BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2011 di Taman Hutan Raya (Tahura) Pancoran Mas, Depok. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tallysheet, kuesioner, kertas koran, label, alkohol 70%, kantong plastik besar, dan sampel bagian tumbuhan untuk pembuatan herbarium. Sedangkan alat yang digunakan antara lain kompas, tambang plastik 100 m, pita meter, golok, kamera, dan alat tulis. 3.3 Jenis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis berdasarkan sumbernya, yaitu data primer dan sekunder. 1. Data primer didapatkan melalui hasil observasi lapang yang meliputi data spesies, diameter dan jumlah individu tingkat pohon dan tiang, spesies dan jumlah individu tingkat pancang dan semai, serta jumlah dan habitus tumbuhan bawah (herba, semak, perdu), liana dan epifit. Data primer juga didapatkan melalui wawancara masyarakat yang tinggal di sekitar Tahura. 2. Data sekunder didapatkan melalui studi pustaka sejumlah literatur dan dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini.
Gambar 1 Denah lokasi penelitian Tahura Pancoran Mas. (Foto udara sumber: www.wikimapia.org)
3.4 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian terdiri dari tiga tahapan utama, yakni tahap kajian pustaka, observasi lapang, dan tahap pengolahan dan analisis data. Setiap tahapan memiliki aspek kajian, sumber data, dan metode yang berbeda (Tabel 1). Tabel 1 Tahapan kegiatan, aspek kajian, sumber data, dan metode dalam pengambilan data No Tahapan kegiatan 1 Kajian pustaka Kondisi umum lokasi penelitian Kondisi demografi masyarakat 2 Observasi lapang 3 Pengolahan dan Analisis data Aspek kajian Sumber data Metode Interaksi masyarakat Komposisi vegetasi Kegunaan tumbuhan Pengolahan data Analisis data Kecamatan Pancoran Mas, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Depok Tahura Pancoran Mas dan masyarakat sekitar Data primer dan data sekunder yang terkumpul selama penelitian Studi literatur dan dokumen lainnya Wawancara Analisis vegetasi Studi literatur Pengolahan secara kuantitatif dan analisis secara deskriptif melalui penjabaran secara tabulasi 3.5 Metode Pengambilan Data 3.5.1 Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai interaksi dan pengetahuan masyarakat terhadap Tahura Pancoran Mas terutama keanekaragaman hayati di dalamnya. Penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal dengan jarak terdekat di sekeliling Tahura, lama tinggal, dan kerelaan untuk diwawancara. Wawancara dilakukan mengacu pada kuesioner yang telah dibuat. Responden dalam wawancara diambil sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 responden wanita dan 15 responden pria.
3.5.2 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi dalam plot pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi jalur garis berpetak. Penetapan jalur pengamatan ditentukan menggunakan metode systematic sampling yaitu penetapan jalur secara berurutan dengan jarak antar jalur ditetapkan sebesar 30 meter. Metode analisis vegetasi dilakukan dengan pengamatan pada suatu petak yang dibagi-bagi kedalam petakpetak berukuran 20x20 m 2, 10x10 m 2, 5x5 m 2, dan 2x2 m 2. Petak berukuran 20x20 m 2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi liana, epifit, dan tingkat pohon dengan diameter setinggi dada (130 cm) dari permukaan tanah sebesar 20 cm; petak berukuran 10x10 m 2 untuk pengambilan data vegetasi tingkat tiang dengan diameter 10-20 cm; petak berukuran 5x5 m 2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pancang dengan diameter <10 cm, tinggi > 1.5 m; dan 2x2 m 2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai tinggi hingga 1,5 m) dan tumbuhan bawah. Bentuk unit contoh pengamatan vegetasi seperti disajikan pada Gambar 3. B D C A Transek Gambar 2 Skema petak-petak pengukuran analisis vegetasi. Keterangan: A = Petak pengukuran untuk pohon, epifit, liana dan parasit (20 x 20 m 2 ) B = Petak pengukuran untuk tiang (10 x 10 m 2 ) C = Petak pengukuran untuk pancang (5 x 5 m 2 ) D = Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah (2 x 2 m 2 ) 3.6 Pembuatan Herbarium Herbarium digunakan sebagai dokumentasi dan mempermudah referensi dalam penelitian botani. Herbarium terbagi atas dua jenis yaitu awetan basah dan
kering. Penelitian ini menggunakan metode herbarium awetan kering dengan langkah-langkah pembuatan sebagai berikut: 1. Sampel herbarium yang lengkap terdiri dari ranting, daun, bunga dan buah jika ada serta diusahakan memilih sampel yang kondisinya masih sangat baik dan utuh. 2. Sampel dipotong dengan panjang 40 cm atau lebih bergantung ukuran sampel. 3. Sampel diberi label gantung berukuran 3x5 cm dengan keterangan mengenai nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal, dan lokasi pengembilan spesimen 4. Sampel disisipkan ke dalam lipatan kertas koran kemudian dimasukkan ke dalam plastik 5. Sampel disusun dalam sasak lalu siram sampel dengan alkohol 70% secara merata 6. Sampel dijemur herbarium dalam sasak di bawah panas matahari hingga kering atau dapat juga disusun dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 55⁰C selama 5 hari (sesuai kebutuhan, jika sudah kering proses pengeringan dapat dihentikan) 7. Spesimen yang sudah kering kemudian diidentifikasi untuk diketahui nama ilmiahnya. 3.7 Analisis Data Data hasil analisis vegetasi dikelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan yang terdiri dari nama ilmiah, nama lokal, famili dan kegunaan. Analisis data untuk analisis vegetasi dan hasil wawancara dilakukan secara deskriptif dan data dijabarkan secara tabulasi. 3.7.1 Klasifikasi pemanfaatan Data spesies tumbuhan yang didapatkan melalui wawancara dan identifikasi diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatannya yang meliputi 10 kelompok kegunaan (Tabel 2). Identifikasi spesies tumbuhan berguna dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu (a) identifikasi spesies tumbuhan secara umum dan (b) identifikasi spesies tumbuhan berguna. Identifikasi spesies tumbuhan berguna dikerjakan dengan studi berbagai buku/literatur dan sumber-sumber
lainnya tentang tumbuhan berguna yang ada. Penyajian data dilakukan dengan pengelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan dengan menyaring dari tiaptiap kegunaan masing-masing spesies tumbuhan. Tabel 2 Klasifikasi Kelompok Kegunaan Tumbuhan No Kelompok Kegunaan 1 Tumbuhan obat 2 Tumbuhan hias 3 Tumbuhan penghasil pangan 4 Tumbuhan pakan ternak 5 Tumbuhan bahan pewarna alami 6 Tumbuhan penghasil bahan bangunan 7 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan 8 Tumbuhan penghasil kayu bakar 9 Tumbuhan penghasil pestisida alami 10 Lainnya 3.7.2 Indeks Nilai Penting Dominansi suatu spesies terhadap spesies-spesies lain dalam suatu tegakan dapat dinyatakan berdasarkan besaran-besaran seperti banyaknya individu, persen penutupan (cover percentage) dan luas bidang dasar (basal area), volume, biomasa, dan Indeks Nilai Penting. Indeks Nilai Penting (INP) dapat menggambarkan kedudukan suatu spesies di dalam komunitas tegakannya, semakin tinggi nilai INP yang dimiliki suatu spesies maka semakin dominan keberadaan spesies tersebut di suatu habitat. Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, maka pada masing-masing petak ukur dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk setiap spesies tumbuhan (Soerianegara & Indrawan 1998). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan suatu spesies (K) Kerapatan relatif suatu spesies (KR) Frekuensi suatu spesies (F) Frekuensi relatif suatu spesies (FR) Dominansi suatu spesies (D)
Dominansi relatif suatu spesies (DR) Setelah dilakukan tahapan perhitungan diatas dapat dilakukan perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) sebagai berikut: Untuk tingkat semai dan pancang: INP = KR + FR Untuk tingkat tiang dan pohon: INP = KR + FR + DR Total Indeks Nilai Penting (INP) untuk setiap tingkat pohon, tiang, pancang, semai, dan tumbuhan bawah dihitung untuk menggambarkan kondisi vegetasi. 3.7.3 Persen Habitus Perhitungan persen habitus perlu untuk mengetahui kelompok habitus yang paling dominan ditemui di suatu habitat. Kelompok habitus diantaranya adalah pohon, perdu, semak, liana, herba, palem dan epifit. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: 3.7.4 Persen Tumbuhan Berguna Persen tumbuhan berguna tertentu dihitung untuk mengetahui kelompok tumbuhan berguna yang paling dominan di habitat tertentu. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: