BAB I PENDAHULUAN. sosial, dimana manusia selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berhubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

BAB I PENDAHULUAN. sosial di mana manusia akan selalu melakukan kontak sosial yakni dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

PETUNJUK PRAKTIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

1. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi wanita yang berada di bawah bayang-bayang pria, dewasa ini telah

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kekerasan dalam pacaran bukan hal yang baru lagi, sudah banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebahagian besar dari waktu kita gunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kuantitas berkomunikasi yang dilakukan di bandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia. Tidak ada suatu yang lebih penting bagi sebagian besar orang selain berinteraksi dengan orang lain. Begitu pentingnya interaksi ini sehingga apabila tidak dilakukan dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan depresi, kurang percaya diri dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan umum tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu : mengurangi kesepian yang muncul ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan interaksi antar manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara melalui berbagi rasa dengan orang lain (Devito, 1997:245-246).

Hubungan tersebut dapat dilihat pada hubungan individu dengan keluarga, teman, dosen, pacar, tetangga, atau teman yang didasari dengan adanya komunikasi. Salah satu jenis dari komunikasi antarpribadi adalah hubungan persahabatan. Persahabatan adalah salah satu hubungan yang paling penting dalam pembentukkan hidup kita. Melalui persahabatan, orang mendapatkan kepercayaan, kasih sayang, penerimaan dan dukungan. Hubungan yang paling penting di luar keluarga adalah hubungan yang kita bangun dengan teman-teman kita yaitu hubungan persahabatan. Persahabatan sangat penting bagi remaja karena untuk membantu memudahkan transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Ini juga merupakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman, yang akan membantu proses pengembangan identitas diri dan meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi, dan keterampilan komunikasi pengelolaan konflik. Bersahabat dekat dengan seseorang membutuhkan banyak pengertian, waktu dan rasa percaya. Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seseorang sahabat merupakan orang yang memiliki kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi. Menempatkan seseorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu kita juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada sahabat sebagai seseorang yang mempunyai perhatian terhadap kita. Persahabatan sejati juga diartikan dengan melipat gandakan kebaikan dalam hidup dan memecahbelah keburukan hidup. Individu berhubungan dengan individu lain karena mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap individu secara sukarela masuk dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi

ganjaran dan biaya (Rakhmat, 1996:121). Lebih spesifik lagi, suatu hubungan kemungkinan besar akan dipelihara ketika dianggap menguntungkan. Hubungan berkembang sejalan dengan waktu dan individu yang terlibat dalam suatu hubungan berusaha saling mengenal sehingga dapat melakukan proses penyesuaian tehadap perbedaan masing-masing. Apabila penyesuaian berhasil hubungan akan berjalan lancar, bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak berjalan dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan itu. Hubungan mungkin dapat tumbuh dan maju, menjadi kuat dan lebih bermakna, tetapi mungkin juga dapat menyusut dan mundur. Kemunduran hubungan terjadi apabila mulai muncul ketidakpuasan dan konflik diantara anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam hubungan persahabatan. Jika dua orang atau lebih secara individu tidak setuju atau berbeda secara ekstrim tentang suatu gagasan,isu,tindakan,sasaran dan tujuan dan seandainya hasil perpaduan dari mereka adalah signifikan maka disana berarti telah terjadi konflik antarpribadi. Konflik antarpribadi ini seringkali dipicu oleh adanya perbedaan persepsi,perbedaan asumsi, perbedaan orientasi,perbedaan status dan perbedaan prinsip. Penelitian ini ditujukan pada hubungan persahabatan remaja karena peneliti melihat bahwa sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja. Sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja karena pada masa remaja mulai terlihat merenggangnya hubungan antara orangtua dengan remaja karena hubungan dalam bentuk percakapan dengan orangtua makin jarang, di satu pihak para remaja merasa tidak dimengerti oleh orangtuanya dan sebaliknya orangtua tidak mengetahui isi hati anaknya. Remaja sering membicarakan banyak hal yang tidak mereka bicarakan dengan orangtua, saudara, atau

