HUBUNGAN PENGALAMAN BERTANDING TERHADAPEMOTIONAL QUOTIENT ( EQ) PADA ATLET PENCAK SILAT PPL KATAGORI TANDING ( M.M.ENDANG SRI RETNO, FIK UNNES)

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Oleh RUCI ENRIS JUMANIAR NIM A1D110114

II. TINJAUAN PUSTAKA. Makna kecerdasan emosional oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer

BAB II KAJIAN TEORI. hakikatnya pengalaman emosional akan selalu mengalir dan berkelanjutan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis klasifikasi emosi tokoh dalam novel-novel yang lain mungkin

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Mengembangkan. Diri Siswa Di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung

BAB II LANDASAN TEORI. A. Prestasi Belajar. dilakukan dan diharapkan). Dari definisi tersebut maka prestasi belajar adalah

ARTIKEL ILMIAH. Kecerdasan Emosional Dalam Kegiatan Belajar Siswa Kelas III. Di SMP Negeri 7 Kota Jambi. Oleh : DESWATI ERA1D08063

BAB I PENDAHULUAN. secara terpadu. UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis variabel penelitian yang berjudul tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNISKA BANJARMASIN JURUSAN PAI. Umi Hani*

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. kompetensi perilaku. Hal ini diperjelas Goleman (2006:56) yang

AHMAD SYAUQI KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013 M / 1434 H

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakekat Kecerdasan Emosional. Kata Emosi berasal dari bahasa Prancis emotion, dari kata emouvoir, yang

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahwa kecerdasan didefinisikan bermacam-macam antara lain 1 :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

skripsi Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Nofi Nurani

MANFAAT PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL BAGI PNS DAN PEMIMPIN

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMK PGRI SENTOLO

Dampak Kegiatan Outward Bound Terhadap Pengembangan Kecerdasan Emosi (EQ) Herman Subarjah Sumardiyanto ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA TRIGUNA UTAMA CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sempurna perkembangan akal budinya (untuk berfikir, dan kemampuan mengolah tingkah laku dengan pola-pola baru sehingga

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) ATLET PENCAK SILAT (UKM) UNY KATEGORI TANDING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESKRISPSI KEMAMPUAN SISWA MENGELOLA EMOSI PADA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR SKRIPSI

TAHUN TEN SLEMAN SKRIPSI. Oleh: Arif Sutriono

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB II TINJAUAN TEORI. berasal dari bahasa Latin emovere yang berarti luar dan movere yang

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

IMPLEMENTASI KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PELAYANAN PRIMA (SERVICE EXCELLENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SDN SUMURBANDUNG LEBAK BANTEN. Ratna Sari Dewi, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PENDIDIKAN EMOSI SEJAK DINI PADA ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOOD DENGAN KINERJA KARYAWAN DEPARTEMEN PRODUCTION CONTROL PT. DENSO INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

Pengaruh IQ, EQ dan SQ Terhadap Pengembangan Potensi Diri Oleh : Stevanus Thane

ANALISIS EMOSI SISWA KELAS VI SDN SE-GUGUS TOEROBA KECAMATAN KAMPAR KIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

Manajemen Stress & Pengendalian Emosi pada Pelatih dan Atlet. Oleh : JOKO PURWANTO

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SISWA SMP NEGERI 1 SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGALAMAN BERTANDING TERHADAPEMOTIONAL QUOTIENT ( EQ) PADA ATLET PENCAK SILAT PPL KATAGORI TANDING ( M.M.ENDANG SRI RETNO, FIK UNNES) Abstrak Penelitian ini bermaksud membuktikan bahwa pengalaman bertanding berhubungan dengan kecekapan Emosi (EQ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, design penelitiannya One Shot CaseStudy, populasi dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah katagori Tanding yang berjumlah 10 orang tahun 2016. Instrument tes ada 2 ialah 1) untuk pengalaman bertanding yaitu : Piagam, dimana dari piagam yang diperoleh diberi kode berdasarkan peringkat seperti : Kotamadya/Kabupaten, Propinsi, Nasional, internasional. 2) kecerdasan Emosi ( EQ) dengan angket, mempunyai validitas 0.893 dan reliabilitas 0.949. Tehnik analisis data dengan analisis regresi sederhana. Hasil Penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 3.638 dan nilai signifikansi sebesar 0.007 < 0.05 berarti signifikan. Dengan demikian H 1 yang menyatakan bahwa : Ada hubungan Antara Pengalaman Bertanding Terhadap Kecerdasan Emosi (EQ) pada atlet PPLP Pencak Silat katagori Tanding : adalah diterima. Kesimpulannya ialah Ada hubungan Antara Pengalaman Bertanding Terhadap Kecerdasan Emosi (EQ) pada atlet PLPP Pencak Silat katagori Tanding. Saran : bagi pelatih, paling tidak hasil penelitian ini sebagai acuan dan merupakan bukti pentingnya pengalaman bertanding dalam meningkatkatkan prestasi atlet. Bagi atlet bahwa pengalaman bertanding merupakan treatmen atlet untuk melatih mental dalam memanage emosi. Dengan demikian kecerdasan emosi meningkat. Sebab dikatakan oleh David Goelman bahwa prestasi atau kesuksesan atlet ditentukan 80% ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ). Key Ward : Emosi, Kecerdasan Prestasi, Olahraga.

