BAB I PENDAHULUAN. yang diakses dari pada tanggal 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. cara terbaik guna merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan P&G ( Procter & Gamble Company )

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini dalam persaingan bisnis tidak hanya menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sekarang adalah promosi secara online. Promosi secara online adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa seperti sekarang ini periklanan memegang peranan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya masing-masing (McCracken 1989). Penggunaan athlete endorser (atlet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. suka akan keindahan kepada wanita. Cara wanita memelihara. itulah wanita membutuhkan sesuatu yang akan membuat dirinya

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor nasional di 2012 dengan skenario optimistis naik 5% menjadi 8,7

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

BAB I PENDAHULUAN. ketat, khususnya pada perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ketat dalam dunia usaha menuntut perusahaan pada jaman modern melakukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat bersaing dengan kompetitor dalam memenangkan pasar. Saat ini tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia semakin tinggi, hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya usaha yang ada di Indonesia setiap tahun. Salah satu usaha yang sedang berkembang pesat adalah industri kosmetik. Menurut Kementrian Perindustrian Indonesia (2015) yang diakses dari www.kemenperin.go.id/artikel/5897/indonesia pada tanggal 3 Oktober 2017, menyatakan bahwa hal yang menjadikan industri kosmetik berkembang bahkan tergolong solid dikarenakan sifat wanita yang identik dengan keindahan. Wanita ingin selalu tampil cantik dalam berbagai keadaan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Gambar 1.1 Total Nilai Penjualan Industri Kosmetik di Indonesia Sumber: www.duniaindustri.com/pasar-industri-kosmetik-diestimasi-tumbuh-9- jadi-rp 643-triliun/ (diakses 3 Oktober 2017) 1

2 Berdasarkan Gambar 1.1 dapat disimpulkan bahwa total nilai penjualan industri kosmetik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Industri kosmetik harus memiliki strategi yang tepat dalam mempertahankan peningkatan penjualan. Strategi yang harus diperhatikan salah satunya adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah suatu logika pemasaran. Perusahaan menerapkan strategi pemasaran untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan periklanan. Periklanan merupakan semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) dalam Adriansyah (2016) menyatakan bahwa tujuan dari periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu, meliputi menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Periklanan digunakan untuk menarik konsumen agar membeli dan menggunakan produk yang diiklankan. Salah satu cara menarik konsumen adalah dengan menggunakan selebriti endorser dalam mengiklankan suatu produk. Perusahaan harus selektif dalam memilih selebriti endorser agar mampu mengkomunikasikan pesan iklan dengan tepat. Selebriti endorser yang digunakan biasanya mereka yang memiliki beberapa atribut seperti, kepopuleran, paras yang cantik, keberanian, bakat, keanggunan, dan daya tarik seksual. Menurut Shimp (2003) dalam Adriansyah (2016) mengatakan bahwa perusahaan juga harus mengelompokkan dua atribut yang harus dimiliki oleh selebriti endorser agar

3 mampu mengkomunikasikan pesan produk dengan tepat, yaitu dari segi daya tarik (attractiveness) dan kredibilitas (credibility) endorser. Dukungan selebriti digunakan secara global di berbagai situasi pemasaran. Produk yang ditawarkan pemasar melalui media iklan harus memiliki daya tarik bagi calon konsumen agar melakukan pembelian, maka diperlukanlah suatu dukungan dari tokoh terkenal ataupun bintang iklan sebagai sosok untuk penyampaian pesan dalam iklan. Menurut Shimp (2003), definsi Celebrity endorser adalah dengan memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung. Menurut (Keller, 2013) dalam Dwivedi et al., (2015), pemasar umumnya memiliki ketertarikan kepada daya tarik selebriti yang luas untuk pengenalan sebuah merek dan recall produk yang lebih baik. Para selebriti endorser diharapkan dapat menjadi juru bicara merek agar dapat melekat di benak konsumen, sehingga nantinya konsumen ingin melakukan pembelian ulang pada produk tersebut. Selain itu, selebriti juga dapat menjadi alat yang tepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik. Saat ini perusahaan rela mengeluarkan banyak biaya demi untuk menyewa selebriti yang sedang terkenal, menarik, dan memiliki wawasan yang luas agar dapat memasarkan produk mereka dengan harapan dapat menciptakan niat pembelian dan dapat menaikkan pemasaran produk. Dari perspektif branding menurut Thompson (2006) dalam Dwivedi et al., (2015), seorang selebriti endorser adalah seorang brand manusia yang terdiri dari simbolis yang menguntungkan dan kelompok referensi (Stafford et al, 2002)

