I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dewasa ini sering kali dikaitkan dengan. keberadaan energi. Energi merupakan salah satu input penting dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Delieh Chariesmawanty, 2015

ANALISIS PENGARUH HARGA MINYAK DUNIA DAN VOLATILITASNYA TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Harga Minyak Mentah Dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Kondisi Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan fiskal secara keseluruhan. Indikator kerentanan fiskal yang dihadapi adalah meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di dunia. Kebutuhan minyak yang terus meningkat setiap tahun di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan minyak mentah yang merupakan salah satu input penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Kinerja CENTURY PRO FIXED

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROFIL EKONOMI AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan terkait dengan kelangsungan berjalannya sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

PERAMALAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DALAM RAPBN TAHUN 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dewasa ini sering kali dikaitkan dengan keberadaan energi. Energi merupakan salah satu input penting dalam proses produksi. Ketersediaan energi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas dalam beberapa tahun terakhir ini. Kebutuhan akan energi sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro. Aktivitas ekonomi dengan dukungan input yang baik tentunya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan aktivitas ekonomi yang tidak didukung dengan input yang baik. Jadi keberadaan energi sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi para pelaku ekonomi. Konsumsi terhadap energi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Konsumsi dunia terhadap energi total mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2000, konsumsi energi dunia tercatat sejumlah 9.382,4 ribu TOE (Tones of Oil Equivalent) dan terus meningkat dalam sebelas tahun terakhir sampai menembus jumlah 12.002,4 ribu TOE akhir tahun 2010. Nilai ini diperkirakan akan terus meningkat dengan munculnya negara-negara industri baru seperti China dan India. Peningkatan konsumsi terhadap energi juga terjadi di Indonesia. Pada periode yang sama, konsumsi energi Indonesia mengalami peningkatan dari 98,4 ribu TOE ke 140 ribu TOE. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa Indonesia saat ini sangat tergantung dengan ketersediaan energi. Aktivitas sehari-hari tidak dapat lepas dari penggunaan energi. Penggunaan energi juga diprediksi akan terus meningkat seiring dengan rencana pemerintah untuk

2 meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah agar mampu menjaga ketersediaan energi yang cukup untuk menopang rencana mereka. (British Petroleum (BP) Statistical Review of World Energy Market 2010). Kebutuhan energi dunia saat ini sangat banyak disokong oleh minyak mentah atau minyak bumi (oil). Menurut data dari BP Statistical Review of World Energy 2010, dari total konsumsi energi dunia hampir 34 persen pemenuhannya berasal dari oil. Sementara sisanya, dipenuhi dari gas alam, batu bara dan nuklir. Sementara di Indonesia, kebutuhan akan energi disokong oleh minyak mentah sampai 42,5 persen. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kebutuhan energi kita terhadap minyak mentah. Produksi minyak mentah Indonesia menunjukkan nilai yang semakin menurun setiap tahunnya. Data dari BP Statistical Review of World Energy Market 2010, produksi minyak mentah Indonesia pada tahun 1996 sebesar 1.580 ribu barel per hari terus mengalami penurunan menjadi 1.456 ribu pada tahun 2000, 1.090 ribu tahun 2005, dan terus menurun hingga 990 ribu pada tahun 2009. Penurunan produksi Indonesia ini menyebabkan Indonesia harus keluar dari anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) pada tahun 2009. Keanggotaan Indonesia dicabut karena sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan dalam negerinya sendiri. Penurunan produksi dari tahun ke tahun yang dialami oleh Indonesia diikuti oleh peningkatan konsumsi minyak mentah. Konsumsi Indonesia sebesar 939 ribu barel per hari pada tahun 1996 terus mengalami peningkatan sampai tahun 2009 dengan konsumsi sebesar 1.289 ribu barel per hari. Peningkatan ini

3 diprediksi akan terus terjadi karena beberapa faktor antara lain karena terus meningkatnya jumlah penduduk Indonesia (BP Statistical Review of World Energy Market 2010). Berdasarkan data dari U.S. EIA (United States Energy Information and Administration) produksi Indonesia mengalami penurunan sejak 1997. Dan pada tahun 2003 Indonesia telah menjadi negara net-importir minyak dan pada tahun 2009 Indonesia harus melepaskan statusnya sebagai anggota OPEC karena tidak akan memiliki visi yang sama dengan OPEC dengan statusnya sebagai netimportir minyak. Puncaknya, pada tahun 2003, produksi Indonesia bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhan energi masrakat Indonesia. Hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk dilihat bagaimana produksi dan konsumsi minyak energi ini akan mempengaruhi kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh Indonesia. Minyak mentah merupakan salah satu komoditas yang diekspor dan sekaligus diimpor oleh Indonesia. Ini menunjukkan bahwa harga minyak mentah dunia akan mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran perdagangan Indonesia. Booming harga minyak yang terjadi pada tahun 2005 dan 2008 mendorong peningkatan inflasi Indonesia. Tercatat inflasi Indonesia mencapai 11 persen dan 9,8 persen (SEKI-BI). Angka ini menunjukkan angka tertinggi semenjak krisis tahun 1998. Peningkatan tingkat harga ini tentu tidak diinginkan pemerintah. Pemerintah tentunya menginginkan nilai inflasi yang stabil agar perekonomian dapat dijaga. Keadaan makroekonomi yang stabil sangat penting dilakukan untuk membantu para pelaku ekonomi dalam maupun luar negeri dapat berkerja dengan

4 baik. Oleh karena itu, keadaan makroekonomi perlu dijaga pada keadaan yang baik. Pemerintah memiliki tanggung jawab atas berjalannya perekonomian. Makroekonomi bisa menjadi indikator kesejahteraan suatu negara. Makroekonomi yang baik akan menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di negara tersebut juga baik dan sebaliknya. Keadaan makroekonomi yang terjaga dalam keadaan baik menunjukkan bahwa kegiatan perekonomian yang terjadi di negara tersebut berjalan dengan baik sehingga kesejahteraan dapat tercapai. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mengeluarkan kebijakan yang bisa menjaga stabilnya ekonomi. Harga minyak mentah dunia, beberapa periode terakhir, mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif. Minyak mentah jenis West Texas Intermediete (WTI) maupun brent kecenderungan peningkatan setiap bulannya. Data dari U.S. Energy Information Administration menunjukkan harga West Texas Intermediete sebesar 46,84 US Dollar per barel pada Januari 2000 dan 44,51 US Dollar untuk jenis brent pada waktu yang sama. Dalam kurun waktu sepuluh tahun harganya melambung mencapai 74,47 US Dollar untuk jenis WTI dan 74,46 US Dollar untuk jenis brent pada akhir Desember 2009. Dalam selang waktu sepuluh tahun tersebut harga minyak, baik jenis WTI maupun brent, mengalami perubahan harga yang sangat fluktuatif seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.1. Harga minyak mentah dunia, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1, mencapai harga tertingginya pada tahun 2008 dengan kisaran harga mencapai 130 US Dollar per barel. Ini merupakan kenaikan harga minyak dunia tertinggi dalam sejarah. Keadaan ini mebuat perekonomian berada pada ambang ketidakpastian. Indonesia

5 bahkan meningkatkan harga minyak domestiknya untuk mengurangi beban negara akibat dari kenaikan harga minyak ini. US Dollar per Barel 160 140 120 100 80 60 40 20 brent WTI 0 Jan-2000 Sep-2000 May-2001 Jan-2002 Sep-2002 May-2003 Jan-2004 Sep-2004 May-2005 Jan-2006 Sep-2006 May-2007 Jan-2008 Sep-2008 May-2009 Sumber : U.S. Energy Information Administration 2010 (diolah) Gambar 1.1. Harga Minyak Mentah Dunia Jenis WTI dan Brent Kenaikan harga minyak dunia dapat terjadi karena beberapa hal. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah membuat pasokan minyak dunia yang berasal dari sana menjadi terhambat. Kekurangan suplai ini menyebabkan kenaikan harga minyak mentah dunia. Dari sisi permintaan, permintaan akan minyak mintah dunia meningkat seiring dengan munculnya negara industri baru seperti India dan China. OPEC juga berusaha untuk mengimbangi kenaikan harga minyak dunia dengan menjamin suplai tetap ada. Kedua hal ini membuat harga minyak duniia menjadi fluktuatif. Pergerakan harga minyak dunia ini menjadi perhatian yang penting bagi publik. Hal ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi negara yang selama ini menjadi konsumen utama minyak mentah dunia. Peningkatan harga minyak mentah dunia yang berkelanjutan dikhawatirkan dapat merugikan perekonomian dunia dan memiliki konsekuensi politik dan ekonomi (Abu, 2010).

6 Selain pada tahun 2008, sebenarnya harga minyak pernah mengalami peningkatan besar (booming) pada periode tahun 1970-an sampai awal 1980-an. Saat itu Indonesia masih merupakan salah satu pemasok minyak dunia. Beberapa keuntungan yang diperoleh oleh Indonesia saat itu adalah meningkatnya nilai ekspor Indonesia dari US$ 1 Miliar pada 1973 menjadi US$ 23,36 Miliar pada tahun 1981. Ekonomi juga mengalami pertumbuhan yang cukup besar mencapai 9,9 persen selama periode tersebut (Mubyarto, 1988). Pertumbuhan ekonomi pada masa itu merupakan pertumbuhan ekonomi terbesar yang pernah dicapai oleh Indonesia. Keuntungan ekonomi yang diperoleh Indonesia ternyata membawa beberapa dampak buruk seperti tingginya tingkat inflasi. Laju inflasi Indonesia lebih tinggi dari inflasi dunia. Indonesia juga mengalami gejala the Dutch Disease yang ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi tadi. Selain itu, masyarakat Indonesia menjadi malas dan boros dalam kehidupannya sehari-hari. Meskipun terjadi peningkatan ekspor, nilai impor Indonesia juga meningkat relatif lebih tinggi dari nilai ekspornya. Secara historis Indonesia pernah sangat bergantung pada perdagangan minyak mentah dalam membangun perekonomiannya. Pertumbuhan ekonomi yang besar akibat dari adanya pengaruh harga minyak mentah dunia tentunya cukup menunjukkan bahwa harga minyak mentah dunia memiliki pengaruh yang signifikan pada perekonomian Indonesia pada masa lalu. Hal yang menarik untuk melihat apakah hal yang sama akan terjadi pada keadaan Indonesia saat ini. Selain harga minyak, ternyata volatilitas harga juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian Gozali (2011) menunjukkan adanya pengaruh volatilitas terhadap kinerja makroekonomi

