BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi meliputi lingkungan mikro maupun lingkungan makro. Lingkungan mikro seperti kinerja perusahaan, kebijakan strategi perusahaan (misalnya kebijakan merger atau divestasi), pengumuman laporan keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di pasar modal. Lingkungan makro seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi yang dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal. Demikian pula kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), pada akhirnya juga akan berdampak pada sektor-sektor lain dalam perekonomian. Hal ini dikarenakan bahan bakar minyak memiliki peranan yang sangat penting sebagai bahan bakar yang menggerakkan perekonomian. Pasokan minyak bumi merupakan input penting dalam proses produksi industri, terutama untuk menghasilkan listrik, menjalankan mesin produksi, dan mengangkut bahan baku atau mengirim hasil produksi ke pasar. 1
Perubahan harga bahan bakar minyak bisa berdampak pada perubahanperubahan biaya operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan. Hal ini pada akhirnya mengharuskan perusahaan untuk menaikkan harga jual produknya di pasar. Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada naiknya harga-harga bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Kenaikan bahan pokok tersebut akan berimbas pada tuntutan karyawan untuk menaikkan upah. Tuntutan kenaikan upah tersebut akan menambah kenaikan biaya overhead perusahaan, sehingga pada akhirnya akan mengurangi laba perusahaan. Di sisi lain, kenaikan harga bahan bakar minyak akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan. Penurunan penjualan tersebut pada akhirnya akan menurunkan laba perusahaan. Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan. Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Walaupun tidak berpengaruh langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal, tetapi kenaikan harga bahan bakar minyak tidak bisa dipisahkan dari 2
aktivitas bursa saham. Menurut Suryawijaya dan Setiawan (1998), semakin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa di sekitarnya, baik berkaitan ataupun tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi. Peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan untuk menganalisis keadaan pasar. Informasi tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor yang tercermin dari reaksi pasar terhadap informasi tersebut. Akibatnya adalah terjadi pergeseran harga untuk mencapai harga keseimbangan yang baru. Peristiwa-peristiwa yang memiliki kandungan informasi positif dinilai akan mendorong kegiatan perekonomian sehingga kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba semakin tinggi. Peningkatan laba tersebut akan meningkatkan return saham perusahaan. Sebaliknya, peristiwa yang memiliki kandungan informasi negatif dinilai akan menghambat kegiatan perekonomian sehingga perusahaan sulit berkembang dan akhirnya akan menurunkan return saham perusahaan. Menurut Robert Ang (1997), analisis kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas. Jika kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar imbal hasil (return) saham-saham yang beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi baik maka kemungkinan besar imbal hasil (return) saham-saham yang beredar akan merefleksikan kenaikan yang sebanding pula. 3
Dalam konsep hipotesis pasar efisien, suatu pasar dapat dikatakan efisien jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan. Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam perubahan harga sekuritas dan naik-turunnya volume transaksi harian. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2010). Metode studi peristiwa sudah banyak digunakan dalam penelitian untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu peristiwa, baik peristiwa ekonomi yang berkaitan langsung dengan emiten atau peristiwa non-ekonomi (misalnya peristiwa politik, kerusuhan sosial, atau kebijakan pemerintah). Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu peristiwa dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2010). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. 4
Sebaliknya, pengumuman yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebagian besar penelitian event study menggunakan berbagai event yang terkait langsung dengan aktivitas ekonomi emiten, seperti stock split, kebijakan deviden, pengumuman laba, pengumuman merger atau akuisisi. Namun beberapa event study mutakhir mengamati reaksi pasar modal dengan menggunakan berbagai event di luar (atau tidak terkait langsung) dengan aktivitas-aktivitas emiten. Penelitian dengan menggunakan pendekatan event study yang menggunakan peristiwa di luar isu ekonomi misalnya dilakukan oleh Suryawijaya dan Setiawan (1998). Penelitian tersebut menguji kekuatan muatan informasi dari suatu peristiwa politik (perebutan kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia, atau dikenal dengan Peristiwa 27 Juli ) terhadap aktivitas pergerakan harga saham dan aktivitas volume perdagangan di bursa efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Penelitian lain misalnya dilakukan oleh Asri (1996) yang meneliti reaksi harga saham perusahaan multinasional U.S terhadap peristiwa politik di negara tuan rumah (host country). Penelitian tersebut mengambil peristiwa pengunduran perdana menteri Takeshita dengan menggunakan sampel sebanyak 62 perusahaan multinasional Amerika Serikat yang mempunyai subsidiari di Jepang. Penelitian tersebut menggunakan event study dengan menggunakan indikator abnormal 5
