ANALISIS PENGARUH PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS PANGARENGAN (Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERCEPATAN KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA JAHITAN PERINEUM IBU NIFAS DI PUSKESMAS SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Siti I anah ¹, Taadi ², Mardi Hartono ³, Supriyo 4

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUTIH TELUR DAN IKAN GABUS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU NIFAS TERHADAP MAKANAN GIZI SEIMBANG DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI KLINIK BERSALIN KHAIRUNNISA TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI. Nuris Kushayati

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMBERIAN KIE DENGAN PENGETAHUAN NUTRISI MASA NIFAS DI PUSKESMAS KEDUNGDUNG SAMPANG

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir maupun

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS PANGARENGAN (Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang) Rikhly Faradisy Mursyida Dosen AKBID Graha Husada Sampang Email : decchi_87@yahoo.co.id ABSTRAK Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada masa ibu nifas adalah infeksi pada masa nifas, dimana infeksi tersebut berawal dari luka perineum atau rupture perineum. Rupture perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi perineum yang dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps atau vacum. Tujuan penelitian menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Pangarengan. Desain penelitian meggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 35 ibu nifas. Variabel independen adalah faktor pengetahuan, status gizi, pendapatan, usia dan personal hygiene dengan variabel dependen adalah penyembuhan luka perineum. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data menggunakan kolerasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu nifas baik rata-rata sebanyak 22 orang (62,9%), hampir setengah status gizi ibu nifas normal sebanyak 16 orang (45,7%), sebagian besar status sosial ekonomi (pendapatan) antara Rp.100.000-500.000 sebanyak 30 orang (85,7%), hampir setengah usia ibu nifas antara 20-30 tahun sebanyak 16 orang (45,7%), rata-rata yang mempunyai personal hygiene baik sebanyak 24 orang (68,6%). Hasil penelitian didapatkan nilai pengetahuan (p=0,216), status gizi (p=0,717), pendapatan (p=0,376), usia (p=0,185),personal hygiene (p=0,000). Jadi yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum adalah personal hygiene. Rata-rata pada ibu nifas dengan personal hygiene baik, penyembuhan luka perineumnya baik. Upaya yang dilakukan untuk penyembuhan luka perineum dengan memberi konseling atau penyuluhan tentang penyembuhan luka perineum Kata Kunci: Penyembuhan luka perineum, Ibu Nifas PENDAHULUAN Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada masa ibu nifas adalah infeksi pada masa nifas dimana infeksi tersebut berawal dari luka perineum atau rupture perineum. Rupture perineum dapat terjadi karena adanya rupture spontan maupun episiotomi perineum yang dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat (Prawirohardjo, 2005). Data di Puskesmas Pangarengan Januari 2014 diperoleh data jumlah ibu nifas 40 orang, dengan robekan perineum karena Embrio, Jurnal Kebidanan Page 26

rupture sebanyak 12 orang (30%), robekan perineum karena tindakan episiotomi, sebanyak 19 orang (47,5%), dan perineum utuh sebanyak 9 orang (22,5%). Berdasarkan survei awal ibu nifas dari 5 yang luka perineum proses penyembuhannya kurang baik karena ibu makan hanya dengan tahu dan tempe, ibu juga ada pantangan makanan seperti ikan, telor, daging, minumnya sedikit, mobilisasinya kurang baik sehingga dapat menghambat proses penyembuhan luka perineum. pada perineum akibat episiotomi, rupture, atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pada masa nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi (Bahiyatun, 2009). Setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya yaitu dibersihkan dengan air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008). Sebelum dan sesudah membersihkan genetalia, ibu harus mencuci tangan sampai bersih. Pada waktu mencuci luka (episiotomi), ibu harus mencucinya dari arah depan ke belakang dan mencuci daerah anusnya yang terakhir (Bahiyatun, 2009). Jika dilakukan perawatan pada luka perineum post episiotomi maka akan mempercepat penyembuhan, sedangkan jika tidak dilakukan perawatan maka akan menyebabkan terjadinya infeksi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada ibu nifas yang terjadi luka perineum, penyembuhannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: faktor eksternal (status gizi, lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi, penanganan petugas) dan faktor internal (usia, penanganan jaringan, hipovolemia, faktor lokal edema, personal hygiene, medikasi, aktifitas yang berlebih, penyakit penyerta) (Smeltzer, 2002). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Pangarengan Kec. Pengarengan Kab. Sampang. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian survey analitik korelasi rank spearman yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional dimana pengumpulan semua variabel dilakukan pada satu saat. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah : pengetahuan, status gizi, pendapatan, usia, personal hygiene serta penyembuhan luka perineum. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dengan kuesioner pada responden terhadap penyembuhan luka perinuem ibu nifas dan data sekunder telaah dokumen. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan editing, coding, scoring dan tabulating, uji regresi logistik ganda. Embrio, Jurnal Kebidanan Page 27

