BAB I PENDAHULUAN. yang eksotis dan memiliki berjuta pesona, tidak hanya pemandangan alamnya yang elok,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan

BAB I PENDAHULUAN. akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.. Hotel sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Bandung Jumlah Wisatawan

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali sebagai Pulau Dewata memang sudah terkenal di seluruh dunia sebagai pulau yang eksotis dan memiliki berjuta pesona, tidak hanya pemandangan alamnya yang elok, tetapi juga pesona kebudayaannya yang memikat dan membuat Bali menjadi salah satu tujuan utama pariwisata. Dengan pesona yang telah dimiliki tersebut mendorong masyarakat Bali untuk mengembangkan diri terutama dalam sektor pariwisata, dimana pemerintah Indonesia pun turut andil dalam pembangunan Bali dalam sektor pariwisata. Bali yang lebih menonjol dalam sektor pariwisatanya merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar untuk Indonesia. Sektor pariwisata Bali berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun, sehingga mendorong masyarakat dan pemerintah untuk terus melakukan pengembangan dalam sektor ini. Namun hal itu hanya tinggal kenangan setelah terjadi insiden bom Bali I tahun 2002, dimana akibat insiden tersebut Bali kembali menjadi seperti Bali di era 60-an, dimana Kuta yang menjadi jantung pariwisata Bali terlihat seperti kota mati. Hal tersebut tidak berlangsung lama, perlahan-lahan pariwisata di Bali mulai bangkit walaupun hasil yang didapat tidak seperti sebelum terjadi insiden bom Bali, setidaknya sudah mengalami sedikit perkembangan. Disaat Bali mulai bangkit lagi, insiden bom Bali II terjadi, dampak yang ditimbulkan lebih buruk dari pada dampak yang ditimbulkan oleh bom Bali I, kepercayaan internasional berkurang karena Bali dianggap sudah tidak aman lagi. Dengan berjalannya waktu perkembangan industri pariwisata di Bali berangsur mulai pulih, kepercayaan dunia mulai tumbuh terhadap kondisi internal Bali. Bukti dari pulihnya kepercayaan terhadap

kondisi keamanan pulau Bali adalah dicabutnya larangan kunjungan wisata ke Bali oleh negara negara yang selama ini menjadi penyumbang terbesar wisatawan yang datang ke Bali. Semakin banyaknya kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke Bali, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara mendorong pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan pariwisata di Bali. Hal tersebut sangat nyata terlihat dengan banyaknya fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati oleh para wisatawan ketika berada di Bali seperti, bandar udara yang terus ditingkatkan kenyamanannya, fasilitas hiburan yang semakin beragam dan tidak kalah bersaing dengan yang ada di luar negeri, dan juga banyaknya fasilitas akomodasi yang dibangun sesuai dengan selera dan kebutuhan wisatawan. Fasilitas akomodasi yang kian beragam mulai dari hotel berbintang, apartemen, resort, bungalow, villa, dan lain sebagainya telah banyak terdapat di Bali, hal tersebut tidak lepas dari peran serta pemerintah dalam mengesahkan izin pembangunan fasilitas-fasilitas akomodasi tersebut. Pengaruh perkembangan industri pariwisata Bali yang semakin membaik membuat beberapa investor baik dari dalam maupun luar negeri mulai mencari celah untuk dapat turut serta berpartisipasi didalamnya. Berbagai sektor bisnis pariwisata mulai dilirik lagi karena perkembangan sektor pariwisata Indonesia semakin berkembang beberapa tahun belakangan ini setelah sempat mengalami beberapa gangguan baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan perkembangan sektor pariwisata tersebut, peluang bisnis perhotelan dan villa semakin besar. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya tumbuh hotel-hotel dan villa villa dengan fasilitas yang ditawarkan. Berbagai bentuk fasilitas dan pelayanan jasa yang ditawarkan kepada para pengunjung sebagai daya tarik dari hotel dan villa yang bersangkutan, hal ini merupakan pendorong bagi para pengusaha yang bergerak di bidang bisnis ini, untuk mengelola bisnis tersebut secara profesional sehingga memiliki daya saing dan kualitas yang tinggi.