return dengan tujuan mengkaji pola reaksi pasar terhadap informasi politik tersebut. Karena kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak merupakan isu penting dan dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian secara nasional, maka penelitian mengenai pengaruh kebijakan tersebut perlu dilakukan. Penelitian ini akan menguji peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tanggal 22 Juni 2013 dengan melihat reaksi pasar modal terhadap peristiwa tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah event study dengan mengamati abnormal return untuk mengukur reaksi tersebut. Peristiwa yang dipilih dalam penelitian ini adalah kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan sampel saham Indeks LQ-45 untuk melihat reaksi pasar modal Indonesia secara keseluruhan terhadap peristiwa kenaikan harga BBM. Selain menggunakan Indeks LQ-45, penelitian ini juga menggunakan saham sektor manufaktur dan saham sektor pertambangan. Alasan peneliti menggunakan sampel saham sektor manufaktur karena perusahaan sektor manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Proses produksi tersebut sangat terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak. Alasan peneliti menggunakan sampel dari perusahaan sektor pertambangan adalah karena kenaikan harga BBM tidak terlepas dari pengaruh kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak 6
dunia ini pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga komoditas-komoditas global lainnya. 1.2. Pertanyaan Penelitian 1. Apakah peristiwa kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 menghasilkan abnormal return pada saham Indeks LQ-45, saham sektor manufaktur, dan saham sektor pertambangan? 2. Apakah rata-rata abnormal return selama 10 hari sebelum peristiwa berbeda dengan rata-rata abnormal return selama 10 hari setelah peristiwa kenaikan BBM tanggal 22 Juni 2013 pada saham Indeks LQ-45, saham sektor manufaktur, dan saham sektor pertambangan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tanggal 22 Juni 2013. Pendekatan yang digunakan adalah event study dengan mengamati abnormal return pada saham yang terdaftar dalam Indeks LQ-45, saham sektor manufaktur, dan saham sektor pertambangan. Tujuan peneliti menggunakan sampel saham Indeks LQ-45 adalah untuk melihat reaksi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Bahan bakar minyak (BBM) memiliki peranan yang sangat penting hampir di setiap perusahaan. Ketika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan berdampak pada kenaikan biaya 7
perusahaan serta turunnya daya beli masyarakat secara keseluruhan. Indeks LQ-45 dianggap dapat mewakili populasi pasar secara keseluruhan karena Indeks ini terdiri dari saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di pasar modal, serta merupakan saham-saham yang tergolong likuid. Menurut laporan di IDX Fact Book tahun 2013, Indeks LQ-45 memiliki kapitalisasi pasar 70% lebih dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia. Dengan kapitalisasi pasar sebesar ini, maka sampel Indeks LQ-45 dianggap dapat mewakili populasi pasar secara keseluruhan. Tujuan peneliti menggunakan sampel saham sektor manufaktur adalah untuk melihat reaksi harga saham sektor manufaktur terhadap peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak. Aktivitas sektor manufaktur berkaitan erat dengan bahan bakar minyak, mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan, hingga menjadi produk yang siap didistribusikan dan dipasarkan. Proses tersebut sangat bergantung pada bahan bakar minyak, sehingga kenaikan harga bahan bakar minyak akan berdampak buruk pada perusahaan. Tujuan peneliti menggunakan saham sektor pertambangan adalah untuk melihat reaksi harga saham sektor pertambangan terhadap peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak. Salah satu alasan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak adalah karena harga minyak dunia mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Meskipun tidak secara langsung, kenaikan harga minyak dunia akan berpengaruh pada harga komoditas-komoditas energi dan pertambangan. 8
1.4. Manfaat Penelitian sebagai berikut: Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai dampak suatu peristiwa kebijakan pemerintah terhadap return saham di pasar modal Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar modal sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan strategi investasi. 2. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi kalangan akademisi untuk bahan penelitian lebih lanjut mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa tertentu. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepekaan penulis terhadap berbagai studi pada bidang manajemen keuangan serta meningkatkan ketrampilan dalam melakukan penelitian secara komprehensif. 1.5. Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi dalam lima bab, masing-masing bab akan membahas hal-hal sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan dasar-dasar teori dari permasalahan yang diteliti yang berkaitan dengan pasar modal efisien, studi peristiwa (event study), return saham, dan saham Indeks LQ-45. Bab ini juga berisi hasil penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian serta pengembangan hipotesis penelitian. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian dengan menguraikan identifikasi peristiwa, periode waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, variabel penelitian, serta langkah- langkah pengujian hipotesis penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi deskripsi sampel penelitian dan pembahasan hasil pengujian hipotesis penelitian. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analis, serta batasan-batasan penelitian. 10