BAB VII KESIMPULAN 7.1 PEMECAHAN PERMASALAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

Site Site planning Site condition

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ARC 205

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

1.5. Metodologi Pembahasan Metode Pengamatan 9

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

Form Kuesioner Untuk Pengunjung

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN 7.1 PEMECAHAN PERMASALAHAN ARSITEKTUR HIJAU Arsitektur hijau mempunyai banyak jenis variabel, maka dari itu perlu adanya pemilihan beberapa aspek untuk diterapkan pada site yang akan digunakan, sehingga bangunan dapat selesai dengan tepat, dan berjalan secara optimal. Dari beberapa jenis variabel tersebut maka yang akan digunakan untuk diapplikasikan antara lain adalah: a. Hemat Energi Bangunan ini akan menggunakan tenaga listrik melalui sistem panel surya sebagai sumber energi utama bangunan. Namun tidak meninggalkan sumber energi dari PLN dan genset. Ketika bangunan mengalami emergency seperti misalnya panel surya tidak berjalan secara optimal/trouble/dalam masa maintenance, maka kedua sumber energi tersebut akan digunakan untuk menjalankan operasional cottage. Gambar 7.1 Sistem Panel Surya (Sumber: Google.com) b. Response to site Untuk pengapplikasian hal yang satu ini, dikarenakan site berada dipegunungan, lebih tepatnya di kaki gunung lawu. Karena site yang digunakan adalah site berkontur, maka meskipun disitu akan didirikan bangunan, maka rencana tapak tersebut tidak menggunakan sistem cut and fill untuk meratakan tanah, karena ketika cut and fill dilakukan, maka keaslian bentuk tanah akan hilang, dan ketika terjadi kesalahan dalam mengolah kontur bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor dan itu fatal. Maka dari itu, desain bangunan dibuat pondasi panggung supaya kontur asli tetap terjaga dan tetap berjalan 95

seperti biasa, kecuali pada lokasi entrance, karena disitu haru dipasang perkerasan untuk pintu masuk utama. Gambar 7.2 Skema Rencana Tapak (Sumber: Penulis 2016) c. Penggunaan Material Untuk penggunaan material bangunan cottage ini adalah menggunakan material kayu, kecuali pondasi utama. Material kayu tersebut digunakan karena isi eksisting pada site adalah sebaran pohon pinus. Pohon-pohon tersebut dapat digunakan sebagai material, juga dapat menghemat biaya pembangunan. Gambar 7.3 Pemilihan Penggunaan Material (Sumber: Penulis 2016) 96

Pada permaslahan kali ini, 3 elemen dari arsitektur hijau tersebut akan diapplikasikan kedalam bangunan. INTEGRASI Integrasi yang berkaitan dengan fungsi kepariwisataan yang membuat wisatawan berkunjung kedalam site untuk melihat pertunjukkan, juga dapat membantu tujuan cottage yang menarik wisatawan supaya berkunjung dan menginap. Jadi integrasi yang dimaksud adalah menyatu dalam hal fungsi, yang berdampak pada kinerja dan fungsi bangunan. Gambar 7.4 Rencana Tapak (Sumber: Penulis 2016) 7.2 KRITERIA ARSITEKTUR HIJAU ANALISIS BANGUNAN HEMAT ENERGI Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan 97

permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Gambar 7.5 Variabel Bangunan Hemat Energi (Sumber: Penulis 2016) ANALISIS RESPONSE TO SITE Gambar 7.6 Kontur Tapak (Sumber: Penulis 2016) 98

Kondisi response to site dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Alam - topografi (bentuk tanah); dasar geologi (tanah, erosi, dll); hidrologi (air, drainase); vegetasi (yang ada & tanaman yang diinginkan); satwa liar (habitat, spesies yang dilindungi); iklim (matahari, suhu, curah hujan, angin) 2. Budaya - penggunaan lahan yang ada (tetangga, kebisingan, jalan); transportasi (akses oleh kendaraan, jalan kaki, orang difabel, parkir, rute bus umum); utilitas (air limbah, listrik, gas); batas (garis properti, pagar); peraturan hukum (kode bangunan, peraturan, zonasi, usulan pembangunan); sejarah (penggunaan masa lalu situs dan sejarah, dan protokol yang akan digunakan) 3. Manusia - saat digunakan & kebutuhan situs (observasi, wawancara); kualitas lingkungan (keamanan dari kejahatan, lalu lintas, bencana alam); Dampak diusulkan struktur ini (tenang, kebersihan, kenyamanan, privasi, identitas masyarakat, keragaman, skala struktur itu, kelangsungan situs menggunakan, ekspresi budaya, interaksi sosial perlu & peluang) 4. Visual - fitur situs (yang luar biasa fitur dekatnya, alam atau humanmade); views (dari dan struktur yang diusulkan, musim mempengaruhi pandangan); kualitas spesial (outdoor / ruang indoor, berbagai, keseragaman); kualitas sensorik (suara, bau, sentuhan, warna dari struktur yang diusulkan dan di sekitar lokasi). CUACA TELAGA SARANGAN Gambar 7.7 Cuaca Telaga Sarangan (Sumber: Google.com) Telaga Sarangan mempunyai suhu udara antara 15-20 Derajat Celsius. Dengan menggunakan material kayu pada semua sudut bangunan, dan juga meletakkan bukaan-bukaan yang dapat terpapar sinar matahari, maka 99

cahaya hangat matahari tersebut dapat menyimpankan suhu hangat pada material-material kayu tersebut, sehingga dapat menghangatkan ruangan ketika malam hari yang semakin dingin pada site. MATERIAL BANGUNAN NON FABRIKASI Gambar 7.8 Detail Material Kayu (Sumber: Google.com) Pada cottage ini material yang digunakan adalah material non fabrikasi (besi, baja, beton) dan digantikan dengan material kayu. Namun pada sudutsudut tertentu harus menggunakan material-material konkrit tersebut, dikarenakan harus mempertimbangkan kemanan bangunan, seperti misalnya beton batu kali yang digunakan untuk pondasi dasar, besi solid dan plat besi untuk pengunci sambungan-sambungan kayu, dan baut untuk mengunci material-material yang saling sambung lainnya tersebut. 7.3 ORIENTASI DAN PELETAKAN PANEL SURYA Pada desain layout rencana tapak, sebelum meletakkan sebaran cottage dan peletakan panel surya ada beberapa pertimbangan yang harus di perhitungkan, seperti misalnya sudut massa bangunan dan perhitungan dari garis lajur matahari. 100

Gambar 7.9 Skema Rencana Sumber Energi (Sumber: Penulis 2016) 7.4 PERHITUNGAN PENGHEMATAN SUMBER ENERGI Lampu Outdoor Jumlah lampu outdoor 155 buah. Menggunakan lampu LED Phillips 7 Watt, nyala setara dengan 60 Watt. Jenis lampu A60. Fitting e27, Warna Warm White. Rata-rata massa pakai 15tahun (2,5 jam per hari). Kandungan merkuri 0 mg, suhu cahaya 3000k Output Cahaya 600 lumen. Konsumsi daya per 1000 jam = 7 Kwh Harga Tarif Listrik Per kwh per Januari 2017 = Rp 1.467,- Perhitungan penggunaan : 101

Penggunaan lampu dalam sehari 12 jam. 1000 jam = 7 kwh 7 kwh : 1000 = 0,007 kwh/jam 0,07 Kwh x 12 = 0,084 kwh/12 jam/hari Maka penggunaan 1 lampu per satu hari menggunakan energi sebesar 0.084 kwh Jumlah lampu taman keseluruhan 155 Perhitungan keseluruhan lampu outdoor dalam sehari 155 x 0,084 = 13.02 kwh, Per Hari Total biaya penggunaan listrik outdoor dalam sehari 13,02 kwh x Rp 1.467,- = 19.100,34 = (dibulatkan) Rp 19.200,- per Hari Lampu Office Jumlah Lampu 22. Menggunakan lampu LED Philips 4,5 Watt, nyala setara dengan 40 Watt. Jenis Lampu A60, Warna Warm White Rata-rata masa pakai 15 Tahun, Kandungan merkuri 0 mg Output cahaya 470 lumen, Konsumsi daya per 1000 jam = 5kWh Harga Tarif Listrik Per kwh per Januari 2017 = Rp 1.467,- Perhitungan Penggunaan : Penggunaan lampu dalam sehari 12 jam. 1000 jam = 5 kwh 5: 1000 = 0.005 kwh per jam 0.005 x 12 = 0,06 kwh per 12 jam/ per hari Maka penggunaan satu lampu per satu hari menggunakan energi sebesar 0,06 kwh Jumlah lampu office keseluruhan 22 Perhitungan keseluruhan lampu office per hari 102

22 x 0,06 kwh = 1,32 kwh per Hari Total biaya penggunaan listrik lampu office dalam sehari 1,32 x Rp 1.467,- = Rp 1.936,44 = (dibulatkan) Rp 1.950,- Lampu Backstage Jumlah Lampu 13. Menggunakan lampu LED Philips 4,5 Watt, nyala setara dengan 40 Watt. Jenis Lampu A60, Warna Warm White Rata-rata masa pakai 15 Tahun, Kandungan merkuri 0 mg Output cahaya 470 lumen, Konsumsi daya per 1000 jam = 5kWh Harga Tarif Listrik Per kwh per Januari 2017 = Rp 1.467,- Perhitungan Penggunaan : Penggunaan lampu dalam sehari 12 Jam. 1000 jam = 5 kwh 5: 1000 = 0.005 kwh/jam 0.005 x 12 = 0,06 kwh per 12 Jam/Hari Maka penggunaan satu lampu per satu hari menggunakan energi sebesar 0,06 kwh Jumlah lampu backstage keseluruhan 13 Perhitungan keseluruhan lampu backstage per hari 13 x 0,06 kwh = 0,78 kwh per Hari Total biaya penggunaan listrik lampu kantor dalam sehari 0,78 x Rp 1.467,- = Rp 1.144,26 = (dibulatkan) Rp 1.150,- Lampu Cottage Jumlah Lampu 15 per Cottage. Dikali keseluruhan cottage = 15 unit. Maka jumlah keseluruhan lampu cottage = 225 lampu. 103

Menggunakan lampu LED Philips 4,5 Watt, nyala setara dengan 40 Watt. Jenis Lampu A60, Warna Warm White Rata-rata masa pakai 15 Tahun, Kandungan merkuri 0 mg Output cahaya 470lumen, Konsumsi daya per 1000 jam = 5kWh Harga Tarif Listrik Per kwh per Januari 2017 = Rp 1.467,- Perhitungan Penggunaan : Penggunaan lampu dalam sehari 12 jam. 1000 jam = 5 kwh 5: 1000 = 0.005 kwh per jam 0.005 x 12 = 0,06 kwh per 12 Jam/Hari Maka penggunaan satu lampu per satu hari menggunakan energi sebesar 0,06 kwh Jumlah lampu Cottage keseluruhan 225 Perhitungan keseluruhan lampu Cottage per Hari 225 x 0,06 kwh = 13,5 kwh per Hari Total biaya penggunaan listrik lampu seluruh Cottage dalam sehari 13,5 x Rp 1.467,- = Rp 19.804,5 = (dibulatkan) Rp 19.850,- Jumlah Listrik Penggunaan TV Jumlah TV keseluruhan = 19 buah Merk Tv = TV FULL HD Sony R35C, 40 Inch. Konsumsi Daya 51 Watt per Jam Konsumsi Daya Watt dijadikan kwh : 51 : 1000 = 0.051 Kwh per Jam Penggunaan TV di asumsikan 24 jam per hari. Maka jumlah Kwh per hari = 104

0,051 x 24 jam = 1,224 kwh Maka penggunaan TV keseluruhan per hari = 1,224 kwh x 19 = 23,256 kwh per hari Total biaya penggunaan listrik TV seluruh Cottage dalam sehari 23,256 kwh x Rp 1.467,- = Rp 34.116,552 = (dibulatkan) Rp 34.200,- Penggunaan Kulkas Kulkas mini Toshiba GR N9P Konsumsi daya 20 Watt Jumlah Kulkas keseluruhan = 16 buah Konsumsi Daya 20 Watt per Jam Konsumsi Daya Watt dijadikan kwh : 20 : 1000 = 0.02 kwh per Jam Penggunaan Kulkas diasumsikan 24 jam per hari. Maka jumlah kwh per hari = 0,02 x 24 jam = 0,48 kwh Maka penggunaan Kulkas keseluruhan per hari = 0,48 kwh x 16 = 7,68 kwh per hari Total biaya penggunaan Kulkas seluruh Cottage dalam sehari 7,68 kwh x Rp 1.467,- = Rp 11.266,56 = (dibulatkan) Rp 11.300,- Total Penggunaan kwh per Hari = 60,96 kwh per Hari Penghitungan panel surya Sumber: https://janaloka.com/satuan-ukuran-panel-surya-pada-sistem-solar-panel/ Merk dan Jenis Panel Surya : Panel Surya 100 WP Shinyoku Polycrystalline 105

Dimensi Panel surya 1085 x 675 x 25 mm 100 WP panel = 350 Watt per Hari, dengan asumsi tingkat penyinaran maksimal 3,5 jam per hari. Pada site, tingkat penyinaran maksimal selama 4 jam, dihitung mulai dari jam 10 pagi sampai dengan jam 2 siang. Maka Watt yang dihasilkan dari panel surya adalah di lokasi site adalah 4 jam x 100 Wp = 400 Watt per hari. Cara mangkonversikan watt menjadi kwh adalah dibagi 1000 400 watt / 1000 = 0,4 kwh per hari Kesimpulan: Jumlah total kebutuhan kwh listrik per hari = 60,96 kwh per hari = (dibulatkan) 70 kwh Kapasitas tampung panel surya per biji (100 Wp) per hari = 0,4 kwh per hari Kebutuhan jumlah panel surya dalam sehari = 70 kwh : 0,4 kwh = 175 buah panel surya Dimensi luas kebutuhan seluruh panel surya = 1m x 0,6 m x 175 = 105 m2 Jikan panel surya dipasang di atap bangunan keseluruhan Jumlah massa bangunan pada site 17 massa. Maka per massa memasang panel surya sebesar 105 m2 : 17 massa = 6,176 m2 Maka satu massa menggunakan = 6,176m : (1m x 0,6 m) 6,176 : 0,6 = 10 lembar panel per massa Namun dengan kondisi cuaca yang tidak selalu panas/bercahaya maka di asumsikan Hanya setengah tahun penggunaan panel surya secara maksimal, dan separuhnya menggunakan tenaga listrik PLN. Kebutuhan biaya listrik selama 1 bulan = 106

60,96 kwh = (dibulatkan) 70kWh per hari 70 kwh x Rp 1.467,- = Rp 102.690 per Hari. Rp 102.690 X 30hari = Rp 3.080.700,- Biaya Listrik Satu tahun jika tanpa dibantu Panel Surya = Rp 3.080.700,- X 12 Bulan = Rp 36.968.400,- Total biaya listrik setahun setelah dibantu panel surya Rp 3.080.700,- X 6 Bulan = Rp 18.484.200,- Maka nilai investasi setelah adanya panel surya = Rp 36.968.400 Rp 18.484.200 = Rp 18.484.200,- Atau dapat menghemat biaya sebesar 50%. 107