pacar. Sejalan dengan bertambahnya pertentangan antara mereka terlihat pula keinginan yang besar pada remaja untuk berkumpul dengan teman-teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya bertambah sering dan bertambah akrab. Objek dari penelitian ini adalah remaja, karena dengan melihat pertimbangan bahwa kaum remaja memiliki suatu fenomena interaksi sosial yang berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, diikuti dengan pernyataan yang menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa transisi dimana seseorang anak menjalini proses menjadi dewasa, dan pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat sulit untuk dapat dimengerti oleh orangtuanya maupun oleh orang dewasa lainnya, melainkan sahabatnya yaitu semasa remaja (Hurlock, 1997:207). Setiap remaja menampilkan sebuah dunia didalam diri kita, suatu dunia yang mungkin tidak akan pernah ada kalau si sahabat itu tidak muncul, dan hanya lewat pertemuan inilah sebuah dunia akan lahir. Dimana dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa remaja sebagai suatu fenomena yang menarik, khususnya pada hubungan persahabatan antara remaja. Remaja pada penelitian ini adalah remaja berusia 16-18 tahun, karena pada usia tersebut mereka mulai merasa sudah dewasa dan tidak mau terlalu bergantung pada orangtua, mereka sudah mulai mandiri dan mencari teman sebaya sebagai teman pengganti orangtua mereka, dalam membicarakan masalah mereka. Pada usia itu mereka mulai mengurangi sifat kekanak-kanakan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Pada usia 16-18 tahun adalah rata-rata setiap remaja memasuki Sekolah Menengah Tingkat Atas. Dengan demikian objek dari penelitian ini adalah hubungan persahabatan remaja di SMU Negeri 7 Medan, karena peneliti sebelumnya telah mengamati pola

persahabatan beberapa siswa SMU Negeri 7 dan peneliti mengetahui ada beberapa siswa yang bertengkar atau terlibat konflik dengan sahabatnya. Seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan adanya proses negoisasi yang tidak berjalan dengan baik dan mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut. Berdasarkan dengan hal-hal yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk meneliti Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai Solusi Konflik Pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMU Negeri 7 Medan. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakanng yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah peranan komunikasi antarpribadi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan? I.3 Batasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian ini adalah studi deskriptif yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak menjelaskan hubungan maupun menguji hipotesis.

2. Penelitian ini dilakukan di SMU 7 Medan dan objek yang akan diteliti adalah siswa kelas X dan kelas XI. 3. Hal yang diteliti adalah penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan siswa SMU Negeri 7 Medan. 4. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010. I.4 Tujuan dan Manfaat I.4.1) Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penyebab dari konflik yang terjadi dalam hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. 2. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang merupakan solusi konflik pada hubungan persahabatn remaja SMU Negeri 7 Medan. 3. Untuk mengetahui penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada remaja SMU Negeri 7 Medan untuk menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. I.4.2) Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini di harapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di bidang komunikasi. 2. Secara praktis, penelitian di harapkan dapat mampu memberikan tambahan pengetahuan tentang komunikasi yang benar untuk diterapkan dalam hubungan persahabatan remaja sehingga remaja dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam hubungan persahabatannya.

3. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya remaja diharapkan mampu memberi informasi tambahan tentang dunia remaja. I.5 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah, untuk itu perlu di susun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti. (Nawawi,1995:39). Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan digunakan teori-teori yang mendukung dan berguna untuk membahas permasalahan. Adapun teori-teori yang di anggap relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi antarpribadi, hubungan persahabatan, penyebab konflik dalam hubungan persahabatan serta remaja. 1.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi Menurut Onong Uchjana Effendy, istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan kepada orang lain baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendy,2004:60) Adapun bentuk dari komunikasi yaitu: (effendy,2004:7) 1. Komunikasi Antar Pribadi 2. Komunikasi Kelompok

3. Komunikasi Organisasi 4. Komunikasi Massa Dalam keseluruhan komunikasi menjadi akan memberikan manfaat yang mendalam, jika komunikasi berlangsung dengan baik mampu memberi keuntungan dan mampu mencapai tujuan yang baik, jika komunikasi menjadi efektif. Pentingnya komunikasi untuk membina hubungan yang baik, bahwa kebutuhan utama manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang-orang lain. Menurut Abraham Maslow menyebutkan bahwa satu di antara keempat kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi, dan menerima persahabatan. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, sebuah hubungan antar manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hubungan antar pribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan semangat, saling merespon tanpa adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang atau kalah dalam beragumentasi melainkan tentang pengertian dan penerimaan. (Beebe,2008:3). Komunikasi antarpribadi merupakan awal mula membangun sebuah hubungan dan akan mempengaruhi kelanjutan hubungan tersebut, jika hubungan dan komunikasi terjalin baik, timbul sikap saling memnghargai memberikan perhatian lebih satu dengan yang lain. Maka hubungan akan terjalin lama atau panjang. Menurut DeVito (Liliweri,1991:13), suatu komunikasi antarpribadi yang efektif mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keterbukaan (Openness) b. Empati (Empathy) c. Dukungan (Supportiveness) d. Rasa Positif (Positiveness) e. Kesamaan (Equality) Beberapa alasan umum mengapa seseorang menjalin hubungan diantaranya yaitu: mengurangi kesepian dimana rasa kesepian muncul ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, mengutarakan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik mendapatkannya adalah dengan interaksi antar manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara melalui berbagi rasa dengan orang lain karena seseorang berusaha untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit (Devito,1997:226). Proses negosiasi dimulai ketika individu dalam suatu hubungan mempunyai kesadaran penuh bahwa mereka berbeda dengan individu lainnya. Pada kenyataannya, dalam komunikasi antarpribadi semuanya melalui proses negosiasi. Dua manusia yang berbeda antara satu dengan lainnya menegosiasikan perbedaan mereka untuk mendapatkan pengertian dari penyelesaian yang didapatkan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Hubungan manusia melalui suatu proses dari perkenalan ke arah hubungan yang lebih intim bahkan dapat kearah kemunduran dan pemutusan hubungan.