Dalam dunia usaha, pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam perumusan strategi untuk dapat menentukan keberhasilan, karena seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan ujung tombak bagi perusahaan. Pemasaran produk atau jasa harus direncanakan sebaik mungkin agar dapat menjangkau pangsa pasar yang diharapkan. Penguasa pangsa pasar memerlukan strategi yang baik guna menentukan keberhasilan perusahaan. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang segala hal yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap peluang yang ada di masa yang akan datang. Berkenaan dengan dampak yang terjadi selanjutnya sangat signifikan terhadap bisnis pariwisata, maka bagi para pelaku pariwisata perlu mengambil suatu langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasi resiko seminimal mungkin. Melihat kejadian tersebut terutama bagi perkembangan industri pariwisata yang bergerak di bidang perhotelan mengalami keterpurukan yang sangat memprihatinkan akibat dari berbagai tragedi yang beruntun. Hal tersebut dapat dicermati dari arus kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada pasca bom Bali, seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah ini Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancenegara Dan Nusantara Ke Bali Tahun 2010-2014

2014 12% 3278598 6976536 2013 0,50% 2892019 6063558 Pertumbuhan 2012 15% 2756579 5646343 Wisatawan Nusantara 2011 19% 2493058 4646343 Wisatawan Mancanegara 2010 222945 3521135 Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2014 Selain itu, dengan munculnya berbagai macam fasilitas dan penawaran dari jasa dan akomodasi lainnya, yang makin banyak jumlahnya dari waktu ke waktu, menyebabkan konsumen yang datang memiliki banyak pilihan lain dan menyebabkan keuntungan bagi beberapa jasa akomodasi mulai menurun. Persaingan antar hotel berbintang, villa dan hotel non bintang menjadi semakin ketat sejak pasca Bom Bali II terutama yang berada di kawasan Kuta, Nusa Dua, dan Jimbaran. Ini dapat terlihat dari perkembangan jumlah akomodasi di Bali dari tahun 2010-2014 sebagai berikut : Tabel 1. 2 Perkembangan Jumlah Akomodasi Di Provinsi Bali Tahun 2010-2014 Tahun Hotel Bintang Hotel Melati Villa Pertumbuhan Jumlah Kamar Jumlah Kamar Jumlah Kamar Jumlah 2010 157 21,118 1,037 20,516 981 4,380

2011 158 20,387 1,036 20,387 996 4,445 0.1% 2012 161 20,753 1,026 20,199 1,016 4,478 0.4% 2013 156 20,269 1,031 21,114 1,025 4,642 0.1% 2014 223 21,704 1,090 17,077 1,259 5,580 0.3 % Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali 2014 Seperti pada data di Tabel 1. 2 jika dikaitkan dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang diiringi dengan perkembangan jumlah hotel dan villa yang ada di Bali, tidak sepertinya memberikan peluang yang sama bagi pihak pengelola akomodasi yang menggunankan strategi apa yang tepat yang nantinya dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis ini dan perubahan lingkungan eksternal dan internal yang terjadi. Sesuai dengan tabel diatas bisa kita analisa bahwa perkembangan pembangunan akomodasi untuk pariwisata bertambah setiap tahunnya, yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kunjungan wistawan ke bali setiap tahunnya disini pengusaha akomodasi perhotelan harus menentukan strategi pemasaran yang tepat guna menyerap wisatawan yang berkunjung ke bali setiap tahunnya. The Sunset Bali Hotel adalah salah satu hotel yang tumbuh seiring berkembangnya bisnis akomodasi yang berada di daerah Kuta Bali. Hotel ini didirikan oleh investor dari negeri sendiri pada bulan Oktober tahun 2010 dengan harapan dapat bersaing dengan Hotel - hotel yang telah lebih dulu berdiri ataupun juga yang telah lama eksis di Bali. Lokasi yang relatif jauh dari hingar bingar kehidupan kota dan juga daerah pusat wisata yang terkenal di Bali yaitu Legian area. Jika dilihat dari sisi arsitektur bangunannya hotel ini

sangat layak disebut luxury Hotel karena dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang didalamnya seperti restaurant, dan public swimming pool. Dalam perkembangan usahanya selama 4 tahun (mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2014) The Sunset Bali Hotel belum merasa puas terhadap rata rata tingkat hunian kamar pertahunnya untuk di tahun ini 2014 hanya mencapai 70% occoupancy dari target 85% untuk occoupancy tahun 2014, padahal semua penunjang telah tersedia untuk membantu menarik minat konsumen atau wisatawan untuk tinggal dan menikmati semua fasilitas yang ada di The Sunset Bali Hotel. Selama ini The Sunset Bali Hotel hanya mengandalkan pemasaran melalui internet dan pemberian jatah kamar kepada travel agent yang berada di Bali. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 1.3, jumlah kamar, penjualan kamar dan tingkat hunian kamar di The Sunset Bali Hotel, selama 1 tahun terakhir dari tahun 2011-2014 sebagai berikut : Tabel 1. 3 Jumlah Kamar dan Penjualan Kamar Di THE SUNSET BALI HOTEL TAHUN 2011-2014 Tahun Ketersediaan Kamar Kamar Terjual Kamar Terjual ( %) Rata-rata (US$) Jumlah Tamu Pertumbuhan 2011 16.560 4.968 30 50 10045 6% 2012 16.560 6.775 45 47 13754 14% 2013 16.560 8.777 53 47 18754 27% 2014 16.560 8.689 52 45 18657 25%

Sumber : The Sunset Bali Hotel & Restaurant Berdasarkan data pada tabel 1. 3 dapat dikemukakan bahwa tingkat hunian kamar di The Sunset Bali Hotel masih belum tercapai 100 % (full occupancy), namun tingkat hunian kamar masih kecil. Dimana untuk tingkat hunian kamar tertinggi sebesar 27% pada tahun 2013 sedangkan tingkat hunian kamar terendah pada tahun 2011 hanya 6%. Belum tercapainya target yang direncanakan yang disebabkan perubahan berbagai faktor internal maupun eksternal yang dihadapi The Sunset Bali Hotel. Faktor internal yang dimaksud adalah belum optimalnya kegiatan pemasaran, sedangkan faktor eksternal yang dimaksud adalah semakin ketatnya persaingan akibat banyaknya villa dan hotel baru yang bermunculan disekitar daerah Kuta, Seminyak dan Jimbaran. Salah satu pesaing The Sunset Bali Hotel adalah Kuta Central Park Hotel dan Berry yang merupakan Hotel yang memiliki standar fasilitas hotel yang sama dan memiliki target market yang sama yaitu wisatawan domestik dan mancanegara. Kuta Central Park Hotel dan The Berry menawarkan harga yang hampir sama dengan The Sunset Bali Hotel. Adapun harga yang ditawarkan perkamarnya berisi satu kamar adalah berkisar US$ 50 untuk wisatawan yang melakukan pemesanan kamar langsung melalui website dan berkisar US$ 48 untuk agent- agent perjalanan. Sehingga diketahui bahwa hasil penjualan kamar antara The Sunset Bali Hotel dengan Kuta Central Park Hotel untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp 8.579.299.433 untuk The Sunset Bali Hotel dan untuk Kuta Centtral Park Hotel sebesar Rp 8.575.086.085, dari hasil tersebut terlihat bahwa perbedaan hasil penjualan kamar dari kedua hotel tersebut tidaklah terlalu signifikan. Dengan demikian The Sunset Bali Hotel perlu memperhitungkan keberadaan pesaingnya, dalam hal ini Kuta Central Park Hotel sebagai pesaing utama. Dengan memperhatikan perkembangan The Sunset Bali Hotel dan keberadaan Kuta Centtral Park Hotel sebagai pesaing utama, maka pihak manajemen hotel harus

memperhitungkan strategi pemasaran apa yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan tersebut dalam situasi persaingan yang ketat. Jadi sebelum pihak manajemen melakukan pemasaran apa yang tepat bagi jalannya perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu menganalisis pemasaran Inilah yang menjadi dasar dan ketertarikan untuk mengkaji strategi pemasaran yang akan diterapkan oleh hotel dalam upaya meningkatkan tingkat hunian kamar dengan Matrix Pertumbuhan Pangsa Pasar (BCG) dan Analisis SWOT yang sesuai dengan kondisi sekarang. Dari hasil yang telah dicapai maka adapun harapan dari pemilik hotel dalam beberapa tahun ke depan agar manajemen mampu untuk meningkatkan hunian kamar dari 40% menjadi 80% atau lebih di tahun tahun berikutnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut : Bagaimana Strategi Pemasaran di The Sunset Bali Hotel Kuta- Bali untuk dapat meningkatkan hunian kamar? 1. 3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannnya penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pemasaran apa yang efektif guna meningkatkan hunian kamar di The Sunset Bali Hotel Kuta-Bali. 1. 4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Dari penelitian ini diharapkan berguna untuk lebih memahami teori-teori dalam bidang manajemen pemasaran, khususnya yang mencakup strategi pemasaran.

2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan guna mengambil kebijakan strategis pemasaran yang tepat dimasa yang akan datang.