Latar Belakang Masalah Berbicara masalah olahraga maka tidak lepas dengan istilah prestasi, dimana prestasi merupakan hal yang sangat didambakan oleh setiap pelaku olahraga khususnya pelaku olahraga prestasi. Banyak hal yang harus dilakukan manusia untuk mencapai prestasi dalam bidang olahraga, di antaranya dengan memanfaatkan berbagai macam hal yang berhubungan dengan peningkatan prestasi dalam bidang olahraga, baik itu teknologi, sumber daya manusia, penelitian-penelitian dalam bidang olahraga dan lain sebagainya. Dalam olahraga terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi atlet, yaitu faktor pisik, tehnik, taktik dan mental ( Bompa, 1994 : 39 ). Agung Nugroho ( 2000 : 92) menjelaskan tentang ke empat faktor tersebut untuk cabang olahraga pencak silat bahwa : 1) faktor pisik merupakan faktor pertama dalam olahraga pencak silat, karena pisik yang baik akan mendukung aktifitas dalam mendukung pencapaian prestasi maksimal, 2) faktor tehnik adalah suatu proses gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu maksud dan tujuan, 3) faktor taktik adalah siasat atau akal yang digunakan pada saat bertanding untuk mencapai kemenangan secara sportif, 4) faktor mental adalah watak dan kondisi kejiwaan serta kepribadian seorang atlet baik pada saat latihan. dalam atau pun pertandingan maupun saat kehidupan sehari-hari. Prestasi atlet tidak didapatkan dari langit, tetapi dihasilkan dari latihan yang sistematis, terprogram dan berkesinambungan. Seorang pelatih memegang peranan penting dalam peningkatan prestasi atlet. Hal yang perlu diketahui bagi pelatih olahraga sebelum melatih atlet adalah memahami aspek latihan. Ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian serta dilatih secara sistematis diantaranya adalah: aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, aspek mental. Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis dan terencana berdasarkan prinsipprinsip latihan yang benar. Mental skill pada intinya adalah kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi tuntutan psikologis dalam kegiatan olahraga. Mental yang tegar, sama

halnya dengan tehnik dan fisik akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur dan sistematis. Tujuan utama seorang pelatih olahraga prestasi adalah berusaha meningkatkan prestasi atletnya semaksimal mungkin. Untuk itu pelatih harus selalu meningkatkan pengetahuan di dalam metodologi melatih dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi secara intensif. Berkembang pesatnya teknologi khususnya internet semakin memudahkan pelatih dalam mengakses informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu kepelatihan. Berdasarkan urain diatas, terlihat betapa luas masalah yang menyangkut usaha peningkatan prestasi tersebut. Perlu dikemukakan disini bahwa suatu analisis strategi pembinaan olahraga yang masih jarang dilakukan, yaitu pendekatan secara psikologis dalam upaya mencapai prestasi puncak. Peranan kondisi kejiwaan mempunyai pengaruh yang penting dan menentukan, di dalam usaha olahragawan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Misalnya aspek dan peranan motivasi, emosi, frustasi, anxiety (kecemasan), arousal (kegairahan) dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Aspek-aspek tersebut perlu di pelajari dan diterapkan dalam kegiatan olahraga apabila ingin mencapai prestasi puncak. Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi keberhasilan atlet dalam penampilannya adalah aspek emosi yang dialami oleh atlet. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran, sehingga emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. Sedangkan menurut Descrates, emosi terbagi atas: Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: fear (ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002: 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu: 1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati. 2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, Putus asa. 3. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, Waspada, tidak tenang, ngeri. 4. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga 5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih. 6. Terkejut : terkesiap, terkejut. 7. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka. 8. Malu : malu hati, kesal. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Sehingga berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Sementara menurut Mayer (Goleman, 2002) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah reaksi terhadap suatu peristiwa (baik nyata ataupun tidak nyata) yang

mengakibatkan perubahan organ dan otot seseorang, dialami secara subjektif, diungkapkan melalui cara-cara seperti perubahan wajah dan tindakan untuk merespon stimulus. Bertolak dari penjelasan inilah pentingnya melatih mental untuk memperkuat emosi ialah kecerdasan emosi dengan perlunya pelatih memberikan PENGALAMAN BERTANDING. Olahraga yang seharusnya menjunjung rasa sportifitas yang tinggi harus menerima sangsi hingga larangan untuk bermain. Sangat disayangkan apabila permasalah itu timbul hanya karena masalah kecil sehingga menimbulkan emosi yang meluap-luap dan menghambat olahragawan dalam mencapai prestasi puncak. Methode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, design penelitiannya One Shot CaseStudy, populasi dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah katagori Tanding yang berjumlah 10 orang tahun 2016, penelitian ini termasuk penelitian populasi karena jumlah populasi terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai sampel ( Suharsimi, 2010 : 173). Instrument tes ada 2 ialah 1) untuk pengalaman bertanding yaitu : Piagam, dimana dari piagam yang diperoleh diberi kode berdasarkan peringkat seperti : kode 1 Kotamadya / Kabupaten, kode 3 Propinsi, kode 5 Nasional, kode 7 Internasional, 2) kecerdasan Emosi ( EQ) dengan angket, mempunyai validitas 0.893 dan reliabilitas 0.949. Tehnik analisis data dengan analisis regresi sederhana. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 3.638 dan nilai signifikansi sebesar 0.007 < 0.05 berarti signifikan. Dengan demikian H 1 yang menyatakan bahwa : Ada hubungan Antara Pengalaman Bertanding Terhadap Kecerdasan Emosi (EQ) pada atlet PPLP Pencak Silat katagori Tanding: adalah diterima.

Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan Antara Pengalaman Bertanding Terhadap Kecerdasan Emosi (EQ) pada atlet PLPP Pencak Silat katagori Tanding. Daftar Pustaka Goelman, Daniel. 2003. Working with Emotional Intelegence. Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai puncak prestasi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Gunarsa, Singgih.Dl. 2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta ; Gunung Mulia P.Dwi Sunar 2010. Tes IQ, Tes EQ Plus Jogyakarta : Buku Biru. Suharsimi.Arikunto 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Asdi Mhasatya