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Pangarengan BulanMei Tahun 2014. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Pengetahuan 3 8,6 Kurang Pengetahuan 10 28,6 cukup Pengetahuan 22 62,9 Pada tabel 1 didapatkan ibu nifas sebagian besar pengetahuan baik sebanyak 22 orang (62,9%) dan paling sedikit yaitu pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (8,6%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Status Gizi di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei Tahun 2014. Status Gizi Frekuensi Persentase Sangat kurus 1 2,9 Kurus 5 14,3 Normal 22 62,8 Gemuk 4 11,4 Sangat Gemuk 3 8,6 Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa status gizi ibu sebagian besar normal sebanyak 22 orang (62,8%) dan sebagian kecil ibu status gizinya sangat kurus sebanyak 1 orang (2,9%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Pendapatan di Puskesmas Pengarengan Bulan Mei Tahun 2014 Status Ekonomi Frekuensi Persentase (%) < Rp.100.000 1 2,9 Rp.100.000-30 85,7 500.000 >Rp. 500.000 4 11,4 Sumber : Data primer, 2014 Pada tabel 3 menunjukkan bahwa ibu yang berpenghasilan antara Rp.100.000-500.000 sebanyak 30 orang (85,7%) dan ibu yang berpenghasilan kurang dari Rp.100.000/bulan sebanyak 1 orang (2,9%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Usia di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei Tahun 2014. Umur Frekuensi Persentase < 20 9 25,7 21-30 16 45,7 >30 10 28,6 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa ibu yang terbanyak yaitu ibu berusia 20-30 tahun sebanyak 16 orang (45,7%) dan paling sedikit adalah ibu berusia <20 tahun sebanyak 9 orang (25,7%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Personal Hygiene di Puskesmas Pengarengan Bulan Mei Tahun 2014 Personal Hygiene Frekuensi Persentase Personal Hygiene 2 5,7 kurang Personal Hygiene 9 25,7 cukup Personal Hygiene 24 68,6 baik Embrio, Jurnal Kebidanan Page 28

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa personal hygiene ibu paling banyak personal hygiene baik sebanyak 24 orang (68,6%) dan ibu yang personal hygiene kurang sebanyak 2 orang (5,7%). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Penyembuhan Perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei Tahun 2014 Penyembuhan Perineum Frekuensi Persentase (%) buruk 2 5,7 sedang 9 25,7 baik 24 68,6 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar luka baik sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil penyembuhan luka buruk sebanyak 2 orang (5,7%). 2. Analisis Bivariat Penget ahuan Tabel 7 Hasil Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan Ibu dengan penyembuhan luka perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei 2014. Penyembuhan luka perineum Jumlah buruk sedang N % N % N % N % Kurang 2 5,7 0 0 1 2,9 3 8,6 Cukup 0 0 3 8,6 7 20 10 28,6 0-6 17,1 16 45,7 22 62,9 Total 2 5,7 9 25,7 24 68,6 35 100 Pada tabel 7 dari 35 ibu yang sebagian besar berpengetahuan baik dengan luka baik sebanyak 16 orang (45,7%) dan ibu yang berpengetahuan cukup dengan luka baik sebanyak 7 orang (20%) Sedangkan sebagian kecil ibu yang berpengetahuan kurang dengan luka baik sebanyak 1 orang (33,3%). Tabel 8 Hasil Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi Ibu dengan penyembuhan luka perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei 2014. Status Gizi Sangat kurus Penyembuhan luka perineum Jumlah buruk sedang N % N % N % N % 0 0 0 0 1 2,9 1 2,9 Kurus 0 0 2 5,7 3 8,6 5 14,3 Normal 2 5,7 6 17,1 14 40 22 62,9 Gemuk 0 0 1 2,9 3 8,6 4 11,4 Sangat Gemuk 0 0 0 0 3 8,6 3 2,9 Total 2 5,7 9 25,7 24 68,6 35 100 Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 35 ibu sebagian besar status gizinya normal dengan luka baik sebanyak 14 orang (40%) dan sebagian kecil status gizi sangat kurus dengan luka baik sebanyak 1 orang (2,9%). Tabel 9 Hasil Tabulasi Silang Hubungan pendapatan dengan penyembuhan luka perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei 2014. Embrio, Jurnal Kebidanan Page 29

