Alternatif Pengelolaan Sistem Satu Arah... 63 4.6.1 Pembebanan Arus Lalu Lintas... 63 4.6.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan untuk Alternatif Pengelolaan Satu arah 63 4.6 Perbandingan Analisis Kinerja Simpang Jalan Pulau Komodo - Pulau Serangan dan Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan Pada Kondisi Eksisting dan Alternatif Pengelolaan... 77 vii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 79 5.1 Simpulan... 79 5.2 Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA...... 82 LAMPIRAN A PETA LOKASI STUDI...... 83 LAMPIRAN B DATA HASIL SURVEI... 85 LAMPIRAN C ANALISIS VOLUME JAM PUNCAK...... 107 LAMPIRAN D ANALISIS SIMPANG EKSISTING...... 112 LAMPIRAN E DOKUMENTASI...... 114 viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pergerakan Lalu Lintas Pada Persimpangan... 6 Gambar 2.2 Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat... 13 Gambar 2.3 Faktor Penyesuaian Belok Kiri... 15 Gambar 2.4 Faktor Penyesuaian Belok Kanan... 16 Gambar 2.5 Faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor... 17 Gambar 2.6 Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTi)... 18 Gambar 2.7 Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DTma)... 19 Gambar 2.8 Peluang Antrian (QP%)... 21 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian... 37 Gambar 3.2 Kamera Video... 41 Gambar 3.3 Denah penempatan Kamera... 44 Gambar 4.1 Geometrik Simpang Jln.Pulau Komodo Pulau Serangan... 49 Gambar 4.2 Variasi Arus Lalu Lintas Pada Simpang Jln. P.Komodo-P.Serangan 51 Gambar 4.3 Pembebanan Arus Lalu Lintas Jalan Pulau Komodo, Pulau Gambar 4.4 Serangan, Pulau Bacan dan Satelit pada Kondisi Saat ini (Smp/jam) 59 Geometrik ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan pada Kondisi Saat Ini.... 60 Gambar 4.5 Arus Pergerakan Lalu Lintas Pada Kondisi Saat Ini.... 64 Gambar 4.6 Alternatif Pengelolaan Lalu Lintas Jl.Pulau Komodo - P.Serangan - Pulau Bacan dan Satelit... 65 Gambar 4.7 Volume Dan Komposisi Kendaraan Jam Puncak Pagi Pada Saat Kondisi Eksisting... 67 Gambar 4.8 Geometrik Jalan Setelah Pengelolaan Alternatif Lalu Lintas... 68 Gambar 4.9 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Komodo,Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan Pada Alternatif Pengelolaan Satu Arah Pada Jam Puncak Pagi... 70 Gambar 4.10 Penempatan Rambu Lalu Lintas Pada Kondisi Eksisting... 71 Gambar 4.10 Penempatan Rambu Lalu Lintas Pada Kondisi Setelah Pengelolaan Lalu Lintas Dengan Sistem Satu Arah... 72 ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kelas Ukuran Kota... 8 Tabel 2.2 Tipe Lingkungan Jalan... 8 Tabel 2.3 Konversi Kendaraan Terhadap Satuan Mobil Penumpang... 9 Tabel 2.4 Kode Tipe Simpang... 12 Tabel 2.5 Kapasitas Dasar... 12 Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama... 13 Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)... 14 Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor... 14 Tabel 2.9 Faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor... 17 Tabel 2.10 Standar Derajat Kejenuhan (DS)... 23 Tabel 2.11 Kriteria Tingkat Pelayanan Untuk Simpang Tak Bersinyal... 24 Tabel 2.12 Emp Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi... 26 Tabel 2.13 Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah... 26 Tabel 2.14 Kapasitas Dasar (C0)... 27 Tabel 2.15 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan 28 Tabel 2.16 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah... 29 Tabel 2.17 Kelas Hambatan Samping... 29 Tabel 2.18 Tabel 2.19 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Bahu Jalan (FC SF ) Pada Jalan Perkotaan... 30 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping dan Kereb Jalan (FC SF ) Pada Jalan Perkotaan... 31 Tabel 2.20 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)... 32 Tabel 4.1 Simpang Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau Serangan... 49 Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Untuk Jam Puncak Pagi... 50 Tabel 4.3 Pembebanan Arus Lalu Lintas Jln.P.Komodo, P.Serangan, Bacan dan Satelit Pada Jam Puncak Pagi... 57 Tabel 4.4 Kapasitas Sesungguhnya Masing-Masing Ruas... 62 Tabel 4.5 Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Bacan dan Satelit Pada Saat Ini... 62 Tabel 4.6 Menentukan Volume dan Komposisi Kendaraan Kondisi Eksisting... 66 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Pembebanan Arus Lalu Lintas Saat Dilakukan Alternative Pengelolaan... 69 Pembebanan Arus Lalu Lintas Untuk Alternatif Pengelolaan Satu Arah Jam Puncak Pagi Pada Ruas Jalan Pulau Komodo... 73 Pembebanan Arus Lalu Lintas Untuk Alternatif Pengelolaan Satu Arah Jam Puncak Pagi Pada Ruas Jalan Pulau Serangan... 73 Pembebanan Arus Lalu Lintas Untuk Alternatif Pengelolaan Satu Arah Jam Puncak Pagi Pada Ruas Jalan Satelit... 73 Pembebanan Arus Lalu Lintas Untuk Alternatif Pengelolaan Satu Arah Jam Puncak Pagi Pada Ruas Jalan Pulau Bacan... 74 Analisis Kapasitas Sesungguhnya Pada Kondisi Alternatif Pengelolaan... 76 Kinerja Ruas Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan Pada Kondisi Eksisting dan Alternatif Pengelolaan Lalu Lintas Satu Arah... 76 x
DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH Notasi, istilah dan definisi khusus untuk jalan perkotaan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Faktor Faktor Perhitungan Notasi Istilah Definisi CO KAPASITAS DASAR (smp/jam) Kapasitas persimpangan jalan total untuk suatu kondisi tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya (kondisi daasar) FW FM FAKTOR PENYESUAIAN LEBAR MASUK FAKTOR PENYESUAIAN TIPE MEDIAN JALAN UTAMA Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan lebar masuk persimpangan jalan. Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan tipe median jalan utama. FCS FAKTOR PENYESUAIAN UKURAN KOTA Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan ukuran kota FRSU FAKTOR PENYESUAIAN TIPE LINGKUNGAN JALAN, HAMBATAN SAMPING DAN KENDARAAN TAK BERMOTOR Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor. FLT FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KIRI Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kiri. FRT FMI FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KANAN FAKTOR PENYESUAIAN RASIO ARUS JALAN MINOR Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kanan. Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat rasio arus jalan minor. xi
Kondisi Geometrik A,B,C,D LENGAN SIMPANG-3 DAN SIMPANG-4 JALAN UTAMA/JALAN MINOR PENDEKAT TIPE MEDIAN JALAN UTAMA Bagian persimpangan jalan dengan pendekat masuk atau keluar. Persimpangan jalan dengan 3 dan 4 lengan. Jalan Utama adalah jalan yang paling penting pada persimpangan jalan, misalnya dalam hal klasifkasi jalan. Pada suatu simpang-3 jalan yang menerus selalu ditentukan sebagai jalan utama. Tempat masuknya kendaraan dalam suatu lengan persimpangan jalan. Pendekat jalan utama disebut B dan D, jalan minor A dan C dalam arah jarum jam. Klasifkasi tipe median jalan utama, tergantung pada kemungkinan menggunakan median tersebut untuk menyeberangi jalan utama dalam dua tahap. Wx LEBAR PENDEKAT X (m) Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di bagian tersempit, yang digunakan oleh lalu-lintas yang bergerak. X adalah nama pendekat. Apabila pendekat tersebut sering digunakan untuk parkir, lebar yangada harus dikurangi 2 m. W I LEBAR RATA-RATA SEMUA PENDEKAT X (m) Lebar efektif rata-rata untuk semua pendekat pada persimpangan jalan.. W ac (WBD) LEBAR RATA-RATA PENDEKAT MINOR Lebar rata-rata pendekat pada jalan minor (A - C) atau jalan utama (B - D). IT TIPE SIMPANG Kode untuk jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan minor dan jalan utama simpang tersebut. JUMLAH LAJUR Jumlah lajur, ditentukan dari lebar rata-rata pendekat minor/utama. xii
Kondisi Lingkungan CS UKURANKOTA Ukuran kota adalah jumlah penduduk d dalam kota (Juta). SF HAMBATAN SAMPING Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki (bobot=0,5) kendaraan umum/kendaraan lain berhenti (bobot=1,0), kendaraan masuk/keluar sisi jalan (bobot=0,7) dan kendaraan lambat (bobot=0,4). Komposisi dan Arus Lalu Lintas LV KENDARAAN RINGAN Kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2,0-3,0 m (termasuk mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick-up dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). HV KENDARAAN BERAT Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50m, biasanya beroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). MC SEPEDA MOTOR Kendaraan bermotor beroda dua atau tiga (termasuk sepeda moto r dan kendaraan beroda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). UM KENDARAAN TAK BERMOTOR Kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan (termasuk sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). Q ARUS LALU-LINTAS Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Q kend ), smp/jam (Q smp ) atau LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-Rata Tahunan). xiii
