DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESEMBER, TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

PENGARUH INTRODUKSI LEGUMINOSA PADA PASTURA Brachiaria humidicola TERHADAP PERFORMA INDUK BUNTING DAN ANAK DOMBA DI UP3 JONGGOL

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Materi

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan,

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. rumput ( Gramineae), leguminosa/legum ( Leguminoseae) dan golongan non

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

I. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan

INTRODUKSI LEGUMINOSA UNGGUL PADA PASTURA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

Efektifitas Pemberian Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama dan Kedua

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Gambar 2. Centrosema pubescens

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

P.D.M.H. Karti, Setiana, M.A., Ariyanti, dan G.J., Kusumawati R.

Pendahuluan Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha pemeliharaan. Nevy Diana Hanafi 1, Sayed Umar 2, dan Irawati Bachari 3

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Penelitian

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

Komparasi Antara Silase dan Hay Sebagai Teknik Preservasi Daun Rami Menggunakan Model Respon Produktivitas

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

BAB I PENDAHULUAN. Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

METODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)

SKRIPSI PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH KATE YANG DITANAM BERSAMA LEGUMINOSA DENGAN JENIS PUPUK BERBEDA DWI RATNAWATI NIM :

II. TINJAUAN PUSTAKA. tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi,

LAMPIRAN. % dari pakan

Transkripsi:

Peningkatan Kualitas Pastura dan Produktivitas Domba Jonggol pada Sistem Pastura Campuran Biaya Murah melalui Introduksi Spesies Rumput dan Legum Unggul Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESEMBER, TAHUN 2009

Latar Belakang Rendahnya mutu pakan. Tingkat kematian domba Jonggol cukup tinggi (10-15%). 15%). Lamb crop masih di bawah 150 % Lambat mencapai bobot badan target 25-30 kg Komposisi karkas masih di bawah 40% Tingkat investasi parasit masih tinggi.

Kelebihan domba Jonggol : adaptive pada sistem pemeliharaan ekstensif. Perumusan Masalah Rendahnya produktivitas Kualitas pastura sangat rendah dengan PK 7 9 % dan TDN 60 65 % Alternatif pemecahan masalah : Introduksi beberapa spesies legum Campuran rumput dan legum pakan di pastura dapat meningkatkan an protein

Materi : Materi dan Metode

Metode Tiga tahap penelitian : 1. penggunaan mikroorganisme tanah potensial dan introduksi leguminosa unggul pada pastura yang telah ditanami rumput Brachiaria humidicola 2. Analisis nutrisi hijauan : protein, karbohidrat, lemak, NDF, ADF, mineral dan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik. 3. Penggembalaan domba di pastura sesuai perlakuan

Rancangan Percobaan Perlakuan terdiri dari : P1 = pastura campuran Brahiaria humidicola dengan Puerararia phaseoloides dgn pupuk hayati P2 = pastura campuran Brachiaria dengan Centosema pubescens dgn pupuk hayati P3 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro, Calopo dgn pupuk hayati P4 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro dgn pupuk hayati P5 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Calopo dgn pupuk hayati P6 = pastura campuran Brachiaria dengan Calopogonium mucunoides dgn pupuk hayati P7 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro, Calopo tanpa pupuk hayati dgn NPK P8 = kontrol Tanpa pupuk hayati (Brachiaria)

PELAKSANAAN KEGIATAN Tahap 1: Persiapan Penyiapan stater CMA dan inokulum Rhizobium, Azospirillum dan mikroorganisme Pelarut Fosfat.

2. Pelaksanaan a. Persiapan lahan

b. Pembuatan pedok

c. Pemupukan dengan pupuk kandang dan pupuk hayati

d. Penanaman melalui introduksi : leguminosa Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Calopogonium mucunoides

e. Pemangkasan rumput Brachiaria humidicola

f. Pengamatan

g. Pertumbuhan Rumput dan Legum

h. Pemanenan

Tahap 2 Analisis nutrisi hijauan selama 2 bulan : Protein, karbohidrat, lemak, NDF, ADF, mineral dan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik.