Pendapat an < Rp.100.000 Rp.100.000-500.000 > Rp.500.000 Penyembuhan luka perineum Total buruk sedang N % N % N % N % 0 0 0 0 1 2.9 1 2.9 2 5,7 7 20 21 60 30 0 0 2 5,7 2 5,7 4 85, 7 11, 4 Total 2 5,7 9 25,7 24 68,6 35 100 Berdasarkan tabel 9 dari 35 ibu sebagian besar pendapatan antara Rp.100.000-500.000 dengan luka baik sebanyak 21 orang (60%) dan ibu pendapatannya lebih dari Rp.500.000 dengan luka baik dan sedang masingmasing sebanyak 2 orang (5,7%) Sedangkan sebagian kecil ibu yang pendapatannya kurang Rp.100.000 dengan luka baik sebanyak 1 orang (2,9%). Tabel 10 Hasil Tabulasi Silang Hubungan Usia Ibu dengan penyembuhan luka perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei 2014 Penyembuhan luka perineum Usia buruk sedang Total N % N % N % N % <20 0 0 0 0 9 25,7 9 25,7 tahun 21-30 1 2,9 7 20 8 22,9 16 45,7 tahun >31 1 2,9 2 5,7 7 20 10 28,6 tahun Total 2 5,7 9 25,7 24 68,6 35 100 tahun dengan luka baik sebanyak 8 orang (22,9%) dan ibu berusia lebih dari 31 tahun dengan luka baik sebanyak 7 orang (20%). Sedangkan ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dengan luka baik sebanyak 9 orang (25,7%). Tabel 11 Hasil Tabulasi Silang Hubungan Personal Hygiene Ibu dengan penyembuhan luka perineum di Puskesmas Pangarengan Bulan Mei 2014. Penyembuhan luka Personal Hygiene buruk perineum sedan g Total N % N % N % N % Kurang 2 5,7 0 0 0 0 2 5,7 Cukup 0 0 6 17,4 3 8,6 9 25,7 0 0 3 8,6 21 60 24 68,6 Total 2 5,7 9 25,7 24 68,6 35 100 Tabel 11 menunjukkan dari 35 orang sebagian besar personal hygiene ibu baik dengan luka baik sebanyak 21 orang (60%) dan personal hygiene ibu cukup dengan luka sedang sebanyak 6 orang (17,4%). Sedangkan personal hygiene ibu kurang dengan luka buruk sebanyak 2 orang (15,7%). Tabel 12 Analisis Korelasi Spearman Rank Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Perineum di Puskesmas Pangarengan Kec. Pangarengan Kab. Sampang. Tabel 10 menunjukkan dari 35 orang sebagian besar ibu berusia antara 20-30 Embrio, Jurnal Kebidanan Page 30

Variabel Nilai Sig Ha/Ho Pengetahuan 0.216 H0 diterima, Ha ditolak Status Gizi 0.717 H0 diterima, Ha ditolak Pendapatan 0.376 H0 diterima, Ha ditolak Usia 0.185 H0 diterima, Ha ditolak Personal H0 ditolak, Ha 0.000 Hygiene diterima Berdasarkan tabel 12, dari lima variabel yang diteliti didapatkan adanya pengaruh personal hygiene dalam penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Pengetahuan ibu Nifas Berdasarkan tabel 1 didapatkan sebagian besar ibu berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (62.9%). Peneliti berasumsi bahwa semakin luas pengetahuan seseorang maka seseorang akan dapat melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan kepentingannya sehingga ibu nifas akan melakukan perawatan luka perineum dengan baik. 2. Status Gizi Ibu Nifas Berdasarkan tabel 2 sebagian besar ibu memiliki status gizi normal, yaitu sebanyak 22 orang (62.8%). Peneliti berasumsi bahwa status gizi diperoleh dari apa yang dimakan oleh ibu pada waktu masa nifas dengan menu makanan yang mengandung cukup gizi dan tidak melakukan pantang makanan sehingga pada saat masa nifas ibu gizi ibu tetap normal. Menurut Smeltzer (2002), makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar serta akan mempercepat masa penyembuhan luka perineum. Kualitas dan jumlah makan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada penyembuhan luka jalan lahir. 3. Pendapatan Ibu Nifas Berdasarkan tabel 3 paling banyak ibu berpenghasilan antara Rp.100.000-500.000, yaitu sebanyak 30 orang (85.7%). Peneliti berpendapat bahwa pendapatan seseorang akan mempengaruhi apa yang menjadi keputusan dalam menentukan perawatan luka perinuem dengan baik. Menurut Mahmud (2003), pendapatan adalah sebagai jumlah dari semua pendapatan yang diterima oleh segenap golongan masyarakat yang ikut dalam memproduksi barang dan jasa, baik berupa upah atau gaji. Embrio, Jurnal Kebidanan Page 31

