TINJAUAN PUSTAKA. : Ipomoea batatas (L.) berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. : Ipomoea batatas (L.) Lam. lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-divisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Convolvulales,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENDAHULUAN. Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BAB I. PENDAHULUAN A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

Teknologi Produksi Ubi Jalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman berikut: Dalam Rukmana (1997), klasifikasi tanaman ubi jalar adalah sebagai Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiosperma : Dicotyledoneae : Solanales : Convolvulaceae : Ipomea : Ipomoea batatas (L.) Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di hara dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif (Sonhaji, 2007). Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh faktor genetis oleh tanaman bersangkutan, tetapi telah dibuktikan juga bahwa sistem perakaran tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah dan tempat lingkungan. Pertumbuhan sistem tanaman ini dapat menyimpang dari kondisi idealnya, jika

kondisi tanah sebagai tempat tumbuhnya tidak pada kondisi optimal (Lakitan, 2000). Tanaman ubi jalar berbatang lunak, berbentuk bulat, dan teras bagian tengah bergabus, batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang satu ruas antara 1-3 cm dan setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter untuk varietas ubi jalar merambat (Juanda dan Cahyono, 2000). Daun ubi jalar berbentuk bulat, menyerupai jantung (hati) atau jari tangan, ditopang tangkai yang tegak. Tipe daun bervariasi yaitu rata, berlekuk dangkal dan menjari, sedangkan ujung runcing atau tumpul. Warna daun dari hijau tua sampai kekuningan, sedangkan warna tangkai daun dan tulang daun antara hijau sampai ungu, sesuai warna batangnya (Sarwono, 2005). Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm, berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu, menyerupai warna bunga mekar pagi (morning glory). Bunga mekar pada pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Buah pada tanaman ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak, didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras

yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000). Syarat Tumbuh Iklim Untuk budidaya ubi jalar, temperatur berkisar antara 15 sampai 33ºC diperlukan siklus vegetatif. Dengan suhu optimal antara 20 hingga 25ºC. Temperatur rendah pada malam mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari mendukung perkembangan vegetatif. Perkembangan umbi-umbian hanya terjadi pada kisaran 20 sampai 30ºC, optimum 25ºC dan umumnya berhenti dibawah 10 º C (http:www.fao.org, 2008). Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan (http://www.tazar.co.id, 2010). Tanah Idealnya tanah harus gembur, mempunyai kedalaman lebih dari 25 cm dan mempunyai drainase dangkal. Dalam memperoleh hasil yang baik, sifat-sifat kimia tanah kurang membatasi daripada sifat struktural. Sebagai contoh, di tanah berpasir miskin sangat baik dalam menghasilkan umbi sedangkan pada tanah yang kaya tumbuh-tumbuhan subur dan sering menjadi akar besar dan tidak teratur. Masalah lain termasuk kesulitan menggunakan mesin di tanah berbukit dan drainase di tanah datar. Ubi jalar juga yang lebih suka tanah sedikit asam atau netral, dengan ph yang optimal antara 5,5 dan 6,5. Tanah yang terlalu asam atau

alkali sering mendorong infeksi bakteri dan menghasilkan pengaruh negatif (http:www.fao.org, 2008). Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman tanah (ph) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada ph 5,5-7. Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup (Sarwono, 2005). Varietas Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah Amerika Latin. Ubi jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber β-karoten atau provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi genetika sebagai dasar pengembangan kultivar masih terbatas. Salah satu penyebabnya karena ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman heksaploid (2n = 6x = 90) serta mempunyai sistem ketidakserasian sendiri (self-incompatibility) dan ketidakserasian silang (cross- incompatibility) (Onggo, 2008). Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para peneliti. Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu komoditi bahan makanan pokok (Trisnawati dkk, 2004). Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Bibit berasal dari varietas atau klon unggul. b. Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

c. Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur. d. Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e. Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan (Anonimous, 2010). Untuk memperoleh tanaman sehat dan hasil tinggi, sebaiknya menggunakan bibit yang sehat dari hama dan penyakit serta dengan varietas/klon yang mempunyai potensi produksi tinggi. Di dalam penyediaan bibit perlu diperhatikan kemurnian dan keseragaman tumbuh di lapangan, bibit bebas dari kotoran serta mempunyai daya kecepatan tumbuh yang tinggi (Setyono dkk, 1995). Pemilihan kultivar yang ditanam erat hubungannya dengan tujuan pemanfaatnya. Untuk tujuan makanan pokok dan olahan, diperlukan ubi jalar yang mempunyai kadar pati tinggi yang umumnya terdapat pada kultivar yang mempunyai sifat daging umbi kering (dry-fleshed), jenis ubi ini bila dicampur dengan bahan pangan lain, tidak mempengaruhi rasa bahan campuran utama, sedang untuk tujuan penganan dipilih yang mempunyai rasa manis dan umumnya terdapat pada ubi yang berdaging umbi lembek (moist-fleshed) (Onggo, 2008).

Bahan Organik Banyak sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain ialah: a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. c. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat. d. Meningkatkan daya menahan air (water holding capacity). Sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga. e. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan). f. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci. g. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin. h. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah. i. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik (http://smartagro.com, 2009). Blotong merupakan kotoran yang dapat dipisahkan dengan proses klarifikasi

nira. Blotong mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula sehingga masih bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak. Komposisi kimia blotong yang dilaporkan Rudiono (2003) meliputi air (60-78%), sukrosa (2,1-7,3%), lilin (2-2,1%), serat (4,3-6,5%), abu (41%), P2O5 (0,4-1,8%), k2o (0,02%), CaO (0,8-1,1%) (Syukur, 2003). Blotong (limbah pabrik gula) ternyata cukup efektif menekan laju penguapan air tanah. Sifat higroskopisnya mampu mengikat air hujan dalam jumlah banyak. Salah satu menekan air hujan dan menyiasati kekeringan, menurut Justika adalah pemanfaatan mulsa blotong. Sifat higroskopis limbah tebu /pabrik gula yang disebabkan kandungan niranya membuat lahan mampu mengikat air hujan lebih banyak. Dengan begitu pembenamannya ke dalam tanah diharapkan dapat menyerap air hujan lebih banyak sehingga kelembaban tanah dapat lebih terjaga lebih lama. Bukan hanya itu, mulsa juga dapat mempengaruhi aspek iklim lainnya. Mulsa dari blotong dapat menekan energi radiasi untuk menguapkan tanah dan memanaskan udara. Pemberian blotong berpengaruh terhadap berat tanah, karena membentuk agregat tanah, sehingga butiran tanah dapat menyimpan air lebih banyak. Dimana unsur yang diperlukan tanaman akan tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan juga merupakan sumber C-organik yang penting dalam pembentukan humus tanah (Baharsyah, 2007; Sitepu dan Lubis 1997). Blotong adalah limbah pabrik gula yang berbentuk lumpur berwarna gelap, yang sering dibuang sehingga menimbulkan polusi bau, blotong yang sudah dikeringkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman, karena mengandung unsur hara N, P, K, Ca, Mg, dan S dalam kadar tertentu. Dalam penelitian ini apabila blotong ditambahkan pada bagas, maka dalam takaran tertentu diharapkan

dapat menggantikan fungsi pupuk TSP, Ca CO3, Ca SO4 dan bekatul yang biasa diberikan untuk nutrien tambahan pada media tanam jamur Tiram. Untuk menghasilkan badan buah yang baik diperlukan kandungan selulosa dan nutrien yang cukup. Selulosa didapatkan dari bagas dan nutrien diharapkan tersedia dari blotong, sehingga dalam penelitian ini dicoba menanam jamur Tiram pada bagas yang diberi beberapa macam takaran blotong (Riyati dan Sumarsih, 2002). Hasil penelitian Chairani (2009) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik blotong memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering bagian tanaman bawah dimana hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan B1 (100 g blotong) sebesar 59,22 g dan terendah pada perlakuan B0 (tanpa blotong) sebear 47,50 g. Hal ini dikarenakan kompos blotong mampu mengikat agregat tanah sehingga merangsang pertumbuhan bulu bulu akar tanaman dalam pupuk blotong mengandung Mg yang apabila fotosintesis meningkat maka hasil fotosintesis dipergunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan akibatnya berat tanaman di bawah meningkat Pengomposan adalah suatu proses di mana kotoran sapi umumnya diolah menjadi pupuk kandang, dengan proses biologi oleh mikroorganisme secara terpisah atau bersama-sama dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan semacam humus. Pemberian pupuk kandang sapi sebanyak 7,5 T Ha-1 mampu meningkatkan produksi sawi sebesar 3,2 kg per m-2. Pemberian pupuk kandang sapi 15 T Ha-1 menghasilkan umbi bawang merah sebanyak 15,3 T Ha-1. Upaya lain untuk meningkatkan produktivitas lahan pesisir dapat dilakukan dengan pemberian mulsa jerami padi. Bahan yang dapat dipergunakan sebagai mulsa adalah serbuk gergaji, pupuk kandang, plastik, jerami, dedaunan, dan sampah

pasar. Pemanfaatan mulsa diharapkan dapat membantu menurunkan laju inflltrasi (penguapan) dan porositas (penyerapan) air dalam tanah (Mayun 2007). Pupuk kandang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk kimia yaitu dapat membantu menetralkan ph tanah, membantu menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi gembur sehingga mempertinggi porositas tanah dan secara langsung meningkatkan ketersediaan air tanah, membantu penyerapan hara dari pupuk kimia yang ditambahkan dan juga mempertahankan suhu tanah sehingga fluktuasinya tidak tinggi (Marsono dan Sigit, 2001). Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan sisa tandan buah segar (TBS) yang telah dirontokan buahnya setelah dipanen dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Banyaknya tandan kosong adalah 27% dari produksi tandan buah segar dan bila dibakar akan diperoleh abunya sebanyak 1.65% dari berat tandan kosong. Abu TKKS atau disebut juga dengan abu janjang merupakan limbah padat dari hasil pembakaran TKKS didalam incenerator pabrik pengolahan kelapa sawit. TKKS mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk organik. Hasil analisis kimianya adalah : 34% C, 0,8% P2O5, 5,0% K2O, 1,7% CaO, 4,0% MgO dan 275 ppm Mn serta dengan nilai C/N rasio yang tinggi yaitu 43, sehingga sulit di dekomposisi oleh mikroba. Nuryanto (2000) menambahkan bahwa TKKS mengandung selulosa 45, 95%, hemiselulosa 22,84% dan lignin 22,60 %. Tingginya kandungan lignin dan selulosa dalam TKKS menyebabkan bahan tersebut sulit mengalami proses dekompsisi (Kasli, 2008). Tandan kosong merupakan limbah kelapa sawit yang kaya akan unsur

kalium. Kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara yang cukup yaitu C= 35%, N=2,34%, P=0,31%, K=5,53%, Ca=1,46%, Mg=0,96%, dan air 96% (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006). Komponen utama limbah pada kelapa sawit ialah selulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa. Selulosa adalah senyawa karbon yang terdiri lebih dari 1000 unit glukosa yang terikat oleh ikatan beta 1,4 glikosida dan dapat didekomposisi oleh berbagai organisme selulolitik menjadi senyawa C sederhana. Sedangkan lignin merupakan komponen limbah TKKS yang relatif sulit didegradasi. Senyawa ini merupakan polimer struktural yang berasosiasi dengan selulosa dan hemiselulosa (Ningtyas dan Astuti, 2009).