Berbicara tentang hubungan, ada beberapa teori yang berkaitan dengan pengembangan hubungan, salah satunya menurut Joseph Luft (1969) dalam Liliweri (1997:53), yaitu : Self Disclosure (Pengungkapan Diri) Adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. Pada teori ini terjadi ketika kita dengan sengaja memberikan informasi tentang diri kita sendiri kepada orang lain, dimana mereka tidak akan mengetahui dan memahami kita jika kita tidak memberitahukan kepada orang lain. Hubungan antarpribadi tdak akan mencapai keintiman tanpa pengungkapan diri (self disclousure). Dengan pengungkapan diri setiap individu dapat melangsungkan hubungan dengan siapapun, dengan demikian akan terbina kedekatan dan saling mengenal satu dengan yang lain. Ada empat macam pengenalan yang ditunjukkan dalam jendela Johari Window. Diketahui orang lain Tidak Diketahui sendiri diketahui sendiri 1. Terbuka 2. Buta Tidak diketahui Orang lain 3. Tersembunyi 4. Tidak Dikenal Gambar 1. Jendela Johari (Liliweri,1997:53)

Menurut Johari bahwa tiap diri kita memiliki keempat unsur tersebut, termasuk yang belum diketahui maupun yang disadari. Dalam pengembangan hubungan terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di keempat bidang tersebut. Bidang 1. Mengetahui diri sendiri dan mengetahui orang lain. Melukiskan kondisi antara seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Bidang 2. Tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain. Melukiskan masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh dirinya sendiri. Bidang 3. Mengetahui diri sendiri tetapi tidak mengetahui orang lain. Masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui oleh orang lain. Bidang 4. Tidak diketahui diri sendiri atau orang lain. Dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan di antara mereka. I.5.2) Remaja dan Persahabatan Hubungan persahabatan merupakan salah satu jenis dari komunikasi antarpribadi. Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan sahabat adalah karena dalam persahabatan terdapat rasa kebersamaan, perpaduan emosi dan stabilitas, kesempatan untuk berkomunikasi tentang diri kita, dukungan dari sahabat, kesempatan untuk saling membantu, persedian pertolongan dan dukungan fisik, jaminan akan nilai dan harga diri.

Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi. Menempatkan seseorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu kita juga telah menaruh percaya dan harapan kepada dia sebagai seseorang yang mempunyai perhatian terhadap kita(liliweri,1997:58). Persahabatan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran,adanya komitmen dan menjalani tersebut dengan alami. Dalam hubungan persahabatan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong sahabat yang membutuhkan. Namun sering kali individu dalam menjalankan suatu hubungan tidak menyadari harapan mereka pada sahabatnya, sampai terjadi sesuatu yang dirasakannya mengganggu. Hubungan tersebut mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran dan proses negosiasi tidak bejalan yang mengakibatkan pola komunikasi diantara mereka berubah. Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan karena komunikasi dan hubungan senantiasa berkaitan. Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkatan yang sama. Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi dua fase yaitu: remaja awal (antara usia 13 sampai 15 tahun) dan remaja akhir (antara usia 16 samapi 18 tahun) (Hurlock,1997:206). Penelitian ini ditujukan pada remaja akhir (usia 16-18) karena pada masa tersebut remaja akhir sudah mulai berprilaku seperti orang dewasa dibandingkan dengan remaja awal (usia 13-15 tahun) yang masih erat dengan sifat kekanak-kanakan dan masih bergantung kepada orang tua. Remaja akhir sudah mulai lepas dari kehidupan orangtua karena mereka ingin hidup mandiri dan tidak terlalu