4. Usia Ibu Nifas Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa ibu yang terbanyak yaitu ibu berusia 20-30 tahun sebanyak 16 orang (45.7%). Kematangan usia ibu berpengaruh penting dalam setiap menentukan keputusan dan tindakan ibu dalam melakukan perawatan luka perinuem dengan baik sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka perineum dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 7 hari. Usia akan berpengaruh terhadap penyembuhan luka perenium pada sebagian besar ibu. Tingkat usia akan mempengaruhi pola hidup seseorang terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam kehidupan sehari-hari. 5. Personal Hygiene Ibu Nifas Tabel 5 menunjukkan bahwa personal hygiene ibu yang paling banyak, yaitu personal hygiene baik sebanyak 24 orang (68.6%). Peneliti berasumsi bahwa baiknya kesembuhan luka perineum ibu dan baiknya personal hygiene ibu dikarenakan ibu sudah mengerti dan mengetahui tentang manfaat dari personal hygiene. 6. Penyembuhan Perineum Ibu Nifas Tabel 6 menunjukkan bahwa penyembuhan luka perineum sebagian besar luka baik sebanyak 24 orang (68.6%). Pernyembuhan luka adalah suatu proses upaya perbaikan jaringan. Proses penyembuhan luka dapat kita kelompokkan dalam 3 fase; fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling. Selain perlakuan jaringan luka, faktor lain juga sangat berpengaruh pada penyembuhan luka seperti ras, genetik, lokasi luka, berbagai hal yang menyebabkan waktu penyembuhan luka menjadi lama. B. Analisis Bivariat 1. Menganalisis Pengetahuan Ibu Dalam Penyembuhan Perineum Berdasarkan tabel 7 dari 35 ibu sebagian besar berpengetahuan baik dengan luka baik sebanyak 16 orang (45.7%). Sedangkan sebagian kecil ibu yang berpengetahuan kurang dengan luka baik sebanyak 1 orang (33.3%). Berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman Rank didapatkan ρ = 0.214 yang artinya ρ (0.214) > α (0,05) maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara pengetahuan dengan penyembuhan luka perineum. Dalam hal ini hasil dari penelitian bahwa pengetahuan yang Embrio, Jurnal Kebidanan Page 32

baik tidak berpengaruh terhadap penyembuhan luka perineum disebabkan karena adanya faktor lain seperti personal hygiene yang baik, status gizi ibu, dukungan dari keluarga, pengalaman ibu nifas dalam perawatan luka perineum. Sedangkan pengetahuan yang baik belum tentu juga melakukan perawatan luka perineum dengan baik sehingga dalam memperlambat proses penyembuhan luka perineum. 2. Menganalisis Status Gizi Ibu Dalam Penyembuhan Perineum Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 35 ibu sebagaian besar status gizinya normal dengan luka baik sebanyak 13 orang (37.1%) dan sebagian kecil status gizi sangat kurus dengan luka baik sebanyak 1 orang (2.9%). Berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman Rank didapatkan ρ = 0.717 yang artinya ρ (0.717) < α (0.05) maka H0 diterima, yang artinya tidak ada pengaruh antara status gizi dengan penyembuhan luka perineum. Peneliti berasumsi, bahwa dari sebagian ibu nifas masih melakukan pantang makanan, seperti ibu hanya makan makanan tertentu saja. Jika seorang ibu mempunyai sikap yang baik terhadap gizi maka akan melahirkan perilaku yang baik pula dalam meningkatkan status gizinya, namun pada kenyataannya sering kali sikap tidak sejalan dengan tindakan. Hal ini mungkin dipengaruhi faktor lain seperti pengalaman dalam merawat luka perineum. 3. Menganalisis Pendapatan Ibu Dalam Penyembuhan Perineum Berdasarkan tabel 9 dari jumlah total 35 ibu, sebagian besar memiliki pendapatan antara Rp.100.000-500.000 dengan luka baik sebanyak 21 orang (60%) dan ibu yang pendapatannya lebih dari Rp.500.000 dengan luka baik dan sedang masing-masing sebanyak 2 orang (5.7%). Sedangkan sebagian kecil ibu yang pendapatannya kurang dari Rp.100.000 dengan luka baik sebanyak 1 orang (2.9%). Berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman Rank didapatkan bahwa variabel pendapatan menghasilkan: ρ = 0.376 yang artinya ρ (0.376) > α (0.05) maka H0 diterima hal ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan tidak ada pengaruh antara pendapatan dengan penyembuhan luka perineum. Pendapatan ibu yang rendah tidak berpengaruh dalam proses penyembuhan luka perineum. Pada Embrio, Jurnal Kebidanan Page 33