7 Indonesia. Hal ini dapat menjadi variabel tambahan dalam menentukan pengaruh harga minyak dunia terhadap kinerja makro ekonomi Indonesia. Minyak mentah dunia merupakan komoditas yang juga diperdagangkan di pasar berjangka. Keadaan ini menyebabkan harga minyak dunia tidak jauh berbeda dengan saham. Peningkatan volatilitas atau ketidakpastian akan meningkatkan tingkat spekulasi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi. Ketidakpastian harga minyak akan mengakibatkan para pelaku ekonomi semakin ragu untuk melakukan kegiatan ekonomi sehingga kegiatan perekonomian dapat terhambat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba untuk meneliti pengaruh harga minyak dunia terhadap kinerja makroekonomi Indonesia dengan judul Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia dan Volatilitasnya Terhadap Makroekonomi Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Booming harga minyak yang terjadi pada tahun 2005 dan 2008 membawa dampak buruk terhadap tingkat harga secara umum di Indonesia. Inflasi Indonesia tercatat mencapai 11 persen dan 9,8 persen. Pada tahun tersebut nilai minyak mengalami lonjakan masing-masing 10 US Dollar per barel dan 30 US Dollar per barel. Nilai inflasi yang tercatat tersebut merupakan peningkatan inflasi terbesar yang terjadi di Indonesia sejak krisis tahun 1998. Minyak mentah dunia memiliki peran yang sangat vital dalam proses produksi barang-barang Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia akan menyebabkan produksi Indonesia secara kesuluruhan menurun. Hal ini dapat

8 mendorong Indonesia pada keadaan stagflasi yang tidak diinginkan dalam perekonomian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh harga minyak dunia terhadap negara yang merupakan net-eksportir minyak dan netimportir minyak. Negara yang mengekspor minyak tentunya mendapat razeki yang besar dengan peningkatan harga minyak dunia karena pendapatan dari penjualan minyaknya akan meningkat. Sementara, negara pengimpor minyak tentunya harus merana karena uang yang mereka keluarkan untuk membeli minyak akan meningkat. Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang mengalami perubahan status tersebut. Sehingga menjadi menarik melihat apakah ada perbedaan pengaruh akan perubahan status tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan diangkat pada penelitian ini adalah: 1. Variabel makroekonomi apa saja yang dipengaruhi oleh adanya pergerakan harga dan volatilitas harga minyak dunia? 2. Bagaimanakah pengaruh shock yang berasal dari harga minyak dan volatilitasnya terhadap variabel makro ekonomi? 3. Bagaimana kontribusi dari variabel harga minyak dan volatilitasnya terhadap variabel makro ekonomi? 4. Apa saja implikasi kebijakan atas dinamika harga minyak dunia dan volatilitasnya terhadap makroekonomi Indonesia?

9 1.3 Tujuan Penelitian Melihat masalah yang dirumuskan di atas maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah: 1. Menganalisis variabel makro ekonomi apa saja yang dipengaruhi oleh adanya pergerakan harga dan volatilitas harga minyak dunia. 2. Menganalisis pengaruh shock yang berasal dari harga minyak dan volatilitasnya terhadap variabel makro ekonomi. 3. Menganalisis kontribusi variabel harga minyak dan volatilitasnya terhadap variabel makro ekonomi. 4. Menganalisis apa saja implikasi kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah atas dinamika harga minyak dunia dan volatilitasnya terhadap makroekonomi Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perekonomian Indonesia terutama perekonomian makro. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi keilmuan makro, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu melihat bagaimana pengaruh harga minyak dunia terhadap perekonomian Indonesia. 2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan tujukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang perminyakan di Indonesia.

10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya memfokuskan pada minyak mentah tanpa memasukkan produk olahannya. Harga minyak mentah dunia yang akan digunakan di sini adalah harga minyak mentah jenis West Texas Intermediete yang merupakan acuan harga minyak mentah dunia. Penelitian ini tidak membedakan ketika terjadi kenaikan harga atau penurunan harga minyak dunia. Variabel makroekonomi yang akan dilihat pergerakannya akibat adanya perubahan harga minyak dunia dan volatilitasnya pada penelitian ini adalah Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto, GDP), inflasi, Real Exchange Rate, Suku Bunga Modal Kerja, private consumption, government consumption, investasi, ekspor, dan impor.