bergantung pada orang tua, mereka mulai mencari teman sebaya sebagai tempat yang dapat dipercaya untuk membicarakan masalah-masalah mereka. Dalam setiap periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak kecil dan juga merupakan orang dewasa. Kalau remaja berprilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai umurnya. Tetapi kalau remaja berprilaku seperti orang dewasa, ia sering kali diperolok atau dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Dilain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan perilaku,nilai, dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Pada masa remaja terdapat kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meskipun sebagian besar remaja menginginkan untuk menjadi anggota dari kelompok sosial yang lebih besar dalam kegitan sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang lebih besar menjadi kurang menonjol dibandingkan dengan pengaruh teman-teman (Hurlock,1997:207). Dalam memilih teman, remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai pemikiran yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua maupun guru (Hurlock,1997:215). I.5.3) Konflik Dalam Hubungan Persahabatan Hubungan antar manusia mungkin tumbuh dan maju, menjadi kuat dan bermakna, tetapi hubungan tersebut mungkin juga mundur dan menyusut, menjadi lemah dan tidak bermakna. Ini dapat terjadi pada semua hubungan manusia termasuk juga hubungan persahabatan. Kemunduran hubungan menunjukkan lemahnya ikatan suatu

hubungan. Kemunduran hubungan dimulai dengan adanya ketidakpuasan individu pada pasangannya(devito.1997:296). Defenisi dari konflik itu sendiri adalah suatu keadaan dimana individu satu dengan individu lain mengalami perbedaan persebsi atau pendapat yang tidak dapat dipersatukan sehingga mengakibatkan proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik(devito,1997:296). Beberapa penyebab konflik pada suatu hubungan yaitu: (Devito,1997:250) a. Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur b. Hubungan pihak ketiga c. Perubahan sifat hubungan d. Harapan yang tidak terkatakan I.6 Kerangka Konsep Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada hipotesis. (Nawawi,1995:40) Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun,1995:57).

Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyelesaiannya. (Ginting,2008:97). Dalam komunikasi antarpribadi sudah jelas bahwa yang melakukan komunikasi adalah individu. Pada hakikatnya dalam berkomunikasi seseorang membawa serta nilainilai dan latar belakang yang beragam. Seperti jenis kelamin, usia dan kelas. Hal ini berpengaruh dalam berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan. Maka peneliti mengeneralisasikan pada beberapa komponen, yaitu: I.6.1 Komponen Peranan Komunikasi Antarpribadi Komponen komunikasi antar pribadi dalam penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan siswa siswi SMU Negeri 7 Medan. I.6.2 Komponen Konflik Dalam Hubungan Persahabatan Komponen konflik dalam hubungan di dalam penelitian ini adalah penyebab yang menyebabkan kemunduran hubungan persahabatan yang dirasakan siswa siswi SMU Negeri 7 Medan.

I.7 Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep yang telah disusun untuk memudahkan penelitian, maka peneliti membuat model teoritis dengan memasukkan ke dalam skema sebagai berikut: Gambar 2. Skema Model Teori Komponen Peranan Komunikasi Antarpribadi Komponen Konflik Dalam Hubungan

I.8 Operasional Konsep Berdasarkan kerangka teori dan konsep yang ada diatas maka dibuat operasional konsep untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian ini,yaitu: Komponen Indikator a) Self disclosure Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai Solusi Konflik dalam Hubungan Persahabatan b) Keterbukaan c) Empati d) Sikap Mendukung e) Sifat Positif f) Kesetaraan g) Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur h) Hubungan pihak ketiga i) Perubahan sifat hubungan j) Harapan yang tidak terkatakan k) Jenis Kelamin l) Usia m) Kelas

I.9 Definisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan cara mengukur variabel penelitian. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun,1995:46). Definisi operasional dari konsep-konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Self disclosure (pengungkapan diri) Adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain meupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. b) Keterbukaan Memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri, kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki dan juga mempertanggungjawabkannya. c) Empati Kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandangan atau kacamata orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depannya d) Sikap Mendukung

Dalam hal ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. e) Sikap Positif Komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa positif dengan diri sendiri akan mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain, dimana perilaku ini sangat bertentangan dengan sikap sikap ketidak acuhan f) Kesetaraan Memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak lain atau mengakui dan menyadari bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Karena pada kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dinilai sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pastia ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. g) Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur Masing-masing individu dalam suatu hubungan mempunyai kepercayaan atau cara mereka berfikir tentang suatu hubungan perbedaan pengertian dan kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut. h) Hubungan Pihak Ketiga

Suatu hubungan akan mengalami kemunduran apabila salah satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apalagi apabila hubungan baru itu lebih baik daripada hubungan sebelumnya. i) Perubahan sifat hubungan Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan menghasilkan problem yang serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman, akibatnya hubungan yang sedang berjalan akan mengalami konflik. j) Harapan yang tidak terkatakan Harapan individu dalam suatu hubungan sering kali tidak realistik bagi individu lainnya. k) Jenis Kelamin Adalah merupakan pembagian pria atau wanita dari responden yang akan dilakukan l) Usia Adalah menunjukkan kondisi dari responden yang akan dilajukan, dimana terdapat batasan umur untuk para responden tersebut. m) Kelas Adalah Menyatakan tingkat posisi pada responden.