4 dalam Dwivedi et al., (2015). Temuan dari Keller (2013) dalam Dwivedi et al., (2015), saat seorang selebriti dipasangkan dengan sebuah merek, konsumen cenderung menggabungkan asosiasi selebriti ke dalam pengetahuan mereka tentang sebuah dukungan merek sebagai hasil kesimpulan perseptual mekanisme yang disesuaikan untuk mempertahankan konsistensi kognitif. Pada kesimpulannya, konsumen umumnya berpikiran tentang apa yang benar dari selebriti dan apa yang benar dari sebuah merek produk. Penggunaan selebriti endorser mampu merubah anggapan konsumen tentang citra produk yang buruk, dengan melekatkan citra yang baik dari seorang selebriti endorser tersebut. Dengan itu, daya tarik dan nama baik dari seorang selebriti endorser dapat digunakan oleh pemasar untuk membentuk citra yang positif terhadap produk tersebut. Periklanan dengan menggunakan selebriti endorser memiliki keuntungan yaitu dari segi publisitas dan kemudahan mendapatkan perhatian dari calon konsumen. Dalam konteks selebriti endorser, menurut McCracken (1989) dalam Dwivedi et al., (2015), selebriti dikonseptualisasikan sebagai perantara yang memfasilitasi perpindahan budaya bersama artinya dari dunia luar menjadi konsumen barang dan merek. Kredibilitas selebriti endorser juga harus diperhatikan dalam memasarkan sebuah merek atau produk. Dalam memilih selebriti endorser banyak yang harus diperhatikan, seperti apa yang melekat pada diri selebriti tersebut apakah menyangkut dari segi tingkat pengetahuan terhadap produk atau keahlian dan obyektifitas dari seorang selebriti. Keahlian tersebut merujuk pada pengetahuan selebriti tersebut terhadap produk yang dipasarkan.

5 Selebriti endorser yang dipergunakan dalam memasarkan produk harus dapat mewakili dari segala aspek produk dan dapat menguatkan ekuitas merek. Temuan menurut Pappu et al., (2005, 2006) dalam Dwivedi et al., (2015), menyatakan bahwa ekuitas merek adalah nilai yang diasosiasikan konsumen dengan sebuah merek, seperti yang tercermin dari dimensi kesadaran merek, asosiasi merek, kualitas yang dirasakan dan loyalitas merek. Menurut Keller (2003) dalam Spry et al., (2011), selebriti endorser dapat meningkatkan ekuitas merek karena orang terkenal mampu menarik perhatian konsumen terhadap suatu merek yang sedang dipasarkan serta mampu membentuk persepsi merek sendiri berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki tentang orang terkenal itu sendiri. Menurut Spry et al. (2011) menyebutkan bahwa seorang endorser mampu memberikan dampak yang positif terhadap suatu merek dimana seorang endorser yang memiliki kredibilitas yang baik dapat meningkatkan nilai positif dari ekuitas merek produk tersebut. Mengingat tingginya biaya yang terlibat dalam mempekerjakan selebriti endorser, maka dari itu sangat penting bagi manajer pemasaran dan divisi periklanan untuk membuat tautan antara kualitas selebriti endorser dan ekuitas merek yang disahkan untuk membenarkan dana yang dialokasikan untuk iklan dengan menggunakan selebriti endorser.

6 Gambar 1.2 Data Penjualan Produk Kosmetik Merek Lokal dan Luar Indonesia Sumber : http://xsmlfashion.com/tab/480/manfaatkan-peluang-industri-kosmetikindonesia-siap-bersaing (diakses 3 Oktober 2017) Berdasarkan Gambar 1.2 menunjukan Data Penjualan Produk Kosmetik Merek Lokal dan Luar Indonesia. Menjamurnya merek kosmetik turut memberi dampak yang positif pada kondisi industri kosmetik di tanah air. Hingga kini data dari Kementerian Perindustrian (2015) setidaknya tercatat sekitar 760 perusahaan kosmetik di Indonesia ikut mewarnai pasar domestik. Di tengah dominasi produk luar negeri di pasar lokal, merek Wardah menjadi satu-satunya produk yang memiliki dominasi kuat diantara merek-merek lokal lainnya. Bahkan mampu menggeser pemain kawakan Martha Tilaar dan Mustika Ratu.

7 Gambar 1.3 Tingkat Popularitas Merek Kosmetik Lokal Indonesia Sumber : http://xsmlfashion.com/tab/480/manfaatkan-peluang-industri-kosmetikindonesia-siap-bersaing (diakses 3 Oktober 2017) Berdasarkan Gambar 1.3 menunjukan tingkat popularitas merek kosmetik lokal yang ada di Indonesia. Wardah adalah salah satu pelopor produk kosmetik kecantikan dan wajah yang mengedepankan prinsip kosmetik halal dan telah mendapat sertifikat halal dari MUI. Wardah telah memperkenalkan produknya tak hanya aman digunakan, melainkan tersertifikasi halal. Kondisi ini dipercaya menjadi salah satu faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam penggunaan kosmetik, karena pertumbuhan masyarakat muslim saat sekarang menjadi lebih selektif dalam mengkonsumsi produk apapun. Wardah disini menghadirkan kosmetika berformula inovatif yang aman, halal, praktis, dan bahkan dapat memenuhi kebutuhan dan selera setiap wanita di Indonesia.

8 Dilihat dari segala aspek, periklanan Wardah sangat gencar di televisi yang mampu menarik perhatian para konsumen. Wardah selalu menggandeng para wanita-wanita yang sangat menginspirasi akan kecantikan dan prestasi mereka. Wardah melakukan pemilihan selebriti endorser yang mendukung produk mereka sangatlah selektif. Syarat utama yang harus dipenuhi agar selebriti dapat menjadi endorser Wardah adalah selebriti yang mampu menjadi inspirasi konsumen. Salah satu selebriti yang menjadi endorser Wardah adalah Dewi Sandra. Wardah memilih Dewi Sandra sebagai selebriti endorser produk Wardah dikarenakan memenuhi syarat untuk menjadi endorser Wardah. Dewi Sandra adalah selebriti senior Indonesia yang saat ini masih eksis di dunia entertainment. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini Dewi Sandra masih tetap digunakan di berbagai film, sinetron, ataupun menjadi bintang iklan. Pada tahun 2012, Wardah mengangkat Dewi Sandra sebagai wanita inspiratif untuk menjadi brand ambassador. Sebagai brand ambassador kecantikan yang menyasar wanita Indonesia, Wardah memang mencari sosok yang percaya diri dan cerdas. Terbukti Dewi Sandra menjadi inspirasi bagi perwakilan seluruh wanita Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Apakah Kepercayaan, Keahlian, Kecocokan Selebriti Produk, dan Daya Tarik berpengaruh terhadap Kesadaran Merek?

9 2. Apakah Kepercayaan, Keahlian, Kecocokan Selebriti Produk, dan Daya Tarik berpengaruh terhadap Asosiasi Merek? 3. Apakah Kepercayaan, Keahlian, Kecocokan Selebriti Produk, dan Daya Tarik berpengaruh terhadap Kualitas yang Dirasakan? 4. Apakah Kepercayaan, Keahlian, Kecocokan Produk Selebriti, dan Daya Tarik berpengaruh terhadap Loyalitas Merek? 5. Apakah terdapat perbedaan terhadap Kepercayaan, Keahlian, Kecocokan Selebriti Produk dan Daya Tarik yang ditinjau berdasarkan Agama (Muslim dan Non-Muslim)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk menganalisis bahwa variabel dimensi kredibilitas selebriti endorser memiliki dampak yang kuat dalam meningkatkan variabel dimensi ekuitas merek agar nantinya konsumen lebih merasa percaya terhadap suatu merek atau produk yang sedang didukung. Di dalam penelitian ini akan menganalisis hubungan yang signifikan antara variabel-variabel dimensi kredibilitas selebriti endorser yang berpengaruh terhadap variabel dimensi ekuitas merek. Pertama, menganalisis apakah variabel kepercayaan, keahlian, kecocokan selebriti produk, dan daya tarik berpengaruh terhadap kesadaran merek. Menganalisis variabel kepercayaan, keahlian, kecocokan selebriti produk, dan daya tarik yang berpengaruh terhadap asosiasi merek. Menganalisis variabel kepercayaan, keahlian, kecocokan selebriti

10 produk, dan daya tarik yang berpengaruh terhadap kualitas yang dirasakan. Terakhir akan menganalisis variabel kepercayaan, keahlian, kecocokan selebiriti produk, dan daya tarik yang dapat berpengaruh terhadap loyalitas merek, dan menganalisis perbedaan dalam segi agama (muslim dan non-muslim) terhadap variabel kepercayaan, keahlian, kecocokan selebriti produk dan daya tarik selebriti endorser produk Wardah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi baik secara teoritis atau praktis: 1. Manfaat teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dan pengembangan yang lebih untuk mengkaji ilmu manajemen pemasaran, terutama sebagai acuan bagi studi ilmiah tentang pengaruh kredibilitas selebriti endorser terhadap ekuitas merek. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan referensi bagi penulis lain yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama. 2. Manfaat praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan dalam merancang strategi pemasarannya khususnya dengan menggunakan dukungan dari selebriti endorser.

11 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan kedalam lima bagian. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing bagian : BAB I Pendahuluan Di dalam bab pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. BAB II Tinjauan Konseptual dan Pengembangan Hipotesis Tinjauan konseptual berisi mengenai landasan teori terkait dengan variabel-variabel penelitian, serta tinjauan studi terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka pemikiran teoritis. BAB III Metode Penelitian Metode penelitian berisi tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari lingkup penelitian, metode sampling, teknik pengumpulan data,variabel penelitian, definisi operasional, metode analisis data, dan metode pengujian instrumen. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan Analisis data dan pembahasan berisi tentang tahapan yang digunakan dalam proses penelitian, profil responden, hasil penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian.

12 BAB V Penutup Di dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang menjawab dari tujuan penelitian, serta memaparkan keterbatasan dalam penelitian, serta memberikan saran bagi penelitian di masa yang akan datang.