masyarakat selain yang berpenghasilan rendah, mereka mempunyai lahan yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan dapat menghasilkan sumber pangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya seperti status gizinya. Dengan status gizi yang baik proses penyembuhan luka dapat dengan baik, pengalaman dalam merawat luka, sehingga faktor status ekonomi tidak berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka perineum. 4. Menganalisis Usia Ibu Dalam Penyembuhan Perineum Berdasarkan tabel 10 didapatkan dari 35 orang sebagian besar ibu berusia antara 21-30 tahun dengan luka baik sebanyak 8 orang (22.9%) dan ibu berusia lebih dari 31 tahun dengan luka baik sebanyak 7 orang (20%). Sedangkan ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dengan luka baik sebanyak 9 orang (25.7%). Berdasarkan hasil Korelasi uji Spearman Rank didapatkan ρ = 0.185 yang artinya ρ (0.185) < α (0,05) maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara usia dengan penyembuhan luka perineum. Peneliti berasumsi usia tidak berpengaruh dengan penyembuhan luka perineum karena usia bukan syarat mutlak untuk mempercepat penyembuhan luka perineum. Penyembuhan luka perineum memiliki banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor pengetahuan, pengalaman, status gizi, pendapatan, personal hygiene tetapi yang sangat penting adalah cara perawatan. Creasoft (2002) berpendapat bahwa kesembuhan luka perineum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal, yaitu usia, dimana penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stres seperti trauma jaringan atau infeksi. 5. Menganalisis Personal Hygiene Ibu Dalam Penyembuhan Perineum Berdasarkan tabel 11 didapatkan dari 35 orang sebagian besar ibu berusia antara 21-30 tahun dengan luka baik sebanyak 8 orang (22.9%) dan ibu berusia lebih dari 31 tahun dengan luka baik sebanyak 7 orang (20%). Sedangkan ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dengan luka baik sebanyak 9 orang (25.7%). Dari hasil uji Korelasi Spearman Rank didapatkan ρ = 0,000 yang artinya ρ (0,000) > α (0,05) maka H0 ditolak, Embrio, Jurnal Kebidanan Page 34

yang artinya ada pengaruh antara personal hygiene dengan penyembuhan luka perineum. Jadi personal hygiene yang kurang dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata pada ibu nifas dengan personal hygiene yang baik memiliki proses penyembuhan luka perineum yang baik. Upaya yang dilakukan untuk penyembuhan luka perineum dengan memberi konseling atau penyuluhan tentang penyembuhan luka perineum. DAFTAR PUSTAKA Ambarawati, E. R. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Boyle, Maureen. (2008). Pemulihan. Jakarta: EGC Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Mas adah, dkk. (2010). Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. http://isjd.pdii.lipi.go.id (di akses tanggal 20 Januari 2014). Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC Prawirohardjo, S., (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rismawanti, et al. (2012). Hubungan Antara Sikap Ibu Nifas Terhadap Makanan Gizi Seimbang Dengan Penyembuhan Perineum Di Klinik Bersalin Khairunnisa. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 2012. Saifuddin, et al., (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta Salemba:Medika Smeltzer S. C. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. EGC. Jakarta Uliyah, (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Empat Wiknjosastro Hanifah. (2008). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Embrio, Jurnal Kebidanan Page 35