SP PEMISAH ARAH Distribusi arah lalu-lintas pada jalan duaarah (biasanya dinyatakan sebagai persentase dari arus total pada masingmasing arah, misalnya 60/40). xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan populasi yang cukup tinggi, permasalahan transportasi di Kota Denpasar semakin meningkat dari hari ke hari. Permasalahan transportasi juga diakibatkan oleh pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi, jumlah prasarana yang kurang memadai serta sifat pengemudi yang kurang disiplin, sehingga efisiensi berkurang dan menambah resiko terjadinya kecelakaan. Berbagai cara telah dilakukan guna mengatasi kebutuhan transportasi serta masalah-masalah yang ditimbulkan melalui pembangunan prasarana fisik dan peningkatan usaha manajemen lalu lintas. Salah satu kebijakan manajemen lalu lintas adalah dengan pengaturan sistem satu arah. Dengan adanya system tersebut diharapkan akan mengurangi angka tundaan dan antrian yang tinggi di persimpangan. Permasalahan tundaan lalu lintas terjadi pada jaringan jalan utama di Kota Denpasar, salah satunya di kawasan Sanglah. Kawasan Sanglah memiliki jumlah penduduk yang relatif padat dengan permasalahan transportasi yang kompleks. Permasalahan antrian dan tundaan pada persimpangan yang sering terjadi pada kawasan Sanglah diakibatkan oleh bertambahnya volume lalu lintas yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan. Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadinya antrian yang panjang pada pola jaringan jalan simpang tiga Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau serangan, serta simpang tiga Jalan Pulau Nusa Penida Jalan Pulau Komodo. Pola jaringan Jalan Pulau Komodo, Jalan Pulau Serangan, dan Jalan Pulau Nusa Penida sudah menerapkan sistem satu arah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas pada persimpangan. Akan tetapi, sistem tersebut masih kurang efektif dikarenakan sepeda motor masuk dalam pengecualian satu arah dan jarak antar persimpangan relatif dekat sehingga konflik yang terjadi di persimpangan masih cukup tinggi. Dengan melihat pola jaringan jalan Pulau Komodo,Pulau Serangan, Satelit dan Pulau Bacan terdapat peluang penerapan 1
sistem satu arah. Untuk itu diperlukan adanya kajian terhadap kinerja simpang dan analisis kinerja ruas jalan disekitarnya bila diterapkan pengelolaan lalu lintas dengan sistem satu arah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini antara lain : 1. Bagaimanakah kinerja simpang dan ruas disekitar Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Pulau Nusa Penida, Pulau Bacan dan Jalan Satelit pada saat ini? 2. Bagaimanakah kinerja simpang dan ruas disekitar Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Pulau Nusa Penida, Pulau Bacan dan Jalan Satelit apabila dilakukan pengelolaan lalu lintas sistem satu arah? 3. Bagaimanakah perbandingan kinerja simpang dan ruas disekitar Jalan Pulau Komodo, Pulau Serangan, Pulau Nusa Penida, Pulau Bacan dan Jalan Satelit untuk kedua kondisi tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengevaluasi kinerja simpang pada Jalan Pulau Komodo Jalan Pulau Serangan Jalan Pulau Nusa Penida Jalan Pulau Bacan Jalan Satelit saat ini. 2. Untuk menganalisis kinerja Jalan Pulau Komodo, Jalan Pulau Serangan, Jalan Pulau Nusa Penida, Jalan Pulau Bacan dan Jalan Satelit apabila dilakukan pengelolaan lalu lintas sistem satu arah. 3. Untuk menganalisis kinerja simpang dan ruas disekitar Jalan Pulau Komodo, Jalan Pulau Serangan, Jalan Pulau Nusa Penida, Jalan Pulau Bacan dan Jalan Satelit untuk kedua kondisi tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 2
1. Bagi instansi terkait dapat menambah ragam perspektif sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan transportasi khususnya dalam hal pengelolaan lalu lintas. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jalan dengan memberikan petunjuk yang jelas dalam mengarahkan arus lalu lintas. 3. Bagi dunia pendidikan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang transportasi dalam kaitan dengan implementasi teori dan analisis permasalahan lalu lintas. 1.5 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan dalam penulisan tugas akhir ini maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Volume lalu lintas pada ruas jalan diperkirakan berdasarkan data volume lalu lintas Simpang Jalan Pulau Komodo - Jalan Pulau serangan, simpang Jalan Pulau Komodo - Jalan Pulau Bacan dan simpang Jalan Pulau Nusa Penida - Jalan Satelit. 2. Kinerja ruas jalan ditinjau berdasarkan kapasitas dan derajat kejenuhan (kecepatan dan tingkat pelayanan tidak ditinjau dikarenakan lalu lintas menggunakan sistem satu arah) 3. Variasi arus lalu lintas harian, mingguan, bulanan, dan tahunan dianggap tetap. 4. Survei hambatan samping tidak dilakukan. Untuk mengetahui tingkat hambatan samping yang terjadi diperkirakan berdasarkan pengamatan visual di lapangan. 5. Survei volume dan pergerakan lalu lintas dilaksanakan hanya 1 (satu) hari yaitu pada saat hari kerja antara hari Senin sampai hari Kamis. 3