BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sejak tahun 1980-an gerak dunia bisnis telah berkembang di Negara kita ini hal ini dapat dilihat dari maraknya kegiatan usaha di semua sektor ekonomi yang satu sama lain saling menunjang, Aktivitas bisnis tidak hanya dilakukan dan didominasi pengusaha nasional saja, melainkan juga oleh pengusaha asing dengan berbagai bentuk usaha. Dalam aktivitas bisnis, Pengusaha sebagai badan maupun pribadi dan masyarakat akan selalu bersentuhan dengan pajak Dalam menghadapi situasi bangsa yang dilanda keterpurukan ekonomi, perekonomian harus dibangun kembali dengan daya kemampuan penghimpunan pajak yang efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan dan mekanisme pengawasan, baik kepada pemungut pajak maupun wajib pajak serta memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa kontribusi pajak pada pembangunan nasional sangat besar. Wajib pajak kurang menyadari bahwa hasil penerimaan pajak yang dipungut oleh pemerintah digunakan bagi pembangunan nasional, hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan perpajakan dalam masyarakat. Dalam hal ini tidak terlihat adanya unsur kesengajaan dari wajib pajak untuk menghindari pembayaran pajak.
Wajib pajak hanya tidak tahu untuk apa, bagaimana, kapan, dan kepada siapa pajak harus dibayarkan. Pemerintah melakukan penyuluhan pajak yang dilaksanakan oleh aparat perpajakan khususnya untuk meningkatkan kesadaran warga agar membayar pajak sehingga penerimaan negara meningkat dan pembangunan terus berjalan. Di antara pajak yang dipungut pemerintah salah satunya adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan berlaku sejak 1 januari 1984. Undang-Undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Undang-udang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan. Undang-Undang PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara menghitung pajak yang terutang. Undang-Undang PPh juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Undang-Undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada Surat Ketetapan Pajak (SKP). Ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Salah satu materi penyuluhan yang diberikan oleh aparat perpajakan adalah mengenai prosedur pelaporan pajak penghasilan orang pribadi pasal 21 sebab banyak dari wajib pajak yang tidak memahaminya, terutama dalam hal pemotongan dan
penyetoran pajak penghasilan wajib pajak. Hal ini dapat dilihat dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) PPh Pasal 21 dimana wajib pajak memperhitungkan, menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak terutangnya seringkali ditemukan kesalahan dalam memperhitungkan jumlah pajak yang harus dipotong sehingga akan mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayarkan serta dilaporkan. Dari uraian di atas maka pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakan intrakurikuler bagi mahasiswa dapat mengimplementasikan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan dan mengembangkan wawasan agar dapat memiliki keahlian dan ketrampilan pada dunia kerja. Dengan dasar inilah penulis memilih Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia sebagai tempat penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam laporan tugas akhir yang diberi judul Prosedur Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan pada PRODIP- III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah : 1. Untuk mengetahui Prosedur Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, 2. Untuk mengetahui kendala atau hambatan yang terjadi dalam Prosedur Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21. Disini juga disebutkan manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah : a. Bagi Mahasiswa 1. Menambah pengetahuan penulis di bidang Perpajakan khususnya Prosedur Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak. 2. Mengaplikasikan teori dan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah melalui PKLM. 3. Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang Perpajakan. 4. Mengetahui perkembangan dunia usaha khususnya dunia Perpajakan dan Dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan sarana peningkatan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia kerja.
b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 1. Mempromosikan image (pandangan) yang baru tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, 2. Mendapat masukan berupa ide dan saran dari perguruan tinggi menyangkut penanganan masalah Perpajakan. 3. Membantu pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam hal Sosialisasi Perpajakan kepada masyarakat wajib pajak melalui mahasiswa peserta PKLM yang akhirnya akan mengabdikan ilmu perpajakan kepada masyarakat. c. Bagi Universtas Sumatera Utara 1. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah, 2. Mendapatkan masukan berupa ide, saran, dan gagasan untuk evaluasi kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan bagi penyempurnaan revisi kurikulum. 3. Mempromosikan sumber daya manusia yang dimiliki Universaitas Sumatera Utara khusunya PRODIP III Administrasi Perpajakan yang mengetahui tentang Perpajakan. 4. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang diperoleh mahasiswa selama masa perkuliahan kedalam dunia kerja khususnya dibidang perpajakan.
C. Ruang Lingkup Dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Prosedur Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia antara lain : 1. Prosedur Pemotongan PPh Pasal 21, Penyetoran PPh pasal 21, dan Pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan) PPh Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia 2. Data terbaru tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia. D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun langkah-langkah atau metode yang diperlukan penulis untuk mendukung pembuatan laporan ini adalah: 1. Tahap Persiapan Di dalam tahap ini penulis melakukan persiapan dimulai dari penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mencari dan mengumpulkan bahan untuk membuat proposal, konsultasi dengan dosen, proses administrasi untuk melakukan PKLM, dan lain-lain. 2. Studi Literature Pada tahap ini Penulis mengumpulkan data dan mengumpulkan informasi yang menyangkut masalah atau kendala dalam pelaksanaan Prosedur Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia melalui buku-buku Perpajakan, majalah, Undang-Undang Perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, dan bahan- bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan. 3. Pengamatan (Observation) Lapangan Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan mengenai objek studi yaitu prosedur pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21. 4. Pengumpulan Data Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan sekunder yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan pada PKLM nanti yang diperlukan dalam penyusunan laporan akhir dari kegiatan PKLM. Data primer adalah data yang diperoleh dari orang yang berkompeten memberikan masukan data dan informasi untuk penyusunan laporan ini, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak pendukung seperti laporan, atau dokumen-dokumen. 5. Analisis Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap data atau keterangan yang diperoleh selama PKLM.
E. Metode Pengumpulan Data Metode yang dipergunakan penulis dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagi berikut: 1. Metode Wawancara (Interview) Dengan metode interview ini, penulis mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada para pegawai dan instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini. 2. Metode Pengamatan (observation) Dalam metode ini, penulis langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan peninjauan dengan pengamatan dan pancatatan yang berkaitan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Metode Dokumentasi Dalam metode ini, Penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dokumen tersebut dapat berupa Struktur Organisasi, Keputusan Menteri Keuangan, Undangundang Pajak, dan lain sebagainya.
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk lebih mempermudah pemahaman materi yang disajikan, maka penulis membuat sistematika pembahasan ke dalam 5 (lima) Bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sisitematika penyajian laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Bab ini menguraikan Sejarah Singkat KPP Polonia, Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia, serta Bidang-bidang kerja KPP Pratama Medan Polonia. BAB III : URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Bab ini menjelaskan Pajak Penghasilan Pasal 21, mulai dari pengertian pajak, Surat Pemberitahuan (SPT), Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan Pasal 21, Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21 serta cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan Prosedur Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 21, Tatacara penyetoran PPh Pasal 21 serta Tatacara Pelaporan PPh Pasal 21, Analisis Kasus. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini mengemukakan kesimpulan dari laporan kegiatan PKLM ini. Selain itu penulis juga akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam Prosedur Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan pajak Penghasilan Pasal 21.