BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Zaman edan merupakan salah satu zaman yang penuh dengan suatu keanehan yang luar biasa yang tidak disadari oleh manusia. Sebagai makhluk Tuhan yang sempurna setidaknya harus mengetahui akan hal itu, karena dengan itu akan bisa memberikan suatu motivasi untuk mengatasi dan menghindari dari sebuah keanehan yang tidak disadari keadaannya yang sudah membudaya di lingkungan masyarakat. Jayabaya adalah orang yang dikenal sebagai oang yang dapat meramal masa depan. Tokoh pujangga besar dari Surakarta yang bernama Ranggawarsita memperkenalkan zaman edan sekaligus mengeluarkan ramalan mengenai zaman edan. Ranggawarsita sering disebut juga sebagai penulis naskah-naskah Ramalan Jayabaya. Akan tetapi, Ranggawarsita biasa menyisipkan namanya dalam naskah-naskah tulisannya, sedangkan naskahnaskah Jayabaya pada umumnya bersifat anonim. Syair dari Ranggawarsita kemudian dianalisis oleh seorang penulis bernama Ki Sumidi Adisasmito adalah ungkapan kekesalan hati pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yang dikelilingi para penjilat yang gemar mencari keuntungan pribadi. Syair tersebut masih relevan hingga zaman modern ini di mana banyak dijumpai para pejabat yang suka mencari keutungan pribadi tanpa memedulikan kerugian pihak lain. 16
17 Isi dari ramalan zaman edan yang jumlahnya tidak bisa dihitung. Beberapa inti dari isi ramalan tersebut adalah : 1. Turunnya moral masyarakat 2. Pemimpin yang tidak bisa dipercaya 3. Pecahnya persatuan 4. Bencana alam yang dianggap biasa Penulis tidak mempermasalahkan akan ramalan tersebut, melainkan ingin melihat tindakan yang akan diambil masyarakat apa bila ramalan tersebut benar-benar menjadi kenyataan. Penulis ingin mengubah pola pikir masyarakat serta memberikan pencerahan melalui media karya lukis yang bertemakan zaman edan. Agar penikmat seni sekaligus masyarakat mau dan mampu untuk mencegah datangnya zaman edan. Tentu setelah berusaha berjuang mencegah datangnya zaman edan harus disertai dengan doa karena usaha yang tidak disertai dengan doa hasilnya tidak akan maksimal 2. Konsepsi Visualisasi ide gagasan penulis dalam membuat karya memiliki ide untuk membuat karya yang dapat menceritakan sebuah kejadian ramalan Zaman Edan secara mendalam. Teknik visualisasinya menggunakan aliran Surealisme, dalam teknik ini seniman mengubah bentuk suatu objek menjadi bentuk baru sesuai dengan pesan simbolik dan karakternya. Zaman Edan bisa dibilang zaman dimana rusaknya mentalitas manusia. Banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi pada masa itu. Secara tidak langsung hal itu mengarah kepada kesuraman pada Zaman Edan itu sendiri.
18 Oleh karena itu penulis menggunakan warna-warna yang cenderung gelap agar terkesan lebih dramatis. Namun penulis tidak terpikat pada satu aliran saja. Penulis menggunakan kombonasi beberapa teknik dan aliran kemudian dipadukan menjadi satu menjadi menarik. Seperti komboniasi warna ekspresif dengan objektif realis dengan surealis membuat karya lebih terkesan menarik. B. Implementasi Visual 1. Media Media utama yang digunakan dalam pembuatan karya seni lukis adalahkain kanvas yang dipasang di atas spanram. Namun kain ini mulanya masi kain mentah. Atau bisa disebut juga kain belum siap pakai. Oleh karena itu kain tersebut dilapisi dengan cat tembok warna putih. Agar saat pewarnaan menggunakan cat minyak, cat dapat langsung menempel. Berbeda dengan kain yang masi mentah. Kemudia hasil yang didapatkan pewarnaan akan cenderung berwarna lebih terang. Kain yang mulanya berukuran kurang lebih 10 meter kemudian dibagi untuk menjadi lima karya. Untuk masing-masing tiga karya ukutan 170cm x 130 cm dan dua karya berukuran 160cm x130cm. Cat minyak yang digunakan adalah cat minyak bermerk Greco dengan menggunakan minyak medium dengan durasi kurang lebih 12 jam cat akan cepat mongering. Warna cat yang digunakan beragam, tidak hanya menggunakan warna primer saja. Agar menambah nilai akhir pada karya nanti.
19 2. Proses Proses pembuatan karya sebelum menjadi karya seni lukis yang utuh antara lain : a. Sketsa Proses ini merupakan proses paling awal sebelum pembuatan karya. Sketsa merupakan proses perancangan awal pada sebuah media sebelum dipindahkan ke kanvas. Pembuatan sketsa tidak dibuat secara detail. Berbeda dengan hasil akhir dari karya sudah jadi. Tentu ada perubahan bentuk atau penambahan objek antara sketsa awal dengan karya yang sudah jadi. b. Pelapisan Kain Kanvas. Gambar 5. Proses Sketsa Sumber. (Dokumentasi Danang, 2016) Tahapan selanjutnya adalah melapiskan ain kanvas dengan cat pelapis dasar seperti cat tembok, agar pewarnaan nanti lebih terlihat terang dan menempel.. Proses ini sangat mempengaruhi hasil karya. Karena karya yang menggunakan kavas mentah tanpa ada pelapis, hasilnya akan terlihat kotor dan gelap. Berbeda dengan kanvas mentah yang telah diberi pelapis.
20 c. Pemindahan Sketsa karya Gambar 6. Proses Pelapisan Kanvas Sumber. (Dokumentasi Danang, 2016) Pemidahan sketsa desain awal dari kertas yang kemudian dipindahkan ke dalam kanvas. Desainn yang dibuat di kanvas menggunakan kuas untuk objek besar, sedangkan untuk objek kecil menggunakan pensil. Setelah pemindahan seniman akan menambah beberapa ornament agar karya lebih terlihat indah. d. Pewarnaan Dalam proses ini seniman menggunakan teknik yang sesuai dengan ciri khasnya dan menggunakan warna yang beragam dengan hitam sebagai warna utama. e. Finishing Proses ini merupakan tahapan akhir sebelum karya jadi. Pada proses ini seniman memberikan detail pada karya sehingga karya dapat terlihat maksimal. 3. Penyajian Tahap akhir dalamm penyajian menggunakan spanram minimalis dengan ketebalan 4cm dengan masing-masing karya berukuran 170cm x 130cm dan
21 160cm x 130cm. Penyajian minmalis ditujukan sebagai untuk menunjukkan center of interest pada karya tersebut. Terkadang karya yang standar dengan bingkai yang bagus akan merusak center of interest pada karya tersebut. Untuk menghindari terjadinya masalah seperti itu. Maka penulis menggunakan penyajian minimalis.