Tahap 3. Penggembalaan domba di pastura

Pembuatan pedok terbatas

Penggembalaan Ternak

Hasil Penelitian

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Vertikal Brachiaria humidicola, Biomassa Kering Legum dan Romput No Perlakuan Tinggi Vertikal BH (cm) Biomassa Kering Legum g/0,25m 2 ) Biomassa Kering Rumput g/0,25m2) Biomassa Kering Total g/0,5m2) 1 Pedok 1 20.49 121.99 a 49.25 171.23 a 2 Pedok 2 24.68 65.89 b 42.64 108.33 b 3 Pedok 3 25.78 112.15 a 44.42 156.57 a 4 Pedok 4 15.28 81.53 b 66.51 148.03 b 5 Pedok 5 18.90 121.56 a 53.66 175.22 a 6 Pedok 6 21.44 140.87a 30.88 171.75 a 7 Pedok 7 17.04 45.28 c 65.42 110.69 b 8 Pedok 8 14.98 0.00 d 37.48 74.705 c Keterangan : 1) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan N, P, K, Ca dan Mg No Perlakuan Serapan (g/0.5 m 2 ) N P K Ca Mg 1 Pedok 1 287.67 a 20.55 a 313.36 a 73.63 c 51.37 a 2 Pd Pedok 2 213.41 b 14.08 d 150.58 g 69.33 c 24.92 b 3 Pedok 3 223.89 b 12.53 e 230.16 d 86.11 b 32.88 a 4 Pedok 4 192.44 c 14.80 d 156.92 f 57.7373 d 44.4141 a 5 Pedok 5 268.09 a 19.27 b 271.59 c 94.62 a 52.57 a 6 Pedok 6 235.3030 b 20.61 a 307.44 b 70.42 c 37.7979 a 7 Pedok 7 116.23 d 18.82 c 210.32 e 32.10 e 28.78 b 8 Pedok 8 79.46 d 7.49 f 72.7171 h 17.99 f 31.48 a Keterangan : 1) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan terhadap BK awal. BO awal, KCBK, KCBO, NH3 dan VFA No Perlakuan BK Awal BO Awal KCBK KCBO NH3 VFA 1 Pedok 1 0.902 0.926 b 52.516 b 51.496 21.959 a 108.286 b 2 Pd Pedok 2 0.902 0.926 c 56.375 a 54.334 13.737 b 108.270 b 3 Pedok 3 0.901 0.924 c 20.933 c 52.097 14.914 a 71.457 b 4 Pedok 4 0878 0.878 0.927 b 54.339 a 53.921 15.901 a 87.246 b 5 Pedok 5 0.877 0.926 c 53.899 a 52.774 21.492 a 131.041 a 6 Pedok 6 0.904 0.921 c 54.325 a 53.070 12.716 b 141.397 a 7 Pedok 7 0.899 0.924 c 57.204 a 55.873 16.512 a 153.039 a 8 Pedok 8 0.675 0.935 a 47.295 c 47.215 7.868 c 82.649 b Keterangan : 1) BK = berat kering, BO = Bahan organic, KCBK = koefisien cerna bahan kering, KCBO = koefisien cerna Bahan organik. 2) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan Bobot Badan Induk Musim Hujan, Musim Kemarau dan Total (kg/ekor/2 bulan) PBB Induk No Perlakuan Musim Hujan PBB Induk Musim Kemarau PBB Total 1 Pedok 1 3.37 a 0.27 2.57 b 2 Pedok 2 2.13 c 0.80 2.20 b 3 Pedok 3 4.53 a 2.07 6.60 a 4 Pedok 4 3.73 a 1.20 4.27 a 5 Pedok 5 4.07 a 1.60 4.60 a 6 Pedok 6 2.00 c 2.49 4.49 a 7 Pedok 7 2.33 b 0.53 1.80 b 8 Pedok 8 2.37 b 0.37 2.67 b Keterangan : 1) PBB= pertambahan Bobot badan 2) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Kesimpulan 1. Pedok 6 mempunyai nilai biomassa kering yang tertinggi diikuti dengan Pedok 5, 3 dan 1. 2. Nilai rataan koefisien cerna bahan kering tertinggi ti i pada Pedok Pdk 7, diikuti diikti dengan Pdk Pedok 6, 5, 4, 2. 3. Nilai rataan produksi NH3 tertinggi pada Pedok 1, tidak berbeda nyata dengan Pedok 5, 7, 4, dan 3. 4. Nilai rataan produksi VFA yang tertinggi adalah Pedok 7, diikuti dengan Pedok 6 dan 5. 5. Pertambahn bobot badan induk total yang tertinggi terdapat pada Pedok 3, yang diikuti dengan Pedok 5, 6, dan 4. 6. Penelitian lanjutan pedok 3, 5, dan 6