Lampiran 1. Prosedur Analisa Proksimat Pakan dan Feses

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

MATERI DAN METODE. Materi

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1 Lay out penelitian I

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

MATERI DAN METODE. Materi

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

METODE. Materi. Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

Pupuk super fosfat tunggal

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Metode pengukuran kadar protein kasar pada pakan, ikan dan feses (Takeuchi, 1988)

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Formulir organoleptik

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Transkripsi:

36 Lampiran 1. Prosedur Analisa Proksimat Pakan dan Feses 1. Analisa Kadar Air (Takeuchi 1988). 1. Cawan dipanaskan pada suhu 105 C selama 3 jam 2. Bahan seberat A gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang (X gram) 3. Cawan yang sudah berisi bahan dimasukkan dalam oven pada suhu 105 C selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator selama minimal 30 menit dan ditimbang (Y gram) 4. Prosedur no.3 diulangi, jika sudah tidak ada perubahan bobot pakan maka pengukuran selesai 5. Persentase (%) kadar air : [ (X-Y) / A] x 100% 2. Analisa Kadar Abu (Takeuchi 1988). 1. Cawan porselen dipanaskan dengan muffle furnace pada suhu 600 C selama 1 jam, kemudian dibiarkan sampai suhu muffle furnace turun menjadi 110 C. selanjutnya, cawan porselen dikeluarkan dan didinginkan dalam eksikator selama 30 menit atau lebih. Setelah dingin, cawan ditimbang (A gram) 2. Sampel dimasukkan kemudian ditimbang (B gram) dengan ketelitian 4 desimal 3. Kemudian dianaskan kembali dalam muffle furnace pada suhu 600 C selama 24 jam 4. Cawan porselen dikeluarkan lalu didinginkan dalam eksikator selama 30 menit, kemudian timbang (C gram) 5. Persentase (%) kadar abu : [(C-A) / (B-A)] x 100%

37 3. Analisa Kadar Protein (Metode Kjehdal, Takeuchi 1988) 1. Menimbang 0,5-1,0 gram bahan, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjehldahl. Salah satu labu tidak perlu dimasukkan bahan ke dalamnya karena akan digunakan sebagai blanko 2. Ditambahkan 3 gram katalis (K 2 SO 4 + CuSO 4. 5H 2 O) dengan rasio 9:1 dan 10 ml H 2 SO 4 pekat 3. Labu dipanaskan selama 3-4 jam hingga cairan dalam labu berwarna hijau, setelah itu pemanasan dilanjutkan 30 menit lagi 4. Kemudian larutan didinginkan kemudian ditambahkan air destilasi sebanyak 30 ml. Larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan air destilata hingga volume larutan menjadi 100 ml 5. Menyiapkan labu destilasi dan diisi 5 ml larutan no. 4 lalu ditambahkan NaOH 30% 6. Labu Erlenmeyer diisi 10 ml H 2 SO 4 0,05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator (Methyl red) yang disiapkan untuk menampung NH 3 yang dibebaskan dari bahan pada prosedur no. 4 selama proses destilasi berlangsung 7. Pemanasan dengan uap terhadap labu destilasi (no. 4) dilakukan minimal 10 menit setelah kondensasi 8. Larutan dalam labu Erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N 9. Persentase (%) kadar protein: 0,0007* x(vb Vs)xFx6,25**x20*** = S Keterangan: Vs = volume titran NaOH 0,05 N (ml) untuk sampel Vb F S = volume titran NaOH 0,05 N (ml) untuk blanko = faktor koreksi dari 0,05 N larutan NaOH = bobot sampel (g) * = setiap ml 0,05 N NaOH ekivalen dengan 0,0007 g nitrogen ** = faktor pengali nitrogen *** = volume larutan sampel yang diambil dari 100 ml menjadi 5 ml

38 4. Analisa Kadar Lemak (Metode Ether Ekstrasi : Takeuchi 1988) 1. Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 110 C selama 1 jam, kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator. Panaskan kembali selama 30 menit, lalu dinginkan, kemudian timbang (A gram). Proses terus diulang sampai tidak ada perbedaan bobot labu lebih dari 0,3 miligram 2. Bahan sebanyak 1-2 gram dimasukkan ke dalam tabung filter, lalu dipanaskan pada suhu 90-100 C selama 2-3 jam 3. Kemudian tabung filter ditempatkan ke dalam labu ekstraksi dari alat soxchlet, kemudian disambungkan kondensor labu ekstraksi pada no. 1 yang telah diisi 100 ml petroleum ether 4. Ether dipanaskan pada labu ekstraksi dengan menggunakan water bath bersuhu 70 C selama 16 jam 5. Panaskan labu ekstraksi pada suhu 100 C, kemudian timbang (B gram) 6. Persentase (%) kadar lemak : [ (B-A) / berat sampel ] x 100% 5. Analisa Kadar Serat Kasar (Takeuchi 1988) 1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110 o C, lalu didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang (X1). 2. Sampel ditimbang 0,5 g (A), dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. 3. H 2 SO 4 0,3 N sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit. 4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi. 5. Larutan dan bahan yang ada pada corong buchner dibilas secara berturutturut dengan 50 ml air panas, H 2 SO 4 0,3 N, air panas 50 ml, dan 25 ml aseton. 6. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen, dikeringkan selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (X2). 7. Kemudian dipanaskan dalam tannur 600 o C hingga berwarna putih, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (X3). X2 X1 X3 Prosentase serat kasar (%) = 100 % A

39 6.Analisa Cr 2 O 3 Pakan dan Feses (Watanabe, 1988) 1. Sampel sebanyak 0,1-0,2 gram dan 5 ml asam niric dimasukkan ke dalam labu kjehldahl, kemudian dipanaskan selama 30 menit sampai volume larutan menjadi 1 ml, lalu didinginkan 2. Larutan asam perklorat sebanyak 3 ml ditambahkan ke dalam labu pada prosedur 1, lalu dipanaskan kembali hingga menimbulkan asap putih. Larutan yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kuning atau jingga 3. Kemudian dianaskan kembali selama 10 menit kemudian dinginkan 4. Larutan yang telah dingin dipindahkan ke dalam gelas ukur bervolume 100 ml, kemudian diencerkan hingga volume larutan tepat 100 ml 5. Absorban larutan diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 350 nm (y) 6. Persamaan hubungan Cr 2 O 3 dengan absorbansi; y = 0,2089x + 0,0032 Keterangan; x = Cr 2 O 3 y = nilai absorbansi

40 7. Analisis Mineral (Reitz et al. 1960) A. Preparasi Sampel (Wet Ashing) 1. sampel ditimbang 6 1 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml. 2. Ditambahkan larutan HNO 3 65% (pa) sebanyak 5 ml tiap sampel (pengerjaan diruang asam). 3. Dibiarkan selama 1 jam tanpa pemanasan diruang asam, kemudian dipanaskan diatas hot plate 80 0 C selama 4-6 jam. 4. Didiamkan selama satu malam setelah pemanasan. 5. Ditambahkan 0,4 ml H 2 SO 4 (pa), kemudian dipanaskan kembali sampai larutan mengental (6 1 jam). 6. Ditambahkan 62 tetes campuran HNO 3 : HClO 4 sampai larutan berubah warna, dari coklat menjadi kuning, kemudian pemanasan dilanjutkan selama 15 menit, ditambahkan 0,6 ml HCl (p) dan 2 ml aquades, dipanaskan kembali selama 15 menit. 7. Tiap sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. B. Analisa Fosfor (P) 1. Dibuat standard P sebanyak 5 deret standard, yaitu 0, 2, 3, 4 dan 5 ppm. 2. Dipipet sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 6 1 ml. 3. Ditambahkan larutan C (campuran 10 ml amonium molibdat 10 % + aquadest + 5 g FeSO 4.7H 2 O + aquades sampai 100 ml) sebanyak 2 ml setelah semua standar dan sampel dipipet dan dijadikan 3 ml, lalu ditambahkan 2 ml larutan C sehingga totalnya menjadi 5 ml, diaduk (vortex) lalu dibaca spektrofotometer dengan λ = 660 nm. C. Analisa Ca 1. Dibuat larutan standar untuk Ca:2,4 dan 6 ppm 2. Ke dalam tabung reaksi, sampel yang sudah dipreparasi (wet ashing dipipet sebanyak 0,1 ml lalu ditambahkan 0.05 ml larutan Cl 3 Ia.7H 2 O dan aquades sebanyak 4.9 ml keudian diaduk (vortex) dan ditutup 3. Sampel siap dianalisa deng menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer)