36 Lampiran 1. Prosedur Analisa Proksimat Pakan dan Feses 1. Analisa Kadar Air (Takeuchi 1988). 1. Cawan dipanaskan pada suhu 105 C selama 3 jam 2. Bahan seberat A gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang (X gram) 3. Cawan yang sudah berisi bahan dimasukkan dalam oven pada suhu 105 C selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator selama minimal 30 menit dan ditimbang (Y gram) 4. Prosedur no.3 diulangi, jika sudah tidak ada perubahan bobot pakan maka pengukuran selesai 5. Persentase (%) kadar air : [ (X-Y) / A] x 100% 2. Analisa Kadar Abu (Takeuchi 1988). 1. Cawan porselen dipanaskan dengan muffle furnace pada suhu 600 C selama 1 jam, kemudian dibiarkan sampai suhu muffle furnace turun menjadi 110 C. selanjutnya, cawan porselen dikeluarkan dan didinginkan dalam eksikator selama 30 menit atau lebih. Setelah dingin, cawan ditimbang (A gram) 2. Sampel dimasukkan kemudian ditimbang (B gram) dengan ketelitian 4 desimal 3. Kemudian dianaskan kembali dalam muffle furnace pada suhu 600 C selama 24 jam 4. Cawan porselen dikeluarkan lalu didinginkan dalam eksikator selama 30 menit, kemudian timbang (C gram) 5. Persentase (%) kadar abu : [(C-A) / (B-A)] x 100%
37 3. Analisa Kadar Protein (Metode Kjehdal, Takeuchi 1988) 1. Menimbang 0,5-1,0 gram bahan, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjehldahl. Salah satu labu tidak perlu dimasukkan bahan ke dalamnya karena akan digunakan sebagai blanko 2. Ditambahkan 3 gram katalis (K 2 SO 4 + CuSO 4. 5H 2 O) dengan rasio 9:1 dan 10 ml H 2 SO 4 pekat 3. Labu dipanaskan selama 3-4 jam hingga cairan dalam labu berwarna hijau, setelah itu pemanasan dilanjutkan 30 menit lagi 4. Kemudian larutan didinginkan kemudian ditambahkan air destilasi sebanyak 30 ml. Larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan air destilata hingga volume larutan menjadi 100 ml 5. Menyiapkan labu destilasi dan diisi 5 ml larutan no. 4 lalu ditambahkan NaOH 30% 6. Labu Erlenmeyer diisi 10 ml H 2 SO 4 0,05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator (Methyl red) yang disiapkan untuk menampung NH 3 yang dibebaskan dari bahan pada prosedur no. 4 selama proses destilasi berlangsung 7. Pemanasan dengan uap terhadap labu destilasi (no. 4) dilakukan minimal 10 menit setelah kondensasi 8. Larutan dalam labu Erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N 9. Persentase (%) kadar protein: 0,0007* x(vb Vs)xFx6,25**x20*** = S Keterangan: Vs = volume titran NaOH 0,05 N (ml) untuk sampel Vb F S = volume titran NaOH 0,05 N (ml) untuk blanko = faktor koreksi dari 0,05 N larutan NaOH = bobot sampel (g) * = setiap ml 0,05 N NaOH ekivalen dengan 0,0007 g nitrogen ** = faktor pengali nitrogen *** = volume larutan sampel yang diambil dari 100 ml menjadi 5 ml
38 4. Analisa Kadar Lemak (Metode Ether Ekstrasi : Takeuchi 1988) 1. Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 110 C selama 1 jam, kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator. Panaskan kembali selama 30 menit, lalu dinginkan, kemudian timbang (A gram). Proses terus diulang sampai tidak ada perbedaan bobot labu lebih dari 0,3 miligram 2. Bahan sebanyak 1-2 gram dimasukkan ke dalam tabung filter, lalu dipanaskan pada suhu 90-100 C selama 2-3 jam 3. Kemudian tabung filter ditempatkan ke dalam labu ekstraksi dari alat soxchlet, kemudian disambungkan kondensor labu ekstraksi pada no. 1 yang telah diisi 100 ml petroleum ether 4. Ether dipanaskan pada labu ekstraksi dengan menggunakan water bath bersuhu 70 C selama 16 jam 5. Panaskan labu ekstraksi pada suhu 100 C, kemudian timbang (B gram) 6. Persentase (%) kadar lemak : [ (B-A) / berat sampel ] x 100% 5. Analisa Kadar Serat Kasar (Takeuchi 1988) 1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110 o C, lalu didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang (X1). 2. Sampel ditimbang 0,5 g (A), dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. 3. H 2 SO 4 0,3 N sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit. 4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi. 5. Larutan dan bahan yang ada pada corong buchner dibilas secara berturutturut dengan 50 ml air panas, H 2 SO 4 0,3 N, air panas 50 ml, dan 25 ml aseton. 6. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen, dikeringkan selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (X2). 7. Kemudian dipanaskan dalam tannur 600 o C hingga berwarna putih, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (X3). X2 X1 X3 Prosentase serat kasar (%) = 100 % A
39 6.Analisa Cr 2 O 3 Pakan dan Feses (Watanabe, 1988) 1. Sampel sebanyak 0,1-0,2 gram dan 5 ml asam niric dimasukkan ke dalam labu kjehldahl, kemudian dipanaskan selama 30 menit sampai volume larutan menjadi 1 ml, lalu didinginkan 2. Larutan asam perklorat sebanyak 3 ml ditambahkan ke dalam labu pada prosedur 1, lalu dipanaskan kembali hingga menimbulkan asap putih. Larutan yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kuning atau jingga 3. Kemudian dianaskan kembali selama 10 menit kemudian dinginkan 4. Larutan yang telah dingin dipindahkan ke dalam gelas ukur bervolume 100 ml, kemudian diencerkan hingga volume larutan tepat 100 ml 5. Absorban larutan diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 350 nm (y) 6. Persamaan hubungan Cr 2 O 3 dengan absorbansi; y = 0,2089x + 0,0032 Keterangan; x = Cr 2 O 3 y = nilai absorbansi
40 7. Analisis Mineral (Reitz et al. 1960) A. Preparasi Sampel (Wet Ashing) 1. sampel ditimbang 6 1 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml. 2. Ditambahkan larutan HNO 3 65% (pa) sebanyak 5 ml tiap sampel (pengerjaan diruang asam). 3. Dibiarkan selama 1 jam tanpa pemanasan diruang asam, kemudian dipanaskan diatas hot plate 80 0 C selama 4-6 jam. 4. Didiamkan selama satu malam setelah pemanasan. 5. Ditambahkan 0,4 ml H 2 SO 4 (pa), kemudian dipanaskan kembali sampai larutan mengental (6 1 jam). 6. Ditambahkan 62 tetes campuran HNO 3 : HClO 4 sampai larutan berubah warna, dari coklat menjadi kuning, kemudian pemanasan dilanjutkan selama 15 menit, ditambahkan 0,6 ml HCl (p) dan 2 ml aquades, dipanaskan kembali selama 15 menit. 7. Tiap sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. B. Analisa Fosfor (P) 1. Dibuat standard P sebanyak 5 deret standard, yaitu 0, 2, 3, 4 dan 5 ppm. 2. Dipipet sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 6 1 ml. 3. Ditambahkan larutan C (campuran 10 ml amonium molibdat 10 % + aquadest + 5 g FeSO 4.7H 2 O + aquades sampai 100 ml) sebanyak 2 ml setelah semua standar dan sampel dipipet dan dijadikan 3 ml, lalu ditambahkan 2 ml larutan C sehingga totalnya menjadi 5 ml, diaduk (vortex) lalu dibaca spektrofotometer dengan λ = 660 nm. C. Analisa Ca 1. Dibuat larutan standar untuk Ca:2,4 dan 6 ppm 2. Ke dalam tabung reaksi, sampel yang sudah dipreparasi (wet ashing dipipet sebanyak 0,1 ml lalu ditambahkan 0.05 ml larutan Cl 3 Ia.7H 2 O dan aquades sebanyak 4.9 ml keudian diaduk (vortex) dan ditutup 3. Sampel siap dianalisa deng menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer)